Anda di halaman 1dari 8

BAGIAN I APA YANG MEMOTIFASI ANDA MENJADI GURU PENGGERAK

1. Apa yang memotivasi Anda menjadi Guru Penggerak? Apa yang Anda lakukan dalam mewujudkan
motivasi tersebut?
Saya termotivasi dalam program ini karena ingin memajukan mutu serta kualitas sekolah tempat saya
mengajar, baik itu dari siswa, guru, maupun sekolah yang menjadi lingkungan tempat mengajar dan belajar
bagi siswa/i. Yang saya lakukan dalam mewujudkan hal di atas yaitu 1. Mulai dari diri saya sendiri,
merubah kebiasaan lama agar jadi pribadi yang lebih baik, contoh nyata datang lebih awal dari yang lain,
bahkan dari siswa/i, aktif dalam kegiatan apa saja, jangan tunggu diperintah oleh pimpinan, meskipun
kegiatan sekecil apapun, trmasuk menjaga kebersihan. 2.membuat program kegiatan-kegiatan ekstra
kurikuler yang dilaksanakan sekali seminggu, yaitu kegiatan
PRAMUKA sebagai kegiatan wajib dan kegiatan pilihan yaitu Literasi, seni, kerohanian, dan olahraga .
3.menggiring siswa untuk aktif dalam kegiatan menyambut hari nasional, yaitu upacara bendera, lomba-
lomba yang berkaitan dengan melatih mental dan kreatifitas siswa/i. 4.menciptakan kebugaran jasmani
dengan senam pagi sekali seminggu, agar menjadi habit bagi seluruh warga sekolah
5.mengadakan kegiatan penghijauan di lingkungan sekolah dengan menanam berbagai macam bunga di
taman, serta memberi tanggungjawab ke siswa/i untuk merawatnya.
6.memberikan tanggung jawab untuk kebersihan lingkungan ke siswa/i setiap pagi dan bersama pengurus
OSIS untuk mengontrol kegiatan ini.
Kegiatan-kegiatan no. 2-6 di atas sudah dijalankan di tempat saya mengajar. Siswa/I sangat antusias di
dalamnya.
2. Apa kelebihan yang mendukung peran Anda sebagai Guru Penggerak? Jelaskan alasannya dan berikan
contohnya!
Kelebihan saya yakni saya mampu menggerakkan berbagai kegiatan-kegiatan untuk siswa/i, karena bagi
saya kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan merupakan bagian dari belajar serta melatih anak untuk
berkreatif serta mengembangkan potensi mereka selain yang mereka dapatkan dalam kelas. Contoh nyata
yang saya buat di sekolah yaitu mengadakan lomba serta kegiatan menghibur lainnya dalam menyambut
hari besar nasional, yaitu HARDIKNAS, hari kemerdekaan, bulan Bahasa, Sumpah Pemuda, dan hari
Pahlawan. Dalam menyambut berbagai kegiatan ini, saya melatih mereka untuk mengordinir dengan
membentuk panitia kegiatan. Ini bertujuan agar mereka mampu memimpin serta bertanggung jawab dalam
menyelesaikan kegiatan. Menggerakkan OSIS untuk lebih aktif dalam berorganisasi, contoh:
1. pemilihan ketua dan wakil OSIS. Pemilihan dilakukan mulai dengan memaparkan Visi Misi, debat, dan
menyampaikan program kerja, setelah itu dilakukan pemilihan dengan cara demokrasi, yaitu mencoblos
dengan antrean. Tindakan ini dilakukan agar siswa/i dilatih untuk mengetahui demokrasi dan pemilu, serta
melatih budaya antre. 2.pelantikan. pelantikan dilakukan dengan resmi pada saat upacara bendera hari
senin. tindakan ini dilakukan agar siswa/i merasa dihargai, serta memberikan motifasi bagi mereka untuk
lebih terdorong semangatnya dalam tugas dan tanggung jawab mereka. 3. melatih bermusyawarah mencapai
mufakat dalam forum-forum rapat osis. rapat osis dilakukan dengan cara yang resmi, agar siswa/i
bertanggung jawab dalam setiap tugas serta saling menghargai pendapat. Tugas-tugas di atas didukung
dengan peran tugas tambahan saya sebagai Kesiswaan.
3. Berikan contoh perubahan, inovasi, pemberdayaan, gerakan, atau lainnya yang memberikan dampak nyata
berdasarkan inisiatif Anda sendiri. Apa yang mendorong Anda melakukan hal tersebut? (Jawaban Anda
harus mencakup waktu kejadian, dampak atas inisiatif Anda, upaya yang Anda lakukan agar inisiatif
tersebut terlaksana, peran Anda dan pihak lain yang terlibat bila ada).
Contoh perubahan nyata:
1. Setiap pagi siswa/i melakukan tugas piket di tempat masing-masing dengan antusias tanpa disuruh,
pengurus OSIS hanya mengontrol saja. Kegiatan ini dilakukan setiap pagi, dan saya bersama pengurus
OSIS mengontrol tempat-tempat yang belum dibersihkan, contoh kantor, perpustakaan, kelas, dan toilet.
