Anda di halaman 1dari 9

PENYESUAIAN KEMAMPUAN KOGNITIF

PADA N SEORANG AUTISME DEWASA DI


DESA SIDOMULYO KECAMATAN AIR
KUMBANG

Fadhilatul Fajariyah1*, Hartika Utami Fitri,M.Pd2, 3

1
Prodi Psikologi Islam, UIN Raden Fatah Palembang
2
Prodi Bimbingan Penyuluhan Islam, UIN Raden
Fatah Palembang
3
LP2M UIN Raden Fatah Palembang

*
email: dila200214@gmail.com

Abstrak
Desa sidomulyo merupakan salah satu desa di kecamatan air kumbang,
tercatat 3.706 penduduk dengan orang cacat mental berjumlah 9 orang. N
merupakan salah satu orang dengan cacat mental di desa sidomulyo. N
tidak pernah terdiagnosis secara medis sebagai autisme. Stigma masyarakat
yang membuat N memiliki julukan “orang autis”. Namun, N secara fisik
memiliki ciri ciri penderita autisme. Teknik pengumpulan data yang
digunakan yaitu observasi dan wawancara. Observasi ini dilakukan selama
program KKN berlangsung. Metode penelitian yang digunakan adalah
metode kulitatif fenomenologi. Hasil didapat bahwa N memiliki
kemampuan kognitif yang baik.

Kata kunci: Autisme, Kemampuan Kognitif, Autisme dewasa


Abstract

Sidomulyo village is one of the villages in the Air Kumbang sub-district,


there are 3,706 residents with 9 people with mental disabilities. N is one of
the people with mental disabilities in Sidomulyo village. N was never
medically diagnosed with autism. The social stigma that makes N has the
nickname "autistic person". However, N physically has characteristics of
people with autism. Data collection techniques used are observation and
interviews. This observation was carried out during the KKN program.
The research method used is a qualitative phenomenological method. The
result is N has good cognitive ability.

Keywords: Autism, Cognitive Ability, Adult autism

PENDAHULUAN

Desa sidomulyo merupakan salah satu desa di kecamatan air kumbang,


tercatat 3.706 penduduk dengan orang cacat mental berjumlah 9 orang.
Masyarakat sidomulyo sangat menghargai sesamanya tanpa terkecuali orang
cacat mental sekalipun.

Menurut sugiarmin, Autisme berasal dari istilah dalam bahasa Yunani;


„aut‟ = diri sendiri, isme‟ orientation/state= orientasi/keadaan. Maka autisme
dapat diartikan sebagai kondisi seseorang yang secara tidak wajar terpusat pada
dirinya sendiri; kondisi seseorang yang senantiasa berada di dalam dunianya
sendiri. Istilah “autisme” pertama kali diperkenalkan oleh Leo Kanner pada
tahun 1943, selanjutnya ia juga memakai istilah “Early Infantile Autism”, atau
dalam bahasa Indonesianya diterjemahkan sebagai “Autisme masa kanak-
kanak” . Hal ini untuk membedakan dari orang dewasa yang menunjukkan
gejala autisme seperti ini.

Autisme adalah adalah gangguan mental yang disebabkan oleh kelainan


neurologis pada otak atau sistem saraf lainnya (Minshew, 1992 dalam
soekandar (2007). Menurut soekandar (2007) pada penderita autisme
setidaknya terdapat tiga bagian otak yang terganggu, yaitu lobus frontalis,
sistem limbik, dan hemisfer kanan. Autisme merupakan akibat dari mutasi atau
perubahan genetik sehingga dapat terjadi pada anak siapa saja, termasuk orang
tua dan seluruh keluarga yang sehat sekali pun. Ditemukan bahwa peluang laki
laki menderita autisme lebih besar dibanding perempuan (frith, 1993 dalam
Gottesman, Hanson, 2005).

Sarwono (2009) biasanya, autisme terlihat sejak anak berumur 2-3 tahun.
Tanda lain selain gerakan – gerakan yang berulang (repetitive behavior),adalah
tidak ada kontak mata dengan orang lain (impairments in social interaction),
dan kalau dipanggil tidak memberikan respon (impairments in
communication). Autisme bisa berjam-jam sibuk dengan aktivitasnya sendiri
yang itu itu saja. Artinya bahwa seorang autis bisa tidak peduli sama sekali
dengan kejadian di sekitarnya sehingga ia bisa melakukan sesuatu tanpa
memperdulikan bahayanya.

Kemampuan kognitif adalah kemampuan pikiran manusia berpikir atau


memproses informasi sehingga menjadi simbol atau pengetahuan yang
disimpan dalam ingatan, kemudian menggunakan pengetahuan itu dalam
memecahkan masalah. Baihaqi (2016) mengelompokkan kemampuan kognitif
diantaranya:

1. Persepsi, persepsi adalah proses mendeteksi dan menginterpretasi stimulus


yang diterima oleh alat alat indera manusia, dengan melibatkan penggunaan
pengetahuan yang telah disimpan di dalam ingatan.
2. Pencatatan sensori, adalah penerimaan simbol dan informasi yang
berlangsung secara cepat, kemudian diregister untuk diteruskan ke memori.
3. Perhatian, perhatian adalah pemusatan pikiran atau berkonsentrasi pada
suatu objek atau tugas tertentu, dan pada saat yang sama mengabaikan
objek atau tugas yang lain.
4. Ingatan, ingatan adalah penyimpanan pengetahuan di dalam sistem pikiran
manusia, yang berlangsung mulai dari beberapa detik sampai dengan
sepanjang hidup.
5. Imajeri, imajeri adalah proses membayangkan kembali di dalam pikiran
mengenai objek atau peristiwa yang pernah di persepsi.
6. Bahasa, bahasa adalah kata kata dan simbol yang ditulis atau diucapkan
melalui lisan, bahasa juga meliputi isyarat- isyarat yang digerakkan atau
diperagakan melalui alat gerak tangan dan kaki atau gestur tubuh.

