Anda di halaman 1dari 24

USULAN PENELITIAN

PENGARUH PENGGUNAAN PROPOLIS TERHADAP JUMLAH


OVULASI, KUALITAS OOSIT DAN ANGKA FERTILITAS
PADA MENCIT YANG TERKONTAMINASI ALUMINIUM

OLEH
FIRDAUS DANANG PRATAMA
E10019020

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2022
2
PENGARUH PENGGUNAAN PROPOLIS TERHADAP JUMLAH
OVULASI, KUALITAS OOSIT DAN ANGKA FERTILITAS
PADA MENCIT YANG TERKONTAMINASI ALUMINIUM

OLEH :
FIRDAUS DANANG PRATAMA
E10019020

Menyetujui,
Pembimbing Utama,

Dr. Bayu Rosadi, S.Pt., M.Si


NIP: 197212101999031003

Mengetahui,
Ketua Jurusan Peternakan Pembimbing Pendamping

Dr. Bayu Rosadi, S.Pt., M.Si drh. Pudji Rahayu, M.P.


NIP: 197212101999031003 NIP: 196008021986022001

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa Taala atas


berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal
skripsi yang berjudul “ Pengaruh Penggunaan Propolis Terhadap Jumlah
Ovulasi, Kualitas Oosit Dan Angka Fertilitas Pada Mencit Yang
Terkontaminasi Alumunium”. Pada penulisan proposal ini penulis menyadari
bahwa mendapatkan bantuan dan dukungan. Oleh karena itu penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Kedua orang tua dan keluarga saya yang telah memberikan dukungan dan
do’a restu untuk menyelesaikan proposal skripsi.
2. Bapak Dr. Bayu Rosadi, S.Pt., M.Si Selaku pembimbing skripsi utama dan
Ibu drh. Pudji Rahayu, M.P. yang telah memberikan bimbingan dan
arahan pada proses penulisan proposal, sehingga dapat diselesaikan
dengan baik.
3. Rekan-rekan Mahasiswa dan semua pihak yang telah memberikan saran
dan masukan pada penulisan proposal ini.
Pada penulisan proposal skripsi ini penulis menyadari bahwa banyak
kekurangan dan belum sempurna. Maka dari penulis mengharapkan kritik dan
saran yang dapat dipergunakan untuk memperbaiki proposal skripsi lebih baik
lagi. Semoga proposal skripsi ini dapat bagi penulis dan kita semua untuk
pengembagan ilmu pengetahuan. Atas perhatiannya penulis mengucapkan banyak
terima kasih.

Jambi, April 2022


Yang menyatakan

Firdaus Danang P.
NIM E10019020

ii
iii
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR........................................................................................................ii

DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii

BAB I. PENDAHULUAN.................................................................................................1

1.1. Latar Belakang...................................................................................................1

1.2. Perumusan Masalah.................................................................................................2

1.3. Hipotesis.................................................................................................................3

1.4. Tujuan Penelitian....................................................................................................3

1.5. Manfaat Penelitian..................................................................................................3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................4

2.1. Pengaruh Alumunium Bagi Kesehatan....................................................................4

2.2. Propolis dan Kandungannya....................................................................................4

2.3. Kegunaan Propolis..................................................................................................5

2.4. Superovulasi dan kawin secara alami.....................................................................6

2.5. Kualitas Oosit Dan Angka Fertilitas........................................................................6

BAB III. MATERI DAN METODE..................................................................................8

3.1. Waktu Dan Tempat.................................................................................................8

3.2. Alat Dan Bahan.......................................................................................................8

3.3. Penggunaan Propolis...............................................................................................8

3.4. Metode Untuk Ekstraksi Propolis............................................................................8

3.5. Pemeliharaan Mencit, Pemberian Aluminium Klorida Dan Propolis....................9

3.6. Pemberian Ekstrak Propolis Terhadap Mencit......................................................10

3.7. Teknik Superovulasi Dan Kawin Alami Mencit....................................................10

3.8. Kualitas Oosit Dan Angka Fertilitas......................................................................10

iv
3.9 Evaluasi Nilai Oosit Terfertilisasi..........................................................................11

