Anda di halaman 1dari 4

PERENCANAAN PENDIDIKAN KESEHATAN

Topik : Pendidikan kesehatan tentang Asthma


Hari/Tanggal : 12 Desember 2011
Waktu : 15.00 WIB
Sasaran : pasien dan keluarga klien
I. Tujuan
A. Tujuan umum: Setelah dilakukan penyuluhan kepada klin dan
keluarga, klien dapat memahami tentang penyakit asthma
B. Tujuan Khusus: klien dapat menjelaskan:
Penegrtian Asthma
Tanda dan gejala Asthma
Cara penanganaan dan perawatan penyakit Asthma

II. Materi
Penjelasan mengenai Asthma

III. Metode
Ceramah
Tanya jawab

IV. Kegiatan

no Materi Kegiatan
1 Pembukaan Salam dan perkenalan
2 Pembahasan materi Penyuluhan mengenai penyakit Asthma
secara menyeluruh
3 Evaluasi Klien dan keluarga tahu dan mengerti
tentang materi yang di sampaikan serta
mampu mengaplikasikan sehari-hari
4 Penutup Salam dan membuat kontrak waktu untuk
pengkajian berikutnya.
V. Isi materi pendidikan kesehatan
A. Pengertian
Asthma merupakan penyakit paru dengan ciri khas yakni saluran nafas sangat
mudah berreaksi terhadap berbagai rangsangan atau pencetus dengan manifestasi
berupa serangan asthma(Ngastiyah, 2005: 82)
Asthma adalah penyakit paru yang didalamnya terdapat obstruksi jalan nafas,
inflamasi jalan nafas, dan jalan nafas yang hiperresponsif atau spasme otot polos
bronchial (Cecily L.Betz, 2002: 25)
Penyakit Asma (Asthma) adalah suatu penyakit kronik (menahun) yang menyerang
saluran pernafasan (bronchiale) pada paru dimana terdapat peradangan (inflamasi)
dinding rongga bronchiale sehingga mengakibatkan penyempitan saluran nafas yang
akhirnya seseorang mengalami sesak nafas. Penyakit Asma paling banyak ditemukan di
negara maju, terutama yang tingkat polusi udaranya tinggi baik dari asap kendaraan
maupun debu padang pasir.
Maka penulis menyimpulkan bahwa asthma bronchiale adalah penyakit paru-paru
dengan ciri khas inflamasi kronis jalan nafas, obstruksi jalan nafas, spasme otot polos
bronchiale merupakan manifestasi klinis berupa serangan asthma.

B. Proses Terjadinya Penyakit Asthma


Asthma terjadi dikarenakan adanya penyempitan jalan nafas dan hiperaktif dengan
respon terhadap bahan iritasi dan stimulasi lain.dengan adanya bahan iritasi dan alergen
otot-otot bronchus menjadi spasme dan zat anti bodi tubuh muncul (Imunoglobulin E)
dengan adanya alergen.Ig E dimunculkan pada reseptor mast yang menyebabkan
pengeluaran histamin dan zat mediator lainnya.mediator lainnya yang menyebabkan
asma.
Respon asthma terjadi pada tiga tahap: pertama tahap imeediate yang ditandao
dengan bronchokontriksi (1-2 jam), tahapan Delayed dimana Bronchokontriksi dapat
berulang dalam 4-5 jam dan terus menerus dalam 2-5 jam. Tahap late ditandai dengan
peradangan dan hiperesponsif jalan nafas beberapa minggu atau bulan. Asthma juga
dapat terjadi dengan faktor pencetusnya karena latihan, kecemasan dan udara dingin.
Selama serangan asthamik, Bronchiolus menjadi panjang meradang dan meningkatnya
produksi mukus.
Hal ini menyebabkan lumen jalan nafas menjadi bengkak, meningkatnya resistensi
jalan nafas dan dapat menimbulkan distensi paru.klien yang mengalami asthma mudah
untuk inhalasi dan sukar untuk ekshalasi karena edema pada jalan nafas. Dan ini dapat
menyebabkan hiperinflasi pada alveoli
3 dan perubahan pertukaran gas.jalan nafas
menjadi obstruksi yang kemudian tidak adekuat dan saturasi O 2 sehingga terjadi
penurunan PO2 (hypoxsia). Selama serangan asmathik, CO2 tertahan dan meningkatnya
resistensi jalan nafas selama ekspirasi,dan menyebabkan acidosis respiratory dan
hypercapnea. Kemudian sistem pernafasan (tachypnea), kompensasi tersebut
menimbulkan hiperventilasi dan dapat menurunkan kadar CO 2 dalam darah
(hypocapnea).(Suriadi,2001: 7-8)
C. Manifestasi Klinis
1. Wheezing
2. Dyspnea dengan lama ekspirasi, penggunaan otot-otot asesori pernafasan, retraksi
dada dan stridor.
3. Batuk kering karena sekret kental dan lumen jalan nafas sempit.
4. Tachypnea
5. Gelisah
6. Diaphoresis
7. Nyeri abdomen karena terlihatnya otot abdomen dalam pernafasan
8. Fatigue (suriadi,2001: 8-10)

D. Penatalaksanaan
Klinik/IGD
Nilai derajat serangan

Penetalaksanaan awal
Nebulisasi beta agonis 3x, selang 20 menit
Serangan ringanSerangan
(Nebulisasi
berat (Nebulisasi
sedang (Nebulisasi
Nebulisasi ketiga + antikolobergik 1x, respons baik,gejala
terpasang
2-3 x, respons
sampai
persial)
respons
hilang) membaik)
Berikan oksigen
Jika serangan berat, nebulisasi 1x (+ antikolinergik) Observasi 1-2 jamBerikan oksigen
Nilai kembali
Jika efek Rencana rencana
derajat serangan.
bertahan,boleh rawat inap
pulang pasang jalur
parenteral
Boleh pulang Ruang rawat sehari Ruang rawat inap

Bekali obat beta Oksigen teruskan Oksigen teruskan


antagonis
Berikan steriod Atasi dehidrasi dan
(inhalasi/Oral)
oral asidosis jika ada
Jika sudah ada obat
Nebulisasi tiap 2 Steroid IV tiap 6-8
pengendali
jam jam
teruskanmjika
infeksi virus Bila dalam 8-152 Nebulisasi tiap 1-2
sebagai jam perbaikan jam
pencetus,dapat klinis stabil klien
diberi steroid oral boleh pulang Aminopilin IV,awal
lanjutan Rumatan
Dalam 24-48 jam
kontrol ke rawat Jika dalam 48 jam
jalan untuk perbaikan klinis
reevaluasi stabil boleh pulang

Anda mungkin juga menyukai