Anda di halaman 1dari 22

KEPEMIMPINAN PEMERINTAHAN

Dosen : Erma Rostika Dewi, S.IP., M.IP

Di Susun Oleh :
SAMSUL ARIPIN
NPM : 6520118108

SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN


ILMU POLITIK (STISIP) GUNA NUSANTARA
CIANJUR
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah menganugrahkan banyak

nikmat berkah dan rahmat serta karunianya sehingga saya dapat menyelesaikan

tugas makalah ini di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah

“KEPEMIMPINAN PEMERINTAHAN”. Selain itu makalah ini bertujuan

menambah wawasan tentang definisi tata guna lahan,manfaat,tujuan dan lain

sebagainya bagi para pembaca dan penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Doesn pembimbing Ibu Erma

Rostika Dewi, S.IP., M.IP dan tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada pihak

pihak yang sudah ikut membantu menyelesaikan makalah ini sehingga dapat

selesai dengan tepat waktu.

Saya menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna Oleh sebab

itu, saya memohon maaf dan sangat berterimakasih jika ada yang memberi saaya

saran dan kritik yang membangun di harapkan demi kesempurnaan makalah ini

Cianjur, Januari 2023


Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1 Latar belakang....................................................................................................1
2.1 Rumusan Masalah..............................................................................................2
3.1 Tujuan Penulisan................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3
2.1. Pengertian Kepemimpinan.................................................................................3
2.2. Teori Kepemimpinan Pemerintahan...................................................................7
2.3. Gaya Kepemimpinan Pemerintahan...................................................................9
2.4. Variabel Kepemimpinan Pemerintahan............................................................11
2.5. Teknik Kepemimpinan Pemerintahan..............................................................12
2.6. Kepemimpinan Pemerintah Dan Swasta Pemerintahan....................................12
2.7. Etika Kepemimpinan Pemerintahan.................................................................13
2.8. Pemerintahan Indonesia....................................................................................14
2.9. Perbandingan Kepemimpinan Pemerintahan Di Luar Negeri...........................16
BAB III PENUTUP.........................................................................................................18
3.1. Kesimpulan......................................................................................................18
3.2. Saran-saran.......................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................19

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Kepemimpinan merupakan cabang dari kelompok ilmu administrasi,


khususnyailmu administrasi Negara, sedang ilmu administrasi, khususnya
salah satu cabangdari ilmu-ilmu sosial, dan juga merupakan salah satu
perkembangan dari Filsafat.Sebelumnya kita ketahui terlebih dahulu makna
dari kepemimpinan.Kepemimpinan berasal dari kata “Pimpin” yang berarti
tuntun, bina atau bimbing.Pimpin dapat pula berarti menunjukkan jalan
yang baik atau benar, tetapi dapatpula berarti mengepalai pekerjaan atau
kegiatan. Dalam kepemimpinan initerdapat hubungan antar manusia. Yaitu
hubungan mempengaruhi (dari pemimpin) dan hubungan kepatuhan-
ketaatan para pengikut atau bawahan karena dipengaruhi oleh kewibawaan
pemimpin. Para pengikut terkena pengaruh kekuatandari pemimpinnya dan
bangkitlah secara spontan rasa ketaatan pada pemimpin.kepemimpinan pada
dasarnya berarti kemampuan untuk memimpin, kemampuan untuk
menentukan secara benar apa yang harus dikerjakan.
Sehingga,kepemimpinan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain,
yang dilakukanmelalui hubungan interpersonal dan proses komunikasi
untuk mencapai tujuan,dan juga merupakan suatu proses mengatur dan
membantu orang lain agar bekerjadengan benar untuk mencapai tujuan.

Pemerintahan sebagai salah satu unsur yang penting dari


Negaramempunyai posisi yang diterminan dalam kaitannya dengan
penyelenggaraanpemerintahan baik keluar maupun ke dalam karena
posisinya yang demikian strategis itu maka keberadaan Negara dan
khususnya pemerintahan Negaramenjadi sangat ditentukan oleh
keberhasilan pemerintahan dan pemerintah dalammenyelenggarakan
pemerintahan dalam kerangka mencapai tujuan Negara. Atasdasar ini tanpa
adanya pemerintah dan pemerintahan tujuan Negara tidak akantercapai dan

1
jika kondisi ini terjadi maka kerugian besar akan ditanggung
olehmasyarakat Negara pada umumnya, mengingat salah satu tujuan
membentukpemerintah adalah untuk meningkat kesejahteraan masyarakat.
Lebih penting dariitu bahwa keberadaan satu Negara dalam hubungannya
dengan Negara lain,

pengakuan suatu Negara yang merdeka itu di dasarkan atas adanya


pemerintahanyang berdaulat.