3.10. Analisis Data.......................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................13

v
vi
BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Reproduksi merupakan proses dalam kehidupan induvidu untuk
menghasilkan keturunan (Mayasari et al., 2021). Reproduksi dapat ditingkatkan
melalui manajemen perkawinan yang baik dan benar, diantaranya meliput
pemilihan bibit dan sistem perkawinan yang digunakan (Utami et al., 2019).
Proses reproduksi eratkaitannya dengan jumlah ovulasi. Jumlah ovulasi
dipengaruhi oleh genetik dan/atau kombinasi faktor lingkungan (Ismail, 2009).
Ovulasi menghasilkan oosit, ada beberapa faktor yang mempengaruhi jumlah
oosit. Ini termasuk status reproduksi, usia, metode pemulihan oosit, suhu sedang,
kualitas dan ukuran folikel (Rahma et al., 2020). Proses pembuahan
mempengaruhi proses reproduksi dan dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain
organ dan hormon yang berfungsi optimal pada fertilitas (Hernawati et al., 2012).
Tingkat kesuburan dapat menurun akibat injeksi alumunium di dalam
tubuh. Aluminium (Al) adalah logam yang sangat umum di alam. Sekitar 8%
keraknya mengandung aluminium (Adityanti, 2018). Aluminium dikenal sebagai
logam yang memiliki peran biologis dalam tubuh, tetapi dapat juga digolongkan
sebagai logam berat (Normasari et al., 2021). Makanan, air, dan obat-obatan
dapat berkontribusi terhadap paparan aluminium (Pratiwi et al., 2020).
Alumunium makanan kurang diserap/diserap pada saluran tertentu dan
hanya sedikit garam aluminium yang diserap (Nurrahman et al., 2012). Pada
percobaan yang dilakukan setelah 12 minggu pemberian 1000-1400 mg/kg
aluminium klorida pada tikus betina, perubahan histopatologis pada ovarium dan
penurunan kesuburan diamati tergantung pada jumlah betina hamil dan jumlah
janin yang tertelan (Mohammed et al., 2008).
Pada kontaminasi alumunium yang ada di tubuh mencit dapat mengunakan
propolis, sebagai penetralisir alumunium dalam tubuh. Propolis tersebut
membawa manfaat ekonomi bagi petani dan manfaat kesehatan bagi konsumen
(Rosyidi et al., 2018). Propolis, atau lem lebah, adalah bahan resin yang
dikumpulkan oleh lebah dari berbagai jenis tanaman, terutama kuncup dan daun.

1
Propolis adalah produk penting bagi lebah madu dan digunakan sebagai
pertahanan, bagian dari sistem kekebalan eksternal, dan sebagai agen antibakteri
(Khairunnisa et al., 2020).
Propolis mengandung banyak senyawa organik, termasuk resin malam,
minyak atsiri dan mineral. Berdasarkan penelitian sebelumnya, hasil analisis
fitokimia pada ekstrak etanol propolis positif mengandung senyawa flavonoid dan
fenolik, dalam dunia kedokteran propolis juga dapat digunakan untuk mengobati
penyakit (Thamrin et al., 2016).
Propolis banyak digunakan masyarakat untuk mengatasi berbagai penyakit
(Lutpiatina, 2015). Propolis membunuh bakteri yang berada di dalam tubuh
(Dharmayanti et al., 2000). Beberapa khasiat propolis dalam bidang kesehatan dan
kedokteran, yang dibuktikan dengan beberapa penelitian dan studi kasus, adalah
antibodi, antioksidan, antispasmodik, antikoagulan, antijamur, agen antiinflamasi,
agen antikanker, Obat penghilang rasa sakit, antivirus, pengawet, anti-inflamasi.
agen diabetes, agen anti tumor, dan sifat anti alergi (Weliyani et al., 2015).
Berdasarkan pendapat (Kubiliene et al., 2018) tentang, Percobaan analisis
kimia (α, α – diphenyl – β - picrylhydrazyl (DPPH) dan 2,2′ - azino – bis (3 –
ethylbenzthiazoline – 6 - sulphonic acid) (ABTS) metode penangkal radikal
bebas) menunjukkan bahwa propolis dan ekstraknya dapat menangkal radikal
bebas dan sifat pengkelatan logam. Maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian yang “Pengaruh Penggunaan Propolis Terhadap Jumlah Ovulasi,
Kualitas Oosit Dan Angka Fertilitas Pada Mencit Betina Yang
Terkontaminasi Alumunium” untuk meneliti lebih lanjut efek propolis pada
hewan yang terkontaminasi aluminium yang diuji menggunakan media mencit.

1.2. Perumusan Masalah


Berdasarkan penjelasan pendahuluan yang telah diuraikan di atas, maka
peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Pengaruh pemberian aluminium terhadap jumlah ovulasi yang dilakukan
pada tubuh menci yang diberikan propolist.
2. Pengaruh kualitas oosit mencit yang terpapar alumunium dan diberi
propolis.

2
3. Pengaruh pemberian propolis terhadap tingkat fertilitas pada mencit yang
mencit alumunium.

1.3. Hipotesis
Beberapa asumsi telah dibuat dalam hipotesis pemberian propolis pada
sistem ovulasi, oosit dan kesuburan mencit yang terpapar alumunium. Penurunan
jumlah oosit mencit, kualitas ovulasi dan tingkat fertilitas yang terkontaminasi
aluminium dengan injeksi secara oral. Penggunaan propolis berpengaruh positif
terhadap perbaikkan tingkat ovulasi, kualitas oosit dan fertilitas yang
terkontaminasi alumunium.

1.4. Tujuan Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk mengatasi masalah aluminium yang dapat
membahayakan kesehatan reproduksi yang berkaitan jumlah ovulasi, kualitas
oosit dan tingkat fertilitas. Menggunakan propolis yang relatif aman dengan
rendah efek samping.