Kegiatan ini juga terkadang dibantu oleh beberapa guru piket yang kebetulan datang tidak terlambat.
2. Melakukan upacara kenaikan bendera dengan diiringi lagu Indonesia Raya serta menyanyikan lagu
nasional lainnya setiap pagi, selain upacara hari senin. Kegiatan ini dilakukan setiap pagi. Kegiatan ini
dibuat untuk menumbuhkan rasa nasionalisme di benak siswa/i, serta upacara yang dilakukan setiap hari
menurut saya itu mengumpulkan kekuatan secara bersama-sama untuk memulai seluruh kegiatan hari itu
dengan sikap yang antusias dan semangat yang baru. Upaya yang saya lakukan yaitu datang lebih awal,
agar bisa bersama anak-anak mengikuti upacara.
3.Lingkungan sekolah tampak bersih, karena siswa/i dibiasakan agar bertanggung jawab untuk sampah
yang dibuatnya sendiri. Kegiatan memungut sampah ini dilakukan setiap pagi, untuk siswa/i yang tidak ada
tugas piket harian. Sampah yang ada juga sudah sangat berkurang, karena siswa/i terbiasa menertibkan
sampahnya sendiri.
4. Bakti Sosial di tempat-tempat umum, seperti di pasar, di tempat ibadah, maupun di fasilitas kesehatan.
Kegiatan ini dilaksanakan sekali dalam sebulan. Saya secara pribadi juga ikut serta dalam kegiatan ini,
termasuk Bpk/ibu guru yang lainnya.
5. Jika ada siswa/i yang tidak berdisiplin cara berpakaian, pengurus OSIS langsung menangani tanpa
diperintah. Kegiatan ini dilakukan setiap hari, jika ada siswa/i yang tidak berdisiplin cara berpakaian,
misalnya siswa/i yang memakai sandal ke sekolah, maka sandalnya langsung ditilang. Sampai tiga kali
melakukan kesalahan yang sama, maka sandal yang ditilang digunting/dibakar di depan siswa yang lainnya.

6. Siswa/i sangat antusias dalam menyambut berbagai macam kegiatan dalam hari besar nasional, lomba-
lomba serta kegiatan yang menghibur lainnya. Contoh setiap hari besar nasional Hardiknas, 17 Agustus,
bulan Oktober bulan bahasa sekaligus sumpah pemuda dan hari pahlawan di bulan november, selalu
dilakukan upacara bendera dan berapa hari sebelum upacara ada berbagai kegiatan yang diadakan, misalnya
lomba cerdas cermat, lomba baca puisi, lomba cipta puisi, lomba menggambar, membawakan drama di hari
Pahlawan dan lomba-lomba yang bersifat menghibur lainnya. Dalam setiap kegiatan ini saya melibatkan
OSIS dalam panitia, dan tentunya kerja sama dengan guru-guru lain agar kegiatannya dapat berjalan dengan
baik. Dan kegiatan kegiatan ini juga berjalan karena ada dukungan pimpinan yang selalu antusias
mendukung.

BAGIAN II. BERINTERAKSI DENGAN ORANG LAIN TERKADANG DAPAT MENJADI SEBUAH
TANTANGAN. CERITAKAN KESULITAN YANG ANDA ALAMI SAAT BEKERJA SAMA DENGAN
PIHAK LAIN (MISALNYA REKAN SEJAWAT, PIMPINAN DI SEKOLAH, ORANG TUA, WALI MURID,
KELUARGA, KOMUNITAS, PERANGKAT DESA, TOKOH MASYARAKAT PEMUKA AGAMA,
INSTANSI MAUPUN LAINNYA) GUNA MENIMBULKAN KESDARAN DAN KESEDIAAN AGAR
MEREKA BERKOMITMEN MEMBANTU ANDA MENCAPAI TUJUAN BERSAMA.

1. Kapan waktu kejadiannya? Situasi apa yang Anda hadapi saat itu? Pihak mana saja yang Anda minta
untuk bekerja sama dan mengapa? Gambarkan secara jelas!
Kejadian yang saya alami sekitar tiga tahun lalu saat saya masih mengajar di SMK, waktu itu saya
merancang sebuah kegiatan rohani untuk anak didik saya. karena kegiatan ini harus atas persetujuan
pemuka agama setempat dan pihak-pihak yang terkait dengan Agama, maka saya secara pribadi
meminta ijin secara lisan kepada pihak yang terkait. Saat itupun niat saya disambut baik. setelah itu,
saya membicarakan dengan pimpinan, dan pimpinan ikut mendukung. Saya langsung membicarakan
ini ke anak didik saya, mereka sangat antusias untuk terlibat. kurang lebih satu bulan setengah saya
bersama anak didik saya mengadakan latihan setiap sore. Dalam proses latihan, saya benar-benar
melakukannya sendiri, tanpa ada inisiatif dari teman-teman lain untuk membantu, 'maaf memang
karena tidak ada dana dalam kegiatan ini', memang benar-benar kegiatan rohani. Saya membuat
kegiatan ini benar-benar karena niat saya pribadi untuk melatih siswa/i untuk mengasah
mental/kepercayaan diri mereka di depan publik, melatih mereka bekerja dalam tim, bertanggung
jawab, dan rela berkorban. Meskipun kegiatan rohani, tetap saja membutuhkan biaya untuk satu dan
lain hal, contoh waktu itu dana yang paling besar untuk kostum, dan menyewa sound. tidak sepeserpun
sumbangan dari sekolah untuk hal ini, untung waktu itu kami memiliki dana OSIS '(dana ini juga
bukan dari sekolah, tapi inisiatif pribadi dengan anak-anak OSIS dalam menggalang dana)', dana yang
tersedia hanya lima ratus ribu rupiah, sementara yang dibutuhkan lebih dari itu. Akhirnya saya
memakai uang pribadi untuk menambah dana tersebut, tidak terhitung snack saat anak-anak latihan.
