Karya Tulis Ilmiah: Evi Nur Hamidah P27220019021
Karya Tulis Ilmiah: Evi Nur Hamidah P27220019021
Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan
Program Pendidikan Diploma III Keperawatan
i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
NIM : P27220019021
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis ini
adalah benar-benar merupakan hasil karya sendiri dan bukan merupakan
pengambil alih tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan
atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya Tulis Ilmiah ini
hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah oleh Evi Nur Hamidah NIM P27220019021 dengan judul
“Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Hipertensi Di RSUD Dr.Moewardi
Surakarta” telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan.
Pembimbing I Pembimbing II
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah oleh Evi Nur Hamidah NIM P27220019021 dengan judul
“Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Hipertensi Di RSUD Dr.Moewardi
Surakarta” telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 13 Juni
2022.
Dewan Penguji
iv
KATA PENGANTAR
Dalam penyusunan ini penulis banyak mendapat bimbingan dan dukungan dari
berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
3. Ibu Sunarsih Rahayu, S.Kep., Ns., M.Kep, selaku Ketua Program Studi
Diploma III Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat
menimba ilmu di Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Surakarta.
v
menginspirasi dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya
Karya Tulis Ilmiah ini.
9. Diri saya sendiri yang sudah berjuang dalam penyelesaian Karya Tulis
Ilmiah ini.
10. Kedua orangtua dan kakak saya yang selalu memberikan dukungan,
motivasi, semangat, dan doa demi terselesaikannya penyusunan Karya
Tulis Ilmiah ini.
12. Klien dan keluarganya, yang telah bersedia menjadi responden dalam studi
kasus.
Penulis
vi
Asuhan Keperawatan Pasien Hipertensi Di RSUD Dr Moewardi Surakarta
ABSTRAK
vii
Nursing Care For Hypertension Patients In RSUD Dr.Moewardi Surakarta
Evi nur hamidah1, Dwi Sulistyowati,S.Kp.,M.Kes2, DR.Rita Benya
Adriani,S.Kp.,M.Kes3
1
Student of Nursing Study Program D3 in Health Polytechnik Surakarta
2
Lecture of Nursing Study Program D3 in Health Polytechnic Surakarta
3
Lecture of Nursing Study Program D3 in Health Polytechnic Surakarta
ABSTRACK
Keywords: Nursing Care, Hypertension.
Background: Hypertension is a disease where the systolic pressure is more
than 140 mmHg and the diastolic pressure is more than 90 mmHg. According to
data from the World Health Organization (WHO) 2019, it shows that around 1
billion people in the world have hypertension. If hypertension is not treated
immediately, it will trigger several complications such as heart disease, kidney
failure, diabetes, stroke. So the role of nurses is needed to fulfill the needs of
hypertensive patients.Objective: To describe nursing care for Mrs. M and Mrs. B
with hypertension at Dr. Moewardi Hospital Surakarta.
Methods: This case study uses a descriptive research design. Results: After
nursing care for Mrs. M, the problem of acute pain, activity intolerance and
knowledge deficit was resolved with the criteria for reduced pain, blood pressure
130/80 mmHg, activities can be done independently and Mrs. M understands
about hypertension. Meanwhile, Mrs. B's problems with acute pain and activity
intolerance were partially resolved and the knowledge deficit was resolved with
the criteria for the results. Mrs. B said she still had pain, blood pressure was
140/90 mmHg and her family was still involved in activities.
Conclusion: It can be concluded that nursing care with hypertension in Mrs.
M can be resolved, and Mrs. B is partially resolved. Suggestion: This case study
is expected to be an input for nurses and patients with hypertension to avoid
precipitating factors that cause hypertension and can prevent complications.
viii
DAFTAR ISI
ix
H. Etika Studi Kasus ................................................................................ 48
BAB IV STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN .......................................... 50
A. Hasil Studi Kasus ................................................................................ 50
1. Pengkajian ..................................................................................... 50
2. Diagnosa Keperawatan .................................................................. 58
3. Intervensi Keperawatan ................................................................. 60
4. Implementasi Keperawatan ........................................................... 62
5. Evaluasi Keperawatan ................................................................... 68
B. Pembahasan ......................................................................................... 71
C. Keterbatasan ........................................................................................ 95
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 96
A. Kesimpulan ......................................................................................... 96
B. Saran .................................................................................................... 98
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 100
Lampiran
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB 1
PENDAHULUAN
mengetahui siapa dan apa yang diteliti, dimana diteliti, dan bagaimana penelitian
dilakukan. Oleh karena itu, di dalam bab pertama pada studi kasus ini memuat
A. Latar Belakang
mmHg dan atau tekanan darah diastolik ≥90 mmHg (Udjianti ,2013).
berbahaya di seluruh dunia dan merupakan the silent killer pembunuh nomer
(kematian) yang tinggi jika tidak dideteksi secara dini dan ditangani dengan
diantaranya berada pada negara berkembang. Angka tersebut kian hari kian
menghawatirkan yaitu sebanyak 972 juta orang atau (26%) orang dewasa di
dunia menderita hipertensi. Angka ini terus meningkat tajam, serta diprediksi
1
2
pada tahun 2025 sekitar 29% orang dewasa pada seluruh dunia
sebanyak 427.218.
berdasarkan pengukuran pada umur lebih dari 15 tahun yaitu jumlah kasus baru
penyakit tidak menular (PTM) di jawa tengah 2019 adalah 3.074.607 kasus.
tidak menular yang dilaporkan yaitu sebesar 68,6 % dan hasil pengukuran
perempuan lebih besar (40,17%) lebih tinggi dibandingkan dengan laki laki
tahun 2021 jumlah penderita hipertensi di rawat inap sebanyak 661 kasus,
yaitu faktor resiko langsung yang terbagi menjadi, faktor resiko yang tidak
3
dapat dicegah atau tidak dapat dihindari seperti umur, perbedaan gender,
beresiko dengan kadar garam, gula, lemak yang tinggi, konsumsi minuman
beralkohol, serta gaya hidup tidak sehat lainnya, semua ini dapat meningkatnya
hipertensi perlu dan harus segera ditangani. Apabila hipertensi tidak segera
ditangani akan memicu beberapa penyakit lain dan resiko besar karena
hipertensi.
bisa memberikan edukasi atau pendidikan pada pasien hipertensi selain itu
tertarik untuk membuat studi kasus dengan judul “ Asuhan Keperawatan Pada
B. Rumusan Masalah
Rumusan maslah pada studi kasus ini adalah “ Bagaimana Gambaran Asuhan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Dr.Moewardi Surakarta.
Dr.Moewardi Surakarta.
5
Dr.Moewardi Surakarta.
1. Manfaat Praktis
a. Profesi Keperawatan
b. Penulis
c. Pembaca
2. Manfaat Teoritis
a. Institusi pendidikan
6
b. Bagi Masyarakat
terjadinya hipertensi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini berisi landasan teori yang merupakan acuan/kerangka berpikir untuk
memecahkan masalah. Teori teori yang dijelaskan pada bab ini memuat konsep
teori penyakit hipertensi dan konsep asuhan keperawatan pada pasien hipertensi.
1. Definisi Hipertensi
abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus
kerja jantung dan arteri yang bila berlanjut dapat menimbulkan kerusakan
mmHg dan atau tekanan darah diastolik ≥90 mmHg (Udjianti ,2013).
Menurut WHO, batasan tekanan darah yang masih dianggap normal adalah
7
8
2. Etiologi
1) Genetik
beresiko tinggi untuk terkena penyakit ini. Faktor genetik ini tidak
dikendalikan, serta jenis kelamin laki laki lebih tinggi dari pada
perempuan.
9
3) Diet
hipertensi, diabetes, serta orang dengan usia yang tua karena jika
mengolah garam akan menahan cairan lebih banyak dari pada yang
pada volume darah seseorang atau dengan kata lain pembuluh darah
garam.
darah.
4) Berat badan
hipertensi.