1.5. Manfaat Penelitian


Pada penelitian tantang pengaruh penggunaan propolis terhadap
kontaminasi alumunium dengan hawan percobaan berupa mencit. Penelitian
tersebut memiliki manfaat, yaitu;
1. Mengetahui dampak alumunium yang ditimbulkan terhadap kesehatan
reproduksi pada jumlah ovulasi, kualitas oosit dan tingkat fertilitas.
2. Propolis dapat dijadikan penangkal pengelatan alumunium dan
peningkatan kesuburan pada tubuh hewan dan manusia.

3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengaruh Alumunium Bagi Kesehatan


Aluminium (Al) merupakan logam yang sangat melimpah di alam, dengan
kurang lebih 8% kerak bumi mengandung aluminium (Adityanti, 2018).
Aluminium dikenal sebagai logam yang memiliki peran biologis dalam tubuh,
namun dapat juga digolongkan sebagai logam beracun (Normasari et al., 2021).
Sumber paparan aluminium dapat berasal dari makanan, air, dan obat-obatan
(Pratiwi et al., 2020). Pada obat contohnya antasida, fosfat pengikat, aspirin
buffer, vaksin dan injeksi allergen (Al-Hasem, 2009).
Kontributor utama aluminium pada makanan bahan tambahan sodium
aluminium fosfat asam sebagai pengembang, menyebabkan produk roti banyak
mengandung aluminium, sodium aluminium fosfat dasar sebagai agen emulsi
pada keju, dan sodium aluminosilicate sebagai agen anti gumpal pada krimer
bukan susu dan garam (Yokel, 2013). Aluminium yang masuk melalui makanan
kurang diserap/diserap di saluran cerna, dengan hanya sedikit garam aluminium
yang diserap (Nurrahman et al., 2012).
Asupan harian orang dewasa rata-rata 7,4 mg atau 106 µg/kg bobot badan.
Sebagian orang mengkonsumsi lebih banyak aluminimum dari makanan, rata-rata
tertinggi yang dilaporkan adalah 28,5 mg/hari (Gharib, 2004). Penambahan
almunium ke dalam minuma dapat menurunkan asupan air, yang disebabkan
karena sifat astringen (Marcussen et al., 2013). Aluminium meningkatkan radikal
bebas dan mengubah aktivitas enzimatik (Yousef et al., 2007). Tikus betina
menunjukkan histopatologi ovarium dan penurunan kesuburan setelah 12 minggu
pemberian aluminium klorida pada dosis 1000-1400 mg/kg (Mohammed et al.,
2008).

2.2. Propolis dan Kandungannya


Propolis atau Propolis lebah adalah bahan resin yang dikumpulkan oleh
lebah dari berbagai tanaman, terutama dari kuncup dan daun. Propolis merupakan

4
produk penting bagi lebah dan digunakan sebagai komponen pertahanan, sistem
imun eksternal, dan agen antibakteri (Khairunnisa et al., 2020). Propolis adalah
getah lebah yang ditemukan di pohon atau digunakan lebah untuk menutupi celah
di sarangnya (Palupi, 2020).
Propolis adalah produk lebah alami yang memiliki efek antibakteri,
termasuk efek antibakteri. Efek antibakteri propolis adalah karena kandungan
flavonoidnya yang tinggi (Dharmayanti et al., 2000). Propolis mengandung
banyak senyawa organik seperti night resin, minyak atsiri dan mineral (Thamrin et
al., 2016).
Senyawa bioaktif propolis kaya akan flavonoid dan fenol. Senyawa
tersebut merupakan antioksidan yang dapat digunakan untuk memerangi radikal
bebas. Kandungan senyawa fenolik dan flavonoid dalam propolis bergantung pada
lokasi geografis dan spesies lebah (Rosyidi et al., 2018). Adanya senyawa tersebut
menunjukkan bahwa propolis memiliki berbagai aktivitas, antara lain: B. Efek
antioksidan, antibakteri, antivirus, antiinflamasi, dan antitumor (Yuliawan et al.,
2021).
Propolis mengandung mikronutrien berkualitas tinggi: vitamin (A, B, C),
mineral (Ca, Mg, Na, Fe, Mn, Cu, Zn), enzim suksinat dehidrogenase (Halim et
al., 2012). Pelarut yang digunakan adalah air, dan HCl dan NaOH digunakan
untuk mengatur pH. Perbandingan serbuk propolis dengan pelarut adalah 2 : 8
(Rismawati & Ismiyati, 2017).

2.3. Kegunaan Propolis


Propolis mengandung banyak flavonoid dengan sifat antioksidan, anti-
inflamasi dan antibakteri. Ekstrak propolis telah dipelajari untuk efek
imunomodulator dan terapeutik (Palupi, 2020). Secara umum, mekanisme kerja
dapat dibagi menjadi tiga. Yaitu, penghambatan sintesis asam nukleat,
penghambatan fungsi membran sel, dan penghambatan metabolisme energi
(Amanda et al., 2019).
Propolis memiliki manfaat antibakteri, anti-kanker, imunomodulator, anti-
inflamasi, antivirus dan antioksidan. Propolis juga diketahui memiliki efek
antiemetik lainnya (Nusa et al., 2015). Karena senyawa metabolisme sekunder

