OLEH
FIRDAUS DANANG PRATAMA
E10019020
OLEH :
FIRDAUS DANANG PRATAMA
E10019020
Menyetujui,
Pembimbing Utama,
Mengetahui,
Ketua Jurusan Peternakan Pembimbing Pendamping
i
KATA PENGANTAR
Firdaus Danang P.
NIM E10019020
ii
iii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.3. Hipotesis.................................................................................................................3
iv
3.9 Evaluasi Nilai Oosit Terfertilisasi..........................................................................11
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................13
v
vi
BAB I. PENDAHULUAN
1
Propolis adalah produk penting bagi lebah madu dan digunakan sebagai
pertahanan, bagian dari sistem kekebalan eksternal, dan sebagai agen antibakteri
(Khairunnisa et al., 2020).
Propolis mengandung banyak senyawa organik, termasuk resin malam,
minyak atsiri dan mineral. Berdasarkan penelitian sebelumnya, hasil analisis
fitokimia pada ekstrak etanol propolis positif mengandung senyawa flavonoid dan
fenolik, dalam dunia kedokteran propolis juga dapat digunakan untuk mengobati
penyakit (Thamrin et al., 2016).
Propolis banyak digunakan masyarakat untuk mengatasi berbagai penyakit
(Lutpiatina, 2015). Propolis membunuh bakteri yang berada di dalam tubuh
(Dharmayanti et al., 2000). Beberapa khasiat propolis dalam bidang kesehatan dan
kedokteran, yang dibuktikan dengan beberapa penelitian dan studi kasus, adalah
antibodi, antioksidan, antispasmodik, antikoagulan, antijamur, agen antiinflamasi,
agen antikanker, Obat penghilang rasa sakit, antivirus, pengawet, anti-inflamasi.
agen diabetes, agen anti tumor, dan sifat anti alergi (Weliyani et al., 2015).
Berdasarkan pendapat (Kubiliene et al., 2018) tentang, Percobaan analisis
kimia (α, α – diphenyl – β - picrylhydrazyl (DPPH) dan 2,2′ - azino – bis (3 –
ethylbenzthiazoline – 6 - sulphonic acid) (ABTS) metode penangkal radikal
bebas) menunjukkan bahwa propolis dan ekstraknya dapat menangkal radikal
bebas dan sifat pengkelatan logam. Maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian yang “Pengaruh Penggunaan Propolis Terhadap Jumlah Ovulasi,
Kualitas Oosit Dan Angka Fertilitas Pada Mencit Betina Yang
Terkontaminasi Alumunium” untuk meneliti lebih lanjut efek propolis pada
hewan yang terkontaminasi aluminium yang diuji menggunakan media mencit.
2
3. Pengaruh pemberian propolis terhadap tingkat fertilitas pada mencit yang
mencit alumunium.
1.3. Hipotesis
Beberapa asumsi telah dibuat dalam hipotesis pemberian propolis pada
sistem ovulasi, oosit dan kesuburan mencit yang terpapar alumunium. Penurunan
jumlah oosit mencit, kualitas ovulasi dan tingkat fertilitas yang terkontaminasi
aluminium dengan injeksi secara oral. Penggunaan propolis berpengaruh positif
terhadap perbaikkan tingkat ovulasi, kualitas oosit dan fertilitas yang
terkontaminasi alumunium.
3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
4
produk penting bagi lebah dan digunakan sebagai komponen pertahanan, sistem
imun eksternal, dan agen antibakteri (Khairunnisa et al., 2020). Propolis adalah
getah lebah yang ditemukan di pohon atau digunakan lebah untuk menutupi celah
di sarangnya (Palupi, 2020).
Propolis adalah produk lebah alami yang memiliki efek antibakteri,
termasuk efek antibakteri. Efek antibakteri propolis adalah karena kandungan
flavonoidnya yang tinggi (Dharmayanti et al., 2000). Propolis mengandung
banyak senyawa organik seperti night resin, minyak atsiri dan mineral (Thamrin et
al., 2016).
Senyawa bioaktif propolis kaya akan flavonoid dan fenol. Senyawa
tersebut merupakan antioksidan yang dapat digunakan untuk memerangi radikal
bebas. Kandungan senyawa fenolik dan flavonoid dalam propolis bergantung pada
lokasi geografis dan spesies lebah (Rosyidi et al., 2018). Adanya senyawa tersebut
menunjukkan bahwa propolis memiliki berbagai aktivitas, antara lain: B. Efek
antioksidan, antibakteri, antivirus, antiinflamasi, dan antitumor (Yuliawan et al.,
2021).