METODE

Observasi dilakukan selama kegiatan KKN berlangsung. Observasi tidak


dilakukan secara monoton waktu dan tempat, tetapi peneliti mengobservasi dari
jauh dan mencatat beberapa perilaku yang tampak. Observasi juga dilakukan
dengan memberikan beberapa stimulus kepada subjek. Wawancara digunakan
untuk menggali beberapa informasi yang didapat dari sanak saudara subjek.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Subjek merupakan wanita berusia 33 tahun, menurut pengakuan ibu


subjek, subjek terlahir premature dan badan subjek terlahir sebesar botol kecap.
Subjek lahir di rumah dengan dukun beranak saat itu karena terbatasnya fasilitas
kesehatan. Subjek merupakan anak ke delapan dari Sembilan bersaudara. Menurut
pengakuan saudara subjek, subjek sangat tertarik dengan orang orang dan hal hal
baru disekitar subjek, dengan perumpamaan, subjek menyukai salah satu baju lalu
subjek akan terus memakai baju tersebut tanpa menggantinya sampai beberapa
hari. Menurut pengakuan ibu subjek, subjek dapat mengurus sendiri keperluannya
seperti mencuci pakaian, melipat pakaian dengan rapi, memasukkan sepeda yang
digunakan setiap malam secara rutin, masak makanan kesukaan, dll. Subjek tidak
mampu berbicara dengan jelas. Subjek biasanya memperjelas bahasa dengan
gesture atau gerak tubuhnya.

N duduk di balik pintu

Observasi pertama dilakukan dengan memperhatikan kegiatan subjek saat


mahasiswa KKN datang. Subjek terlihat sangat antusias dan menyambut dengan
hangat kedatangan mahasiswa KKN. Sejak hari pertama kedatangan mahasiswa
KKN subjek selalu memperhatikan dari jauh seperti menyukai sesuatu yang ada
atau perasaan ingin berteman. Sejak hari pertama sampai hari ke 40 seperti
menjadi rutinitas baru subjek memperhatikan mahasiswa. Pagi hari sekitar pukul 6
pagi, subjek sudah berada di balik pintu dapur dan memperhatikan kegiatan
mahasiswa yang sedang berlangsung seperti memasak, mencuci, makan,
bercengkrama, dll. Subjek selalu duduk dibalik pintu kapanpun pintu dapur
terbuka. Sore hari subjek selalu mengintip kamar mahasiswa dan mengajak untuk
belajar mengaji bersama di TPA. Tak jarang juga subjek mengikuti beberapa
kegiatan kami yang berlangsung seperti pengajian, acara acara besar, belajar
mengajar, kunjungan, dll.
N mengaji di TPA

Observasi kedua berlangsung saat subjek mengikuti kegiatan belajar


mengajar di TPA. Peneliti melontarkan beberapa pertanyaan kepada subjek seperti
umur, sekolah, makanan kesukaan, dll. Subjek saat mendapat beberapa pertanyaan
sulit memusatkan perhatian kepada peneliti. Subjek lebih asik memainkan
tangannya yang kosong. Artinya subjek kesulitan memusatkan perhatiannya.

observasi ketiga berlangsung dengan menstimulus kemampuan


kognitifnya, suatu hari subjek diberi kepercayaan untuk membeli cendol di
warung, peneliti berpesan bahwa uang yang diberikan untuk dibelikan 2 bungkus
cendol besok, awalnya subjek malu dan tidak mau menerima uang tersebut
dengan bermaksud subjek yang membelikan dengan uang subjek. Akhirnya
subjek menerima uang tersebut. keesokan harinya, subjek ingat dengan sendirinya
dan datang membawa 2 bungkus cendol yang dipesan. Artinya subjek mampu
mempersepsi lalu mengingat pesan peneliti
N membawa cendol

observasi terakhir yaitu imajeri, pada observasi ini peneliti menunjukkan


beberapa foto orang dan kegiatan yang pernah diikuti. Subjek berhasil mengingat
orang dan kegiatan dengan benar.

KESIMPULAN

N merupakan salah satu orang dengan cacat mental di desa sidomulyo. N


tidak pernah terdiagnosis secara medis sebagai autisme. Stigma masyarakat yang
membuat N memiliki julukan “orang autis”. Namun, N secara fisik memiliki ciri
ciri penderita autisme. Dari observasi kemampuan kognitif yang dilakukan,
didapat N merupakan autism dewasa yang memiliki kemampuan kognitif dengan
baik. N dapat mengurus keperluannya sendiri secara mandiri.
REFERENSI

Sugiarmin, Mohamad., INDIVIDU DENGAN GANGGUAN AUTISME, diakses 28


febuari 2022 (online).
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195405271987031
-
MOHAMAD_SUGIARMIN/INDIVIDU_DENGAN_GANGGUAN_AUTISME.
pdf

Soekandar, Adriana.(2007). Memahami Spektrum Autistik Secara Holistik.


Disertasi strata tiga Fakultas Psikologi UI. Tidak dipublikasikan.

Sarwono, Sarlito W. (2009). PENGANTAR PSIKOLOGI UMUM.


Jakarta:Rajawali Pers.

Baihaqi, MIF. (2016). PENGANTAR PSIKOLOGI KOGNITIF. Bandung: Refika


Aditama.

Anda mungkin juga menyukai