5
flavonoid dan saponin terkandung dalam tanaman, kedua senyawa tersebut
bekerja secara sinergis dalam penyembuhan luka dan menurunkan kadar glukosa
darah (Suriawanto et al., 2021).
Ekstrak Propolis dan Produk Bangunan Sarang yang menggunakan ekstrak
propolis memiliki aktivitas antibakteri terhadap Klebsiella pneumonia dan
Staphylococcus aureus (Annizah & Puspita Sari, 2016). Asam caffeic phenethyl
ester yang terkandung dalam propolis memiliki aktivitas menghambat degranulasi
sel mast (Hadinoto et al., 2013). Manfaat flavonoid antara lain efek anti inflamasi,
pencegahan pengeroposan tulang, dan efek antibiotik (antib hjhakteri dan
antivirus) (Nasution et al., 2015).
Propolis dalam kadar protein total plasma yang menunjukkan bahwa
propolis mengandung sejumlah besar flavonoid dan protein, dan interaksi propolis
dengan protein plasma. Menyebabkan perubahan konformasi protein, yang erat
kaitannya protein untuk proses reproduksi (Okail et al., 2020). Propolis dapat
digunakan untuk meningkatkan produksi ternak yang berhubungan dengan
pembiakan, termasuk ovulasi. Salah satu cara untuk mengetahui apakah Anda
sedang berovulasi adalah dengan melihat swab vagina yang mungkin
mencerminkan status hormonal Anda. Usap vagina yang terus menerus dapat
menentukan terjadinya ovulasi dengan menentukan indeks piknotik nuklir (Sylvie,
2011).

2.4. Superovulasi dan kawin secara alami


Pembuatan apusan vagina adalah untuk menentukan ada tidaknya ovulasi
dengan menghitung indeks fisi dan menentukan siklus ovulasi (Sylvie, 2011).
Semua mencit betina yang digunakan dalam penelitian ini awalnya diinduksi
dengan hiperovulasi. Kisaran berat badan mencit betina yang digunakan adalah
2935 g pada umur 810 minggu (Sari, 2017).
Ovulasi berlebihan pada mencit dilakukan dengan injeksi intraperitoneal
serum gonadotropin (PMSG) 5 IU dari kuda bunting, dilanjutkan dengan injeksi
human chorionic gonadotropin (hCG) 5 IU 48 jam kemudian (Rinendyaputri &
Nikmah, 2013). Ovulasi berlebihan dilakukan dengan menggunakan spuit 18 dan

6
22 G untuk injeksi FSH dan PGF2α, serta spuit 5 mL dengan timbal dan sarung
tangan (Pranata et al., 2016).
Perkawinan alami dilakukan dengan masing-masing menggunakan jantan
yang berjenis sama dengan betina. Setelah menyuntikkan hCG ke betina, jantan
dan betina dicampur dengan perbandingan 1:1. Sumbat vagina telah dipelajari
untuk memastikan pernikahan yang sukses (Rosadi et al., 2008). Hari
ditemukannya sumbat vagina adalah hari pertama kehamilan (Janika & Djaelani,
2011).

2.5. Kualitas Oosit Dan Angka Fertilitas


Kualitas oosit sangat mempengaruhi kemampuan oosit untuk berkembang
menjadi embrio, terutama sampai pada tahap blastokista (Zayani et al., 2016).
Selama pertumbuhan, oosit memiliki membran pembiasan warna-eosinofilik yang
disebut zona pelusida. Membran ini memisahkan oosit dari granuloma yang
berdekatan (Safrida, 2012).
Sel telur yang ada dihitung jumlahnya dan diamati sel telur berkualitas
baik dan kurang baik. Sel telur yang berkualitas baik (viable), ditunjukkan dengan
keadaan sitoplasma bulat dengan granulasi yang homogen sedangkan sel
telur berkualitas kurang baik ditunjukkan dengan keadaan sitoplasma yang
fragmentasi atau degenerasi (Rumiyati, 2001).
Senyawa saponin, tanin, flavonoid, terpenoid, alkaloid, sterol, dan triterpen
dapat menekan kesuburan dengan mengganggu fungsi ovarium, rahim, atau
vagina (Mardiati & Sitasiwi, 2016). Dari definisi infertilitas ini, ada tiga faktor
yang harus dipenuhi. Artinya, tidak menggunakan durasi olahraga, hubungan
seksual yang teratur dan memadai, serta kontrasepsi (Khaidir, 2006).

7
BAB III. MATERI DAN METODE

3.1. Waktu Dan Tempat


Penelitian akan dilakukan selama 30 hari pada bulan Juli 2022. Bertempat di
kandang peternakan dan Gedung Percobaan C Fakultas Pertanian dan Peternakan
Universitas Jambi.

3.2. Alat Dan Bahan


Alat yang akan digunakan pada penelitian ini adalah masker wajah, spuit
with needle 1 mL, gelas reaksi, cawan petri , jarum, steroform, mikroskop, tabung
Erlenmeyer, corong kaca, kertas saring, rotary evaporator, pipet tetes, termometer
ruangan, kandang plastik mencit, tempat minum mencit, gunting bedah, pinset
anatomi, surgical blade, sarung tangan, kater.
Bahan yang akan digunakan pada penelitian ini adalah 48 ekor mencit,
larutan NaCl 0,9% fisiologis, kloroform, kassa, alcohol 70%, air, propolis kasar,
cairan Tween 80 atau polysorbate 80, pellet mencit, cairan 5 IU PMSG (Foligon,
Intervet, Netherland) dan 5 IU hCG (Chorulon, Intervet, Netherland).