2.1 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai


berikut.
1. Dapat mengetahui pengertian kepemimpinan dan kepemimpinan

pemerintahan

2. Dapat mengetahui kepemimpinan pemerintahan di indonesia.

3.1 Tujuan Penulisan

Adapun maksud dan tujuan saya dalam pembuatan makalah ini,


adalah agar kita dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan
kepemimpinan pemerintahan sehingga dapat mempengaruhi perjalanan
bangsa ini

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Kepemimpinan

KEPEMIMPINAN

1. DEFINISI KEPEMIMPINAN

Ada beberapa definisi/pengertian kepemimpinan, antara lain:

a. Tannebaum, Weschler and Nassarik

Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi


tertentu dan langsung melalui proses komunikasi untuk mencapai
satu atau beberapa tujuan tertentu.

b. Shared Goal, Hemhiel & Coons

Kepemimpinan adalah sikap pribadi, yang memimpin


pelaksanaan aktivitas untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

c. Rauch & Behling

Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi


aktifitas kelompok yang diatur untuk mencapai tujuan bersama.

Banyak kesimpulan bahwa kepemimpinan ada persolaan


pengaruh terhadap orang lain atau kelompok, jadi pemimpin yang
tidak mempunyai pengaruh, bukan pemimpin yang punya gaya
kepemimpinan.

3
2. PENGERTIAN PEMIMPIN

Pemimpin adalah pelaku utama sebuah proses organisasi.


Sebuah organisasi memiliki pemimpin, entah ketua umum, ketua
bidang/seksi dll. Kepemimpinan hanya dapat diterapkan oleh
seorang pemimpin. Seorang pemimpin adalah seseorang yang
mempunyai keahlian memimpin, mempunyai pengaruh.

3. TUGAS DAN PERAN PEMIMPIN

Menurut James A.F Stonen, tugas utama seorang pemimpin


adalah:

a. Pemimpin bekerja dengan orang lain

Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk bekerja


dengan orang lain, salah satu dengan atasannya, staf, teman
sekerja atau atasan lain dalam organisasi sebaik orang di luar
organisasi.

b. Pemimpin adalah tanggung jawab dan


mempertanggungjawabkan (akuntabilitas).

Seorang pemimpin bertanggungjawab untuk menyusun


tugas, menjalankan tugas, mengadakan evaluasi, untuk
mencapai outcome yang terbaik. Pemimpin bertanggung jawab
untuk kesuksesan stafnya tanpa kegagalan.

c. Pemimpin menyeimbangkan pencapaian tujuan dan prioritas

Proses kepemimpinan dibatasi sumber, jadi pemimpin


harus dapat menyusun tugas dengan mendahulukan prioritas.
Dalam upaya pencapaian tujuan pemimpin harus dapat
mendelegasikan tugas-tugasnya kepada staf/anggota/seksi.

4
Kemudian pemimpin harus dapat mengatur waktu secara
efektif,dan menyelesaikan masalah secara efektif.

d. Pemimpin harus berpikir secara analitis dan konseptual

Seorang pemimpin harus menjadi seorang pemikir yang


analitis dan konseptual. Selanjutnya dapat mengidentifikasi
masalah dengan akurat. Pemimpin harus dapat menguraikan
seluruh pekerjaan menjadi lebih jelas dan kaitannya dengan
pekerjaan lain.

e. Pemimpin adalah seorang mediator

Konflik selalu terjadi pada setiap tim dan organisasi.


Oleh karena itu, pemimpin harus dapat menjadi seorang
mediator (penengah). Dan yang perlu diperhatikan pemipin
sebisa mungkin tidak berada di salah satu blok konflik untuk
membuat seorang pemimpin dapat melihat situasi secara
objektif sehingga mudah menyelesaikan masalah.

f. Pemimpin adalah politisi dan diplomat

Seorang pemimpin harus mampu mengajak dan


melakukan kompromi. Sebagai seorang diplomat, seorang
pemimpin harus dapat mewakili tim atau organisasinya.

g. Pemimpin membuat keputusan yang sulit

Seorang pemimpin harus dapat memecahkan masalah


dan berani mengambil resiko bila harus memutuskan persoalan
yang sulit.

