Anda di halaman 1dari 15

RINGKASAN EKSEKUTIVE SUMMARY

DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN


LINGKUNGAN HIDUP (DIKPLHD)

DINAS LINGKUNGAN HIDUP


KOTA SOLOK
TAHUN 2022

Eksekutif Summary i
DAFTAR ISI

PERNYATAAN ISU PRIORITA DAERAH ................................................... i


KATA PENGANTAR ................................................................................ i
DAFTAR ISI ................................................................................ ii
RINGKASAN EKSEKUTIF ..................................................................... 1

Eksekutive Summary 1
RINGKASAN EKSEKUTIF SUMMARY

Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah


(DIKPLHD) menjadi wahana pelaporan pengelolaan lingkungan.
Berdasarkan evaluasi tersebut, dapat diprediksikan kondisi aspek kualitas
sebagai landasan mitigasi masa depan. Hal ini tidak terlepas dari status
lingkungan hidup yang sehat sebagai salah satu hak dasar warga negara
(Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28H ayat 1) dan hak keterbukaan
informasi (UUD 1945 pasal 28F). Dokumen ini juga menjadi wahana
evaluasi dan monitoring pengelolaan lingkungan hidup sesuai dengan
Undang Undang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
(UUPLH) nomor 32 tahun 2009 dan Peraturan Pemerintah No 22 tahun
2021.
Upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan dapat mencapai
tujuan keberlanjutan hanya melalui perencanaan yang sistematis, holistik
dan terukur serta dilengkapi evaluasi obyektif. Landasan perencanaan dan
evaluasi adalah dokumen yang bersifat terbuka, transparan dan ilmiah
mengenai lingkungan hidup setempat. Dokumen Informasi kinerja
pengelolaan lingkungan hidup daerah (DIKPLHD) berfungsi sebagai dasar
bagi perencanaan pengelolaan lingkungan lokal. Dokumen Informasi
kinerja pengelolaan lingkungan hidup daerah (DIKPLHD) berisi
pengumpulan dan pengolahan data, analisis data, dokumentasi kebijakan,
dan lampiran tabel data yang berhubungan dengan lingkungan hidup.
Sebagai bentuk akuntabilitas kepada publik, DIKPLHD diharapkan dapat
memberikan informasi lingkungan hidup daerah kepada masyarakat luas
dan dapat menunjang pencapaian tata kelola pemerintahan yang ramah
terhadaplingkungan dapat terwujud lingkungan hidup yang berkelanjutan.
Secara astronomis, posisi Kota Solok berada pada 0 o44’28’’-0o49’12’’
Lintang Selatan dan 100o32’42’’-0o41’12’’ Bujur Timur. Luas wilayah Kota
Solok berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 41 Tahun 2013

Eksekutive Summary 1
tentang Batas Daerah Kota Solok dengan Kabupaten Solok dan Batas
Daerah Kota Solok dengan Kota Padang adalah sebesar 58,72 Km² atau
5.872,08 Ha. Administrasi terdiri atas 2 (dua) kecamatan meliputi
Kecamatan Lubuk Sikarah dan Kecamatan Tanjung. Luas Kecamatan
Lubuk Sikarah 3.598,06 Ha terdiri atas 7 (tujuh) kelurahan dan Kecamatan
Tanjung Harapan 2.274,02 Ha terdiri atas 6 (enam) kelurahan. Batas
wilayah Kota Solok terdiri atas:
 Sebelah Utara berbatasan dengan Nagari Tanjung Bingkung, Nagari
Aripan, dan Nagari Kuncir Kabupaten Solok;
 Sebelah Selatan berbatasan dengan Nagari Gaung, Nagari Koto
Baru, dan Nagari Selayo Kabupaten Solok;
 Sebelah Timur berbatasan dengan Nagari Saok Laweh, Nagari
Guguk Sarai, dan Nagari Gaung Kabupaten Solok; dan
 Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Pauh dan Kecamatan
Koto Tangah Kota Padang.