5) Gaya hidup
alkohol agar tekanan darah pasien dalam batas stabil dan memelihara
gaya hidup sehat penting agar terhindar dari komplikasi yang bisa
terjadi.
b. Hipertensi sekunder
tekanan darah karena suatu kondisi fisik yang ada sebelumnya seperti
11
yang meningkatkan tekanan darah serta gangguan yang terjadi pada tiroid
3. Klasifikasi
4. Manifestasi Klinis
orang dengan darah tinggi tidak memiliki tanda atau mengalami gejala,
mimisan, tanda dan gejala ini biasanya tidak muncul sampai hipertensi
besar tidak menimbulkan gejala. Tapi ada pula gejala awal yang mungkin
13
timbul dari hipertensi yaitu sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing,
5. Patofisiologi
baroreseptor yang terdapat pada sinus karotis dan arkus aorta. Pada
,2016).
14
6. Pathway
Kurang Defisit
Hipertensi Perubahan Terpapar Pengetah
situasi informasi uan
Vasokontriksi
Kerja Jantung Retensi Vasokontriksi
pembuluh darah
Meningkat Pembuluh darah Spasme arteriole Afterload
Ginjal
Otak meningkat
Resiko
Penurunan Peningkatan TIK Rangsang Diplopia Cardiac Output
perfusi jaringan aldosteron Menurun
jantung
Gangguan
Keseimbangan
Cairan
15
7. Pemeriksaan Penunjang
b. Kimia darah
hipertensi.
c. Elektrolit
d. Urine
e. Radiologi
f. EKG
atau disritmia.
8. Penatalaksanaan
a. Terapi Farmakologi
1) Diuretik
2) Penghambat adrenergenik
bronkial.
3) Vasodilator
yang akan terjadi akibat pemberian obat ini adalah sakit kepala dan
pusing.
18
5) Antagonis kalsium
jalan masuk kalsium sel sel dan mengendurkan otot otot di dalam
terhadap aliran darah dan tekanan darah. Yang termasuk obat ini
yang sulit dilakukan dalam jangka pendek. Oleh karena itu, faktor
yaitu :
sebaiknya lemak kurang dari 30% dari konsumsi kalori setiap hari.
satu faktor pemicu tekanan darah tinggi. Buah buahan dan sayuran
tekanan darah.
4) Aktivitas olahraga
bersepeda selama 2-3 kali selama satu minggu, berlari setiap hari
darah. Nikotin diserap oleh pembuluh darah di dalam paru paru dan
darah.
c. Terapi Herbal
cita rasa dari tanaman obat yaitu pedas, manis, asam, pahit dan asin.
9. Komplikasi
darah pada beberapa bagian otot jantung. Hal ini menyebabkan rasa
22
b. Gagal Jantung
Tekanan darah yang tinggi memaksa otot jantung bekerja lebih berat
d. Gagal Ginjal
e. Stroke
Stroke dapat terjadi akibat hemoragi tekanan tinggi di otak atau akibat
f. Infark Miokard
h. Kejang
Kejang dapat terjadi pada wanita preeklamsi. Bayi yang lahir mungkin
memiliki berat lahir kecil masa kehamilan akibat perfusi plasenta yang
1. Pengkajian Keperawatan
a. Anamnesa
2) Keluhan utama
penglihatan berkunang-kunang.
perlu dikaji apakah dalam keluarga ada yang menderita penyakit yang
2) Pola Nutrisi
a) Sebelum sakit
b) Selama sakit
3) Pola Eliminasi
a) Sebelum sakit
BAK normal ± 6-8 kali sehari, warna kekuning kuningan, bau khas,
b) Selama sakit
BAB cair ± 1-2 kali sehari, dengan konsistensi bentuk padat, warna
a) Sebelum sakit
Kemampuan 0 1 2 3 4
Aktifitas
dan Latihan
Makan dan √
minum
Mandi √
Toletting √
Berpakaian √
Mobilitas di √
tempat tidur
Berpindah √
b) Sesudah sakit
Kemampuan 0 1 2 3 4
Aktifitas
dan Latihan
Makan dan √
minum
Mandi √
Toletting √
Berpakaian √
Mobilitas di √
tempat tidur
Berpindah √
28
Keterangan :
a) Sebelum sakit
b) Selama sakit
a) Sebelum sakit
b) Selama sakit
a) Sebelum sakit
b) Selama sakit
a) Sebelum sakit
b) Selama sakit
30
keluarga.
a) Sebelum sakit
keyakinan.
b) Selama sakit
c. Pemeriksaan fisik
a) Keadaan umum
b) Kesadaran
c) Tanda-tanda vital
benjolan.
pasien.
darah (D.0009)
afterload (D.0011)
(D.00111)
32
Menurut Tim Pokja SIKI PPNI (SIKI 2018) menjelaskan bahwa intervensi/
Kriteria Hasil :
4) Meringis menurun
Intervensi:
intensitas nyeri.
nonfarmakologis.
Kriteria Hasil:
Intervensi:
keperawatan.
pengaturan posisi.
34
pasien.
tidur.
nyaman.
kemampuan
Kriteria Hasil:
Intervensi:
melakukan aktivitas.
makanan.
darah.
Kriteria Hasil:
Intervensi:
pemantauan.
afterload
Kriteria Hasil:
Intervensi:
peningkatan CVP).
olahraga.
Kriteria Hasil:
4) Perilaku membaik.
Intervensi:
informasi.
bersih.
4. Implementasi keperawatan
5. Evaluasi keperawatan
tujuan dan kriteria hasil yang di buat pada tahap perencanaan. Evaluasi
a) S ( Data Subjektif )
b) O ( Data Objektif )
observasi secara langsung kepada klien, dan yang dirasakan klien setelah
c) A ( Analisis )
suatu masalah atau diagnosis keperawatan yang masih terjadi atau juga
d) P (Planning)
otak dan mengalir ke daerah yang mengalami spasme dan iskemik, teknik
opoid endogen yang endorphin dan enkafalin serta relaksasi nafas dalam
paru bahkan pusat otak yang berfungsi membuat orang menjadi tenang
Pada bab ini berisi design penelitian atau acuan strategi penelitian agar peneliti
dapat memperoleh data yang valid sesuai dengan karakteristik dan tujuan. Bagian
ini memuat penjelasan singkat tentang metode yang diambil untuk menjawab
pertanyaan penelitian.
Subjek dalam studi kasus ini adalah individu dengan penyakit hipertensi
yang akan diberikan asuhan keperawatan yang berfokus pada kebutuhan dasar
42
43
meliputi:
1. Kriteria Inklusi
2. Kriteria Eksklusi
C. Fokus Studi
Fokus studi kasus dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini adalah
pasien.
D. Definisi Operasional
abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus
lebih dari suatu periode yang ditandai dengan tekanan sistolik ≥140 mmHg
Waktu yang digunakan dalam studi kasus untuk karya tulis ilmiah ini pada
F. Pengumpulan Data
Klien adalah sebagai sumber utama data (primer) dan sehingga dapat
kesehatan klien.
a. Anamnesis
45
keterampilan secara verbal dan non verbal, empati dan rasa kepedulian
b. Observasi
dilihat dari klien seperti mengobservasi vital sign terutama pola dan
yang lainnya.
c. Wawancara
keperawatan.
d. Pemeriksaan fisik
46
1) Inspeksi
2) Palpasi
3) Perkusi
4) Auskultasi
Sumber data sekunder yaitu data yang diperoleh selain dari pasien
,yaitu orang terdekat pasien, orang tua pasien, suami atau istri pasien, anak
a. Studi kepustakaan
belakang teoritis studi kasus. Pada kasus ini menggunakan studi kasus
laporan, hasil penelitian dari sumber terbaru serta buku ilmu keperawatan
terbitan baru untuk mendapatkan data dasar klien yang dapat digunakan
b. Studi dokumentasi
analisa studi kasus ini adalah dengan menggambarkan hasil penulisan terhadap
Etika studi kasus yang penulis gunakan dalam studi kasus ini yaitu :
judul studi kasus. Subjek dalam penelitian ini harus mendapatkan informasi
responden.
4. Ethical clarance (kelayakan etik), dalam studi kasus ini penulis memerlukan
kegiatan studi kasus yang tergambar telah dilakukan kajian dan telah
adalah untuk melindungi subjek studi kasus dari bahaya fisik dan psikis
studi kasus memenuhi etik atau tidak. Etical clearance studi kasus ini
2022.