Pada saat gladi bersih, esoknya mau tampil teman guru lain sudah mulai peduli, membantu Sound, dan
lain-lain. Anehnya dalam hal membantu saat itu, ada beberapa yang minta dibelikan rokok, saya
langsung menjelaskan "kalau tidak ada dana dalam kegiatan ini". Saat hari -H kegiatan ini, ada banyak
masyarakat yang menyaksikan dan ikut ambil bagian, saat itu ada beberapa guru yang peduli dan
berbicara di depan banyak masyarakat yang hadir, seolah-olah terlibat penuh menyiapkan anak-anak
didik dalam kegiatan ini. Akhirnya, kegiatan ini berjalan dengan baik, banyak pihak dan masyarakat
memuji anak-anak didik saya. Ada banyak kejanggalan yang saya temui dalam setiap kegiatan-kegiatan
di sekolah, menurut saya pribadi banyak dari teman-teman guru mau bekerja jika uangnya ada, dan
kurangnya kesadaran dari dalam diri, untuk bekerja secara ikhlas "tunggu ada pimpinan baru mau
bekerja".
2. Kesulitan apa saja yang Anda hadapi saat bekerja sama? Adakah penolakan ataupun kegagalan yang
Anda hadapi dalam situasi tersebut? Bagaimana respon Anda dalam situasi tersebut? Upaya apa yang
Anda lakukan untuk tetap fokus mencapai tujuan yang telah direncanakan?
Kesulitan yang saya hadapi saat bekerja sama yakni orang mau bekerja sama jika ada dana, orang mau
bekerja jika pimpinan juga ikut inisiatif di dalamnya, senioritas juga menjadi kendala, karena ada
senior yang mengganggap remeh, serta tidak mau saling mendengarkan.
Ada beberapa saja penolakan yang menurut saya hambatan yang tidak berarti, contohnya saat saya
membuat program 'TAMSAS' (Taman Sastra), saat dibicarakan dengan pimpinan, pimpinan menjawab
'program bisa dijalankan, asalkan tidak butuh uang dari sekolah' karena tidak ada dana untuk membuat
hal itu. walupun tidak punya dana, saya bersama anak didik tetap menjalaninya dengan memanfaatkan
bahan dan alat dari alam yang bisa diadakan tanpa dana, misalnya pengadaan bambu, dengan bantuan
siswa, kami bisa mendapatkannya.
Respon saya menghadapi situasi ini, saya harus bisa mencari solusi alternatif agar kegiatannya tetap
berjalan, karena percuma buang uang banyak kalau kegiatannya tidak berjalan dengan baik. kemudian
yang berikut kegiatan apapun yang kita lakukan tidak semestinya berjalan harus dengan uang. jangan
jadikan uang sebagai hambatan dalam menyukseskannya.
upaya yang dilakukan adalah kerjasama yang baik dengan pimpinan, guru, dan siswa agar kegiatannya
berjalan dengan baik. sekalipun ada pihak-pihak yang tidak sepaham, tidak perlu dihiraukan, asalkan
jangan semuanya. intinya, kegiatan yang dibuat untuk menunjang belajar dari peserta didik, membuat
mereka kreatif dalam berkarya, serta dapat mengasah mental mereka dalam menyiapkan masa depan
yang kompetitif.
3. Upaya apa saja yang Anda lakukan untuk mendapatkan komitmen dari berbagai pihak untuk bekerja
sama?
upaya yang dilakukan adalah
1. Komunikasi yang baik dengan berbagai pihak dalam setiap rencana apapun dalam membuat
kegiatan. Dalam hal ini, komunikasi yang baik bukan berarti mencari muka, tetapi tetap dalam prinsip
bahwa dalam membangun kepentingan bersama dibutuhkan komunikasi yang baik, terbuka, agar
mendapat respon positif dari orang-orang di luar diri kita. sehingga apapun kegiatan yang akan
dijalankan mendapat dukungan serta masukkan dari pihak lain, agar berjalan dengan baik.
2. Mengedapankan kepentingan umum dari kepentingan pribadi, meskipun terkadang mengorbankan
kepentingan pribadi. kepentingan umum di atas segalanya, bukan berarti agar mendapat pengakuan dari
orang lain, tetapi kita harus memiliki komitmen dari dalam diri agar mendapat komitmen dari orang
lain.