4. PRINSIP-PRINSIP DASAR KEPEMIMPINAN

5
Sebelum lebih jauh menjelaskan tentang prinsip-prinsip
kepemimpinan, perlu dipahami adalah, apa yang disebut dengan
prinsip.

Menurut Stephen R. Covey (1997), Prinsip adalah bagian dari


suatu kondisi, realisasi dan konsekuensi. Mungkin prinsip
menciptakan kepercayaan dan berjalan sebagai sebuah
kompas/petunjuk yang tidak dapat dirubah. Prinsip merupakan suatu
pusat atau sumber utama sistem pendukung kehidupan yang
ditampilkan dengan 4 dimensi seperti; keselamatan, bimbingan, sikap
yang bijaksana, dan kekuatan.

Karakteristik seorang pemimpin didasarkan kepada prinsip-


prinsip (Stephen R. Coney), sebagai berikut:

1. Seorang yang Belajar Seumur Hidup

Tidak hanya melalui pendidikan formal, tetapi juga diluar


sekolah. Contohnya, belajar melalui membaca, menulis, observasi,
dan mendengar. Mempunyai pengalaman yang baik maupun yang
buruk sebagai sumber belajar.

2. Berorientasi pada Pelayanan

Seorang pemimpin tidak dilayani tetapi melayani, sebab prinsip


pemimpin dengan prinsip melayani berdasarkan karir sebagai tujuan
utama. Dalam memberi pelayanan, pemimpin seharusnya lebih
berprinsip pada pelayanan yang baik.

3. Membawa Energi yang Positif

Setiap orang mempunyai energi dan semangat. Menggunakan


energi yang positif didasarkan pada keikhlasan dan keinginan
mendukung kesuksesan orang lain. Untuk itu, dibutuhkan energi
positif untuk membangun hubungan baik. Seorang pemimpin harus

6
dapat dan mau bekerja untuk jangka waktu yang lama dan kondisi
tidak ditentukan. Oleh karena itu, seorang pemimpin harus dapat
menunjukkan energi yang positif, seperti;

a. Percaya pada orang lain

Seorang pemimpin mempercayai orang lain termasuk staf


bawahannya, sehingga mereka mempunyai motivasi dan
mempertahankan pekerjaan yang baik. Oleh karena itu, kepercayaan
harus diikuti dengan kepedulian.

b. Keseimbangan dalam kehidupan

Seorang pemimpin harus dapat menyeimbangkan tugasnya.


Berorientasi kepada prinsip kemanusiaan dan keseimbangan diri
antara kerja dan olah raga, istirahat dan rekreasi. Keseimbangan juga
berarti seimbang antara kehidupan dunia dan akherat.

c. Melihat kehidupan sebagai tantangan

Kata ‘tantangan’ sering diinterpretasikan negatif. Dalam hal ini


tantangan berarti kemampuan untuk menikmati hidup dan segala
konsekuensinya. Sebab kehidupan adalah suatu tantangan yang
dibutuhkan, mempunyai rasa aman yang datang dari dalam diri
sendiri. Rasa aman tergantung pada inisiatif, keterampilan, kreatifitas,
kemauan, keberanian, dinamisasi dan kebebasan.

d. Sinergi

Orang yang berprinsip senantiasa hidup dalam sinergi dan satu


katalis perubahan. Mereka selalu mengatasi kelemahannya sendiri
dan lainnya. Sinergi adalah kerja kelompok dan memberi keuntungan
kedua belah pihak. Menurut The New Brolier Webster International
Dictionary, Sinergi adalah satu kerja kelompok, yang mana memberi
hasil lebih efektif dari pada bekerja secara perorangan. Seorang

7
pemimpin harus dapat bersinergis dengan setiap orang atasan, staf,
teman sekerja.

2.2. Teori Kepemimpinan Pemerintahan


a. Teori Otokritas Dalam Kepemimpinan Pemerintahan

Teori otokritas dalam kepemimpinan pemerintahan adalah teori


bagaimana seorang pimpinan pemerintahan dalam menjalankan tugasnya
bekerja tanpa menerima saran dari bawahan, pemerintah diberikan dalam
satu arah saja artinya bawahan tidak diperkenankan membantah, mengkritik,
bahkan bertanya.

