Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH TERAPI KOPLEMENTER

“SUGESTI DIRI”

DOSEN PEMBIMBING :
Inta Susanti S. Kep. Ns, M. Kep

DISUSUN OLEH :
Muhammad Sobri Agustino
1902012862

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


PRODI S1 KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMONGAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan ridho-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "Healing Touch". Makalah ini disusun
sebagai tugas mata kuliah Terapi Komplementer.
Penulis makalah ini berbekal materi yang diperoleh dari kelas dan tidak lepas dari
bantuan, bimbingan dan masukan dari berbagai pihak serta kutipan materi diambil dari
internet dengan sumber yang tertera. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan banyak terima kepada yang terhormat :
1. Dr.A. Azis Alimul Hidayat, S.Kep. M.Kes (selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Lamongan)
2. Dr. Virgianti Nur Faridah, S.Kep., Ns., M.Kep, (selaku Dekan Fikes Universitas
Muhammadiyah Lamongan)
3. Suratmi, S.Kep., Ns., M.Kep (selaku Ka Prodi S1 Keperawatan Universitas
Muhammadiyah Lamongan)
4. Inta Susanti, S.Kep., Ns., M.Kep (selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah
Keperawatan Komunitas)
5. Rekan-rekan dan semua pihak yang telah membantu kelancaran dalam pembuatan
makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih perlu


penyempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan
demi kesempurnaan penyusunan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat
bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Lamongan, 19 Mei 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................ii

BAB I : PENDAHULUAN.................................................................................1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................1

1.3 Tujuan Penulisan...................................................................................2

BAB II : PEMBAHASAN..................................................................................3

2.1 Pengertian Sugesti Diri..........................................................................3

2.2 Indikator Pemberian sugesti……………………………………….. 3


2.3 Alat-alat Sugesti…………………………………………………….4
2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sugesti .................................................4

BAB III : PENUTUP...........................................................................................9

3.1 Kesimpulan............................................................................................9

3.2 Saran.......................................................................................................9

TELAAH JURNAL...........................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................12
1.1 Rumusan Masalah

1.1.1 Apa pengertian dari Sugesti Diri ?


1.1.2 Apa Indikator Pemberian sugesti
1.1.3 Apa Peranan Sugesti Diri ?
1.1.4 Apa Alat-alat Sugesti
1.1.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sugesti?
1.2 Tujuan Penulisan

1.2.1 Mengetahui pengertian dari healing touch?


1.2.2 Mengetahui Indikator Pemberian sugesti
1.2.3 Mengetahui Peranan Sugesti Diri ?
1.2.4 Mengetahui Alat-alat Sugesti
1.2.5 Mengetahui Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sugesti?

.
LATAR BELAKANG

Sugesti dalam ilmu jiwa social dapat diartikan sebagai suatu proses dimana

seseorang meneima cara pandang atau pedoman prilaku dari orang lain tanpa kritik terlebih

dahulu.1 Dalam pengertian di atas kita melihat bahwa sugesti adalah pemberian pengaruh kepada

orang yang menerima sugesti agar menerima pengaruh tersebut tanpa adanya kritik dan penolakan.

Sugesti sangat sering kita rasakan dalam sehari-hari, apalagi jika seseoang yang mensugesti adalah

orang yang lebih tua ataupun orang yang sangat bersimpati dengan kita. Manfaat dari sugesti ini

akan sangat mempengaruhi terhadap cara pandang dan berprilaku seseorang, sehingga seseoang

akan lebih bisa terkendali. Motivasi berasal dari kata motif yang diartikan sebagai daya upaya yang

mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.Sardiman mengatakan Motif dapat diartikan

sebagai daya penggerak dari dalam untuk melakukan aktivitas-aktivitas demi mencapai tujuan

tertentu.2Sependapat dengan Sardiman, Sumadi Suryabrata mengartikan motivasi sebagai keadaan

yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna

mencapai suatu tujuan.