3. Selalu bersikap positif apabila ada pihak yang mengkritik. Dalam membangun atau memajukan
sekolah pasti dibutuhkan kritik dari pihak lain, intinya kritik bukan untuk saling menjatuhkan. Kita
lebih banyak bersikap positif untuk menerima kritikan-kritikan dari luar yang membangun. Agar
program yang direncanakan tidak saling membebani satu sama lain.
4. Menerima setiap masukkan dari luar. Masukan dari pihak lain sangat dibutuhkan, karena
menyangkut kepentingan banyak orang. Jangan jadikan pendapat pribadi satu-satunya yang benar,
karena belum tentu orang lain sepaham dengan kita.
5. Jangan menganggap diri bisa dalam segala hal, tetap percaya pihak lain dalam menyukseskan
progam untuk kepentingan banyak orang. sebagai manusia, kita tidak bisa dalam segala hal, tentu kita
membutuhkan orang lain dalam menyempurnakan hal-hal yang ingin kita bangun.
4. Bagaimana hasilnya?
Hasilnya sangat lumayan memuaskan, karena kegiatan berjalan dengan baik, pihak-pihak yang diajak
kerjasamapun mendapat respon positif. Peserta didik antusias dan sangat bahagia menjalaninya,
terlebih ketika mereka tahu bahwa kegiatan yang dilakukan berjalan dengan sukses. Setidaknya ada
perubahan perilaku, mental, serta semangat dari peserta didik setelah berbagai macam kegiatan itu
dilakukan. Efek dari kegiatan yang dibuat juga menambah kedekatan emosional dengan peserta didik,
agar tidak ada sekat yang membatasi mereka dengan saya sebagai guru.
meskipun ada beberapa pihak yang memandang sebelah mata terhadap program-program kegiatan yang
dibuat, kita tetap ambil yang positifnya saja, karena kemajuan juga butuh kerikil-kerikil kecil agar
menjadi baik dan sempurna. kita tetap rendah hati, meskipun semua program yang kita buat berjalan
dengan baik dan sukses.

BAGIAN III. PERMASLAHAN, TANTANGAN, SITUASI YANG KOMPLEKS ADALAH KONDISI


UMUM YANG DITEMUI DALAM MENJALANKAN PEKERJAAN. BERIKAN CONTOH
PENGALAMAN ANDA DALAM MENGHADAPI SITUASI YANG PALING MENANTANG,
KOMPLEKAS ATAU SULIT SAAT MENJALANKAN TUGAS ANDA
1. Kapan waktu kejadiannya? Permasalahan, tantangan, atau kompleksitas apa yang Anda hadapi saat
itu? Gambarkan secara jelas!
Kejadiannya mei 2021. Saya dihujat dengan kata-kata kasar oleh salah seorang masyarakat yang
tidak terlalu saya kenal dengan baik. saat itu, saya masih baru di tempat saya mengajar. saya
membuat program untuk kegiatan prajabatan yaitu membuat taman belajar bernama Taman Sastra.
kebetulan di samping sekolah kami, ada banyak pohon mahoni yang sangat rimbun milik
masyarakat. program yang saya buat targetnya di bawah pohon mahoni tersebut, karena udaranya
yang sejuk. saya pun membicarakan itu dengan kepala sekolah dan kepala sekolah menyetujuinya,
asalkan ada persetujuan dari pemilik. setelah saya mencari informasi, ternyata cucu dari pemilik
mahoni tersebut salah satu teman guru saya. akhirnya, timbul niat saya untuk meminta ijin di
teman guru yang bersangkutan, dengan maksud agar dia yang menyampaikan maksud saya itu ke
pemiliknya, karena maklum saat itu saya masih baru di lingkungan itu dan saya juga dalam kondisi
hamil besar. selang beberapa hari, saya mendapat persetujuan dengan syarat tidak merusak pohon-
pohon, atau kayu-kayu lain yang ada di kebun itu. merasa disetujui saya langsung mengarahkan
anak-anak didik saya untuk mulai membuat segala keperluan yang terkait dengan hal-hal yang
diperlukan. setelah selesai, Taman Sastra pun mulai dioperasikan. sekitar seminggu sudah mulai
dipakai, tiba-tiba pemilik kebun datang dan mengamuk. untungnya, saat itu saya tidak berada di
sekolah. esoknya setelah saya mengetahui hal itu, saya langsung meminta maaf dengan adat
setempat yang sesuai. meskipun diterima dengan baik, tetapi saya trauma dan tidak ingin
mengambil risiko terlalu jauh, akhirnya lama-lama program ini pun tidak berjalan dengan baik dan
langsung hilang. kegiatan itu terkesan hanya untuk memenuhi tugas prajabatan semata. kendala
lain selain itu, setelah seminggu itu saya melahirkan sehingga kegiatanpun hilang fungsi kontrol.
2. Upaya apa saja yang Anda lakukan untuk memahami situasi tersebut secara komprehensif?
Peluang dan kesempatan apa saja yang Anda identifikasi dalam situasi tersebut untuk membantu
Anda menghadapinya?