Cara ini biasanya terjadi pada organisasi militer terutama dalam


keadaan itu diperlukan dramatisir keadaan bagaimana berjasanya sang
pimpinan setelah beberapa waktu berlalu marah dengan suara keras, kasar
dan lantang.

b. Teori Sifat Dalam Kepemimpina Pemerintahan

Teori sifat dalam kepemimpinan pemerintahan adalah teori yang


mengatakan bahwa kepemimpinan tercipta dari seseorang berdasarkan sifat-
sifat yang dimiliki seseorang tersebut, berarti yang bersangkutan sudah
sejak lahir memiliki ciri-ciri untuk menjadi pemimpin.

Menurut teori ini seseorang memiliki bawaan bakat turunan, antara


lain cukup terampil untuk mengurus orang lain, memiliki kepekaan inisiatif,
mempunyai rangsangan emosional untuk  membela teman, dewasa dalam
pemikiran, pandai membujuk dalam rayuan yang menghanyutkan, gampang
berkomunikasi, percaya untuk tampil di depan umum, kreatif dalam
menemukan gagasan baru, mempunyai presepsi positif serta jalan keluar
setiap masalah, dan selalu berpartisipasi dalam setiap kegiatan orang lain.

c. Teori Manusiawi Dalam Kepemimpinan Pemerintahan

Teori manusiawi dalam kepemimpinan pemerintahan adalah teori


yang pemimpinannya benar-benar merasakan bawahannya (baik rakyat

8
maupun staf) sebagai manusia yang dapat dimotivasi kebutuhannya
sehingga menimbulkan kepuasan kerja, untuk itu teori ini berkaitan dengan
teori motivasi. Ada tiga pakar yang populer dengan teori motivasi, yaitu
Abraham Maslow, Douglas Mac Gregor, dan David Mac Clelland.

d. Teori Perilaku Pribadi Dalam Kepemimpinan Pemerintahan

Teori perilaku dalam pemerintahan adalah teori di mana pemimpin


melakukan pendekatan pada bawahan melalui cara-cara non formal yang
tidak resmi, dengan begitu perintah biasanya dilakukan secara lisan dan
bukan tertulis. Jadi kalau teori otokratis dinilai cukup efektif hasilnya maka
teori perilaku pribadi cukup efisien dalam tenaga dan biaya.

e. Teori Lingkungan Dalam Kepemimpinan Pemerintahan

Teori lingkungan dalam kepemimpinan pemerintahan adalah teori


yang memperhitungkan ruang dan waktu, berbeda dengan teori sifat yang
mengatakan bahwa pemimpin itu dilahirkan (leader is born) maka dalam
teori ini pemimpin dapat dibentuk.

f. Teori Situasi Dalam Kepemimpinan Pemerintahan

Teori situasi dalam kepemimpinan pemerintahan adalah teori dimana


pemimpin memanfaatkan situasi dan kondisi bawahannyadalam
kepemimpinannya. Yaitu dengan memperhatikan dukungan (supportif) dan
pengarahan (directif).

g. Teori Pertukaran Dalam Kepemimpinan Pemerintahan

Teori pertukaran dalam kepemimpinan pemerintahan adalah teori


dimana pemimpin pemerintahan dalam mempengaruhi bawahannya
memakai strategi take and give yaitu ketika atasan memberikan perintah
maka selalu diutarakan bahwa bila berhasil akan dinaikan gaji, atau
sebaliknya sebelum penerimaan suatu honor lalu pemimpin mengutarakan
bahwa selayaknya bawahan bekerja lebih rajin, dengan demikian akan
menjadi bawahan yang tahu diri.

9
2.3. Gaya Kepemimpinan Pemerintahan
a. Gaya Demokratis

Adalah cara dan irama seseorang pemimpin dalam menghadapi


bawahan dan masyarakatnya dengan memakai metode pembagian tugas
secara merata dan adil, kemudian pemilihan tugas tersebut dilakukan secara
terbuka, antar bawahan dianjurkan berdiskusi tentang keberadaannya untuk
membahas tugasnya, baik bawahan yang teredah sekalipun boleh
meyampaikan saran serta diakui haknya, dengan demikian dimiliki
persetujuan dan konsensus atas kesepakatan bersama.

b. gaya birokratis dalam kepemimpinan pemeritahan

gaya birokratis adalah cara dan irama seorang pemimpin dalam


menghadapi bawahan dan masyarakatnya dengan memakai metode tanpa
pandang bulu, artinya setiap bawahan harus diperlakukan sama disiplinnya,
spesialisasi tugas yang khusus, kerja yang ketat pada aturan (rule), sehingga
kemudian bawahan menjadi kaku tetapi sederhana (zakelijk).

