Anda di halaman 1dari 6

ASMA BRONKIALE

No. Dokumen : 01/SOP/UKP/11


No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 1 Maret 2022
Halaman : 1/5
Puskesmas dr. Farida Sony Indarti
Kebonagung 19810616 201001 2 025

1. Definisi : Asma Bronkiale adalah penyakit heterogen, selalu


dikarasteristikan pada dengan inflamasi kronis di saluran
nafas.Terdapat riwayat gejala respirasi seperti mengi,sesak
rasa berat di dada dan batuk yang intensitasnya berbeda
beda berdasarkan variasi keterbatasan aliran udara
ekspirasi.
Anamnese:
Gejala khas seperti
 Terdapat satu atau lebih gejala mengi,sesak,rasa
berat didada khususnya pada orang dewasa muda
 Gejala sering memburuk pada malam hari dan
pada pagi dini hari
 Gejala bervariasi waktu dan intensitasnya
 gejala dipicu oleh infeksi virus,latihan,pajan
allergen,perubahan cuaca,tertawa atau iritan
seperti asap kendaraan,rokok atau bau yang
sangat tajam
Pemeriksaan Fisik:
 Pasien asma biasanya normal
 Abnormalitas yang paling sering di temukan
adalah mengi ekspirasi pada saat auskultasi,ini
bisa saja hanya terdengar saat ekspirasi
paksa.Mengi dapat juga tidak terdengar selama
eksaserbasi asma yang berat karena penurunan
aliran napas yang dikenal dengan chest silent.

2. Tujuan : Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam


mendiagnosis dan memberikan terapi asma bronkiale di

1
Puskesmas Kebonagung
3. Kebijakan : SK Kepala Puskesmas No.
4. Referensi : KEMENKES RI NO HK.01.07/MENKES/1186/2022 Tentang
Panduan Praktek Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama.
5. Prosedur : PENATALAKSANAAN
Biasanya masuk UGD pasien dengan kondisi asma akut
sedang sampai berat.
 Petugas mencuci tangan sebelum dan sesudah
memeriksa pasien
 Petugas menggunakan APD sesuai kebutuhan
 Petugas menegakkan diagnosa berdasarkan
anamnese pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang
 Beri posisi duduk semi fowler / fowler sesuai
derajat serangan
Tata laksana awal ;
 Nebulasi B2 agonis 1-2 kali selang 20 menit
 Nebulasi kedua ditambah anti kolinergik bila
serangan sedang / berat
 Nebulasi langsung dengan B2 agonis ditambah
antikolinergik
Pada serangan ringan:
 Nebulasi 1 kali respon baik
 Observasi 1-2 jam,jika efek bertahan boleh pulang
 Jika timbul lagi perlakukan sebagai serangan
sedang
Serangan sedang :
 nebulasi 2 kali ,respon parsial
 berikan oksigen
 Nilai kembali derajat serangan jika sesuai dengan
serangan sedang,observasi diruang rawat sehari
 Berikan steroid oral
 Pasang jalur parenteral

2
Serangan Berat:
 nebulasi 3 kali ,respon buruk
 Sejak awal berikan Oksigen pada saat maupun
diluar nebulasi
 Pasang jalur parenteral,nilai ulang keadaan klinis
jika sesuai serangan berat,rawat diruang rawat
inap
 Rujuk untuk rontgent toraks.
 Boleh pulang bekali dengan B-agonis hirup/oral
 Jika sudah ada obat pengendali teruskan
 Jika penyebabnya virus berikan steroid oral
 Kontrol kembali ke Rawat Jalan dalan 24-48 jam
Jika masuk ke ruang rawat Inap:
 Teruskan beri oksigen
 Atasi dehidrasi dan asidosis jika ada
 Steroid iv tiap 6-8 jam
 Nebulasi tiap 1-2 jam
 Aminofilin iv awal,lanjutkan rumatan
 Jika membaik dalam 4-6 kali nebulasi ,interval jadi
4-6 jam
 Jika dalam 24 jam perbaikan klinik stabil,boleh
pulang
Jika dengan steroid dan aminofilin parenteral tidak
membaik maka dirujuk ke Rumah sakit