3.3. Penggunaan Propolis


Propolis kasar yang diperoleh dan disimpan pada suhu -5o C sampai
digunakan. Sampel propolis diekstraksi menurut penelitian terdahulu. Sampel
dilarutkan dalam pelarut (air, 75% etanol) dan diperlakukan dalam ultrasound
bath selama 4 jam, ekstrak difilter dan diuapkan untuk mendapatkan ekstrak
propolis kering. Ekstrak dilarutkan kembali dalam 1% Tween 80 untuk pemberian
propolis secara oral melalui mulut.

8
3.4. Pemeliharaan Mencit, Pemberian Aluminium Klorida Dan Propolis
Empat puluh delapan ekor mencit betina strain Balb/c berumur rata-rata 42
hari digunakan dalam penelitian ini . Mencit dipelihara secara individual dalam
kandang plastik, dalam ruang dengan berpengatur suhu yang dipertahankan pada
suhu 24oC, dan siklus gelap/terang masing-masing 12 jam. Kelembaban
dipertahankan minimum pada 50%, pakan diberikan berupa pellet dan diberi
minum air keran adlibitum.
Percobaan dilaksanakan menggunakan rancangan acak lengkap. Setelah
masa adaptasi selama satu minggu, mencit dibagi secara acak ke dalam 4
perlakuan yaitu:
P0 : diberikan NaCl fisiologis
P1: diberikan aluminium klorida (4,2 mg/kg bobot badan) dalam pelarut NaCl
fisiologis
P2: diberikan propolis (6 mg/kg bobot badan) dalam pelarut NaCl fisiologis
P3: diberikan aluminium klorida (4,2 mg/kg bobot badan) dan propolis (6 mg/kg
bobot badan) dalam pelarut NaCl fisiologis.
Masing-masing perlakuan terdiri dari 12 ekor mencit, sehingga digunakan
sebanyak 48 ekor mencit. Perlakuan diberikan dengan metode pencekokan
menggunakan sonde selama 6 minggu. Bobot badan ditimbang setiap hari.

3.5. Pemberian Ekstrak Propolis Terhadap Mencit


Proses pemberian propolis pada mencit. Mencit dalam keadaan sehat dan
hidup dalam kandang. Dalam penanganan mencit dalam tenang, untuk mengindari
cidera akibat gigitan mencit. Pada saat memegang mencit diawali pada bagian
ekor kemudian menuju bagian kepala.
Pemberian ekstak larutan propolis ditambahkan dengan 1% Tween 80
(polysorbate 80) yang diinjeksikan secara oral melalui mulut. Selanjutnya mencit
yang telah diinjeksikan ekstrak propolis dimasukkan kembali ke kandang dan di
biarkan selama 48 jam. Agar larutan dapat bekerja secara maksimal.

9
3.6. Teknik Superovulasi Dan Kawin Alami Mencit
Metode superovulasi mencit mengacu penelitian terdahulu (Rosadi et al.,
2008). Mencit disuperovulasi dengan menyuntikkan 5 IU Pregnant Mare’s
Serum Gonadotropin PMSG (Foligon, Intervet, Netherland) dan 5 IU human
Chorionic Gonadotropin hCG (Chorulon, Intervet, Netherland) Dengan selang 48
jam secara intraperitoneum. Kawin alam dilakukan dengan menggunakan rasio
jantan/betina sebesar 1:1 setelah injeksi hCG pada betina.
Untuk memastikan keberhasilan perkawinan dilakukan
pemeriksaan vaginal plug. Dari pemeriksaan vaginal plug dapat diketahui
mencit yang kawin dan yang tidak kawin. Mencit yang kawin ditandai dengan
adanya vaginal plug yang juga merupakan indikator adanya libido pada mencit
betina. Dari pengamatan ini dapat diketahui persentase mencit betina yang kawin.

3.7. Kualitas Oosit Dan Angka Fertilitas


Pada pengujian kualitas oosit mencit, di bedakan dengan perlakuan
penyuntikan 5 IU PMSG dan 5 IU hCG dan perlakuan tanpa penyuntikan. Masing
– masing 4 ekor mencit dari setiap perlakuan dikorbankan dengan cara dislocation
cervicalis. Mencit dibelah dan diambil bagian tuba falopii. Oosit dikoleksi dari
bagian tuba falopii yang menggembung karena adanya massa oosit. Bagian
tersebut ditoreh dengan ujung jarum steril, dan oosit dikeluarkan dan ditampung
dalam larutan PBS mengandung 5% serum pada cawan patri. Oosit yang
terkumpul dihitung dan diidentifikasi dengan menggunakan mikroskop. Oosit
dikelompokkan menjadi tiga yaitu oosit yang rusak, oosit terfertilisasi, dan oosit
yang tidak terfertilisasi. Oosit yang terfertilisasi ditandai adanya 2 bahan kutub,
sedangkan yang tidak terfertilisasi hanya mempunyai satu badan kutub