c. gaya kebebasan

merupakan gaya dan irama seorang pemimpin pemerintahan dalam


menghadapi bawahan dan masyarakatnya dengan memakai metode
pemberian keleluasaan pada bawahan seluas-luasnya, metode ini dikenal
juga dengan Laissez faire atau libelarism. Dalam gaya ini setiap bawahan
bebas bersaing dalam berbagai strategi ekonomi, politik, hukum dan
administrasi.

d. gaya otokratis

adalah cara dan irama seorang pemimpin dalam menghadapi bawahan


dan masyaraktnya dengan metode paksaan kekuasaan (coercive power)..

Prof. Dr. Sondang P. Siagian, MPA dengan bukunya “Teori & Praktek
Kepemimpinan”     mengatakan bahwa gaya kepemimpinan seseorang tidak
bisa berubah menghadapi situasi bagaimanapun. Jika seorang pemimpin

10
memiliki ciri-ciri kepemimpinan yang otokratik, gaya kepemimpinannya
pun akan otokratik pula, terlepas dari situasi yang dihadapinya. Sebaliknya,
seseorang yang pada dasarnya berpandangan demokratik akan secara
konsisten menggunakan gaya kepemimpinannya yang partisipatif meskipun
situasi organisasional yang dihadapinya sesungguhnya menuntut gaya
kepemimpinan yang lain. Menurut teori situasional, seorang pemimpin yang
paling otokratik sekalipun akan mengubah gaya kepemimpinannya yang
otokratik itu dengan gaya lain, misalnya agak demokratistik tergantung
situasi. Sebaliknya seseorang yang menggunakan gaya kepemimpinan yang
demokratik mungkin saja bertindak otoriter apabila situasi menghendakinya.
Prof. Sondang Siagian berpendapat bahwa teori yang sangat dominan
tentang kepemimpinan yang efektif dewasa ini adalah teori kepemimpinan
yang situasional atau teori kontingesi “contingency theory”

2.4. Variabel Kepemimpinan Pemerintahan


a. Variabel Situasi Dan Kondisi Pemerintahan

Ada tujuh situasi dan kodisi yang menyebabkan pemimpin


pemerintahan harus otokrasi atau demokrasi yaitu: faktor sifat dan bentuk
negara, faktor geografis, faktor warga negara, faktor sejarah, faktor efisiensi
dan efektivitas, faktor politik, faktor rezim yang berkuasa. Situasi dan
kondisi dapat menentukan bagaimana seorang pemimpin pemeritahan
seharusnya akan bertindak, bahkan pada situasi dan kondisis tertentu dapat
melahirkan pemimpin.

b. Variabel Orang Banyak Sebagai Peganut

Orang banyak yang dikenal sebagai rakyat jelata memang selama ini
dikenal diam hanya saja jumlahnya sangat banyak, maksudnya bila terjadi
demonstrasi , maka kemarahan orang banyak sulit dibendung dan bisa
menggulingkan kekuasaan pemimpin yang tirani. Oleh karena itu masa di
negara kita sekalipun musti dekanali, perlu dikenali tuntutannya, dikenali
budaya sehari-harinya, dikenali seberapa kuat pengerahannya serta prediksi
dampak positif serta ekses negatifnya.

11
c. Variabel Penguasa Sebagai Pemimpin

pemimpin pemerintahan adalah penguasa tetapi perlu diingat bahwa


bagaimanapun yang bersangkutan memiliki kekuasaan, namun tetap saja
sebagai manusia mempunyai jiwa, jiwa itulah yang memiliki rasa seperti
iba, kasih sayang, benci, dendam dan lain-lain.

Drs. Pamudji juga mengemukakan variabel-variabel kepemimpinan


sama seperti dengan yang dikemukakan oleh Drs. Inu Kencana Syafe’i.