3
6. Diagram Alir :
Biasanya masuk UGD pasien dengan kondisi asma akut
sedang sampai berat

Tata laksana awal ;

 Nebulasi B2 agonis 1-2 kali selang 20 menit


 Nebulasi kedua ditambah anti kolinergik bila serangan
sedang / berat
 Nebulasi langsung dengan B2agonis ditambah antikolinergik

Pada serangan ringan:

 Nebulasi 1 kali respon baik


 Observasi 1-2 jam,jika efek bertahan boleh pulang
 Jika timbul lagi perlakukan sebagaiserangan sedang

Serangan sedang :

 nebulasi 2 kali ,respon parsial


 berikan oksigen
 Nilai kembali derajat serangan,jika sesuai dengan
serangan sedang rawat 1 hari
 Beri steroid awal
 Pasang jalur parenteral

Serangan Berat:

 nebulasi 3 kali ,respon buruk


 Sejak awal berikan Oksigen pada saat maupun diluar
nebulasi
 Pasang jalur parenteral,nilai ulang keadaan klinis jika
sesuai serangan berat,rawat diruang rawat inap
 Rujuk untuk rontgent toraks
 Boleh pulang bekali dengan B-agonis hirup/oral
 Jika sudah ada obat pengendali teruskan
 Jika penyebabnya virus berikan steroid oral
 Kontrol kembali ke Rawat Jalan dalan 24-48 jam

Jika masuk ke ruang rawat Inap:

 Teruskan beri oksigen


 Atasi dehidrasi dan asidosis jika ada
 Steroid iv tiap 6-8 jam
 Nebulasi tiap 1-2 jam
 Aminofilin iv awal,lanjutkan rumatan
 Jika4membaik dalam 4-6 kali nebulasi ,interval jadi
4-6 jam
 Jika dalam 24 jam perbaikan klinik stabil,boleh
pulang
7. Dokumen : Rekam Medis Rawat Inap
Terkait
8. Distribusi :  Rawat Jalan / Poli Umum
 Rawat Inap
 UGD

9. Rekam Historis Perubahan

No Yang Dirubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan

5
ASMA BRONKIALE
No. Dokumen : 01/SOP/UKP/11
DAFTAR No. Revisi : 00
TILIK Tanggal Terbit : 1 Maret 2022
Halaman : 1/1
Puskesmas dr. Farida Sony Indarti
Kebonagung 19810616 201001 2 025

No Tidak
Langkah Kegiatan Ya Tidak
Berlaku
1. Apakah Petugas mencuci tangan sebelum dan sesudah
memeriksa pasien ?

2. Apakah Petugas menggunakan APD sesuai kebutuhan ?

3. Apakah Petugas menegakkan diagnosa berdasarkan


anamnese pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang ?

4. Apakah Petugas memberikan posisi duduk semi fowler /


fowler sesuai derajat serangan ?
5. Apakah pada tata laksana awal Petugas memberikan
Nebulasi B2 agonis 1-2 kali selang 20 menit ?
6. Apakah pada serangan ringan di berikan Nebulasi 1 kali
respon Pasien baik ?
7. Apakah pada serangan sedang di berikan Nebulasi 2 kali
respon Pasien baik ?
8. Apakah pada serangan berat di berikan Nebulasi 3 kali
respon Pasien baik ?
9. Jika masuk ke Ruang Rawat Inap apakah Petugas terus
beri oksigen, Nebulasi tiap 1-2 jam, dan memberikan
Steroid iv tiap 6-8 jam ?
Jumlah

CR : …………………………%.

Kebonagung,……………………..

Pelaksana / Auditor

(……………………..)

Anda mungkin juga menyukai