Berdasarkan luas kecamatan, Kecamatan Lubuk Sikarah lebih luas


dibanding Kecamatan Tanjung Harapan. Kecamatan Lubuk Sikarah

berdasarkan data BPS Kota Solok tercatat seluas 35 km2 dan luas wilayah

Kecamatan Tanjung Harapan seluas 22,64 km2. Sehubungan dengan luas


wilayah kelurahan, Kelurahan Tanah Garam menjadi kelurahan terluas

dengan luas wilayah administrasi 24,36 km2 dan Kelurahan Pasar Pandan

Airmati (PPA) menjadi kelurahan terkecil dengan luas wilayah 0,21 km2
(BPS Kota Solok, 2022).
Sebagai daerah perlintasan Kota Solok didukung oleh keberadaan 3
sungai dan 5 anak sungai. Sungai Batang Lembang, Sungai Batang
Bingung dan Sungai Batang Gawan merupakan sungai-sungai yang berada
di Kota Solok. Sehubungan dengan anak sungai, maka anak sungai batang
simo, batang buluh, taratak, batang bingung dan payo merupakan anak
sungai yang berada di Kota Solok. Secara keseluruhan keberadaan sungai

Eksekutive Summary 2
dan anak sungai ini semakin melengkapi daya tarik yang dimiliki oleh Kota
Solok.
Jumlah penduduk Kota Solok pada tahun 2021 yaitu 74,468 jiwa
yang terdiri dari penduduk laki-laki 38.617 jiwa dan perempuan mencapai
38.342 jiwa, dengan sex ratio 101 (L/P x100), artinya dari 1000 penduduk
penduduk Kota Solok terdapat 101 laki- laki. Berdasarkan kelompok umur
untuk mengetahui rasio ketergantungan diketahui rasio ketergantungan di
Kota Solok sebebsar 48.30% artinya setiap 100 orang yang berusia kerja
(dianggap produktif) mempunyai tanggungan sebanyak 48 orang yang
belum produktif dan dianggap tidak produktif.
Kondisi perekonomian Kota Solok secara makro adalah melalui data
produk domestik regional bruto (PDRB), jumlah nilai tambah bruto (gross
value added) yang timbul dari seluruh sektor perekonomian di suatu
wilayah. Terdapat 2 (dua) jenis penilaian PDRB yaitu atas dasar harga
berlaku dan atas dasar harga konstan. Selain menjadi bahan dalam
penyusunan perencanaan, angka PDRB juga bermanfaat untuk bahan
evaluasi hasil-hasil pembangunan yang telah dilaksanakan.
Jika dilihat distribusi persentase produk domestic regional bruto
atas harga berlaku masing-masing sektor yang membentuk PDRB Kota
Solok dapat dijelaskan bahwa sampai tahun 2021 struktur perekonomian
Kota Solok didominasi oleh sector perdagangan (24,61%), Sektor
transportasi dan pergudangan (14.89%) dan sector konstruksi (13,63%).
Dari tingkat kemiskinan di Kota Solok kurun waktu 2016-2021,
persentase penduduk miskin di kota Solok 3.86% pada tahun 2016 dapat
ditekan menjadi 3,12% pada tahun 2021.
Slogan Kota Solok Kota Beras Serambi Madinah tercermin dari
keberadaan peruntukan tanah bagi persawahan yang mencapai 1084.20
Ha atau seluas 17.78% dari luas Kota Solok. Luas lahan persawahan
tersebut sekaligus menempatkan lahan sawah sebagai lahan terluas ke-2
di Kota Solok. Lahan sawah di Kota Solok berdasarkan jenis
pengairannya terdiri dari sawah irigasi dan non irigasi. Lahan sawah