2.5. Teknik Kepemimpinan Pemerintahan


a. teknik persuasif dalam kepemimpinan pemerintahan

Adalah strategi dalam pimpinan pemerintahan camat, bupati,


gubernur, ataupu walikota membujuk bawahannya untuk bekerja lebih rajin.
Bujukan dilakukan degan lunak dan lemah lembut.

b. teknik komunikatif dalam kepemimpian pemerintahan

adalah strategi pemimpin dalam memperlancar pekerjaannya


mencapai tujuan melakukan hubungan sesuai dengan kaidah ilmu
komunikasi yaitu apa yang diiginkan oleh pemerintah sebagai jalan pemberi
pesan sama dengan apa yang diterima bawahan dan masyarakat.

c. teknik fasilitas dalam kepemimpina pemerintahan

adalah strategi pemimpin dalam memberikan fasilitas pada bawahan


atau masyarakatnya untuk memperlancar pekerjaan karena bawahan dan
masyarakat tersebut terikat oleh pemberian tersebut.

d. teknik motivasi dalam kepemimpinan pemerintahan

adalah strategi pemimpin mendorong bawahan dan masyarakatnya


bekerja serta membangun lebih rajin.

12
2.6. Kepemimpinan Pemerintah Dan Swasta Pemerintahan

Kepemimpinan pemerintahan lebih mengutamakan ke pada


masyarakat, sehingga kepemimpinan ini lebih memiliki kekuaatan yang
besar untuk memimpin. Karena, pamimpin ini tidak memimpin hal yang
kapasitasnya sedikit, melainkan lebih besar, yang di tujukan kepada
masyarakat. Dalam kepimimpinan pemerintahan terdapat aturan yang harus
di ikuti, tau aturan mainnya, seperti:

a. Monopolistic

Yang mana para pengikut, mua tidak mau hars mengikuti ketentuan
prosedur yang telah di tentukan oleh pemerintahan, sehingga tidak ada
penyelewengan di luar aturan itu.

b. Mempunyai ketentuan hukum

Dalam hal hukum pun, kepimpinan pemerintah juga sangat ketat.


Kerana seorang pengikut harus mengikuti aturan hukum yang berlaku dalam
system pemerintahanya.

2.7. Etika Kepemimpinan Pemerintahan

Etika kepemimpinan pemerintahan dapat dimaknai sebagai


implementasi kepemimpinan pemerintahan yang mempedomani nilai-nilai
etika pemerintahan. Sebagaimana dipahami bahwa di dalam organisasi
pemerintahan, peran pemimpin sangat sentral artinya dinamika bergeraknya
organisasi pemerintahan sangat dipengaruhi oleh perilaku pemimpinnya,
oleh karena itu baik buruknya penyelenggaraan pemerintahan sangat
ditentukan oleh pemimpinnya. Pemerintahan merupakan institusi netral,
dimana di dalamnya terbuka peluang bagi pemimpinnya untuk berbuat baik
atau sebaliknya. Apabila pemerintahan dikelola oleh pemimpin yang
memegang etika kepemimpinan pemerintahan, maka rakyat akan
menerimanya sebagai rahmat (Rasyid, 2001:422).

13
Peran terbesar yang harus dijalani oleh seorang pemimpin
pemerintahan adalah bagaimana bagaimana memberikan pencerahan bagi
masa depan organisasi yang dipimpinnya, dengan menciptakan situasi dan
kondisi kondusif serta memungkinkan berlangsungnya proses-proses
manajemen secara optimal. Pemimpin pemerintahan dalam melaksanakan
tugas, fungsi dan dalam berperilaku, perlu memahami dan
mengimplementasikan makna dari etika. Pemahaman akan etika
kepemimpinan pemerintahan merupakan landasan berpijak penting dalam
melaksanakan pola-pola kerja, baik yang bersifat hirarkhis formal maupun
hubungan yang sifatnya non formal. Dengan demikian maka pemimpin dan
yang dipimpin, akan bekerjasama dalam koridor yang sifatnya saling
melengkapi, tidak sekedar pada pola hubungan atasan dan bawahan. Dengan
menyadari etika kepemimpinan pemerintahan maka pemimpin
pemerintahan perlu menumbuhkan dinamika yang fair dalam
organisasi,yang dapat menciptakan suasana kondusif bagi semua pihak,
untuk menjalani dan menikmati pekerjaan, sebagai bagian dari tanggung
jawab, tanpa merasa terbebani apalagi mersa tertekan. Pekerjaan itu harus
dipahami sebagai panggilan, rahmat, amanah, seni dan bagian dari ibadah,
sehingga komitmen pengabdian harus ditempatkan sebagi prioritas. Bagi
seorang pemimpin pemerintahan, siapapun dia dan dalam bentangan lahan
pengabdian apapun, harus memahami bahwa ia mengemban amanah dari
orang yang dipimpinnya, dan tidak sekedar menjadikan posisi itu sebagai
lambing kebanggaan dan kemegahan (Kaloh, 2009:8).