Upaya yang dilakukan untuk memahami situasi tersebut secara komprehensif yakni lebih
memahami karakter orang yang terkadang emosinya tidak bisa terkendali, berpikir positif terhadap
orang lain, karena emosi tidak dapat menyelesaikan masalah, lebih mengalah dalam menghadapi
pribadi orang lain yang temperamen, serta memahami situasi dan kondisi saja karena saya
menyadari bahwa saya berada di lingkungan baru, saya harus bisa menyesuaikan diri dengan baik,
sambil menghafal situasi yang terjadi.
Peluang dan kesempatan yang dapat saya ambil dari situasi seperti ini, adalah lebih melatih
mengelola emosi saya dengan baik, menyesuaikan diri saya dengan baik terutama dalam
lingkungan yang menurut saya masih baru, karena pepatah mengatakan dimana bumi dipijak disitu
langit dijunjung. proses pendewasaan diri dalam berpikir, bertindak, serta bertutur juga bisa kita
ambil dari kejadian-kejadian seperti ini. kita juga lebih mempertimbangkan dengan siapa kita
berbicara dengan memperhatikan latar belakang pendidikan, budaya, serta cara hidup orang lain,
terutama di lingkungan yang baru.
3. Pertimbangan-pertimbangan atau alternatif apa saja yang Anda hadirkan dalam membuat
keputusan? Informasi apa lagi yang Anda gunakan untuk memperkuat keputusan Anda?
Alternatif yang saya lakukan adalah: 1. menenangkan diri dulu, agar tidak terbawa emosi; 2.
mencari tahu akar persoalannya dimana; 3. menyelesaikan secara pribadi dengan meminta maaf itu
yang terpenting, sekalipun menurut kita itu hal yang benar, karena belum tentu benar menurut
orang lain; 4. mencari bantuan atau kerja sama dari pihak lain yang memiliki keterkaitan dengan
persoalan yang dihadapi, misalnya kepala sekolah, teman guru, ataupun tokoh masyarakat. Poin
keempat ini dilakukan, seandainya belum ada titik temu terkait dengan poin ketiga di atas; 5.
menerima dengan lapang dada apapun hasil keputusan bersama atas persoalan yang dihadapi,
jangan jadikan keputusan pribadi satu-satunya yang mutlak benar; 6. kita juga harus bisa belajar
karakter orang lain yang berhadapan dengan kita, jangan kedepankan ego kita pribadi, intinya ada
pertimbangan-pertimbangan tertentu yang kita pakai, karena tidak bisa kita mengukur orang lain
dengan cara kita.
Informasi yang lain agar memperkuat keputusan di atas, yaitu: 1. menggali informasi ke orang
lain/ masyarakat luar/tokoh adat terkait menghadapi situasi yang dialami, misalnya terkait dengan
solusi secara adat istiadat setempat; 2. jika tidak ada titik temu, maka kita mencari solusi bersama
pemerintah setempat, misalnya aparatur desa, kecamatan, dan atau pihak pemerintah yang bisa
menjadi penengah atas persoalan yang terjadi.
3.berkorban secara pribadi, apabila membutuhkan materi atau hal-hal lain apabila diperlukan; 3.
tidak berhenti berkarya apabila ada masalah yang dihadapi, karena pada prinsipnya kita berkarya
untuk anak-anak bangsa. kerikil-kerikil kecil itu hal biasa, tapi semangat yang ada tidak boleh
kendur.
4. Tindakan apa yang kemudian Anda ambil dan bagaimana hasilnya?
Tindakan yang diambil dalam persoalan yang dihadapi, yakni: 1. ketika saya mendengar ada
persolan di sekolah saat itu terkait dengan program yang saya buat, saya menenangkan diri sambil
mencari alternatif solusi; 2. berkoordinasi dengan beberapa teman guru, yang memiliki keterkaitan
dengan program yang dibuat; 3. mencari informasi di masyarakat terdekat terkait menyelesaikan
persoalan secara adat; 4. meminta maaf secara adat dengan beberapa materi yang dibutuhkan
terkait dengan adat setempat, dengan dibantu oleh beberapa teman guru; 5. persoalan bisa diatasi,
hanya ada beberapa peringatan/ nasihat yang diberikan; 6. memperbaiki program yang ada dengan
memperhatikan pertimbangan-pertimbangan dari pihak lain, terutama sesama warga sekolah.

BAGIAN IV. PERKEMBANGAN MENUNTUT KITA UNTUK TERUS BELAJAR HAL-HAL BARU.
CERITAKAN PENGALAMAN ANDA SAAT MENDAPATKAN MASUKAN ATAU UMPAN BALIK
TERKAIT KEMAMPUAN ANDA

1. Kapan waktu kejadiannya? Masukan atau umpan balik apa yang secara spesifik Anda dapatkan? Apa
yang Anda rasakan saat menerima masukan atau umpan balik tersebut?