BAB IV
Pada bab keempat memuat dua bagiaan besar, yaitu bagian pertama yang berisi
uraian tentang deskripsi /karakteristik yang berisikan hasil studi kasus yang
Pada hasil studi kasus ini penulis membahas tentang Ny.M dan Ny.B
diperoleh dari hasil observasi dan wawancara dengan pasien, keluarga pasien,
1. Pengkajian
a. Pasien 1 Ny.M
50
51
GCS 15 ( E4 V5 M6).
bersaudara, pasien tinggal serumah dengan suami dan satu orang anak
perempuannya.
mengatakan makan 3x/hari dengan nasi, sayur, dan lauk pauk. Setiap
makan 1 porsi habis dan minum air putih ±7-8 gelas/hari, selama sakit
pasien makan 3x/hari dengan nasi lunak, sayur, dan buah dari rumah
kuning kecoklatan, dan BAK normal 7-8 x/hari berbau khas, warna
masuk rumah sakit. BAK 4-5 x/hari berbau khas, warna kuning.
istirahat dan tidur sebelum sakit pasien mengatakan tidur siang 2-3
jam, tidur malam ±7-8 jam, selama sakit pasien mengatakan tidur
siang ±2 jam, tidur malam ± 6-7 jam. Pola persepsi dan kognitif
sehari. Setiap pagi dan sore dilakukan secara mandiri, selama sakit
dengan suami dan anaknya. Pola nilai dan keyakinan sebelum sakit
Kepala Mesochepal, tidak ada lesi, rambut hitam dan panjang. Mata
tidak ada nyeri tekan, perkusi sonor, auskultasi suara nafas vesikuler.
Jantung inspeksi ictus cordis tidak tampak, palpasi ictus cordis teraba,
palpasi tidak ada nyeri tekan, perkusi timpani. Genetalia bersih tidak
atas kiri tidak ada luka, tidak ada edema dan ekstermitas bawah tidak
ada edema dan luka. Integumen kulit berwarna sawo matang, tidak
4.35 juta/ul, SGOT 10 u/l, SGPT 12 u/l, ureum 49 mg/dl, albumin 2.9,
kreatinin 1.0 mg/dl, GDS 549 mg/dl, natrium darah 134 mmol/L,
b. Pasien 2 Ny.B
kunang, lemas sejak 2 minggu smrs, mual dan muntah 4x. Kemudian,
gula darah tinggi tetapi sudah lama, pasien juga mengatakan tidak
mempunyai 3 orang anak pertama laki laki dan dua orang anak
dan lauk pauk setiap makan 1 porsi habis minum teh hangat setiap
pagi 1 gelas dan minum air putih ±5-6gelas/hari, selama sakit pasien
makan 3x/hari dengan nasi lunak, sayur, dan buah dari rumah sakit,
masuk rumah sakit. BAK 5-6 x/hari berbau khas, warna kuning.
istirahat dan tidur sebelum sakit Pasien mengatakan tidur siang 1-2
jam, tidur malam ±7-8 jam, selama sakit Pasien mengatakan tidur
siang ±2 jam, tidur malam ± 5-6 jam. Pola persepsi dan kognitif
sehari. Setiap pagi dan sore dilakukan secara mandiri, selama sakit
dengan anak - anaknya. Pola nilai dan keyakinan sebelum sakit pasien
kepala mesochepal, tidak ada lesi, rambut hitam beruban dan panjang.
kelenjar tiroid.
tidak ada nyeri tekan, perkusi sonor, auskultasi suara nafas vesikuler.
Jantung inspeksi ictus cordis tidak tampak, palpasi ictus cordis teraba,
berwarna sawo matang, tidak ada edema, tidak ada luka atau lesi.
33%, leukosit 4.5 ribu/ul, trombosit 304 ribu/ul, eritrosit 4.30 juta/ul,
Gds 416 mg/dl, SGOT 15 u/l, SGPT 17 u/l, albumin 1.5 g/dl, kreatinin
1.1 mg/dl, ureum 40 mg/dl, natrium darah 122 mmol/L, kalium darah
inj santagesik 500 mg/ 12 jam, inj metronidazole 500 mg/ 8 jam,
2. Diagnosa Keperawatan
a. Pasien 1 (Ny.M)
b. Pasien 2 (Ny.B)
tampak tegang.
3. Intervensi Keperawatan
diharapkan nyeri kepala hilang atau berkurang dengan kriteria hasil skala
nyeri berkurang menjadi 1-2, meringis menurun, tanda- tanda vital dalam
batas normal. Intervensi yang dilakukan antara lain monitor tanda tanda
pemberian analgetik.
bertahap.
4. Implementasi Keperawatan
WIB sedangkan pada Ny.B pada tanggal 17 April 2022 pukul 08.30 adalah
kualitas, intensitas nyeri, dan skala nyeri, mengidentifikasi respon nyeri non
tekanan darah tinggi, Quality: seperti ditusuk tusuk, Regional: kepala bagian
nyeri.
relaksasi nafas dalam untuk mengontrol nyeri ketika nyeri timbul dengan cara
senang di ajarkan latihan relaksasi nafas dalam dan lebih rileks, sedangkan
Ny.B mengatakan lebih tenang. Respon objektif Ny.M dan Ny.B tampak
lebih rileks dan tenang serta dapat mempraktikkan teknik relaksasi nafas
dalam.
sedangkan Ny.B juga tampak lemas semua aktivitas juga dibantu keluarga.
mengatakan jika dilakukan aktivitas seperti duduk kepala terasa sakit dan
pusing sedangkan Ny.B mengatakan kepala terasa sakit dan mudah lelah
sakit.
bingung.
kooperatif.
WIB sedangkan Ny.B pada tanggal 18 april 2022 pukul 14.00 adalah
kualitas, intensitas, nyeri dan skala nyeri, mengidentifikasi respon nyeri non
timbul). Respon objektif Ny.M tampak lebih tenang tekanan darah 140/90
sudah paham dan akan melakukan teknik relaksasi nafas dalam jikan nyerinya
dalam. Respon objektif Ny.M dan Ny.B tampak memahami apa yang
dikatakan mahasiswa.
badannya sudah tidak lemas lagi dan sudah melakukan aktivitas makan,
duduk, dan berjalan di samping tempat tidur tetapi ke kamar mandi masih
aktivitas masih dibantu keluarga. Respon objektif Ny.M tampak lebih rileks
dan lebih segar sedangkan Ny.B tampak lemas dan berbaring ditempat tidur.
menerima informasi dengan respon subjektif Ny.M mengatakan hari ini siap
kooperatif.
mencuci baju, menyapu sedangkan Ny.B mengatakan bila pusing dan nyeri
lading, sawah untuk menyiangi rumput. Respon objektif Ny.M dan Ny.B
tampak kooperatif.
sedangkan Ny.B pukul 15.00 WIB adalah menyediakan materi dan media
sedangkan Ny.B mengatakan sudah paham apa yang sudah dijelaskan dan
singkat apa yang telah dijelaskan sedangkan Ny.B tampak kooperatif dan
pasien dengan respon subjektif keluarga Ny.M dan Ny.B mengatakan akan
tampak kooperatif.
Ny.B pukul 16.10 WIB adalah memberikan terapi sesuai dosis dengan respon
subjektif Ny.M mengatakan sedikit nyeri ketika disuntik obat melalui selang
infus sedangkan Ny.B mengatakan nyeri ketika disuntik obat. Respon objektif
Ny.M tampak menahan nyeri ketika obat masuk, obat masuk sesuai rute
sedangkan Ny.B tampak menahan nyeri dan obat masuk sesuai rute.