3.8. Evaluasi Nilai Oosit Terfertilisasi


Sel telur yang ada dihitung jumlahnya dan diamati sel telur berkualitas
baik dan kurang baik. Sel telur yang berkualitas baik (viable), ditunjukkan dengan
keadaan sitoplasma bulat dengan granulasi yang homogen sedangkan sel

10
telur berkualitas kurang baik ditunjukkan dengan keadaan sitoplasma yang
fragmentasi atau degenerasi (Rumiyati, 2001).
Pada grade pembuahan sel telur dapat dikelompokkan menjadi 4 yaitu :
grade A dengan bentuk sel telur yang bulat dan di dalamnya terdapat bulatan serta
dikelilingi dengan > 10 granulasi. Grade B dengan bentuk sel telur yang bulat dan
di dalamnya terdapat bulatan serta dikelilingi dengan 3-10 granulasi. Grade C
dengan bentuk sel telur yang bulat dan di dalamnya terdapat bulatan serta
dikelilingi dengan 0-3 granulasi. Grade D dengan bentuk sel telur yang tidak terda
Grade C dengan bentuk sel telur yang bulat dan di dalamnya terdapat bulatan serta
dikelilingi dengan 0-3 granulasi. pat bulatan serta tidak dikelilingi dengan
granulasi atau dapat dikatakan rusak.
Penentuan tingkat kemampuan fertilisasi in vitro dilakukan berdasarkan
pada pembentukan dan jumlah pronukleus (PN). Total oosit yang terfertilisasi
adalah oosit yang mempunyai dua atau lebih PN. Fertilisasi normal ditandai
dengan terbentuknya dua PN, sedangkan oosit yang mempunyai lebih dari 2 PN
dikategorikan sebagai polispermi. Jika oosit tidak terdapat pronukleus (PN), maka
oosit dikatakan tidak terfertilisasi.

3.9. Analisis Data


Data yang dianalisis memakai sidik ragam. Jika perlakuan berpengaruh
nyata terhadap perubahan yang diamati saat dilakukan uji lanjut Duncan. Semua
perhitungan statistik menggunakan perangkat lunak SPSS ver 14.0.

11
DAFTAR PUSTAKA

Adityanti, D. candra. (2018). Hubungan Antara Pemberian Alumunium Dengan


Gambaran Histopalogi Ginjal Tikus Wastar Jantan. Universitas Jember.
Al-Hasem, F. (2009). Camel ’ s Milk Protects against Aluminum Chloride-
Induced Toxicity in the Liver and Kidney of White Albino Rats Fahaid Al-
Hashem Department of Physiology , College of Medicine , King Khalid
University , Abha 61421 , Saudi Arabia. American Journal of Biochemistry
and Biotechnology, 5(3), 98–108.
Amanda, E. A., Oktiani, B. W., & Panjaitan, F. U. (2019). Efektivitas Antibakteri
Ekstrak Flavonoid Propolis trigona sp (Trigona thorasica) Terhadap
Pertumbuhan Bakteri Porphyromonas gingivalis. Dentin Jurnal Kedokteran
Gigi, 3(1), 23–28.
Annizah, S., & Puspita Sari, Y. (2016). Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Propolis
Lebah Trigona incisa Terhadap Bakteri Klebsiella pneumonia Dan
Staphylococcus aureus. Bioprospek, 11(1), 42–48.
Dharmayanti, N. L. P. I., Sulistyowati, E., Tejolaksono, M. N., & Prasetya, R.
(2000). Efektifitas Pemberian Propolis Lebah Dan Jelly Pada Abses Yang
Disebabkan Staphylococcus Aureus. 5(April), 41–48.
Gharib, G. A. (2004). Newer Trace Elements In Iranian Diets. J Radioanal Nucl
Chem. 262(1):199.
Hadinoto, S. H., Sarsono, Aisyah, S., & Prasetyo, D. H. (2013). Ekstrak Etanol
Propolis Menurunkan Kadar IL-17 Serum pada Mencit Balb/C Model Asma
Kronik. Majalah Kedokteran Bandung, 45(4), 213–217.
Halim, E., Sutandyo, N., Sulaeman, A., Artika, M., Agung, A. D., Masyarakat, D.
G., Sakit, R., Dharmais, K., & Indonesia, U. (2012). Kajian Bioaktif dan Zat
Gizi Propolis Indonesia dan Brasil. Jurnal Gizi Dan Pangan, 7(1), 1–6.
Hernawati, T., Safitri, E., Utama, S., & Mulyati, S. (2012). Penurunan Angka
Fertilitas Spermatozoa dan Gambaran Histopatologis Tubulus Seminiferus
Mencit (Mus Musculus) Kondisi Malnutrisi. Tulisan Ilmiah, 5(1979–1305),