Waktu kejadian akhir februari, saat rapat evaluasi bulanan di sekolah tempat saya mengajar. Saya
mendapat masukkan atau boleh dibilang kritikkan pedas terkait tugas tambahan saya sebagai kesiswaan
di sekolah. masukan ini dari salah seorang teman guru senior. Sebenarnya bukan masalah menurut saya
pribadi, tetapi tidak menurut orang lain. Hal ini terkait dengan hal sepele, yakni sampah yang
berserakan. kebetulan guru yang bersangkutan membuat praktik bersama peserta didik, bahan mentah
praktik yang dibuat adalah daun pisang. selesai praktik daun-daun pisang yang sisa dibuang sembarang
tanpa memperhatikan kebersihan. Menyikapi hal tersebut, saya langsung meminta tanggung jawab
peserta didik/kelas yang mengadakan praktik untuk nanti dibersihkan, karena tempat mereka
mengadakan praktik di dapur sekolah. setelah saya memberitahukan hal itu ke peserta didik, ternyata
saat itu guru yang bersangkutan (yang mengadakan praktik) ada jam mengajar di kelas itu. Terjadilah
beda paham, kemudian guru tersebut menemui saya dan mengatakan hal itu, saya langsung mengatakan
bahwa saya tidak menyuruh untuk langsung dibersihkan, tetapi kalau nanti anak-anak sedang istirahat,
atau tidak ada guru yang masuk maka mereka datang untuk membersihkan sisa-sisa bahan dari mereka
praktik. Saya pikir sampai disitu sudah tidak ada masalah lagi yang dipersoalkan, ternyata saat rapat
seminggu setelah itu, guru yang bersangkutan mengangkat hal ini, dan mengatakan bahwa saya
mencampuri urusan orang lain, terutama tugas yang berkaitan dengan dapur sekolah, padahal ada
pegawai khusus untuk dapur.
Saat itu saya merasa bahwa saya harus lebih mengintropeksi diri saya sendiri saja, karena apa yang
menurut kita benar, belum tentu benar menurut orang lain.
2. Bagaimana cara Anda menyikapi masukan dan umpan balik tersebut untuk pengembangan diri Anda?
Saya menyikapi masukan orang lain dengan tenang, dan berusaha menjelaskan dari pandangan/ kaca
mata saya; karena menurut saya, pekerjaan saya untuk anak-anak bangsa. Jadi, apapun yang saya
lakukan terkait dengan tugas saya sebagai guru untuk mengajar, saya juga harus mampu mendidik
dengan baik, agar anak-anak terbiasa dan terlatih saja untuk hal-hal sekecil apapun, termasuk kebiasaan
memungut sampah. sekalipun saya dianggap melakukan sabotase dan mencampuri pekerjaan/tugas
orang lain, tetapi kalau saya merasa itu untuk kebaikan orang banyak, maka saya akan lakukan.
seharusnya kita juga peduli terhadap pekerjaan apapun terkait dengan kepentingan umum, sekalipun itu
bagian dari tugas orang lain. Intinya kita peduli untuk membangun, bukan untuk saling menjatuhkan.
Karena siapa lagi yang peduli, jika kita menemukan orang-orang di sekitar kita yang tidak peduli
dengan tanggung jawab/ tugas yang diberikan. Maka dari itu, semua masukan dan kritik itu sangat
diperlukan dalam tugas-tugas yang kita emban, intinya jangan saling menjatuhkan satu sama lain. Pada
akhirnya, saya meminta maaf atas semua persoalan yang terjadi, karena saya sangat paham, mengalah
itu lebih baik daripada berdebat yang tidak tahu akhirnya, agar tetap terjalin suatu komunikasi atau
hubungan yang baik dengan orang lain, terutama dengan teman-teman guru/ rekan kerja yang lain.
3. Selain memanfaatkan masukan dan umpan balik dalam proses pengembangan diri Anda, Hal berbeda
apa yang Anda lakukan untuk mendukung proses pengembangan diri Anda? Adakah cara-cara di luar
kebiasaan yang Anda lakukan dimana hal tersebut membuat Anda kurang nyaman namun mendukung
proses pembelajaran Anda?
Hal berbeda yang dapat saya lakukan untuk pengembangan diri selain masukan dan umpan balik, yaitu:
1. perlu belajar banyak dari orang lain, yang menurut kita punya pengalaman lebih dari kita. tidak harus
senior, dari siapa saja yang menurut kita punya kelebihan; 2. jangan malu bertanya untuk hal-hal yang
belum kita ketahui; 3. harus menerima perubahan-perubahan yang baru untuk kemajuan bersama dan
kemajuan diri kita sendiri; 4. keluar dari zona nyaman, asalkan itu untuk sesuatu yang baik bagi
perkembangan kemampuan kita; 5. mampu menciptakan hal-hal atau kebiasaan baru dalam lingkungan
belajar. pada prinsipnya hal baru atau kebiasaan baru yang kita bawa, membuat orang lain terutama
peserta didik merasa senang menerimanya; 6. jangan memaksakan kehendak / keinginan kita terhadap
orang lain terutama peserta didik.