Propolis mengandung mikronutrien berkualitas tinggi: vitamin (A, B, C),
mineral (Ca, Mg, Na, Fe, Mn, Cu, Zn), enzim suksinat dehidrogenase (Halim et
al., 2012). Pelarut yang digunakan adalah air, dan HCl dan NaOH digunakan
untuk mengatur pH. Perbandingan serbuk propolis dengan pelarut adalah 2 : 8
(Rismawati & Ismiyati, 2017).
5
flavonoid dan saponin terkandung dalam tanaman, kedua senyawa tersebut
bekerja secara sinergis dalam penyembuhan luka dan menurunkan kadar glukosa
darah (Suriawanto et al., 2021).
Ekstrak Propolis dan Produk Bangunan Sarang yang menggunakan ekstrak
propolis memiliki aktivitas antibakteri terhadap Klebsiella pneumonia dan
Staphylococcus aureus (Annizah & Puspita Sari, 2016). Asam caffeic phenethyl
ester yang terkandung dalam propolis memiliki aktivitas menghambat degranulasi
sel mast (Hadinoto et al., 2013). Manfaat flavonoid antara lain efek anti inflamasi,
pencegahan pengeroposan tulang, dan efek antibiotik (antib hjhakteri dan
antivirus) (Nasution et al., 2015).
Propolis dalam kadar protein total plasma yang menunjukkan bahwa
propolis mengandung sejumlah besar flavonoid dan protein, dan interaksi propolis
dengan protein plasma. Menyebabkan perubahan konformasi protein, yang erat
kaitannya protein untuk proses reproduksi (Okail et al., 2020). Propolis dapat
digunakan untuk meningkatkan produksi ternak yang berhubungan dengan
pembiakan, termasuk ovulasi. Salah satu cara untuk mengetahui apakah Anda
sedang berovulasi adalah dengan melihat swab vagina yang mungkin
mencerminkan status hormonal Anda. Usap vagina yang terus menerus dapat
menentukan terjadinya ovulasi dengan menentukan indeks piknotik nuklir (Sylvie,
2011).
6
22 G untuk injeksi FSH dan PGF2α, serta spuit 5 mL dengan timbal dan sarung
tangan (Pranata et al., 2016).
Perkawinan alami dilakukan dengan masing-masing menggunakan jantan
yang berjenis sama dengan betina. Setelah menyuntikkan hCG ke betina, jantan
dan betina dicampur dengan perbandingan 1:1. Sumbat vagina telah dipelajari
untuk memastikan pernikahan yang sukses (Rosadi et al., 2008). Hari
ditemukannya sumbat vagina adalah hari pertama kehamilan (Janika & Djaelani,
2011).
7
BAB III. MATERI DAN METODE
8
3.4. Pemeliharaan Mencit, Pemberian Aluminium Klorida Dan Propolis
Empat puluh delapan ekor mencit betina strain Balb/c berumur rata-rata 42
hari digunakan dalam penelitian ini . Mencit dipelihara secara individual dalam
kandang plastik, dalam ruang dengan berpengatur suhu yang dipertahankan pada
suhu 24oC, dan siklus gelap/terang masing-masing 12 jam. Kelembaban
dipertahankan minimum pada 50%, pakan diberikan berupa pellet dan diberi
minum air keran adlibitum.
Percobaan dilaksanakan menggunakan rancangan acak lengkap. Setelah
masa adaptasi selama satu minggu, mencit dibagi secara acak ke dalam 4
perlakuan yaitu:
P0 : diberikan NaCl fisiologis
P1: diberikan aluminium klorida (4,2 mg/kg bobot badan) dalam pelarut NaCl
fisiologis
P2: diberikan propolis (6 mg/kg bobot badan) dalam pelarut NaCl fisiologis
P3: diberikan aluminium klorida (4,2 mg/kg bobot badan) dan propolis (6 mg/kg
bobot badan) dalam pelarut NaCl fisiologis.
Masing-masing perlakuan terdiri dari 12 ekor mencit, sehingga digunakan
sebanyak 48 ekor mencit. Perlakuan diberikan dengan metode pencekokan
menggunakan sonde selama 6 minggu. Bobot badan ditimbang setiap hari.