12
157–231.
Ismail, M. (2009). Onset dan Intensitas Estrus Kambing Pada Umur yang
Berbeda. J. Agroland, 16(2), 180–186.
Janika, A., & Djaelani, M. A. (2011). Studi Awal Upaya Eksplorasi Agensia
Imunokontrasepsi Untuk Regulasi Fertilitas Hewan Liar : Pofil Protein
Selama Proses Implantasi Embrio Mencit (Mus musculus L.) BALB/c. Studi
Awal Upaya Eksplorasi Agensia Imunokontrasepsi Untuk Regulasi Fertilitas
Hewan Liar : Pofil Protein Selama Proses Implantasi Embrio Mencit (Mus
Musculus L.) BALB/C., 13(1), 39–45.
Khaidir, M. (2006). Penilaian tingkat fertilitas dan penatalaksanaannya pada pria.
Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas, 30–34.
Khairunnisa, K., Mardawati, E., & Putri, S. H. (2020). Karakteristik Fitokimia dan
Aktivitas Antioksidan Ekstrak Propolis Lebah Trigona Sp. Jurnal Industri
Pertanian, 2(1), 124–129.
Kubiliene, L., Jekabsone, A., Zilius, M., Trumbeckaite, S., & Simanaviciute, D.
(2018). Comparison of aqueous , polyethylene glycol-aqueous and ethanolic
propolis extracts : antioxidant and mitochondria modulating properties. 1–10.
Lutpiatina, L. (2015). Efektivitas Ekstrak Propolis Lebah Kelut (Trigona spp)
dalam Menghambat Pertumbuhan Salmonella typhi, Staphylococcus aureus
dan Candida albicans. Jurnal Skala Kesehatan, 6(1), 1–8.
Marcussen, H., Bredie, W. L. P., Stolzenbach, S., Brusch, W., Holm, P. E., &
Hansen, H. C. B. (2013). Sensory properties of Danish municipal drinking
water as a function of chemical composition. Food Res Int, 54(1):389–.
Mardiati, S. M., & Sitasiwi, A. J. (2016). Pertambahan Berat Badan Mencit (Mus
musculus L.) Setelah Perlakuan Ekstrak Air Biji Pepaya (Carica papaya
Linn.) Secara Oral Selama 21 Hari. Buletin Anatomi Dan Fisiologi, 1(1), 75.
Mayasari, A. T., Febriyanti, H., & Primadevi, I. (2021). Kesehatan Reproduksi
Wanita Di Sepanjang Daur Kehidupan (D. Alia (ed.); Buku elekt). Syiah
Kuala University Press.
Mohammed, A., Mayyas, I., Elbetieha, A., Shoter, A., Khamas, W., & Elnasser,
Z. (2008). Toxicity evaluation of aluminium chloride on adult female mice.
Journal of Animal and Veterinary Advances, 7(5), 552–556.

13
Nasution, A. Y., Adi, P., & Santosa, P. A. (2015). Effect of Propolis Extract on
SGOT (Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase) and SGPT (Serum
Glutamic Pyruvic Transaminase) Level of Wistar Rats ( Rattus norvegicus )
with High Fat Diet. Majalah Kesehatan FKUB, 2(3), 120–126.
Normasari, R., Fauzi, M. I., & Aziz, A. M. (2021). The Protection Effect Of
Methanol Extract From Asam Jawa Seed On Testicular Tissue Damage
Induced By Aluminium Chloride (AlCL3). Journal of Agromedicine and
Medical Sciences, 7(1), 16.
Nurrahman, Murwani, R., & Yazid, N. (2012). Pengaruh Penggunaan Tawas Pada
Pakan Terhadap Toksisitas Dan Kadar Alumunium Organ Tikus In Vitro.
03(05), 1–13.
Nusa, C. P., Sulaeman, A., & Marliyati, S. A. (2015). Karakteristik Fisikokimia
dan Aktivitas Antiemesis Ekstrak dan Mikrokapsul Propolis Trigona itama.
Indonesian Journal of Human Nutrition, 5(2), 74–84.
Okail, H. A., Ibrahim, A. S., & Badr, A. H. (2020). The protective effect of
propolis against aluminum chloride-induced hepatorenal toxicity in albino
rats. The Journal of Basic and Applied Zoology, 81(1).
https://doi.org/10.1186/s41936-020-00169-9
Palupi, D. A. (2020). ASMA Prevalensi asma di Indonesia tertinggi terdapat di
Sulawesi Tengah ( 7 , 8 %), di Jawa Tengah prevalensi asma 4 , 3 %
sedangkan di DI Yogyakarta 6 , 9 %. Prevalensi asma menurut Riset
Kesehatan Dasar ( RISKESDAS ) lebih sering terjadi pada wanita usi. 4(1),
52–59.
Pranata, A., Kardaya, D., & Harsi, T. (2016). Pemberian Pakan Konsentrat
Dengan Kadar Protein Yang. Jurnal Peternakan Nusantara, 2(1), 18–26.
Pratiwi, I., Normasari, R., & Prasetyo, R. (2020). The Effectiveness of
Tamarindus indica Extract in Total Osteoblast Cell of Male Wistar Rat’s
Femur Bone Induced by Aluminium. Journal of Agromedicine and Medical
Sciences, 6(2), 110.
Rahma, N., Udin, Z., & Masrizal, M. (2020). Pengaruh Waktu Penyimpanan
Ovarium Terhadap Kuantitas dan Kualitas Oosit serta Tingkat Maturasi Oosit
secara In Vitro pada Sapi Simental. Jurnal Peternakan Indonesia (Indonesian