Cara-cara yang dilakukan di luar kebiasaan saya meskipun hal tersebut kurang nyaman yakni,
berkoordinasi dengan orang-orang yang tidak sepaham atau sejalan dengan pikiran kita. Misalnya
dalam melakukan sebuah kegiatan harus berkoordinasi dengan pihak lain yang memiliki sangkut-paut
dengan kegiatan tersebut yang notebene kita tahu orang tersebut sangat susah menerima hal-hal baru
dari orang lain, maka hal terberat yang dilakukan adalah mengikuti jalur yang ditempuh meskipun
perasaan kita terasa berat, karena memang harus dilakukan. Kita harus mampu memilah hal-hal yang
seharusnya dilakukan dan tidak dilakukan. Intinya yang dibuat untuk kepentingan peserta didik maka
hal-hal yang menyangkut perasaan kurang nyaman harus dijauhkan.
4. Bagaimana aplikasi hasil proses pembelajaran yang Anda sebutkan di dalam pekerjaan Anda?
Aplikasi hasil proses pembelajaran yang dibuat membawa perubahan yang baik terutama untuk peserta
didik, dan juga untuk pribadi saya sendiri; karena saya lebih tertantang dengan semua hal atau
hambatan yang terjadi. Proses yang dimaksudkan dalam tulisan ini yakni proses pembelajaran di luar
kelas, karena menurut saya pembelajaran tidak harus selalu di dalama kelas, kegiatan apapun baik di
dalam atau di luar kelas merupakan bagian dari proses belajar. Kegiatan-kegiatan di luar kelas lebih
menekankan proses atau bagian dari belajar berprilaku serta mengembangkan aktifitas keterampilan
dari peserta didik. Ketika peserta didik merasa senang dan antusias dalam melakukan kegiatan-kegiatan
yang dibuat, maka disitu saya merasa bahwa apa yang kita rancangkan membuat orang lain/peserta
didik bahagia dan dapat menerimanya dengan baik. Perasaan senang inilah yang menjadi tolak ukur
berhasil atau tidaknya suatu kegiatan yang sudah rancang atau kita buat. Bagaimana kita melihat bahwa
peserta didik menyukai atau senang terhadap kegiatan yang dibuat; sederhana saja jawaban sebenarnya,
yakni saat kita melihat mereka melakukan pekerjaan/kegiatan dengan tanggung jawab. Meskipun
dalam prosesnya ada satu dua anak/peserta didik yang terkadang susah disiplin, tetapi saya merasa itu
hal yang wajar, lama-kelamaan beriring jalannya waktu mereka pasti akan berubah dengan sendirinya.

BAGIAN V. CERITAKAN PENGALAMAN ANDA MELAKUKAN PENGEMBANGAN TERHADAP


ORANG LAIN (CONTOHNYA DENGAN GURU, REKAN SEJAWAT LAINNYA, KOMUNITAS, TOKOH
MASYARAKAT, MAUPUN LAINNYA), MISALNYA DALAM KEGIATAN PERLOMBAAN, RISET
ILMIAH, MEMPERSIAPKAN ORANG LAIN PADA TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB BARU, ATAU
LAINNYA.

1. Kapan waktu kejadiannya? Siapa yang Anda kembangkan? Apa yang memotivasi Anda melakukan
pengembangan tersebut?
Kejadian tiga tahun yang lalu, tepat dengan hari Sumpah Pemuda. Yang ambil bagian adalah peserta
didik SMK, teman-teman guru, dan beberapa tokoh adat. Saat itu saya merancang kegiatan menyambut
hari Sumpah Pemuda dan menyambut Bulan Bahasa; dengan berbagai macam lomba dan yang paling
penting saat itu adalah lomba pentas budaya daerah setempat bernama. Kegiatan pentas budaya ini
merupakan kegiatan yang sangat penting menurut saya, karena harus melibatkan beberapa teman guru
yang memiliki keahlian di bidang itu, serta beberapa tokoh masyarakat untuk melatih, dan dalam
proses pementasan juga harus ada ijin dari tokoh adat setempat, serta alat-alat yang dipakai juga harus
atas ijin dari tokoh adat setempat.
Hal yang memotifasi saya membuat kegiatan-kegiatan ini adalah 1. ingin menumbuhkan semangat
serta kemauan peserta didik dalam mencintai budaya sendiri agar budaya terus dipertahankan serta
dikembangkan oleh mereka nantinya; 2. agar guru atau tenaga kependidikan senantiasa
mengembangkan potensi yang dimiliki agar bakat itu disalurkan ke anak-anak, serta pengetahuan
tentang budaya yang dimiliki dapat ditanamkan ke peserta didik; 3. agar tokoh masyarakat dan tokoh
adat menyalurkan budaya yang mereka ketahui ke generasi muda.
2. Hal apa yang menjadi fokus pengembangan? Ceritakan pula cara Anda membangun kesepakatan guna
mencapai hasil pengembangan yang diharapkan.
Fokus pengembangan saat itu adalah cara-cara yang dilakukan dalam budaya mulai dari tata cara
penyambutan, sampai ke pementasan di lapangan. Perlu diketahui, pementasan Budaya CACI ini
sangat rumit dilakukan, oleh karena itu diperlukan keahlian-keahlian khusus dari pihak yang benar-
benar mengerti terkait budaya tersebut. yang ikut serta dalam pementasan ini juga tidak sembarangan
orang, tetapi orang-orang yang benar-benar memiiliki ketangkasan serta berani melakukannya, selain
itu juga harus memiliki bakat dan minat di bidang itu.
