Anda di halaman 1dari 6

Firda Riska Rahayu

260110170150 – Shift D

Tugas Pendahuluan Modul 3


1. Jelaskan anatomi dan fisologi system respirasi!

Fungsi dari system respirasi itu sendiri sebagai pertukaran gas, asupan
O2 untuk didistribusikan keseluruh tubuh, menghilangkan gas CO2 di dalam
tubuh,membantu pengaturn pH tubuh, mengandung reseptor untuk indera
pencimuan, memfilter udara, menghasilkan suara vocal.
• Hidung : organ tempat masuknya udara untuk respirasi yang terdiri dari
bagian eksternal dan internal (rongga hidung)
• Faring : faring adalah tabung berbentuk corong sekitar 5 cm
• Laring : penghubung larofaring dengan trakea
• Trakea : Sebagai penghubung laring dengan bronkus
• Bronchus : percabangan paru paru
• Paru-Paru : tempat pertukaran gas O2 dan CO2
(Tortora,dan Bryan,D., 2014)
2. Sebutkan alat bantu pernafasan dan cara pemakaiannya (minimal 2)!
• Diskus
1) Tempatkan jempol pada alur dan buka dengan cara mendorong ke kanan
hingga terdengar bunyi klik
2) Geser tuas ke kanan sampai bunyi klik
3) Memegang diskus dengan posisi horizontal
4) Traiklah nafas dan hembuskan jauh dari mouthpiece diskus
5) Tempatkan diskus di mulut antara gigi dan bibir
6) Tarik napas mantap dan mendalam
7) Lepaskan mouthpiece diskus dari mulut dan tahan napas yang dalam
selama 5-10 detik
8) Hembuskan dan bernapaslah perlahan -lahan
9) Tempatkan jempol pada alur dan geser kembali kea rah kiri sampai
terdengar bumyi klik (Lorensia et al, 2016)
• Inhaler
1) Buka tutup inhaler dan pegang inhaler dengan posisi tegak
2) Kocok inhaler
3) Miringkan kepala sedikit dan nafas perlahan
4) Posisikan inhaler dengan salah satu cara berikut :
(B untuk pengguna yang kesulitan dengan cara A atau C; C digunakan
untuk breath active inhalers)

Ket :
a. Buka mulut dengan jarak inhaler 1-2 inch didepan
b. Gunakan spacer (direkomendasikan untuk anak anak dan orang -
orang yang mmenggunakan kortikosteroid)
c. Didalam mulut
d. Inhalasi dry powder memerlukan teknik inhalasi yang berbeda yakni
penting untuk menutup mulut dengan kuat pada corong inhaler dan
hirup secara cepat.
5) Tekan inhaler untuk melepaskan obat sambil bernfas perlahan
6) Bernafas perlahan (3 hingga 5 detik)
7) Tahan napas selama 10 detik untuk memastikan obat mencapai paru-
paru
8) Ulangi isapan sesuai petunjun. Tunggu 1 menit antara isapan untuk
memastikan isapan kedua dapat masuk ke paru-paru
9) Spacers/holding chamber sangat berguna untuk semua pasien.
(Direkomendasikan untuk anak muda dan orang – orang yang
menggunakan kortikosteroid)
(Dipiro, 2015)
3. Jelaskan tingkat penyakit asma dan algoritmanya
• Tingkat penyakit asma

(Kemenkes RI, 2008)


• Algoritma
Algoritma penatalaksanaan asma mandiri di rumah

Klinis
• Gejala (batuk, sesak, mengi, dada terasa berat) yang bertambah
• Pengukuran arus puncak ekspirasi (APE) < 80% nilai prediksi

Tatalaksana awal
Inhalasi agonis β-2 kerja singkat (salbutamol inhaler), setiap 20 menit, selama
1 jam