Eksekutive Summary 3
irigasi di Kota Solok berdasarkan data Dinas Pertanian tercatat seluas
874.80 Ha. Luas lahan sawah tersebut kemudian membuat Kota Solok
dapat memproduksi padi sawah sebesar 16,170.99 Ton yang
produksinya berdasarkan data Dinas Pertanian terus meningkat akibat
dari usaha intensifikasi pertanian yang dilakukan.
Peningkatan jumlah dan kepadatan penduduk Kota Solok
merupakan dampak dari hasil pembangunan Kota Solok, sehingga secata
otomatis mengalami perubahan terhadap ekonomi, social, budaya dan
lingkungan hidup. Pada tahun 2020 – 2021, pertumbuhan penduduk
Kota Solok meningkat dari 74.968 jiwa menjadi 76.959 dengan
pertumbuhan penduduk sebesar 0,93 %. Hal ini juga menyebabkan
kepadatan penduduk meningkat dari 1,29 Jiwa/Ha menjadi 1,40 Jiwa/Ha.
Dengan terjadinya peningkatan penduduk ini, sangat berpengaruh
terhadap kondisi perekonomian Kota Solok, baik negative maupun
positive. Hal ini digambarkan dengan peningkatan persentasi penduduk
miskin Tahun 2020 – 2021 sebesar 0,35 %. Akan tetapi terdapat
peningkatan PDRB Kota Solok tahun 2020 – 2021 dari 4,04 triliun rupiah
menjadi 4,25 triliun rupiah (BPS Kota Solok Tahun 2022).
1. Penggunaan lahan Kota Solok akan terus mengalami perubahan
selama periode 2012-2031. Data pola ruang memperlihatkan,
sampai dengan tahun 2031 lahan perumahan di Kota Solok
direncanakan akan selalu mengalami perubahan. Perubahan
terhadap lahan perumahan direncanakan akan mencapai kurang
lebih 1.770,07 Ha atau setara 29,98 % dari luas Kota Solok pada
tahun 2031. Peningkatan kawasan perumahan terlihat dari
peningkatan jumlah pengurusan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) di
Kota Solok. Tekanan terhadap alih fungsi lahan seperti Peningkatan
luas Kawasan permukiman dari data awal 858,41 Ha menjadi
886,45 Ha akibat pemenuhan kebutuhan dasar dari peningkatan
jumlah penduduk di Kota Solok. Penggunaan lahan Kawasan
lindung seperti Kawasan Hutan lindung, sempadan sungai, ruang

Eksekutive Summary 4
terbuka hijau (RTH), Kawasan suaka alam, kawasan rawan tanah
longsor, dan rawan banjir mencapai 1.646, 19 Ha. Sedangkan
budidaya terdiri dari dua jenis yaitu Kawasan budidaya pertanian
dan non pertanian serta penggunaan lahan laiinya mencapai
3.765,16 Ha. Hasil pengujian terhadap kondisi DHL Tahun 2021
memperlihatkan bahwa nilai uji daya hantar listrik (DHL) pada
tanah di Kota Solok bernilai 0,0236 Ms/cm, artinya tidak melibihi
ambang kritis. Salah satu upaya yang telah dilaksanakan oleh
Pemerintah Kota Solok yaitu upaya penghijauan. Beberapa upaya
pencegahan kerusakan lain yang ditempuh Pemerintah Kota Solok
adalah melalui penetapan penyediaan biopori dan penanaman
pohon peneduh bagi setiap pelaku usaha dan/atau kegiatan. Hal ini
ditempuh dengan memasukkan kedua kegiatan tersebut kedalam
dokumen UKL-UPL yang dibuat oleh setiap usaha dan/atau
kegiatan.
2. Pada umumnya air permukaan di Kota Solok didominasi oleh sungai
yang mendapat pengotoran selama pengalirannya, misalnya oleh
lumpur, batang-batang kayu, daun-daun, kotoran industri kota, dan
sebagainya. Penurunan kualitas air ini terjadi akibat peningkatan
kegiatan atau manusia yang berdampak penting ataupun tidak
penting, seperti:
a) Perubahan Tata Gunan Lahan
b) Peningkatan Kegiatan Perdagangan dan Jasa
c) Peningkatan Potensi Daerah Genangan Air dan Banjir
Sistem pengendalian banjir atau genangan bertujuan untuk
mengurangi atau menghilangkan daerah rawan genangan dengan
arahan pengembangan meliputi:
a. Peningkatan volume atau daya tampung drainase
b. Pembuatan sumur resapan dan lubang biopori pada kawasan
rawan genangan
Upaya penanggulangan terhadap bencana banjir di Kota Solok