Cara yang digunakan dalam membangun kesepakatan membuat kegiatan tersebut, yakni: 1.
penyampaian kepada pimpinan lembaga. Hal ini dilakukan agar sebagai pimpinan kita harus
menghargainya, agar setiap proses kegiatan apa saja yang dilakukan atas persetujuannya, karena
kegiatan ini juga membutuhkan dana untuk semua prosesnya. Jadi, dalam proses kegiatan butuh dana
atau tidak tetap kita wajib memberitahukan kepada pimpinan sebagai orang yang bertanggung jawab
penuh dalam sebuah lembaga; 2. Rapat dewan guru terutama membentuk panitia kegiatan. Dalam rapat
dewan guru kita juga harus memberitahu terkait kegiatan yang dilaksanakan, karena kerja sama tim
sangat dibutuhkan, serta masukan-masukan yang membangun agar kegiatannya dapat berjalan dengan
baik; 3. meminta kerja sama dengan tokoh-tokoh masyarakat dan juga tokoh adat setempat. Karena
kegiatan ini terkait dengan budaya, kita tidak boleh sembarang dalam melakukannya. Harus ada
petunjuk-petunjuk serta persetujuan dari tokoh adat setempat. Oleh karena itu, saat itu beberapa teman
guru yang ditugaskan untuk melakukan pendekatan dengan tokoh adat setempat. Selain itu, ada
beberapa juga tokoh masyarakat yang terlibat terutama yang sangat mengetahui budaya CACI, hal ini
dilakukan agar dalam proses pementasan juga tidak ada salah kaprah dari orang lain, terutama
masyarakat yang mengenal budaya tersebut. Dalam proses latihan, beberapa tokoh masyarakat turut
hadir untuk membantu proses latihan.
3. Dukungan apa saja yang Anda berikan bagi orang tersebut? Hambatan apa yang Anda temui dan
bagaimana cara Anda mengatasinya? Upaya-upaya apa saja yang Anda lakukan untuk
mempertahankan motivasi orang tersebut?
Dukungan yang diberikan adalah: keterlibatan penuh dalam setiap proses yang dilalui; dalam hal ini
saya sebagai orang yang membangun serta mengadakan kegiatan ini harus terlibat penuh dalam setiap
proses, mulai dari awal, proses latihan, sampai pada pementasan kegiatan. Dukungan moril; sebagai
orang yang bertanggung jawab terhadap kegiatan yang dibuat, maka diperlukan dukungan moril
terhadap siapapun yang terlibat di dalamnya, agar mereka merasa dihargai dalam posisinya masing-
masing; serta mengontrol penuh untuk setiap proses yang dilakukan. Dalam prosesnya saya juga harus
memiliki fungsi kontrol, agar bisa mengetahui kendala-kendala apa yang dihadapi, dan kendala-
kendala tersebut harus bisa mencari jalan keluarnya; dalam mencari jalan keluar juga harus minta kerja
sama dari orang lain, misalnya teman-teman guru atau pihak lain yang terlibat dalam kegiatan tersebut.
Hambatan yang ditemukan dalam proses kegiatan yang dibuat, yakni ada beberapa orang teman-teman
guru yang kadang tidak mau melaksanakan tugas yang sudah dibagikan berdasarkan kesepakatan
bersama, artinya tidak bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan. Cara saya mengatasi ini
adalah mencari alternatif lain, dengan tidak memaksa orang yeng bersangkutan, karena kita sama-sama
dewasa, kita tidak boleh seenaknya mengatur orang lain. Saya mencari teman-teman yang lain yang
dapat membantu saya yang dapat bertanggung jawab dan paling tidak mengerti dengan kegiatan yang
dibuat.
Upaya yang dilakukan yakni tetap mendekati secara personal terkait apa kendala yang dihadapi,
memberi dukungan moril serta menyadarkan agar tetap menjalankan tugas yang diberikan walaupun
hanya sesekali saja. karena yang kita buat semata-mata untuk kepentingan orang banyak.
4. Bagaimana hasilnya?
Hasilnya sangat memuaskan, semua yang terlibat sangat antusias; baik yang terlibat maupun tidak
terlibat sangat senang dan sangat ramai. Banyak masyarakat sekitar yang datang menyaksikan, bahkan
orang tua peserta didik yang merelakan waktunya terutama yang datang dari tempat jauh hadir untuk
menyaksikan penampilan anak-anak mereka. Mereka semua bangga atas penampilan anak-anak
mereka, bahkan bukti dukungan orang tua peserta didik saat itu, mereka rela membeli atau
meminjamkan barang-barang atau alat-alat yang terkait dengan yang dipakai anak-anak mereka saat
pementasan. Bahkan ada yang mengeluarkan pernyataan agar kegiatan itu kalau bisa sebaiknya
dilakukan setiap tahun; hal ini bukti bahwa mereka sangat antusias dengan kegiatan yang dilaksanakan.

Anda mungkin juga menyukai