9
3.6. Teknik Superovulasi Dan Kawin Alami Mencit
Metode superovulasi mencit mengacu penelitian terdahulu (Rosadi et al.,
2008). Mencit disuperovulasi dengan menyuntikkan 5 IU Pregnant Mare’s
Serum Gonadotropin PMSG (Foligon, Intervet, Netherland) dan 5 IU human
Chorionic Gonadotropin hCG (Chorulon, Intervet, Netherland) Dengan selang 48
jam secara intraperitoneum. Kawin alam dilakukan dengan menggunakan rasio
jantan/betina sebesar 1:1 setelah injeksi hCG pada betina.
Untuk memastikan keberhasilan perkawinan dilakukan
pemeriksaan vaginal plug. Dari pemeriksaan vaginal plug dapat diketahui
mencit yang kawin dan yang tidak kawin. Mencit yang kawin ditandai dengan
adanya vaginal plug yang juga merupakan indikator adanya libido pada mencit
betina. Dari pengamatan ini dapat diketahui persentase mencit betina yang kawin.
10
telur berkualitas kurang baik ditunjukkan dengan keadaan sitoplasma yang
fragmentasi atau degenerasi (Rumiyati, 2001).
Pada grade pembuahan sel telur dapat dikelompokkan menjadi 4 yaitu :
grade A dengan bentuk sel telur yang bulat dan di dalamnya terdapat bulatan serta
dikelilingi dengan > 10 granulasi. Grade B dengan bentuk sel telur yang bulat dan
di dalamnya terdapat bulatan serta dikelilingi dengan 3-10 granulasi. Grade C
dengan bentuk sel telur yang bulat dan di dalamnya terdapat bulatan serta
dikelilingi dengan 0-3 granulasi. Grade D dengan bentuk sel telur yang tidak terda
Grade C dengan bentuk sel telur yang bulat dan di dalamnya terdapat bulatan serta
dikelilingi dengan 0-3 granulasi. pat bulatan serta tidak dikelilingi dengan
granulasi atau dapat dikatakan rusak.
Penentuan tingkat kemampuan fertilisasi in vitro dilakukan berdasarkan
pada pembentukan dan jumlah pronukleus (PN). Total oosit yang terfertilisasi
adalah oosit yang mempunyai dua atau lebih PN. Fertilisasi normal ditandai
dengan terbentuknya dua PN, sedangkan oosit yang mempunyai lebih dari 2 PN
dikategorikan sebagai polispermi. Jika oosit tidak terdapat pronukleus (PN), maka
oosit dikatakan tidak terfertilisasi.
11
DAFTAR PUSTAKA
12
157–231.
Ismail, M. (2009). Onset dan Intensitas Estrus Kambing Pada Umur yang
Berbeda. J. Agroland, 16(2), 180–186.
Janika, A., & Djaelani, M. A. (2011). Studi Awal Upaya Eksplorasi Agensia
Imunokontrasepsi Untuk Regulasi Fertilitas Hewan Liar : Pofil Protein
Selama Proses Implantasi Embrio Mencit (Mus musculus L.) BALB/c. Studi
Awal Upaya Eksplorasi Agensia Imunokontrasepsi Untuk Regulasi Fertilitas
Hewan Liar : Pofil Protein Selama Proses Implantasi Embrio Mencit (Mus
Musculus L.) BALB/C., 13(1), 39–45.
Khaidir, M. (2006). Penilaian tingkat fertilitas dan penatalaksanaannya pada pria.
Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas, 30–34.
Khairunnisa, K., Mardawati, E., & Putri, S. H. (2020). Karakteristik Fitokimia dan
Aktivitas Antioksidan Ekstrak Propolis Lebah Trigona Sp. Jurnal Industri
Pertanian, 2(1), 124–129.
Kubiliene, L., Jekabsone, A., Zilius, M., Trumbeckaite, S., & Simanaviciute, D.
(2018). Comparison of aqueous , polyethylene glycol-aqueous and ethanolic
propolis extracts : antioxidant and mitochondria modulating properties. 1–10.
Lutpiatina, L. (2015). Efektivitas Ekstrak Propolis Lebah Kelut (Trigona spp)
dalam Menghambat Pertumbuhan Salmonella typhi, Staphylococcus aureus
dan Candida albicans. Jurnal Skala Kesehatan, 6(1), 1–8.