WIB sedangkan Ny.B pada tanggal 19 april 2022 pukul 14.00 WIB adalah
kualitas, intensitas, nyeri dan skala nyeri, mengidentifikasi respon nnyeri non
dari skala 3 menjadi 1 (Paliatif: tekanan darah tinggi, Quality: seperti ditusuk
seluruh kepala, Skala: 3, Time: hilang timbul). Respon objektif Ny.M tampak
x/menit, suhu 36,8℃, sedangkan Ny.B tekanan darah 140/70 mmHg, nadi 87
x/menit, respiratory rate 20x/menit, suhu 36,4℃, Ny.B tampak rileks dan
tenang.
nafas dalam jika nyeri timbul. Respon objektif Ny.M dan Ny.B tampak
kooperatif.
sedangkan Ny.B dilakukan pada pukul 14.15 WIB adalah mengkaji tingkat
Ny.B mengatakan sudah bisa makan sendiri tetapi aktivitas yang lain masih
dibantu. Respon objektif Ny.M tampak lebih segar dan rileks ADL dilakukan
secara mandiri sedangkan Ny.B tampak lebih segar dan bisa makan sendiri.
adalah memberikan obat sesuai dosis. Data objektif Ny.B tampak meminum
5. Evaluasi Keperawatan
a. Pasien 1 (Ny.M)
69
yang diberikan dan bisa menjelaskan kembali secara singkat apa yang
hilang timbul), data objektif: pasien tampak rileks, tekanan darah 130/80
tidak lemas, sudah bisa beraktivitas secara mandiri, data objektif pasien
tampak lebih segar dan rileks ADL dilakukan secara mandiri. Analisa:
b. Pasien 2 (Ny.B)
70
data objektif: pasien bisa menjelaskan kembali apa yang sudah dijelaskan
intervensi.
makan sendiri tetapi aktivitas lain masih dibantu, data objektif: pasien
tampak lebih segar dan bisa makan sendiri. Analisa masalah intoleransi
B. Pembahasan
Pada sub bab ini penulis membahas tentang, persamaan, perbedaan dan
kesenjangan antara teori yang mendasari dengan kasus yang ditemukan pada
evaluasi keperawatan.
1. Pengkajian
Pengkajian yang sesuai dengan teori dan terdapat di dalam kedua kasus
yaitu:
a. Usia
kaku dan mengakibatkan hipertensi pada usia setelah umur ≥40 tahun
Ny.B 58 tahun.
b. Jenis kelamin
hipertensi apabila tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan
darah.
mmHg.
d. Nyeri kepala
Ngurah, 2020)
dengan skala nyeri Ny.M dengan skala nyeri 5 dan Ny.B dengan
f. Kurangnya pengetahuan
sumber informasi.
dengan teori (Gobel, Mulyadi, & Malara, 2016) bahwa peran perawat
tindakan medis.
Pengkajian yang ada dalam teori tetapi tidak ada pada kedua kasus yaitu :
a. Sesak nafas
muncul pada pasien hipertensi. Hal ini didukung oleh Udjianti (2013)
bahwa keluhan utama pasien hipertensi adalah sesak nafas. Hal ini
sesuai dengan pernyataan yaitu sesak nafas adalah hal yang sering
al., 2017).
b. Epitaksis
pembuluh darah yang kronis. Hal ini berisiko terjadi epistaksis terutama
inferior.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang terjadi pada Ny.M dan Ny.B sama – sama nyeri
2020).
halusinasi. Salah satu penyebab nyeri kepala migrain ini akibat dari
Masalah keperawatan sesuai teori tetapi tidak terdapat pada kedua pasien
tekanan darah
serangan jantung.
pasien tidak sesak nafas, tidak tampak sianosis, dan capillary refill <2
detik.
darah
menurun atau tidak teraba, akral teraba dingin, edema, turgor kulit
dan stress.
Hal ini sejalan dengan penelitian Lu, Chen, Wu, Chen, & Hu
tidur akan memiliki dampak buruk yang dapat terjadi dalam jangka
3. Intervensi Keperawatan
data subjektif dan data objektif yang ada, karena data ini sangat
beraktivitas.
pasien dan agar pasien tetap ingat pendidikan kesehatan yang telah
4. Implementasi keperawatan
85
(Budiono, 2016).
cara yang cepat dan efisien untuk memantau kondisi klien atau
(Sulistyowati, 2018).
pasien.
keperawatan.
darah baik itu tekanan sistolik maupun diastolik. Kerja dari terapi
2016)
lainnya.
yaitu
2014).
hipertensi.
2015).
93
5. Evaluasi Keperawatan
keadaan pasien (hasil diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat
dalam. Menurut Putra (2017) dalam Misa Arman (2021), salah satu
hasil pada Ny.M sudah tidak lemas aktivitas dilakukan secara mandiri,
94
C. Keterbatasan
Pada bab ini menjelaskan secara singkat, tepat, dan jelas terkait langsung
dengan ringkasan semua temuan pada penelitian yang berisi kesimpulan dan
saran.
A. Kesimpulan
1. Pengkajian
wawancara pada kedua pasien menunjukkan tanda dan gejala sesuai teori
yang muncul pada pasin yaitu nyeri kepala, pusing, peningkatan tekanan
darah pada Ny.M 160/100 mmHg Ny.B 170/100 mmHg , mual, lemas dan
Dari data hasil pengkajian tidak jauh beda dengan teori, meskipun ada
beberapa data di teori tidak muncul pada kasus, karena hal tersebut terjadi
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa yang ada di dalam teori yang ditemukan pada kedua pasien
96
97
yang ada didalam teori dan tidak ditemukan pada kedua pasien yaitu
terpapar informasi.
3. Intervensi keperawatan
non ferbal, anjurkan memonitor nyeri secara mandiri, ajarkan tekhnik non
4. Implementasi keperawatan
5. Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatan pada Ny.M dan Ny.B dengan masalah nyeri akut,
menjadi 3, tekanan darah 140/90 mmHg, aktivitas masih ada yang dibantu
keluarga dan Ny.B sudah mulai paham tentang penyakit hipertensi yang
diderita.
B. Saran
1. Pelayanan kesehatan
99
Diharapkan studi kasus ini dapat menjadi bahan masukan bagi rumah
Diharapkan dengan studi kasus ini dapat menjadi sumber informasi bagi
tidak terjadi.
3. Institusi pendidikan
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. (2019). Profil Kesehatan Provinsi Jateng
Tahun 2019. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 3511351(24), 61.
https://dinkesjatengprov.go.id/v2018/storage/2020/09/Profil-Jateng-tahun-
2019.pdf
Kartika, M., Subakir, S., & Mirsiyanto, E. (2021). Faktor-Faktor Risiko Yang
Berhubungan Dengan Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Rawang Kota
Sungai Penuh Tahun 2020. Jurnal Kesmas Jambi, 5(1), 1–9.
https://doi.org/10.22437/jkmj.v5i1.12396
Kusumawaty, J., Hidayat, N., & Ginanjar, E. (2016). Hubungan Jenis Kelamin
dengan Intensitas Hipertensi pada Lansia di Wilayah Factors Related Events
Sex with Hypertension in Elderly Work Area Health District Lakbok Ciamis.
Jurnal Mutiara Medika, 16(2), 46–51.
Panggabean, N. S. (2019). Perencanaan Asuhan Keperawatan Pada Pasien
Hipertensi. https://doi.org/10.31227/osf.io/y2qsv
Susanti, N., Siregar, P. A., & Falefi, R. (2020). Determinan Kejadian Hipertensi
Masyarakat Pesisir Berdasarkan Kondisi Sosio Demografi dan Konsumsi
Makan. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 2(1), 43–52.
https://doi.org/10.36590/jika.v2i1.52
Laporan Kerja Triwulan 1. (2021). RSUD Dr.Moewardi.06
Semeltzer, C.Susan.2013.Keperawatan Medikal bedah Brunner & Suddart, Jakarta
: ECG
Udjianti,W.J.(2013).Keperawatan kardiovaskuler,Jakarta : Salemba Medika
Dalimartha (2019).Pengaruh Terapi Relaksasi Otot Terhadap Penurunan Tekanan
Darah, Jakarta : Media Aesculapius
Triyanto. (2018). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : Trans Info Media
Nursalam. (2016).Metodologi penelitian ilmu keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika
Nixson Manurung. (2018)Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : Tran Info Media
Julianty Pradono.dkk. (2020).Hipertensi: pembunuh Terselubung di Indonesia :
Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (LPB)
Oktavianus : Febriana Sartika Sari. (2014). Asuhan Keperawatan Pada Sistem
Kardiovaskuler Dewasa. Yogyakarta : Graha Ilmu
Budiono.2016. " Konsep Dasar Keperawatan Komprehensif " Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia
100
PPNI (2017). Standar diagnosa keperawatan Indonesia definisi dan indikator
diagnostik edisi 3. Jakarta : DPP PPNI
PPNI (2018).Standar Intervensi Keperawatan Indonesia dan tindakan keperawatan
edisi 3. Jakarta : DPP PPNI
PPNI (2018). Standar luaran Keperawatan Indonesia definisi dan kriteriaa hasil
keperawatan edisi 3. Jakarta : DPP PPNI
Hariyanto,Awam dan Sulistyowati,Rini.2015. Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah 1 : Dengan Diagnosa NANDA International. Yogyakarta : Ar-ruzz
Media.