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang system pendidikan Nasional,

menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Dengan tendensi undang-undang tersebut bisa diambil kesimpulan bahwa melakukan kegiatan

pendidikan dengan pendekatan sosial dan emosional sangat efektif dalam pembentukan watak

seseorang. Motivasi adalah salah satu cara pendekatan yang cukup efektif. Beberapa ilmuwan

mengemukakan terkait teori-teori motivasi diantaranya Abraham Maslow yakni seorang psikolog.

Teori ini mengemukakan 5 kebutuhan manusia menurut hierarkinya yakni mulai

kebutuhan yang sangat dasar sendiri hingga kebutuhan yang paling tinggi.Teori ini kemudian

dikenal sebagai teori Maslow atau Hierarki kebutuhan.Hirarki kebutuhan tersebut diantaranya

adalah kebutuhan fisiologis yakni kebutuhan terhadap bahan-bahan pokok seperti makanan,
minuman, air, udara, pakaian, tempat tinggal dan kebutuhan untuk bertahan hidup.Selanjutnya

adalah kebutuhan keamanan kebutuhan keamanan ini ialah kebutuh mendasar setelah kebutuhan

fisiologis. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan merasa aman dari segala ancaman baik fisik

maupun psikis. Yang berikutnya ialah kebutuhan sosial, kebutuhan untuk dicintai dan

mencintai.Manusia secara kodrat adalah makhluk sosial, setiap orang saling membutuhkan.

Selanjutnya Maslow mengemukakan manusia juga mempunyai kebutuhan penghargaan yakni ingin

diakui orang lain. Yang terakhir ialah kebutuhan aktualisasi diri, kebutuhan ini menurut Maslow

adalah kebutuhan tertinggi.Kebutuhan Aktualisasi diri adalah kebutuhan atau keinginan seseorang

untuk memenuhi ambisi pribadinya.6Melihat dari teori yang dikemukakan Maslow bisa

disimpulkan bahwa motivasi adalah bentuk kebutuhan manusia.Hal ini mengacu pada teori Maslow

yang mengatakan bahwa setiap manusia itu ingin dicintai dan mencintai. Bisa dilihat ketika

seseorang bekerja dengan dukungan dan motivasi orang yang dicintai maka bekerjanya akan lebih

semangat.
KAJIAN TEORI

A. Konsep Teoretis

1. Pemberian Sugesti

1.1 Pengertian Sugesti

Sugesti adalah pengaruh terhadap jiwa atau laku seseorang dengan

maksud tertentu, sehingga pikiran dan kemauan terpengaruh olehnya. Hal ini

dapat ditimbulkan kepada siswa mengikuti apa yang dikehendaki dari

padanya. Lebih jelas mengenai sugesti, Abu Ahmadi mengatakan bahwa

“Sugesti adalah pengaruh atas jiwa atau perbuatan seseorang sehingga pikiran,

perasaan dan kemauannya terpengaruh dan dengan begitu orang mengakui

atau meyakini apa yang dikehendaki dari padanya.” Menurut Harwantiyoko,

“Sugesti adalah suatu proses mempengaruhi dari individu terhadap individu

lain, sehingga ia dapat menerima norma atau pedoman tingkah laku tertentu

tanpa melalaui pertimbangan terlebih dahulu”.

Menurut Abu Ahmadi inti dari sugesti adalah didesaknya suatu


keyakinan kepada seseorang untuk menerima pendapat atau nasehat orang
secara mentah-mentah, yaitu pihak yang mempengaruhi, yang mendesak suatu
keyakinan pendapat atau anggapan kepada orang lain dan pihak yang
dipengaruhi, yang didesak untuk menutur dan menerima pendapat atau
tanggapan yang di kehendaki kepadanya. Kondisi tersebut menunjukan
bahwas sugesti adalah pengaruh yang dikehendaki pihak lain, yaitu yang di
sugesti. Sebenarnya pengaruh sugesti tidak selau berlaku untuk pihak lain,
tetapi dapat dipergunakan untuk diri sendiri.

Berdasarkan pengertian di atas dapat dimengerti sugesti pada intinya


adalah memberikan sesuatu pengaruh dengan tujuan tertentu, berarti

mensugesti adalah memberikan pengaruh kepada seseorang untuk mengikuti

dengan maksud dan tujan tertentu, karena besarnya pengaruh penasaran dan

kemauan sendiri banyak dikesampingkan, pikiran sendiri tidak dipergunakan.