Respon baik Respon buruk


• Gejala (batuk, sesak, mengi, dada • Gejala menetap atau bertambah
terasa berat) berkurang buruk
• Perbaikan dengan inhalasi agonis • Nilai APE <60% nilai prediksi
β-2 kerja singkat dan bertahan - Tambahkan kortikosteroid
selama 4 jam oral
• Nilai APE > 80% nilai prediksi - Inhalasi agonis β-2 singkat
diulang

• Lanjutkan inhalasi agonis β-2 Segera ke fasilitas Kesehatan


kerja singkat setiap 3-4 jam
selama 1-2 hari
• Pemberian inhalasi steroid dosis
tinggi (bila sedang menggunakan
inhalasi steroid) selama 2 minggu,
kemudian kembali ke dosis
sebelumnya

Hubungi dokter untuk instruksi


selanjutnya

(Kemenkes RI,2004)
Algoritma Tata Laksana Asma di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
Nilai Derajat Serangan

Tata laksana Awal :


Nebulasi β-2 agonis kerja singkat, 3x, interval 20 menit

Serangan ringan : Serangan sedang : Serangan berat :


(nebulasi 1x, respon baik, (Nebulasi 2 – 3x, respon (Nebulasi 3x, respon buruk)
gejala hilang) parsial) • Sejak awal berikan
• Observasi 1 – 2 jam • Berikan oksigen oksigen saat/ diluar
• JIka efek bertahan, boleh • Nilai kembali derajat nebulasi
pulang serangan, jika sesuai • Pasang infus
• JIka gejala timbul kembali, dengan serangan sedang, • Nilai ulang klinisnya,
perlakuan sebagai serangan observasi di ruangan jika sesuai dengan
sedang rawat sehari serangan berat, rawat
• Pasang infus inap
• Foto toraks

Ruangan rawat Ruang rawat inap


Boleh pulang sehari/control fasilitas • Oksigen teruskan
kesehatan : • Atasi dehidrasi/asidosis
• Bekali obat β- agonis • Oksigen teruskan jika ada
(hirup/oral) • Berikan steroid oral • Steroid i.v tiap 6-8 jam
• Jika sudah ada obat • Nebulasi tiap 2 jam • Nebulasi tiap 1-2 jam
pengontrol, teruskan • Bila dalam 8-12 jam • Aminofilin i.v awal,
• Jika infeksi virus sebagai perbaikan klinis stabil, lanjutkan rumatan
pencetus, dapat diberi pasien boleh pulang • Jika membaik dalam 4-6x
steroid oral • Jika dalam 12 jam klinis nebulasi, interval jadi 4-6
• Dalam 24 – 48 jam belum membaik, alih jam
control ke poliklinik rawat ke ruang rawat • Jika dalam 24 jam
untuk evaluasi inap perbaikan klinis stabil,
boleh pulang
• Jika dengan steroid dan
aminofilin parenteral
tidak membaik, bahkan
timbul ancaman henti
napas, alih ke ICU

(Kemenkes RI,2004)
Daftar Pustaka
Dipiro, Joseph T. 2015. Pharmacoterapy Handbook 9th edition. New York: Mc Graw Hill
Education.
Kemenkes, RI. 2004. Asma. Jakarta : Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI.
Kepmenkes RI. 2008 . Pedoman Pengendalian Penyakit Asma . tersedia online di :
http://www.pdpersi.co.id/peraturan/kepmenkes/kmk10232008.pdf [diakses pada
13/3/2019
Lorensia A., Doddy D., Bella LK., Astri Heru . 2016 . Studi Kelengkapan Penjelasan Cara
Penggunaan Sediaan Controller Inhaler Jenis Diskus Dan Turbuhaler Oleh Apoteker
Di Apotek. Jurnal Ilmiah Manuntung Vol 2(2) : 137-146
Tortora,G.J and Bryan,D., 2014. Principle Anatomy and Physiology 14th ed. USA : Wiley.

Anda mungkin juga menyukai