Eksekutive Summary 5
untuk mencegah semakin berkembangnya kegiatan – kegiatan yang
mengarah untuk mengkonversi hutan alam dalam wilayah kawasan
hutan yang harus dilaksanakan adalah memberikan sosialisasi
terhadap masyarakat terhadap batas-batas kawasan dan
memberikan pemahaman agar masyarakat timbul kesadaran untuk
tidak melaksanakan konversi lahan di kawasan hutan menjadi areal
perladangan atau menjadi bentuk penutupan lahan terbuka lainnya.
Kegiatan sosialisasi ini dapat dilaksanakan oleh instansi-instansi
terkait seperti Balai Pengelolaan DAS, Dinas Kehutanan wilayah
setempat yang dibantu oleh lembaga pendamping masyarakat atau
pemerhati lingkungan lainnya.
Salah satu faktor utama penyebab perubahan kualitas udara di Kota
Solok adalah emisi yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor dan
industri yang menggunakan bahan bakar fosil. Selain itu yang
menjadi salah satu isu terhadap perubahan kualitas ambien Kota
Solok adalah kebakaran hutan dan pembakaran jerami.
Peningkatan jumlah kendaraan bermotor dan industri skala
menengah atau kecil dalam mendukung perekonomian dan
produksi berbanding lurus dengan hasil emisi pamakaian bahan
bakar fosil yang digunakan. Perubahan tata guna lahan, juga
menyebabkan ruang terbuka hijau yang memberikan layanan
ekosistem sebagai penyerap emisi gas buang dan pengatur iklim
mikro dan makro juga berkurang.
3. Letak geografis dan posisi Kota solok sebagai kota lintasan/transit
antar provinsi dimana terdapat jalan nasional dan jalan provinsi
dengan jalur lintas provinsi dan kabupaten/kota merupakan factor
pendorong terhadap kualitas udara dimana pergerakan lalulintas
dari berbagai jenis kenderaan bermotor. Peningkatan yang
siknifikan pada kenderaan bermotor roda dua/ojek, mobil
barang/truk, dan bus sebesar 0,7%. Sedankan mobil penumpang
dan angkot/oplet mengalami penurunan drastis sebesar 0,4%.

Eksekutive Summary 6
Upaya yang dilakukan melalui kebijakan program dan kegiatan
Pemerintah Daerah dalam upaya peningkatan kualitas udara di Kota
Solok diantaranya:
1) Upaya yang dilakukan terhadap pengaruh perubahan iklim yang
dapat menimbulkan resiko yang dilakukan Pemerintah Kota
Solok 7ersama masyarakat yaitu dengan membentuk Kampung
Iklim.
2) Upaya pengendalian pencemaran kualitas udara yang
disebabkan oleh pencemaran sumber bergerak yang berasal
dari penggunaan bahan bakar kendaraan bermotor, dilakukan
dengan melakukan penambahan luas ruang terbuka hijau.
3) Upaya lain yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Solok dalam
rangka pengendalian pencemaran udara dari emisi sumber
bergerak adalah dengan melakukan penambahan ruas jalan.
Penambahan ruas jalan pada tahun 2021 pada jenis jalan kelas
I dan II yaitu sepanjang 6,04 Km dan 1,30 Km.
4) Kegiatan lain yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Solok dalam
rangka pengendalian kualitas udara berasal kegiatan
pemantauan dan pengawasan kualitas lingkungan. Kegiatan
pemantauan udara ambien secara rutin terus dilakukan oleh
Dinas Lingkungan Hidup Kota Solok dengan pendanaan berasal
dari APBD Kota Solok.
4. Bencana dilihat kepada faktor penyebab maka penjelasan Undang-
Undang Nomor 24 Tahun 2007 memperlihatkan bahwa kondisi
bencana dapat dikelompokkan menjadi:
A. Bencana Alam
B. Bencana Non Alam
C. Bencana Sosial
Dampak yang terjadi akibat factor pendorong, tekanan dan kondisi
geografis serta hidrologi Kota Solok berpotensi mengakibatkan
potensi banjir dan tanah longsor.