1.2 Indikator Pemberian sugesti

Pemberian sugesti kepada siswa merupakan hal penting, untuk itu guru

perlu mengetahui cara-cara dalam pemberian sugesti, hal ini dapat dilihat dari

indikator sebagai berikut:

1. Dengan membujuk, misalnya menyugesti anak yang “lambat bekerja”tidak


perlu dikatakan bahwa ia seorang yang lambat bekerja. Bujuklah dengan
sabar, katakanlah padanya bahwa dia sanggup mengerjakan sesuatu seperti
temannya.
2. Dengan memuji, misalnya menyugesti anak yang belum dapat
menggabarkan katakan gambar baik, bagus, cukup baik dan sebainya.
3. Dengan menakut-menakuti, didalam pendidikan prinsip menakut-nakuti
tidak dapat dibenarkan, tetapi dalm rangka menyugesti, menakuti ada
kalanya dijalankan asal tidak berlebih – lebihan.
4. Dengan menunjukan kekurangan atau kelebihan, misalnya “kamu anak
dari desa, keluargamu serba kekurangan, selama belajar kamu berikan
ikatan dinas pada pemerintah. Jika kamu tidak rajin belajar kemungkinan
akan gagal sekolahmu. Kamu harus mengembalikan uang ikatan dinas
yang telah kamu terima.13

Menurut Agus cara-cara menyugesti dapat dilihat dari indikator sebagai


berikut
1) Dengan membujuk atau memuji, misalnya kepada anak yang bodoh tidak
perlu dikatakan kepadanya bahwa ia bodoh. Guru selalu berusaha agar
anak itu maju yaitu dengan jalan membujuk agar ia lebih rajin, dikatakan
bahwa iapun sama dengan teman-temannya.
2) Dengan menakut-nakuti orang yang akan disugesti, misalnya pada malam
hari kepada anak yang sering dikatakan akan adanya momok yang suka
anak nakal, anak malas, dan sebagainya dengan maksud agar anak itu
menurut apa yang ia perintah atau suruhkan kepadanya.
3) Dengan menunjukkan kelemahan-kelemahan orang yang disugesti.14

Willy Wong dan Andri Hakim dalam Hengky Yandri, mengungkapkan 6


poin mengenai cara memberikan sugesti, yaitu:
1) Gunakan kata-kata positif. Hindari penggunaan kata-kata “tidak”, “jangan”
dan sejenisnya, kecuali tidak ada lagi padanan kata yang tepat,
2) Berikan pengulangan kalimat seperlunya saja,
3) Gunakan kalimat yang menunjukkan waktu sekarang (present tense) dan
hindari kata “akan”,
4) Tambahkan sentuhan emosional dan imajinasi
5) Bentuk kalimat sugesti secara progresif (bertahap-jika diperlukan),
6) Berikan kalimat yang bernuansa pribadi sehingga pikiran subjek dapat
menerima sugesti itu seutuhnya,
7) Gunakan katakata yang sesuai dengan pemahaman subjek.15

1.3 Alat-alat Sugesti

Sehubungan dengan cara-cara menyugesti kita juga mengenal alat untuk


menyugesti antara lain :
1.Mata (pandangan tajam, lemah lembut dan sebagainya)
2.Roman muka (manis,kasih sayang, dan sebaginya)
3.Teladan (tingkah laku yang baik, sopan santun, kejujuran dan sebaginya)
4.Gambar (gambar majalah-majalah, mingguan, buku-buku dan sebagainya)
5.Suara (merdu, sinis, komando, perintah)
6.Warna (dalam reklame, sandiwara)
7.Slogan atau semboyan (dalam pertempuran, pembangunan, rapat-rapat dan
demontrasi.