Majid, Abdul. 2019. Asuhan Keperawatan pada Pasien Dengan Gangguan
Kardiovaskular, Yogyakarta : Pustaka Baru Press
Asikin,M., dkk. (2016). Keperawatan Medikal Bedah : Sistem
Kardiovaskuler.Jakarta: Erlangga
Amanda, D., & Martini, S. (2018). The Relationship between Demographical
Characteristic and Central Obesity with Hypertension. Jurnal Berkala
Epidemiologi, 6(1), 43. https://doi.org/10.20473/jbe.v6i12018.43-50
Budiman, B. J., & Hafiz, A. (2012). Tinjauan Pustaka Epistaksis dan Hipertensi :
Adakah Hubungannya ? Jurnal Kesehatan Andalas, 1(2), 75–79.
Eduan, W. (2019). Influence of study abroad factors on international research
collaboration: evidence from higher education academics in sub-Saharan
Africa. Studies in Higher Education, 44(4), 774–785.
https://doi.org/10.1080/03075079.2017.1401060
Hartanti, R. D. (2016). Terapi Relaksasi Napas dalam Menurunkan Tekanan
Darah Pasien Hipertensi. Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIK), 9(1). Maret 2016
ISSN 1978-3167. Jurnal Ilmiah Kesehatan, IX(1).
Istyawati, P., Prastiani, D. B., & Rakhman, A. (2020). Efektifitas Slow Stroke
Back Massage (Ssbm) Dalam Menurunkan Skala Nyeri Kepala Pasien
Hipertensi Di Rumah Sakit Mitra Siaga Tegal. Coping: Community of
Publishing in Nursing, 8(2), 207.
https://doi.org/10.24843/coping.2020.v08.i02.p14
Mardhiah, A. (2015). Pendidikan Kesehatan Dalam Peningkatan Pengetahuan,
Sikap Dan Keterampilan Keluarga Dengan Hipertensi - Pilot Study. Jurnal
Ilmu Keperawatan, 3(2), 111–121.
http://jurnal.unsyiah.ac.id/JIK/article/view/5310
Mulyadi, Supratman, V. Y. (2015). Efektifitas Relaksasi Napas Dalam Pada
Pasien Hipertensi Dengan Gejala Nyeri Kepala Di Puskesmas Baki
Sukoharjo. 1–19.
101
Purwati, R. D., Bidjuni, H., & Babakal, A. (2014). Perilaku Klien Hipertensi Di
Puskesmas Bahu Manado. Journal Keperawatan, 2(2), 1–8.
Ramanto Saputra, B., . R., & Sis Indrawanto, I. (2017). Profil Penderita Hipertensi
Di Rsud Jombang Periode Januari-Desember 2011. Saintika Medika, 9(2),
116. https://doi.org/10.22219/sm.v9i2.4140
Wrijan, Wahyudi, T., & Rahayu, R. D. (2016). Nursing Care of Hypertension in
the Elderly with a Focus on Study of Activity Intolerance in Dr. R. Soetijono
Blora Hospital Wrijan, SPd, AKep, MKes 1* Teguh Wahyudi,MN 2 Risma
Dwi Rahayu 3.
Yonata, A., & Pratama, A. S. P. (2016). Hipertensi sebagai Faktor Pencetus
Terjadinya Stroke. Jurnal Majority, 5(3), 17–21.
http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/1030
Access, O., Wahyudi, T., Astuti, Y., Rahayu, R. D., Studi, P., Blora, D. K., &
Semarang, P. K. (2021). Jurnal Studi Keperawatan.
Alfi, W. N., & Yuliwar, R. (2018). The Relationship between Sleep Quality and
Blood Pressure in Patients with Hypertension. Jurnal Berkala Epidemiologi,
6(1), 18. https://doi.org/10.20473/jbe.v6i12018.18-26
B, S. (2019). Pengaruh Pemberian Kompres Hangat Jahe Terhadap Skala Nyeri
Kepala Hipertensi Pada Lansia Di Posyandu Lansia Karang Werdha
Rambutan Desa Burneh Bangkalan. Jurnal Kesehatan, 5(1), 1–7.
https://doi.org/10.25047/j-kes.v5i1.29
Bangsawan, M., & Purbianto. (2013). Faktor Risiko yang Mempercepat
Terjadinya Komplikasi Gagal Jantung pada Klien Hipertensi. Jurnal
Keperawatan, 9(2), 145–150.
Madeira, A., Wiyono, J., & Ariani, N. L. (2019). Hubungan Gangguan Pola Tidur
Dengan Hipertensi Pada Lansia. Nursing News, 4(1), 29–39.
Misa, A., Wijayanti, E. T., & Mudzakkir, M. (2021). Penerapan relaksasi nafas
dalam untuk mengurangi nyeri kepala pada pasien hipertensi (studi
literatur) application of deep breath relaxation to reduce headaches in
hypertensive patients (literature study). 130–140.
Rahmawati, R., & Wijayanti, D. (2017). Scoping Review : Hubungan Jenis
Kelamin dan Usia dengan Penyakit Hipertensi.
Lestari, K., & Diantini, A. (2017). Assessment of Knowledge on Hypertension
among Hypertensive Patients in Bandung City: A Preliminary Study.
Indonesian Journal of Clinical Pharmacy, 6(4), 290–297.
https://doi.org/10.15416/ijcp.2017.6.4.290
Wahyuningsih, S., Amalia, M., & Bustamam, N. (2018). Pengaruh Derajat
102
Hipertensi, Lama Hipertensi Dan Hiperlipidemia Dengan Gangguan Jantung
Dan Ginjal Pasien Hipertensi Di Posbindu Cisalak Pasar. Jurnal KESMAS
Indonesia, 10(1), 54–67.
Wrijan, Wahyudi, T., & Rahayu, R. D. (2016). Nursing Care of Hypertension in
the Elderly with a Focus on Study of Activity Intolerance in Dr. R. Soetijono
Blora Hospital Wrijan, SPd, AKep, MKes 1* Teguh Wahyudi,MN 2 Risma
Dwi Rahayu 3.
Gobel, M. G. S., Mulyadi, N., & Malara, R. (2016). Hubungan Peran Parawat
Sebagai Care Giver Dengan Tingkat Kepuasan Pasien Instalasi Gawat
Darurat Di Rsu. Gmibm Monompia Kotamobagu Kabupaten Bolaang
Mongondow. Jurnal Keperawatan, 4(2)
Cahyanti, L. (2017). Penatalaksanaan teknik relaksasi napas dalam pada pasien
hipertensi untuk mengurangi nyeri di RSUD dr Loekmono Hadi Kudus.
Jurnal Profesi Keperawatan, 4(2), 91–98.
Bestari, J.B. (2012). Epistaksis dan Hipertensi : Adakah Hubungannya. Jurnal
Kesehatan Andalas. 1(2): 75-78. Diunduh di
http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka pada 15 Mei 2020.
Nasuha, Widodo D, Widiani E. Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas dalam Terhadap
Tingkat Kecemasan pada Lansia di Posyandu Lansia RW IV Dusun Dempok
Desa Gading Kembar kecamatan Jabung Kabupaten Malang. J Nurs News.
2016;1(2):53-62
103
Lampiran 1 : Surat penjelasan untuk mengikuti penelitian
Lampiran 2 : Surat Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 3 : Surat pernyataan persetujuan (informed consent)
Lampiran 4 :Surat izin penelitian
Lampiran 5 : Ethical clearance
Lampiran 6 : Dokumentasi asuhan keperawatan
ASUHAN KEPERAWATAN
DISUSUN OLEH
(P27220019021)
TAHUN 2022
A. PENGKAJIAN
1. Data Umum
a. Identitas Pasien
Nama : Ny.M
Usia : 51 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Alamat : Padas,Ngawi
Status : Kawin
No.RM : 0153xxxx
Dx Medis : Hipertensi
Nama : Tn.S
Umur : 52 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Alamat : Tambakromo,Padas,Ngawi
Hubungan : Suami
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
3. Pengkajian Fungsional
a. Pola Persepsi dan Pemeliharaan Kesehatan
Pasien mengatakan jika ada keluarga yang sakit segera dibawa ke
rumah sakit
b. Pola Nutrisi dan Metabolik
- Sebelum sakit : pasien mengatakan makan 3x/hari dengan
nasi,sayur, dan lauk pauk.setiap makan 1 porsi habis dan minum air
putih ±7-8 gelas/hari
- Selama sakit : pasien makan 3x/hari dengan nasi lunak,sayur,dan
buah dari rumah sakit, setiap makan hanya menghabiskan ½ porsi.