Eksekutive Summary 7
Upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Solok terhadap resiko
kebencanaan tanah longsor dan banjir yakni dengan penataan
lokasi yang berpotensi mengalami resiko kebencanaan. Bagi
kawasan yang terindikasi berpotensi terhadap keterjadian tanah
longsor kemudian diarahkan untuk tidak dijadikan sebagai kawasan
pemukiman dan pusat perekonominan bagi masyarakat Kota Solok.
Penataan tersebut dikuatkan dan di implementasikan pada Produk
Hukum Daerah berupa Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Solok
Tahun 2011-2031 dan kebijakan daerah tidak memberikan Izin
Mendirikan Bangunan (IMB) pada lokasi yang berpotensi tanah
longsor. Selain hal tersebut, dalam hal mitigasi atau
penanggulangan, Pemerintah Kota Solok melalui Badan
Penanggulangan Bencana Daerah mempunyai dan menerapkan
sistem tanggap darurat dalam penanggulangan tanggap darurat
bencana di Kota Solok.
Upaya penanggulangan bencana banjir tersebut dikordinasikan oleh
Badan Penanggulangan Bencana Daerah bersama instansi terkait
lainnya. Berbagai upaya pemulihan dilakukan yang dilakukan oleh
pemerintah Kota Solok seperti perbaikan prasarana jalan dan
jembatan dilakukan oleh Dinas PUPR, restorasi dang bantuan
pertanaman terhadap lahan-lahan sawah terdampak banjir
dilakukan bersama oleh Dinas Pertanian Kota Solok.
Kegiatan sosialisasi ini dapat dilaksanakan oleh instansi-instansi
terkait seperti Balai Pengelolaan DAS, Dinas Kehutanan wilayah
setempat yang dibantu oleh lembaga pendamping masyarakat atau
pemerhati lingkungan lainnya.
5. Salah satu permasalahan penting yang mendorong lingkungan tidak
nyaman adalah masalah sampah. Peningkatan timbulan sampah
seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan aktifitas
masyarakat. Karakteristik masyarakat perkotaan yang mendapatkan
pelayanan persampahan dari pemerintah menjadi polimik tersendiri

Eksekutive Summary 8
seperti kebijakan pengurangan sampah rumah tangga yang sedang
diterapkan di Kota Solok. Berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup
Propinsi Sumatera barat jumlah timbulan sampah Kota Solok tahun
2022 adalah 52,48 ton/hari atau 0,81 kg/hari/orang. Kegiatan yang
dilaksanakan oleh Dinas Lingkungan Hidup dan OPD lain yang
terkait dengan masyarakat dalam pengelolaan sampah pada tahun
2021 antara lain sosialisasi pengelolaan sampah rumah tangga
melalu pembinaan 6 (enam) Bank Sampah yang telah terbentuk
dan 4 (empat) tempat pengumpulan barang bekas yang terdapat di
Kota Solok. Sosialisasi izin LH untuk pelaku usaha. Untuk kebijakan
pengelolaan lingkungan hidup, Dinas Lingkungan Hidup telah
memiliki 2 (dua) Peraturan Walikota yaitu Peraturan Walikota
Nomor 42 tahun 2017 Tentang Standar Operasional Prosedur Dinas
Lingkungan Hidup dan Peraturan Walikota Nomor 25 Tahun 2018
Tentang Kebijakan dan strategi daerah dalam pengelolaan sampah
rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga periode
2018 – 2025. Dinas Lingkungan Hidup juga telah memiliki naskah
akademis tentang Rencana Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (RPPLH).
6. Dokumen lingkungan merupakan dokumen yang harus dsusun oleh
pelaku usaha/kegiatan yang bertujuan untuk memberikan
perlindungan terhadap lingkungan dari dampak yang ditimbulkan
akibat usaha/kegiatan yang dilakukan. Dokumen lingkungan yang
disusun di Kota Solok pada tahun 2021 berupa ANDAL, DPLH,
UKL/UPL dan SPPL. Kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas
Lingkungan Hidup dan OPD lain yang terkait dengan masyarakat
dalam pengelolaan lingkungan hidup pada tahun 2021 antara lain
Urgensi taman kehati, Gas Rumah Kaca (GRK), Sosialisasi RPPLH,
Sosialisasi izin LH untuk pelaku usaha, Izin Lingkungan untuk OPD,
Pengembangan desa mandiri pangan, dan Pemanfaatan
pekarangan untuk pengembangan pangan. Selain itu, Dinas