Bagi seorang pemimpin organisasi yang dipimpinnya ibarat pohon


yang harus terus hidup dan tumbuh untuk kepentingan diri dan
lingkungannya, bagi setiap cabang, bagi setiap ranting, buah sampai
tunasnya. Demikian pula bagi organisasi semua anggota ingin merasakan
sebagai tempat bernaung.

14
2.8. Pemerintahan Indonesia

a. Sebelum Kemerdekaan

Di masa penjajaha/sebelum merdeka, perlawanan bagsa Indonesia


selalu gagal meskipun berkali-kali melakukan perlawanan. Hal yang
menyebabkan gagalnya usaha Idonesia adalah pemimpin peperangan
bergerak sendiri-sendiri, tidak bersatu dengan pemimpin dari berbagai
kerajaan. Pemimpin lebih suka bergerak sendiri dan atas nama daerahnya.
Kebanyakan pemimpin kerajaan mudah diadu domba satu sama lain.

b. Masa Pemerintahan Presiden Soekarno

Dalam kepemimpinannya, Indonesia telah beberapa kali terjadi


perubahan konstituante. Sistem pemerintahan juga berubah-ubah.
Demokrasi liberal, demokrasi terpimpin, dicoba tapi semua gagal. Bahkan
Pacasila sebagai dasar negara diringkas menjadi Tri Sila, dan akhirnya
menjadi Eka Sila. Ada semboyan yang digembar-gemborkan masa itu untuk
menggantikan pancasila yaitu Nasakom (nasioal, agama, komunis). Campur
tangan Belanda masih sangat kental. Pada masa ini banyak sekali
penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh Presiden. Presiden
Soekarno cenderung ke komunis yang akhirnya menyebabkan pergolakan
besar di negeri ini. Puncaknya adalah pemberontakan G30 SPKI.

c. Presiden Soeharto

Soeharto berkuasa di Indonesia selama 32 tahun. Gaya kepemimpinan


beliau dianggap otokratis karena selama kepemimpiannya banyak sekali
manipulasi, pengebirian DPR, korupsi dan semua perintah dan keinginannya
selalu terpenuhi. Semua elemen dan lembaga negara tunduk dibawah
kekuasaan beliau. Tidak ada yang berani mengkritik atau melawan karena
bisa dihukum. Pada tiga dasawarsa, pembangunan yang dirancang beliau
dinilai berhasil namun ada sebagian pihak yang mengatakan bahwa

15
keberhasilan pembangunan itu bersifat semu dan kamuflase. Di dua tahun
akhir kepemimpinannya mulai terjadi pergolakan yang menuntut beliau
mundur. Akhirnya Soeharto berhasil dilengserkan pada tanggal Mei 1998.

d. Presiden Habibie

Habibie menjadi presiden menggantikan Soeharto yang


mengundurkan diri. Namun di masa kepemimpinan beliau, belum mampu
membawa perubahan ke arah lebih baik. Pemerintahan Habibie memang
tidak sama dengan Soeharto. Akan tetapi beliau mengucapkan bahwa beliau
merupakan murid Soeharto. Karena ucapan tersebut, timbul pergolakan
yang mengakibatkan Habibie tidak lama memerintah Indonesia

e. Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarno Putri, dan susilo


Bambang Yudhoyono

Ketiga tokoh itu adalah pemimpin yang mengemban tugas untuk


meneruskan cita-cita reformasi. Masing-masing pemimpin memiliki
kelebihan dan kekurangan masing-masing. Tetapi ketiga pemimpin tersebut
belum mampu mewujudkan cita-cita reformasi. Bahkan pada masa
Megawati Soekarno Putri, Indonesia kehilangan dua pulau yang berharga
bagi Indonesia yaitu Sipadan dan Ligitan. Susilo Bambang Yudhoyono
dipandang juga belum mampu mengubah kondisi bangsa Indonesia yang
sudah terpuruk ini. Beliau dipandang tidak kompak dengan wakilnya Jusuf
Kalla. Bahkan kepemimpinan beliau amat bertolak belakang dengan
wakilnya tersebut. SBY dipandang cukup hati-hati dalam memutuskan
sesuatu, bertele-tele, kurang tegas dan greget. Sedangkan Jussuf Kalla tegas,
langsung ke tujuan tanpa basa-basi, cepat mengambil keputusan dan tegas.
Ini dikarenakan SBY berasal dari suku Jawa sedangkan Jussuf Kalla berasal
dari Makassar dimana orang-orangnya terkenal tegas.