Minum 4-5 gelas/hari.
c. Pola Eliminasi
- Sebelum sakit : pasien mengatakan BAB 1x/hari dengan
konsistensi lembek, berbau khas feses, berwarna kuning kecoklatan,
dan BAK normal 7-8 x/hari berbau khas, warna kuning jernih.
- Selama sakit : pasien mengatakan belum BAB sejak masuk
rumah sakit. BAK 4-5 x/hari berbau khas,warna kuning.
d. Pola Aktivitas dan Latihan
- Sebelum sakit : pasien melakukan aktivitas secara mandiri.
- Selama sakit :
ADL 0 1 2 3 4
Toileting V
(kamar mandi)
Fooding (makan) V
Dressing V
(berpakaian)
Bathing V
(mandi)
Activity V
(aktivitas)
Keterangan :
0 :. Mandiri
1 : Dengan bantuan alat
2 : Bantuan orang lain
3 : bantuan orang lain dan alat
4 : tergantung total
e. Pola Istirahat dan Tidur
- Sebelum sakit : Pasien mengatakan tidur siang 2-3 jam, tidur
malam ±7-8 jam.
- Selama Sakit : Pasien mengatakan tidur siang ±2 jam, tidur
malam ± 6-7 jam.
f. Pola Persepsi dan Kognitif
- Sebelum sakit : pasien mengatakn tidak mengalami gangguan
penglihatan, penciuman, pengecap, dan pendengaran.
- Selama Sakit : Pasien mengatakan tidak mengalami gangguan
penglihatan, penciuman, pengecap, dan pendengaran.
g. Pola Personal Hygiene
- Sebelum sakit : pasien mengatakan mandi 2x sehari. Setiap pagi
dan sore dilakukan secara mandiri.
- Selama Sakit : pasien mandi 2x sehari hanya disibin oleh
keluarganya.
h. Pola seksual dan Reproduksi
- Sebelum sakit : pasien mengatakan tidak ada maslah seksual dan
reproduksi.pasien mengatakan memiliki 1 anak.
- Selama sakit : pasien mengatakan tidak ada masalah reproduksi.
i. Pola Mekanisme stress dan koping
- Sebelum sakit : pasien mengatakan jika ada masalah dibicarakan
dengan keluarganya
- Selama sakit : pasien mengatakan selama di rumah sakit jika adaa
masalah dibicarakan dengan suami dan anaknya.
j. Pola nilai dan keyakinan
- Sebelum sakit : pasien mengatakan selalu sholat 5 waktu
- Selama sakit : pasien mengatakan sholat di tempat tidur
4. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan Umum : lemah dan lemas
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda tanda Vital : TD : 160/100 mmHg
N : 85 x/menit
RR : 21x/menit
S : 37,6℃
SPO2 : 99 %
CRT : <2 Detik
d. Pemeriksaan Head to toe
1) Kepala : Mesochepal, tidak ada lesi, rambut hitam dan panjang
2) Mata : Simetris, sclera putih, konjungtiva tidak anemis
3) Hidung : Bersih, simetris
4) Telinga : Simetris, bersih, tidak ada benjolan, pendengaran baik
5) Mulut : Bersih, mukosa lembab
6) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
7) Dada :
Paru-paru :I : Pengembangan dada simetris
Pa : Tidak ada nyeri tekan
Pe : Sonor
A : Suara nafas Vesikuler
Jantung :I : Ictus cordis tidak tampak
Pa : Ictus cordis teraba
Pe : Pekak
Aus : Tidak ada suara jantung tambahan
Abdomen :I : Simetris, tidak ada benjolan
Aus : Bising usus 9x/menit
Pa : Tidak ada nyeri tekan
Pe : Timpani
8) Genetalia : Bersih, tidak terpasang kateter
9) Ekstermitas : Atas kanan : tidak ada luka , terpasang infus
Atas kiri : tidak ada edema, tidak ada luka
Bawah kanan : Tidak ada edema, tidak ada luka
Bawah kiri : Tidak ada edema, tidak ada luka
10) Integumen : Kulit berwarna sawo matang, tidak ada edema
5. Pengkajian nyeri
P : Tekanan darah tinggi
Q : Ditusuk-tusuk
R : Kepala bagian belakang
S : Skala 5
T : Hilang timbul
6. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan tanggal 22 Februari 2022 Pukul 16.22 WIB
Pemeriksaan Hasil Satuan Rujukan
HEMOSTASIS
PT 13.2 detik 10.0 – 15.0
APTT 22.8 detik 20.0 – 40.0
INR 1.030
Golongan Darah B
HEMOTOLOGI
RUTIN
Hemoglobin 12.0 g/dl 12.0 – 15.6
Hematokrit 17 % 33 – 45
Leukosit 5.3 Ribu/ul 4.5 – 11.0
Trombosit 148 Ribu/ul 150 – 450
Eritrosit 4.35 Juta/ul 4.10 – 5.10
KIMIA KLINIK
Glukosa Darah Sewaktu 549 mg/dl 60 – 140
SGOT 10 u/l < 31
SGPT 12 u/l < 34
Ureum 49 mg/dl < 50
Albumin 2.9 g/dl 3.5 – 5.2
Creatinine 1.0 mg/dl 0.6 – 1.1
ELEKTROLIT
Natrium darah 134 mmol/L 136 – 145
Kalium darah 2.6 mmol/L 3.3 – 5.1
Calcium Ion 1.13 mmol/L 1.17– 1.29
7. Terapi Obat
Jenis Terapi Dosis Fungsi
Infus Ns 20 tpm Mengganti cairan tubuh yang hilang
Candesartan PO 16 mg Membantu menurunkan tekanan darah
3x1 tinggi
Amlodipin 10 mg 1x1 Membantu menurunkan darah tinggi
mengatasi nyeri dada
Inj Santagesik 500 mg/ 12 Untuk mengatasi nyeri akut atau kronik
jam berat
Inj 400 mg/12 Antibiotic untuk mengatasi jenis bakteri
Ciprofloxacin jam
Inj omeprazole 40 mg/12 Mengatasi penyakit yang disebabkan
jam oleh asam lambung
Novorapid 20 unit Insulin untuk menurunkan gula darah
Lantus 10 unit Insulin untuk menurunkan gula darah
B. Data Fokus
Data Subjektif Data Objektif
1. Pasien mengatakan nyeri kepala 1. Ttv
P : Tekanan darah tinggi TD : 160/100 mmHg
Q : Ditusuk- tusuk N : 85 x/menit
R : Kepala bagian belakang RR : 21 x/menit
S : Skala 5 N : 85 x/menit
T : hilang timbul S : 37,6 ℃
2. Pasien mengatakan semua 2. Pasien tampak lemas dan berbaring
aktivitas dibantu keluarga di tempat tidur
3. Pasien mengatakan pusing dan 3. Semua aktivitas pasien dibantu
lemas saat melakukan aktivitas keluarga
4. Pasien mengatakan tidak pernah 4. Pasien tampak meringis menahan
memeriksakan tekanan darahnya nyeri dan memegangi kepalanya
5. Pasien mengatakan kurang 5. Pasien tampak bingung ketika
begitu paham tentang tekanan ditanya mengenai tekanan darah
darah yang sering tinggi yang tinggi yang dideritanya
dideritanya
6. Pasien mengatakan sebelumnya
tidak pernah diberikan
pendidikan kesehatan tentang
hipertensi
C. Analisa Data
No Data Problem Etiologi
Dx
1. Ds : Nyeri Akut Agen pencedera
- Pasien mengatakan nyeri fisiologis
kepala
P : tekanan darah tinggi
Q : ditusuk-tusuk
R : kepala bagian belakang
S:5
T : Hilang timbul
Do :
Ttv :
TD : 160/100 mmHg
N : 85 x/menit