Eksekutive Summary 9
Lingkungan Hidup juga mengelola Taman Kehati seluas + 3,5 ha.
Pada saat ini, taman kehati tersebut telah diisi oleh 40 (empat)
puluh jenis flora (tumbuhan). Hal ini dilakukan dalam rangka
pelestarian keanekaragaman hayati dan pelestarian flora endemic
yang ada di Kota Solok.
Penyusunan Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup
(DIKPLHD) penentuan isu prioritas lingkungan hidup daerah merupakan
salah satu tahapan penting dan harus dilakukan didasarkan kepada
pedoman Nirwasita Tantra melalui Surat Sekretariat Jenderal Nomor:
S.113/SETJEN/DATIN/ DTN.0/2/2022 tanggal 22 Februari 2022 perihal
Penyampaian Pedoman DIKPLHD 2022.
Isu lingkungan hidup merupakan penggambaran dari perubahan
kondisi lingkungan yang terjadi sebagai akibat dari berbagai macam
kegiatan dan/atau usaha yang telah dilakukan oleh manusia. Untuk
mengambil kebijakan dalam rangka mengantisipasi dampak dari
perubahan kondisi lingkungan, maka perlu diketahui apa penyebab utama
perubahan itu terjadi, seberapa besar pengaruhnya terhadap kehidupan
manusia, serta seberapa penting penyebab perubahan lingkungan itu
terjadi. Dengan mengetahui penyebab dan besaran dampak yang telah
terjadi inilah selanjutnya dapat ditentukan kebijakan yang akan diambil
dalam pembangunan berkelanjutan, sehingga pada satu sisi dapat tetap
memenuhi kebutuhan hidup manusia, namun pada sisi lainnya dapat
seoptimal mungkin mengurangi dampak yang terjadi.

Berdasarkan kepada sub bab pemusatan isu, maka diperoleh


beberapa isu lingkungan hidup prioritas Kota Solok. Adapun isu prioritas
Kota Solok lingkungan hidup yaitu:
1. Peningkatan Timbulan Sampah
2. Alih fungsi lahan menjadi pemukiman;
3. Penurunan kualitas dan kuantitas air permukaan;
4. Penurunan kualitas dan kuantitas air tanah;

Eksekutive Summary 10
5. Peningkatan potensi daerah genangan air dan banjir;
Upaya dan Inovasi Peningkatan Pengelolaan Lingkungan Hidup
1. Pengelolaan Sampah Organik
a. Pusat Pembuatan Kompos Pasar Syariah Abdurrahman bin Auf
Pasar Syariah Abdurrahman bin Auf berada di sebelah Terminal
Bareh Solok Kelurahan Simpang Rumbio.
b. Pengolahan Sampah Organik dengan Budidaya Magot
c. Komposting Skala Rumah Tangga
2. Bersih-bersih Sungai
3. Pengembangan Laboratorium Lingkungan
4. Penghargaan Lingkungan Hidup
5. Pengembangan RTH dan Agrowisata Berbasis Masyarakat
a. AgrowisataSawah Solok
b. Agrowisata Batu Patah Payo
6. Gerakan Masyarakat Sadar Lingkungan (Gema Darling)
7. Terminal Sehat (TERAS)
8. Solok Madinah Sehat Cara Revolusi untuk Sehat (Smash Care'S)
9. Konservasi dan Pencadangan Sumber Daya Alam
a. Sistim informasi PADATI
b. Kawasan Ikan Larangan Laing