Berdasarkan urian tersebut disimpulkan bahwa pemberian sugesti dapat


dilakukan melalui cara-cara menggunakan mata, roman muka, teladan tingah
laku, gambar, suara, warna, slogan dan lain sebaginya.
a. Peranan Sugesti

Sugesti mempunyai peranan penting, baik dalam kehidupan pada

umumnya, maupun di sekolah. Dengan adanya sifat – sifat sugesti dalam

kepemimpinan maka akan terjadi:

1. Pimpinan banyak disegani oleh anak buahnya

2. Adanya kepercayaan besar kepada pimpinannya

3. Pimpinan akan dihormati, dituruti, dan diperhatikan segala perintahnya

Berpengaruhnya sugesti di lingkungansekolah, akan memberi kemungkinan:

1) Anak – anak hormat kepada pimpinan atau gurunya


2) Anak – anak memperhatikan pelajaran yang diberikan
3) Anak – anak sungguh – sungguh melaksanakan perintah yang diberikan
oleh guru.
4) Nasihat – nasihat dari guru akan dipatuhi oleh anak – anak.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sugesti

Menurut Harwantiyoko faktor-faktor yang dapat memungkinkan terjadi


sugesti adalah sebagai berikut:
1. Faktor hambatan daya kemampuan berfikir.
Misalnya: kondisi fisik dan psikis kita mengalami gangguan tertentu
sehingga lemah, pada umumnya individu mudah menerima sesuatu yang
dianggap dapat meringankan kondisi yang lemah itu. Untuk memudahkan
terjadinya proses sugesti kita harus pandai memperhatikan kondisi-kondisi
kelemahan orang yang akan disugesti. Orang yang mudah di sugesti,
biasanya orang yang berada ketidak mampuan menggunakan daya
pikirannya.
2. Faktor daya pikir yang terpecah-pecah.
Maksudnya dari pada faktor daya pikir yang terpecah-pecah, bahwa dalam
hal ini kondisi seseorang yang dalam keadaan banyak sekali yang sedang
dipikirkan. Biasanya dalam kondisi yang demikian proses sugesti lebih
mudah berlangsung, karena seseorang lebih cepat menerima pedoman
tingkah laku dari orang lain. Yang segaja melakukan usaha untuk
mempengaruhinya.
3.Faktor penggunaan kewibawaan.
Maksud dari faktor penggunaan kewibawaan yaitu misalnya seseorang
mempunyai pengalaman dimasa lampau yang telah diakui wibawaannya
oleh orang-orang yang akan di sugesti
Misalnya : orang yang memberi sugesti adalah mantan kepala sekolah
yang dikenal sama orang yang akan disugesti ini yaitu tentang
kewibawaanya, disiplinnya yag kuat dan disegani murid-murid bahkan
guru-guru yang lain. Dengan adanya hal ini sugesti akan cepat sekali
berlangsung.
4.Faktor pengukuran keyakinan diri :
Maksunya pada diri seseorang kadang-kadang telah memiliki suatu
gambaran keyakinan dan sikap terhadap suatu norama atau pedoman-
pedoman tingkah laku tertentu. Proses sugesti ini diarahkan kepada aspek
gambaran pedoman tingkah laku yang demikian, dimana hal ini akan lebih
mudah diterimah oleh individu yang bersangkutan sbab dengan adanya
sugesti diarahkan kepada aspek gambaran pedoman tingkah laku adalah
merupakan suatu pendukung terhadap nilai- nilai yang telah samar dimiliki
seseorang.
5. Faktor pendapat mayoritas
Maksudnya, adanya suatu pengaruh dari luar berkenaan dengan norma-
norma atau pedoman tingkah laku tertentu. Hal ini akan mudah diterima
oleh individu, apabila sebagian besar dari kelompoknya telah menyatakan
persetujuan. Contoh: budaya barat break dance, masuk ke desa. Apapun
budaya barat yang namanya break dance ini, kalau sebagian kelompok
(masyarakat desa) tersebut telah menyatakan persetujuan, maka tidak ada
alasan untuk menolaknya.

Terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi pemberian sugesti


tersebut, dari uraian di atas sugesti dapat disebabkan faktor dari individu itu
sendiri, misalnya adanya hambatan daya kemampuan berfikir, faktor daya
pikir yang terpecah-pecah, dan lain sebaginya, selain dari faktor dari dalam
tersebut, faktor lain yang juga menyebabkan seseorang tersugesti adalah faktor
pendapat mayoritas. Faktor ini ikut berperan dalam menyebabkan seseorang
tersugesti, karena akan mudah diterima oleh individu, apabila sebagian besar
dari kelompoknya telah menyatakan persetujuan.
TELAAH JURNAL
1. Topik : Risk Factors for Deliberate Self-Harm Among College Students
2. Masalah : Peneliti mempelajari factor resiko menyakiti diri sendiri dan menelioti
hubungaan antara trauma kanak-kanak ( yaitu pelecehan, fisik dan seksual )

3. Metode : Peserta Seratus lima puluh sembilan mahasiswa dari program sarjana
psikologi di universitas perkotaan yang beragam berpartisipasi dalam penelitian ini.
Dua puluh enam peserta dikeluarkan dari analisis karena banyaknya data yang
hilang. Sampel akhir dari 133 peserta berusia antara 18 hingga 49 tahun, dengan
usia rata-rata 22,73 tahun (SD = 6,17). Enam puluh tujuh persen dari peserta ini
adalah perempuan. Sehubungan dengan latar belakang ras peserta, 62% berkulit
putih/Kaukasia, 18%% Asia, 10% berkulit hitam/Afrika Amerika, 5% Hispanik,
dan 5% berlatar belakang ras lainnya. Peserta didominasi lajang (83%) dan
heteroseksual (96%)..

4. Intervensi : Pengobatan psikiatris. juga ada informasi deskriptif yang tidak


berguna tentang melukai diri sendiri di antara individu yang bukan pasien rawat
inap psikiatri. Namun, banyak individu yang merugikan diri sendiri tidak pernah
mencari bantuan profesional kesehatan mental

5. Hasil : Persentase peserta yang melaporkan riwayat melukai diri sendiri yang
disengaja tidak berbeda secara signifikan lintas latar belakang ras peserta, x'(4.N-
131) 1.80, p.10, dengan riwayat melukai diri sendiri dilaporkan oleh 39% orang
kulit hitam /Peserta Afrika Amerika, 38% peserta Asia, 40% peserta Kulit
Putih/Kaukasia, dan 33% peserta Hispanik. Menariknya, bertentangan dengan
literatur yang menunjukkan bahwa perilaku melukai diri sendiri yang disengaja
jauh lebih umum di kalangan wanita daripada pria (Boudewyn & Liem, 1995a;
Suyemoto, 1998), melukai diri sendiri juga tidak terkait secara signifikan dengan
jenis kelamin peserta (r-09 ). Sebaliknya, penelitian ini menemukan bahwa tingkat
melukai diri sendiri di antara wanita dan pria (masing-masing 36% dan 41%) tidak
berbeda secara signifikan satu sama lain. X'. N-133)-31.p.10

a. Implikasi keperawatan : Perawat sebagai pemberi pelayanan kesehatan tidak


hanya didukung oleh keterampilan dalam merawat klien, namun juga melibatkan
karakter yang wajib ada pada diri seorang perawat yaitu caring seperti memberi
motivasi ke pasien untuk mengurangi rasa gelisah atau tidak percaya diri yang
dialami pasien akibat penyakit yang diderita dan intervensi yang dapat digunakan
perawat dalam mengurangi harga diri rendah atau trauma yaitu Sugesti Diri .
6.
7. Aplikasi di Indonesia : Sugesti Diri sudah diaplikasikan di sebagian Rumah sakit
yang ada di Indonesia untuk mengurangi rasa tidak percaya diri yang dialami oleh
pasien akibat penyakit yang diderita. Sugesti Diri merupakan salah satu metode
non invasif yang dapat meredakan tidak percaya diri atau harga diri rendah .
.

DAFTAR PUSTAKA

Uyun Muhamad, Warsah Idi, Psikologi Pendidikan (Deepublish, 2021), 126 3

Uyun Muhamad, Warsah Idi, Psikologi Pendidikan, (Deepublish, 2021), 127

Anda mungkin juga menyukai