Anda di halaman 1dari 5

JURNAL REFLEKSI MODUL 1.

1
FILOSOFI PENDIDIKAN KI HAJAR DEWANTARA

OLEH :
ARIYANTO RAHMAN
CALON GURU PENGGERAK ANGKATAN 8
KABUPATEN GORONTALO

Jurnal ini adalah jurnal yang disusun setiap dua mingguan yang merupakan
refleksi diri setelah mengikuti rangkaian kegiatan pelatihan (upgrading kill), yang juga
merupakan tugas yang harus diususun secara rutin oleh Calon Guru Penggerak.
Jurnal Refleksi Modul 1.1 tentang Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara disusun
dengan menggunkan model yang diprakarsai oleh Roger Greenaway yakni 4F (Fact,
Feeling, Findings, dan Future).
1. Fact (Peristiwa)
Kegiatan pendidikan guru penggerak Angkatan 8 untuk wilayah Provinsi
Gorontalo diawali oleh Rapat Koordinasi Persiapan Implementasi Program
Pendidikan Guru Penggerak yang diselenggarakan oleh Balai Guru Penggerak
Provinsi Gorontalo selama 2 hari yakni tanggal 7 dan 8 Mei 2023 bertempat di
Grand Q Hotel Gorontalo. Rapat koordinasi dihadiri oleh Calon Guru Penggerak,
Pengajar Praktik, Failitator, dan Pokja PGP Balai Guru Penggerak Provinsi Gorontalo.
Dalam Rapat koordinasi tersebut disampaikan materi-materi sebagai berikut : 1)
Implementasi Program Guru Penggerak dan Kurikulum Guru Penggerak; 2)
Pengelolaan SIMPKB Program PGP Angkatan 8; Pengenalan LMS PGP Angkatan 8;
4) Simulasi Pemanfaatan SIMPKB PGP Angkatan 8; 5) Rencana Pelaksanaan PGP
Angkatan 8; 6) Rencana Tindak Lanjut PGP.
Kegiatan Pendidikan Guru Penggerak resmi di buka oleh Menteri Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi pada tanggal 10 Mei 2023 pukul 11.00 WIB.
Kegiatan pembukaan dilaksanakan secara daring via zoom meeting dan live
straming Canel Youtube Ditjen GTK Kemdikbud RI. Pada kegiatan yang dipandu oleh
Annissa Nurmalia S.Ikom, MM hadir sebagai pembicara yaitu Direktur Kepala
Sekolah Pengawas Sekolah, dan Tenaga Kependidikan Bapak Dr. Praptono, M.Ed.
dan juga Ibu Prof. Dr. Nunuk Suryani, M.Pd selaku Direktur Jenderal Guru dan
Tenaga Kependidikan. Setelah kegiatan pembukaan oleh Kementerian dilanjutkan
kegiatan oleh Balai Guru Penggerak Provinsi Gorontalo, dalam kegiatan tersebut
Kepala Balai Guru Penggerak Provinsi Gorontalo Bapak Eky Aristanto Punu, MM
mengharapkan agar Calon Guru Penggerak Angkatan 8 mengikuti kegiatan
Pendidikan Guru Penggerak dengan baik, ketika menemui kendala dalam
pelaksanaan agar dikomunikasikan kepada pihak Balai, Fasilitator, Pengajar Praktik,
maupun kepada sesama CGP untuk mendapatkan solusi dan jalan keluar.
Sebagai awal kegiatan pada LMS yakni pada tanggal 11 Mei 2023 saya
megikuti Pre-test Modul 1. Kemudian pada tanggal 13 Mei 2023 mengikuti
Lokakarya Orientasi khusus Kabupaten Gorontalo dilaksanakan di SMP Negeri 2
Telaga. Kegiatan yang dibuka secara resmi oleh Kepala Balai Guru Penggerak
tersebut ada beberpa materi yang saya dapatkan yaitu : 1) Kebijakan Dinas
Pendidikan Kabupaten Gorontalo dalam mendukung Program PGP yang disampaikan
oleh Dr. Sutrisno M. Yunus, M.Pd selaku Kabid GTK Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kabupaten Gorontalo; 2) Materi yang di sampaikan oleh Pengajar
Praktik CGP Angkatan 8 (Perkenalan Diri, Kesepakatan Kelas, Harapan dan
Kekhawatiran, Perjalanan Guru Penggerak, Posisi Diri, Rencana Pengembangan Diri,
Pengenalan Portofolio Digital dan Refleksi). Kegiatan Lokakarya Orientasi ini menjadi
pengalaman berharga bagi saya dimana memberikan gambaran terkait dampak
mengikuti Program Pendidikan Guru Penggerak baik untuk saya sebagai guru, siswa,
dan sekolah.
Selanjutnya pada tanggal 15 sampai dengan 27 Mei 2023 kegiatan yang
dilaksanakan adalah mengakses LMS dengan topik Refleksi Filosofis Pendidikan
menurut Ki Hadjar Dewantara. Rangkaian kegiatan berupa mulai dari diri dan
eksplorasi konsep secara mandiri, eksplorasi konsep melalui forum diskusi, ruang
kolaborasi dengan fasilitator yakni Bapak Muammal Jasin, M.Pd, Demonstrasi
konstektual, elaborasi pemahaman dengan Instruktur Bapak Bonija, dan aksi nyata.
Seluruh rangkaian diklat ini memberikan pengelaman belajar kepada saya sehingga
saya memahami materi Filosofis Pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara.
2. Feeling (Perasaan)
Mengikuti kegiatan Pendidikan Guru Penggerak menjadi sebuah kebanggaan