Marcussen, H., Bredie, W. L. P., Stolzenbach, S., Brusch, W., Holm, P. E., &
Hansen, H. C. B. (2013). Sensory properties of Danish municipal drinking
water as a function of chemical composition. Food Res Int, 54(1):389–.
Mardiati, S. M., & Sitasiwi, A. J. (2016). Pertambahan Berat Badan Mencit (Mus
musculus L.) Setelah Perlakuan Ekstrak Air Biji Pepaya (Carica papaya
Linn.) Secara Oral Selama 21 Hari. Buletin Anatomi Dan Fisiologi, 1(1), 75.
Mayasari, A. T., Febriyanti, H., & Primadevi, I. (2021). Kesehatan Reproduksi
Wanita Di Sepanjang Daur Kehidupan (D. Alia (ed.); Buku elekt). Syiah
Kuala University Press.
Mohammed, A., Mayyas, I., Elbetieha, A., Shoter, A., Khamas, W., & Elnasser,
Z. (2008). Toxicity evaluation of aluminium chloride on adult female mice.
Journal of Animal and Veterinary Advances, 7(5), 552–556.
13
Nasution, A. Y., Adi, P., & Santosa, P. A. (2015). Effect of Propolis Extract on
SGOT (Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase) and SGPT (Serum
Glutamic Pyruvic Transaminase) Level of Wistar Rats ( Rattus norvegicus )
with High Fat Diet. Majalah Kesehatan FKUB, 2(3), 120–126.
Normasari, R., Fauzi, M. I., & Aziz, A. M. (2021). The Protection Effect Of
Methanol Extract From Asam Jawa Seed On Testicular Tissue Damage
Induced By Aluminium Chloride (AlCL3). Journal of Agromedicine and
Medical Sciences, 7(1), 16.
Nurrahman, Murwani, R., & Yazid, N. (2012). Pengaruh Penggunaan Tawas Pada
Pakan Terhadap Toksisitas Dan Kadar Alumunium Organ Tikus In Vitro.
03(05), 1–13.
Nusa, C. P., Sulaeman, A., & Marliyati, S. A. (2015). Karakteristik Fisikokimia
dan Aktivitas Antiemesis Ekstrak dan Mikrokapsul Propolis Trigona itama.
Indonesian Journal of Human Nutrition, 5(2), 74–84.
Okail, H. A., Ibrahim, A. S., & Badr, A. H. (2020). The protective effect of
propolis against aluminum chloride-induced hepatorenal toxicity in albino
rats. The Journal of Basic and Applied Zoology, 81(1).
https://doi.org/10.1186/s41936-020-00169-9
Palupi, D. A. (2020). ASMA Prevalensi asma di Indonesia tertinggi terdapat di
Sulawesi Tengah ( 7 , 8 %), di Jawa Tengah prevalensi asma 4 , 3 %
sedangkan di DI Yogyakarta 6 , 9 %. Prevalensi asma menurut Riset
Kesehatan Dasar ( RISKESDAS ) lebih sering terjadi pada wanita usi. 4(1),
52–59.
Pranata, A., Kardaya, D., & Harsi, T. (2016). Pemberian Pakan Konsentrat
Dengan Kadar Protein Yang. Jurnal Peternakan Nusantara, 2(1), 18–26.
Pratiwi, I., Normasari, R., & Prasetyo, R. (2020). The Effectiveness of
Tamarindus indica Extract in Total Osteoblast Cell of Male Wistar Rat’s
Femur Bone Induced by Aluminium. Journal of Agromedicine and Medical
Sciences, 6(2), 110.
Rahma, N., Udin, Z., & Masrizal, M. (2020). Pengaruh Waktu Penyimpanan
Ovarium Terhadap Kuantitas dan Kualitas Oosit serta Tingkat Maturasi Oosit
secara In Vitro pada Sapi Simental. Jurnal Peternakan Indonesia (Indonesian
14
Journal of Animal Science), 22(3), 346.
Rinendyaputri, R., & Nikmah, U. A. (2013). Produksi Parthenogenetik Blastosis
Mencit Sebagai Sumber Stem Cell. Jurnal Biotek Medisiana Indonesia,
Vol.2.1.(September 2012), 1–8.
Rismawati, S. N., & Ismiyati. (2017). Pengaruh Variasi pH Terhadap Kadar
Flavonoid Pada Ekstraksi. Jurnal Konversi, 6(2), 89–94.