2.9. Perbandingan Kepemimpinan Pemerintahan Di Luar Negeri

a. Kepemimpinan Pemerintahan Di Amerika Serikat

16
Amerika Serikat adalah negara federal, maka sistem pemeritahan
daerahnya berbetuk negara bagian yang terpisah sama sekali dengan negara
induknya bahkan di negara bagian mempunyai undang-undang sendiri.
Kebebasan mausia sangat dijunjung tinggi. Di amerika sudah tidak kaget
lagi ditemukan kasus perkosaan, pencabulan, seks bebas, judi, homosex,
dekadensi moral dan lain-lain. Itu semua sudah menjadi rahasia umum
karena di negeri ini kebebasan adalah yang utama.

b.   Kepemimpinan Pemerintahan Di Jepang

politik kepemimpian pemerintahan Jepang tidak membicarakan


perseorangan tetapi tim kerja. Bangsa Jepang sangat membanggakan
groupnya, alamamaternya, bahkan negaranya. Begitu cintanya bangsa
Jepang terhadap negerinya, maka siapa saja yang bersalah dituntut untuk
bunuh diri. Jadi bila seorang pemimpin di Jepang bersalah, maka secara
sadar yang bersangkutan mengundurkan diri secara sportif.

c. Kepemimpinan Di Arab Saudi       

politik Arab Saudi memperlihatkan bahwa kekuasaan masih akan sulit


bergeser/pindah dari keluarga Ibnu Saud/keluarga kerajaan walaupun
mereka saling membunuh. Tetapi bagaimanapun perilaku pimpinan
pemerintahan negeri ini, pemimpin bisa berlaku adil dan umat islam di
seluruh dunia selalu merindukan untuk mengunjungi negeri ini. Di negara
ini tidak ada partai oposisi. Peradilan tertinggi dipegang oleh Mahkamah
Banding yang sumber hukumnya berasal dari Al Qur’an. Hukum disini
sangat dijunjung tinggi dan selalu ditegakkan

17
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Kepemimpinan pemerintahan bukanlah urusan kompetensi dan


kewenangan semata, tetapi merupakan sumber aktivitas kelompok yang
prima. Jika seorang pemimpin tahu bagaimana memasuki suatu masalah,
maka ia pun harus menemukan strategi untuk keluar dari masalah itu,
sesempit apapun jalan keluarnya. Kepemimpinan pemerintahan bukan hadir
untuk membetangkan beban kepada yang dipimpinnya, tetapi hadir di
tengah-tengah masyarakat untuk membawa harapan, kesejahteraan, rasa
aman dan penghargaan. Kondisi saat ini telah mengalami perubahan jika
dibandingkan sebelumnya, pemimpin pemerintahan tidak lagi merupakan
sosok yang hanya dapat member perintah saja, tetapi mereka dituntut untuk
tanpil sebagai pemeberi suri teladan, menjadi panutan dan pemberi arah,
menjadi fasilitator, sebagai mitra kerja, sebagai penanggung resiko yang
mempunyai visi untuk mendorong organisasi dan orang-orang yang
dipimpinnya berkembang, belajar, serta mampu mengembangkan seluruh
potensi dirinya secara optimal.

3.2. Saran-saran

Jika saja Indonesia memiliki pemimpin yang sangat tangguh tentu


akan menjadi luar biasa. Karena jatuh bangun kita tergantung pada
pemimpin. Pemimpin memimpin, pengikut mengikuti. Jika pemimpin sudah
tidak bisa memimpin dengan baik, cirinya adalah pengikut tidak mau lagi
mengikuti. Oleh karena itu kualitas kita tergantung kualitas pemimpin kita.
Makin kuat yang memimpin maka makin kuat pula yang dipimpin.

18
DAFTAR PUSTAKA

http://greensirius.blogspot.com/2008/04/kepemimpinan-pemerintahan.html
http://oandy-green.blogspot.com/2011/10/tteori-kepemimpinan-
pemerintahan.html
http://tulisantangankudi.blogspot.com/2013/08/teori-kepemimpinan-
pemerintahan-di_1336.html
http://catatanpamong.blogspot.com/2012/11/kepemimpinan-
pemerintahan_12.html
http://dhenykurniawansstp.blogspot.com/2011/12/makalah-kepemimpinan-dan-
etika.html

19

Anda mungkin juga menyukai