RR : 21 x/menit
S : 37,6℃
- Pasien tampak meringis
menahan nyeri dan
memegangi kepalanya
2. Ds : Intoleransi Kelemahan
- Pasien mengatakan semua aktivitas
aktivitas saat sakit dibantu
keluarga
- Pasien mengatakan
badannya lemas saat
beraktivitas
Do :
- Pasien tampak lemas dan
berbaring di tempat tidur
- Semua aktivitas pasien
dibantu keluarga
3. Ds : Defisit Kurang terpapar
- Pasien mengatakan jarang pengetahuan informasi
minum obat tensi dan hanya
mengkonsumsi obat warung
untuk meredakan nyeri
kepalanya
- Pasien mengatakan kurang
begitu paham tentang
tekanan darah yang sering
tinggi yang dideritanya
- Pasien mengatakan tidak
pernah memeriksakan
tekanan darahnya
- Pasien mengatakan
sebelumnya tidak pernah
diberikan pendidikan
kesehatan tentang hipertensi
Do :
- Pasien tampak bingung
ketika ditanya mengenai
tekanan darah tinggi yang
dideritanya
D. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pecendera fisiologis
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
3. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi
E. Intervensi Keperawatan
No Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional
Dx Hasil
1. Setelah dilakukan Observasi 1) Untuk
tindakan keperawatan 1) Monitor tanda-tanda mengetahui
selama 3 x 24 jam vital abnormal ttv
diharapkan nyeri/ sakit 2) Identifikasi lokasi, pasien
kepala hilang atau karakteristik,durasi,frek 2) Untuk
berkurang dengan uensi,kualitas, intesitas mengetahui
kriteria hasil : nyeri lokasi
- Skala berkurang 3) Identifikasi skala nyeri karakteristik,dura
menjadi 1-2 4) Identifikasi respon si,frekuensi,kualit
- Meringis menurun nyeri non ferbal as, intensitas
- Ttv dalam batas Terapeutik nyeri yang
normal dialami pasien
5) Anjurkan memonitor
TD : 120/80 mmHg 3) Untuk
nyeri secara mandiri
– 130/80 mmHg Edukasi mengetahui skala
N : 60-100 mmHg 6) Ajarkan tekhnik non nyeri pasien
RR : 16- 24 mmHg farmakologi relaksasi 4) Untuk
S : 36,5℃- 37,5℃ nafas dalam untuk mengetahui
mengurangi rasa nyeri respon pasien
bertahap 4) Mendorong
pasien untuk
melakukan
latihan
beraktivitas
F. Implementasi Keperawatan
Hari, No Implementasi Respon Pasien TTD
Tanggal Dx
Jam
Selasa, 1 - Memonitr Ttv Ds : Pasien mengatakan nyeri
22 Februari ,mengakaji nyeri kepala
2022 lokasi, P : Tekanan darah tinggi
13.00 WIB karakteristik,dura Q : Seperti ditusuk- tusuk
si,frekuensi,kualit R : Kepala bagian belakang
as, intesitas nyeri S : Skala nyeri 5
dan,skala nyeri T : Hilang Timbul
- Mengidentifikasi Do :
respon nyeri non TD : 160/100 mmHg
ferbal N : 85 x/menit
RR : 21x/menit
S : 37,6℃
- Pasien tampak menahan
nyeri dan memegangi
kepalanya
13.15 1 Mengajarkan Ds : pasien bersedia,dan
tekhnik non pasien mengatakan senang
farmakologis diajari melakukan
(tekhnik relaksasi relaksasi,pasien juga
nafas dalam ) mengatakan lebih rileks
Do : pasien tampak lebih
rileks dan dapat
mempraktikkan tekhnik
relaksasi nafas dalam
13.30 2 Mengkaji tingkat Ds : pasien mengatakan
kemampuan pasien badannya lemas,semua
melakukan kegiatan seperti makan,
aktivitas toileting,mandi,berpakaian,be
rpindah dibantu oleh keluarga
Do : pasien tampak lemas.
semua aktivitas dibantu
keluarga.
13.35 2 Memonitor lokasi Ds : pasien mengatakan jika
dan dilakukan aktivitas seperti
ketidaknyamanan duduk kepala terasa sakit dan
selama malakukan pusing
aktivitas Do : pasien tampak
memegangi kepalanya
13.40 2 Menganjurkan Ds : pasien mengatakan
melakukan bersedia
aktivitas secara Do : pasien kooperatif
bertahap
13.50 3 Mengidentifikasi Ds : Pasien mengatakan
tingkat belum mengetahui banyak
pengetahuan pasien mengenai penyakit
dan keluarga hipertensinya
Do : pasien tampak bingung
14.00 3 Menjadwalkan Ds : Pasien mengatakan
pendidikan bersedia diberikan pendidikan
kesehatan kesehatan
Do : pasien tampak
kooperatif
Rabu, 1 - Memonitr Ttv Ds : Pasien mengatakan nyeri
23 Februari ,mengakaji kepala sudah berkurang
2022 nyeri lokasi, P : Tekanan darah tinggi
13.30 WIB karakteristik,dur Q : Seperti ditusuk- tusuk
asi,frekuensi,ku R : Kepala bagian belakang
alitas, intesitas S : Skala nyeri 3
nyeri dan,skala T : Hilang Timbul
nyeri Do :
- Mengidentifikas TD : 140/90 mmHg
i respon nyeri N : 90 x/menit
non verbal RR : 22x/menit
S : 36,6℃
Pasien tampak lebih tenang
13.45 WIB 1 Menganjurkan Ds : pasien mengatakan
pasien melakukan sudah paham dan akan
tekhnik relaksasi melakukan tekhnik relaksasi
nafas dalam nafas dalam jika nyerinya
timbul
Do : pasien tampak paham
dan kooperatif
14.00 WIB 2 Mengkaji tingkat Ds : pasien mengatakan
kemampuan pasien badannya sudah tidak lemas
melakukan lagi dan sudah melakukan
aktivitas aktivitas makan, duduk dan
berjalan di samping tempat
tidur, tetapi ke kamar mandi
masih dibantu keluarga
Do : pasien tampak lebih
segar dan lebih rileks
14.15 WIB 3 Mengidentifikasi Ds : pasien mengatakan hari
kesiapan pasien ini siap dilakukan pendidikan
dan kemampuan kesehatan
pasien menerima Do : pasien tampak
informasi kooperatif
14.20 WIB 3 Mengidentifikasi Ds : pasien mengatakan bila
faktor faktor yang nyeri kepala dan
dapat menyebabkan tidak nyaman
meningkatkan dan untuk melakukan aktivitas
menurunkan dirumah seperti melakukan
motivasi perilaku kegiatan mencuci baju,
hidup bersih dan menyapu
sehat Do : pasien tampak
kooperatif
14.30 WIB 3 Menyediakan Ds : pasien mengatakan
materi dan media sudah paham apa yang
pendidikan dijelaskan, dan pasien
kesehatan, mengatakan sudah mulai
Memberikan mengatahui mengenai
penyuluhan penyakit hipertensinya
kesehatan tentang Do : pasien tampak bisa
penyakit hipertensi menjawab pertanyaan yang
dan memberikan diberikan dan bisa
kesempatan untuk menjelaskan kembali secara
bertanya singkat apa yang telah
dijelaskan.