Rosadi, B., Setiadi, M. A., Sajuthi, D., & Boediono, A. (2008). Perkembangan
Embrio Mencit Dan Hemster Dalam Medium KSOMaa Dan HECM-6.
Veteriner, 9(4), 157–162.
Rosyidi, D., Eka Radiati, L., Minarti, S., Mustakim, M., Susilo, A., Jaya, F., &
Azis, A. (2018). Perbandingan Sifat Antioksidan Propolis pada Dua Jenis
Lebah (Apis mellifera dan Trigona sp.) di Mojokerto dan Batu, Jawa Timur,
Indonesia. Jurnal Ilmu Dan Teknologi Hasil Ternak, 13(2), 108–117.
Rumiyati, E. (2001). Morfologi Dan Viabilitas Oosit Pronukleus Mencit Setelah
Vitrifikasi. Institut Pertanian Bogor (IPB).
Safrida. (2012). Deteksi Senyawa Mukopolisakarida Dengan Pewarnaan Alcia
Blue Pada Ovarium Dan Uterus Tikus Putih Rattus Norvegicus. Ilmiah,
I(2302–1705), 25–28.
Sari, T. A. (2017). Pengaruh Air Lindi Sludge Sampah TPA Sarimukti Terhadap
Perkembangan Embrio Praimplantasi Mencit (Mus musculus L.) SW. Factor
Exacta, 10(1), 78–89.
Suriawanto, N., Setyawati, E., Program, N., Keperawatan, S. I., Tinggi, S.,
Kesehatan, I., Nusantara, W., Jl, P., Untad, I., Palu, K., & Tengah, S. (2021).
Pengaruh Pemberian Ekstrak Propolis Lebah Tanpa Sengat Pada
Penyembuhan Luka Bakar Tikus Putih (Rattus norvegicus) The Effect of
Treatment Using Stingless Bee Propolis Extract on Burn Wound Healing in
Rattus norvegicus. 8(December 2020), 68–76.
Sylvie, P. (2011). Ekstrak Akar Tanaman Kelor Sebagai Antifertilitas Pada
Mencit Betina. Jik, 5(2), 117–121.
Thamrin, A., Erwin, & Syafrizal. (2016). Uji Fitokimia , Toksisitas Serta
Antioksidan Ekstrak Propolis Pembungkus Madu Lebah Trigona Incisa
Dengan Metode 2 , 2- diphenyl -1- picrylhidrazyl ( DPPH ). Jurnal Kimia
15
Mulawarman, 14(1), 54–60.
Utami, P., Samsudewa, D., & Lestari, C. M. S. (2019). Pengaruh Perbedaan
Sistem Perkawinan terhadap Lama Bunting dan Litter Size Kelinci New
Zealand White. Jurnal Sain Peternakan Indonesia, 14(1), 70–74.
https://doi.org/10.31186/jspi.id.14.1.70-74
Weliyani, Nugroho, R. A., & Syafrizal. (2015). Uji aktivitas antikoagulan ekstrak
Propolis Trigona laeviceps Terhadap Darah Mencit ( Mus musculus L.).
Prosiding Seminar Sains Dan Teknologi FMIPA Unmu, September, 1–10.
Yokel, R. A. (2013). Aluminum. In: Benjamin Caballero E-i-C, editor.
Encyclopedia ofhuman nutrition. 3rd ed. Waltham (MA): Academic Press; p.
57–63.
Yousef, L. M., Kamel, K. L., & El-_Demerdash, F. M. (2007). An In Vitro Study
On Reproductive Toxicity Of Aluminium Chloride On Rabbit Sperm: The
Protective Role Of Some Antioxidants. Toxicology, 239(3): 213-223.
Yuliawan, V. N., Aziz, A., & Kustiawan, P. M. (2021). Uji Fitokimia Fraksi Etil
Asetat Dari Propolis Lebah Kelulut Heterotrigona Itama Asal Kutai
Kartanegara Pengumpulan sampel. 2(2), 131–137.
Zayani, N., Supriatna, I., & Setiadi, M. A. (2016). Efektivitas Ekstrak Biji Kapas
(Gossypium hirsutum L.) terhadap Jumlah dan Viabilitas Embrio Mencit
(Mus musculus L.). Indonesian Journal of Veterinary Science, 34(2), 233–
242.
16