Anda di halaman 1dari 2

YOUR CHILD will follow YOUR EXAMPLE not YOUR ADVICE

Belajar dari kasus penganiayaan anak pejabat pajak M.D.S terhadap putra salah satu pengurus
GP Ansor D.L, menjadi satu tamparan keras bukan hanya bagi M.D.S dan orangtuanya,
melainkan juga bagi kita semua, baik itu Duta BPJS Kesehatan yang telah menjadi orangtua
dan menaruh harapan yang besar untuk anaknya di masa depan ataupun bagi kita Duta BPJS
Kesehatan yang belum menikah dan masih mengemban harapan yang besar yang masing-
masing orangtua kita sendiri?

Masihkah setiap harapan itu kita jaga dengan baik?

Setiap orang tua bahkan yang belum berkeluargapun pasti memiliki rasa kuatir dan takut jika
membayangkan anak-anaknya terlibat perilaku yang mengancam nyawa orang lain.

Namun sebelum menyalahkan perilaku anak yang sembrono, apakah kita yang sekarang ini,
diusia yang saat ini, di hari ini ketika membaca artikel ini, sudah kah kita menjadi orangtua,
pengasuh, kakak, om, tante atau pembimbing yang bisa memberi contoh yang baik?

Setiap Duta BPJS Kesehatan pasti telah melewati masa remaja yaitu masa-masa kenakalan
dan pemberontakan ketika menjadi sorang anak. Namun saat itu kita dituntun dengan baik
oleh orang tua, guru, kakak, maupun orang dewasa lainnya di sekitar kita waktu itu sehingga
kita bisa menjadi pribadi seperti sekarang ini.

Sudah saatnya kita berganti peran, menjadi penuntun yang baru bagi generasi selanjutnya
yang akan menggantikan kita. Kita tak harus menjadi tua dulu baru bisa memberi contoh,
bahkan kadang anak kecilpun bisa memberikan contoh yang baik bagi orangtuanya.

Ada 2 hal terpenting yang bisa kita lakukan untuk membantu anak bertumbuh dengan
karakter yang baik, khususnya memiliki sikap hormat terhadap orang lain, diantaranya:

1. Teladani perilaku hormat satu sama lain di rumah

Anak-anak belajar rasa hormat lewat disiplin dan teladan orang tua setiap hari. Anak perlu
melihat papa dan mama saling memperlakukan dengan hormat. Dengan itu anak akan belajar
untuk melakukan hal serupa kepada orang tua maupun orang lain.
Berikut beberapa cara yang bisa lakukan untuk membentuk anak yang punya sikap hormat:
- Jangan berdebat dengan anak, tetapkan batasan yang jelas dan konsekuensi yang jelas jika
batasan dilanggar.
- Hormati anak dengan memberikan perhatian pada pemikiran dan pendapat mereka,
hindari kata-kata meremehkan dan kekerasan fisik.
- Bicaralah dengan anak tentang perilaku yang diharapkan, dan jelaskan mengapa perilaku
itu harus dia hidupi sedari kecil.
- Konsisten dalam memberikan disiplin, jangan mengancam tanpa tindakan, konsekuensi
harus dijalankan setiap kali batasan dilanggar.
- Ajak anak untuk menyampaikan pendapat mereka dengan hormat, dan ajari mereka untuk
berbicara dengan sopan ketika berbicara dengan orang dewasa.
- Ajarkan anak untuk memperhatikan kebutuhan dan perspektif orang lain, hindari berpikir
bahwa hidup hanya tentang diri sendiri.

2. Menunjukkan kerendahan hati kepada orang lain


Orang tua menjadi orang terdekat yang sangat mudah di-copy oleh anak. Saat papa mama
menjadi anak yang rendah hati dan menaati kakek neneknya, maka anak akan belajar untuk
melakukan hal serupa kepada orang yang lebih tua (begitupun sebaliknya).

Dengan memiliki karakter ini, anak mengakui keberadaan orang lain yang tidak kalah
berharga dan penting dari dirinya sendiri.

Hati seorang anak masih sangat mudah dibentuk. Jadi mulailah membentuk karakter anak
sejak dari usia belia agar kelak saat beranjak dewasa, anak bertumbuh menjadi pribadi yang
berbudi pekerti yang baik, bertutur yang sopan dan berperilaku yang benar.

Anda mungkin juga menyukai