tersendiri bagi saya karena dengan kegiatan ini saya diberi kesempatan untuk
belajar dan mengembangkan kompetensi diri dan diberi kesempatan untuk ikut
berperan dalam perubahan pendidikan. Selain itu juga ada rasa keraguan tidak
dapat mengikuti kegiatan dengan baik karena benturan kegiatan sekolah, dan juga
jarak antara tempat tinggal dan sekolah yang jauh. Namun dengan modal semangat
untuk belajar dan berkembang sehingga saya yakinkan pada diri saya bahwa saya
mampu untuk dapat menyelesaikan Program Guru Penggerak ini dengan baik.
Selanjutnya terkait rangkaian kegiatan pendidikan tentang Filosofis
Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara saya sangat senang mengikuti materi ini
karena banyak ilmu yang saya peroleh, mulai dari bagaimana menjadi pendidik yang
seharusnya, bagaimana pendidik harus menghamba pada anak, mendesain strategi
dan metode pembelajaran dalam mewujudkan pemikiran Ki Hajar Dewantara,
mendidik anak sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman, dengan tetap menjaga
sosio kultural budaya yang ada. Hal ini menyadarkan saya bahwa pemahaman saya
tentang pendidikan dan pengajaran jauh dari konsep dasar pemikiran filosofis Ki
Hajar Dewantara. Dengan mempelajari modul ini saya berharap bisa menjadi
pemimpin pendidikan dan penggerak menuju tansformasi pendidikan yang sesuai
dengan zaman dan berlandaskan jati diri bangsa.
3. Findings (Pembelajaran)
Modul 1.1 tentang Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional - Ki Hajar Dewantara
ini memberikan pemahaman bagi saya terkait pemikiran pemikiran KHD tentang
pendidikan dan pengajaran sehingga saya bisa dapat berperan sebagai seorang
pendidk yang selalu terbuka terhadap perubahan dan mengikuti perkembangan
teknologi dan mengadaptasikannya sesuai dengan sosio kultural budaya. Dapat
menjadikan saya sebagai guru yang dirindukan oleh murid-murid dengan
pembelajaran yang menyenangkan dan berpihak pada murid, dan juga bagaimana
menjadi pemimpin pembelajaran minimal untuk sekolah saya/teman sejawat saya
akan mengeksplor kemampuan saya yang selama ini belum maksimal saya
kembangkan dan terus berinovasi sehingga pembelajaran saya bisa berjalan dengan
baik dan sesuai perkembangan teknologi. Yang tujuannya semata - mata untuk
pendidikan yang memerdekakan anak dalam mengembangkan kompetensinya
sesuai bakat dan minat yang dimiliki.
Pendidikan dan pengajaran harus berjalan selaras dengan penghidupan dan
kehidupan bangsa agar semangat cinta tanah air dapat senantiasa terpelihara. Ki
Hajar Dewantara menekankan agar pendidikan selalu memperhatikan; a) Kodrat
Alam, b) Kemerdekaan, c) Kemanusiaan, d) Kebudayaan, dan e) Kebangsaan.
Sebagai guru seharusnya kita menjadi penuntun bagi anak, dimana setiap
anak sudah memiliki bakat dan potensinya masing-masing. Selain itu, berdasarkan
filosofis pendidikan yang disampaikan oleh Ki Hajar Dewantara, kita harus
memandang anak sebagai individu yang unik. Setiap anak punya ciri belajarnya
masing-masing, sehingga kita sebagai pendidik harus melaksanakan pembelajaran
sesuai dengan kebutuhan anak itu sendiri.
Wajib bagi pendidik mendapatkan informasi kebutuhan, profil, gaya belajar,
metode belajar sesuai dengan kondisi anak, sehingga kita sebagai pendidk dapat
merancang pembelajaran yang tepat serta sesuai dengan yang dibutuhkan anak
yang lebih dikenal dengan istilah ‘berhamba pada anak’.
4. Future (Penerapan)
Modul 1.1 tentang Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional - Ki Hajar Dewantara
ini, memotivasi saya untuk berupaya melakukan hal-hal terbaik dalamproses
pendidikan dan pengajaran agar tujuan pendidikan bisa tercapai seiring dan selaras
dengan konsep dasar pemikiran filosofis Ki Hajar Dewantara. Seperti : 1)
Menanamkan pada diri saya bahwa sejatinya setiap anak memiliki keunikan
tersendiri; 2) Pembelajaran harus mempertimbangkan faktor kebutuhan anak; 3)
Pembelajaran tidak hanya terfokus pada daya cipta (kognif) namun juga
menumbuhkan daya rasa (avektif) dan daya karsa (pikomotor); 4) Guru harus
memahami dan menghargai anak sebagai individu yang unik, yang memiliki
kebutuhan, minat, dan potensi yang berbeda-beda; 5) Dan yang paling penting juga
adalah aturan kelas ditetapkan oleh guru dan siswa.

Anda mungkin juga menyukai