14
Journal of Animal Science), 22(3), 346.
Rinendyaputri, R., & Nikmah, U. A. (2013). Produksi Parthenogenetik Blastosis
Mencit Sebagai Sumber Stem Cell. Jurnal Biotek Medisiana Indonesia,
Vol.2.1.(September 2012), 1–8.
Rismawati, S. N., & Ismiyati. (2017). Pengaruh Variasi pH Terhadap Kadar
Flavonoid Pada Ekstraksi. Jurnal Konversi, 6(2), 89–94.
Rosadi, B., Setiadi, M. A., Sajuthi, D., & Boediono, A. (2008). Perkembangan
Embrio Mencit Dan Hemster Dalam Medium KSOMaa Dan HECM-6.
Veteriner, 9(4), 157–162.
Rosyidi, D., Eka Radiati, L., Minarti, S., Mustakim, M., Susilo, A., Jaya, F., &
Azis, A. (2018). Perbandingan Sifat Antioksidan Propolis pada Dua Jenis
Lebah (Apis mellifera dan Trigona sp.) di Mojokerto dan Batu, Jawa Timur,
Indonesia. Jurnal Ilmu Dan Teknologi Hasil Ternak, 13(2), 108–117.
Rumiyati, E. (2001). Morfologi Dan Viabilitas Oosit Pronukleus Mencit Setelah
Vitrifikasi. Institut Pertanian Bogor (IPB).
Safrida. (2012). Deteksi Senyawa Mukopolisakarida Dengan Pewarnaan Alcia
Blue Pada Ovarium Dan Uterus Tikus Putih Rattus Norvegicus. Ilmiah,
I(2302–1705), 25–28.
Sari, T. A. (2017). Pengaruh Air Lindi Sludge Sampah TPA Sarimukti Terhadap
Perkembangan Embrio Praimplantasi Mencit (Mus musculus L.) SW. Factor
Exacta, 10(1), 78–89.
Suriawanto, N., Setyawati, E., Program, N., Keperawatan, S. I., Tinggi, S.,
Kesehatan, I., Nusantara, W., Jl, P., Untad, I., Palu, K., & Tengah, S. (2021).
Pengaruh Pemberian Ekstrak Propolis Lebah Tanpa Sengat Pada
Penyembuhan Luka Bakar Tikus Putih (Rattus norvegicus) The Effect of
Treatment Using Stingless Bee Propolis Extract on Burn Wound Healing in
Rattus norvegicus. 8(December 2020), 68–76.
Sylvie, P. (2011). Ekstrak Akar Tanaman Kelor Sebagai Antifertilitas Pada
Mencit Betina. Jik, 5(2), 117–121.
Thamrin, A., Erwin, & Syafrizal. (2016). Uji Fitokimia , Toksisitas Serta
Antioksidan Ekstrak Propolis Pembungkus Madu Lebah Trigona Incisa
Dengan Metode 2 , 2- diphenyl -1- picrylhidrazyl ( DPPH ). Jurnal Kimia

15
Mulawarman, 14(1), 54–60.
Utami, P., Samsudewa, D., & Lestari, C. M. S. (2019). Pengaruh Perbedaan
Sistem Perkawinan terhadap Lama Bunting dan Litter Size Kelinci New
Zealand White. Jurnal Sain Peternakan Indonesia, 14(1), 70–74.
https://doi.org/10.31186/jspi.id.14.1.70-74
Weliyani, Nugroho, R. A., & Syafrizal. (2015). Uji aktivitas antikoagulan ekstrak
Propolis Trigona laeviceps Terhadap Darah Mencit ( Mus musculus L.).
Prosiding Seminar Sains Dan Teknologi FMIPA Unmu, September, 1–10.
Yokel, R. A. (2013). Aluminum. In: Benjamin Caballero E-i-C, editor.
Encyclopedia ofhuman nutrition. 3rd ed. Waltham (MA): Academic Press; p.
57–63.
Yousef, L. M., Kamel, K. L., & El-_Demerdash, F. M. (2007). An In Vitro Study
On Reproductive Toxicity Of Aluminium Chloride On Rabbit Sperm: The
Protective Role Of Some Antioxidants. Toxicology, 239(3): 213-223.
Yuliawan, V. N., Aziz, A., & Kustiawan, P. M. (2021). Uji Fitokimia Fraksi Etil
Asetat Dari Propolis Lebah Kelulut Heterotrigona Itama Asal Kutai
Kartanegara Pengumpulan sampel. 2(2), 131–137.
Zayani, N., Supriatna, I., & Setiadi, M. A. (2016). Efektivitas Ekstrak Biji Kapas
(Gossypium hirsutum L.) terhadap Jumlah dan Viabilitas Embrio Mencit
(Mus musculus L.). Indonesian Journal of Veterinary Science, 34(2), 233–
242.

16

Anda mungkin juga menyukai