Dokumen Informasi Kinerja Lingkungan Hidup Daerah Kota Solok


Tahun 2021 merupakan gambaran secara umum serta informasi faktual
mengenai kondisi lingkungan hidup di Kota Solok berdasarkan hasil
pengumpulan data dan analisis yang dilakukan. Dalam pelaksanaan
pengelolaan lingkungan hidup untuk dapat bersanding dengan capaian
ekonomi pembangunan serta prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan,
telah dilakukan upaya-upaya berupa pembuatan kebijakan daerah yang
tertuang dalam program kegiatan serta inovasi-inovasi guna
meningkatkan kualitas lingkungan hidup sesuai dengan amanat RPJMD
Kota Solok.

Eksekutive Summary 11
1. Berdasarkan hasil penjaringan isu prioritas lingkungan hidup yang
melibatkan pemnagku kepentingan di Kota Solok tahun 2021
didapatkan 5 (Lima) isu prioritas yaitu:
a. Peningkatan Timbulan Sampah
b. Alih fungsi lahan menjadi pemukiman;
c. Penurunan kualitas dan kuantitas air permukaan;
d. Penurunan kualitas dan kuantitas air tanah;
e. Peningkatan potensi daerah genangan air dan banjir;
2. Berdasarkan analisis Isu Lingkungan Hidup Daerah yang telah
dilakukan menggunakan pendekatan DPSIR, maka dapat ditarik
kesimpulan fator pendurong utama penurunan kualitas lingkungan
adalah peningkatan jumlah penduduk dan pemenuhan ekomoni
pembangunan perkotaan. Tekanan kebutuhan ruang dan
bangunan, air bersih, pangan, dan sarana prasana perkotaan
berdampak terhadap tata guna lahan, eksploitasi sumber daya
alam, bencana dan penurunan kualitas lingkungan (air, udara dan
tanah).
Rencana tindak lanjut Pemerintah Kota Solok untuk menangani isu
prioritas dalam peningkatan kualitas lingkungan hidup di Kota Solok
adalah sebagai berikut:
1. Pengembangan teknologi/ inovasi pengolahan sampah organik dan
sampah anorganik untuk mengurangi jumlah timbulan sampah
yang masuk ke TPA;
2. Meningkatkan upaya pengawasan dan pembinaan dalam
pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup, baik
untuk kualitas air, udara dan lahan;
3. Meningkatkan kesadaran dan peran serta masyarakat dalam
mengelola lingkungan hidup, baik dalam bentuk sosialisasi melalui
media massa, elektronik maupun bimbingan teknis pengelolaan
lingkungan hidup;
4. Peningkatan kapasitas SDM pengelola lingkungan hidup, terutama

Eksekutive Summary 12
keberadaan fungsional PPLHD, PEDAL dan Penyuluh lingkungan;
5. Penerapan sanksi atau hukum lingkungan terhadap usaha/kegiatan
yang tidak taat;
6. Sinkrosinasi perencanaan pembangunan dengan RPPLH dan
DDDTLH guna menerapkan prinsip pembangunan berkelanjutan;
7. Pengembangan kerja sama antar daerah dalam pengendalian
pencemaran sungai lintas kab/kota;
8. Pengembangan kerjasa ma dengan swasta melalui program CSR
dalam program kebersihan kota

Eksekutive Summary 13

Anda mungkin juga menyukai