15.10 WIB 3 Berkolaborasi Ds : keluarga mengatakan
dengan keluaraga akan berusaha meningkatkan
dalam membantu perawatan pasien
merawat pasien Do : keluarga tampak
dan mengenal kooperatif
hipertensi yang
dialami pasien
`16.00 WIB 1 Memberikan terapi Ds : pasien mengatakan
sesuai dengan dosis sedikit nyeri ketika disuntik
obat melalui selang
Do : pasien tampak menahan
nyeri dan obat masuk sesuai
rute
- Candesartan 16 mg
- Inj santagesik 500 mg
- Inj Ciprofloxacin 400 mg
- Inj omeprazole 40 mg
- Novorapid 20 unit
Kamis , 1 Memonitor Ttv Ds : Pasien mengatakan nyeri
24 Februari ,mengakaji nyeri sudah berkurang dari skala 3
2022 lokasi, menjadi 1
08.45 karakteristik,durasi, Do :
WIB frekuensi,kualitas, TD : 130/80 mmHg
intesitas nyeri N : 85 x/menit
dan,skala nyeri RR : 21x/menit
S : 36,8℃
- Pasien tampak rileks
09.00 WIB 1 Menganjurkan Ds : pasien mengatakan
pasien melakukan sudah mengerti jika nyeri
tekhnik relaksasi timbul melakukan teknik
nafas dalam relaksasi nafas dalam
Do : pasien kooperatif
O9.10 WIB 2 Mengkaji tingkat Ds : pasien mengatakan
kemampuan pasien badannnya sudah tidak lemas
melakukan ,sudah bisa beraktivitas
aktivitas secara mandiri
Do : pasien tampak lebih
segar dan rileks ADL
dilakukan secara mandiri
G. Evaluasi Keperawatan
Hari No Evaluasi TTD
Tanggal Dx
Selasa, 1 S : Pasien mengatakan nyeri kepala
22 P : Tekanan darah tinggi
Februari Q : Seperti ditusuk- tusuk
2022 R : Kepala bagian belakang
S : Skala nyeri 5
T : Hilang Timbul
O:
- Pasien tampak menahan nyeri dan
memegangi kepalanya
TD : 160/100 mmHg
N : 85 x/menit
RR : 21 x/menit
S : 37,6 ℃
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
- Monitor Ttv ,mengakaji nyeri lokasi,
karakteristik,durasi,frekuensi,kualitas,
intesitas nyeri dan,skala nyeri
- Anjurkan pasien melakukan tekhnik
relaksasi nafas dalam
- Identifikasi respon nyeri non verbal
- Berikan terapi obat sesuai dosis
2 S : Pasien mengatakan badannya lemas,semua
kegiatan seperti makan,
toileting,mandi,berpakaian,berpindah dibantu
oleh keluarga
O : pasien tampak lemas. semua aktivitas dibantu
keluarga.
A : Masalah Belum Teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Kaji tingkat kemampuan pasien melakukan
aktivitas
3 S : Pasien mengatakan belum mengetahui banyak
mengenai penyakit hipertensinya
O : Pasien tampak bingung
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjut Intervensi
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan
pasien menerima informasi
- Identifikasi faktor faktor yang dapat
meningkatkan dan menurunkan motivasi
perilaku hidup bersih dan sehat
- Sediakan materi dan media pendidikan
kesehatan
- Berikan penyuluhan kesehatan tentang
penyakit hipertensi
- Berikan kesempatan untuk bertanya
Rabu , 1 S : Pasien mengatakan nyeri kepala sudah
23 berkurang
Februari P : Tekanan darah tinggi
2022 Q : Seperti ditusuk- tusuk
R : Kepala bagian belakang
S : Skala nyeri 3
T : Hilang Timbul
O:
Pasien tampak lebih tenang
TD : 140/90 mmHg
N : 90 x/menit
RR : 22x/menit
S : 36,6℃
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
- Monitor Ttv ,mengakaji nyeri lokasi,
karakteristik,durasi,frekuensi,kualitas,
intesitas nyeri dan,skala nyeri
- Identifikasi respon nyeri non verbal
- Kolaborasi dalam pemberian analgesic
- Anjurkan pasien melakukan tekhnik
relaksasi nafas dalam
2 S : Pasien mengatakan badannya sudah tidak
lemas lagi dan sudah mulai melakukan aktivitas
makan, duduk dan berjalan di samping tempat
tidur
O : pasien tampak lebih segar dan lebih rileks
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
- Kaji tingkat kemampuan pasien melakukan
aktivitas
3 S : pasien mengatakan sudah paham apa yang
dijelaskan, dan pasien mengatakan sudah mulai
mengatahui mengenai penyakit hipertensinya.
keluarga pasien juga mengatakan akan berusaha
meningkatkan perawatan pasien.
O : pasien tampak bisa menjawab pertanyaan
yang diberikan dan bisa menjelaskan kembali
secara singkat apa yang telah disampaikan.
A : Masalah sudah teratasi
P : Hentikan intervensi
Kamis , 1 S : Pasien mengatakan nyeri sudah berkurang dari
24 skala 3 menjadi 1
Februari O:
2022 - Pasien tampak rileks
TD : 130/80 mmHg
N : 85 x/menit
RR : 21x/menit
S : 36,8℃
A : Masalah teratasi
P :. Hentikan Intervensi
2 S : Pasien mengatakan badannnya sudah tidak
lemas ,sudah bisa beraktivitas secara mandiri
O : pasien tampak lebih segar dan rileks ADL
dilakukan secara mandiri
A : Masalah teratasi
P : Hentikan Intervensi
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA NY.B DENGAN HIPERTENSI
DI BANGSAL FLAMBOYAN 8 RSUD Dr.MOEWARDI SURAKARTA
DISUSUN OLEH
EVI NUR HAMIDAH
(P27220019021)
7. Terapi Obat
Jenis Terapi Dosis Fungsi
Infus Asering 20 tpm Pengganti cairan yang hilang
Inj Omeprazole 40mg/12 jam Mengatasi penyakit yang disebabkan
oleh asam lambung
Inj santagesik 500mg/12jam Untuk mengatasi nyeri akut atau kronik
berat
Inj 500 mg/8 jam Obat antibiotic untuk mengobati infeksi
metronidazole
Candesartan PO 16 mg Membantu menurunkan tekanan darah
3x1 tinggi
Novorapid 4 unit Insulin untuk menurunkan gula darah
Lantus 10 unit Insulin untuk menurunkan gula darah
B. Data Fokus
Data Subjektif Data Objektif
1. Pasien mengatakan nyeri kepala 1. Ttv
P : Tekanan darah tinggi TD : 170/100 mmHg
Q : cekot-cekot N : 90 x/menit
R : Seluruh kepala RR : 20 x/menit
S : Skala 6 N : 90 x/menit
T : hilang timbul S : 36,5 ℃
2. Pasien mengatakan lemas 2. Pasien tampak lemas dan berbaring
3. Pasien mengatakan masih di tempat tidur
merasa mual 3. Semua aktivitas pasien dibantu
4. Pasien mengatakan masih pusing keluarga
5. Pasien mengatakan semua 4. Pasien tampak meringis menahan
aktivitas dibantu keluarga nyeri
6. Pasien mengatakan tidak 5. Pasien tampak bingung dan hanya
mengetahui penyakit tekanan diam jika ditanya tentang penyakit
darah tinggi yang diderita karena darah tinggi yang dideritanya
tidak pernah memeriksakan 6. Pasien terlihat tegang
tekanan darahnya
7. Pasien mengatkan jika pusing
hanya minum obat warung
8. Pasien mengatakan belum
pernah diberikan pendidikan
kesehatan dirumah
C. Analisa Data
No Data Problem Etiologi
Dx
1. Ds : Nyeri Akut Agen pencedera
- Pasien mengatkan pusing fisiologis
- Pasien mengatakan nyeri
kepala
P : tekanan darah tinggi
Q : Cekot-cekot
R : Seluruh Kepala
S:6
T : Hilang timbul
Do :
Ttv :
TD : 170/100 mmHg
N : 90 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36,5℃
- Pasien tampak meringis
menahan nyeri
2. Ds : Intoleransi Kelemahan
- Pasien mengatakan di RS aktivitas
semua aktivitas dibantu
keluarga
- Pasien mengatakan
badannya lemas
Do :
- Pasien tampak lemas dan
berbaring di tempat tidur
- Semua aktivitas pasien
dibantu keluarga
3. Ds : Defisit Kurang terpapar
- Pasien mengatakan tidak Pengetahuan informasi
mengetahui penyakit
tekanan darah tinggi yang
diderita
- Pasien mengtakan jika
pusing hanya
mengkonsumsi obat warung
saja
- Pasien mengatakan belum
pernah diberikan
pendidikan kesehatan
dirumah
Do :
- Pasien tampak bingung dan
hanya diam jika ditanya
tentang penyakit darah
tinggi yang dideritanya
- Pasien terlihat tegang
D. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pecendera fisiologis
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
3. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya terpapar informasi
E. Intervensi Keperawatan
No Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional
Dx Hasil
1. Setelah dilakukan Observasi 1) Untuk
tindakan keperawatan 1) Monitor tanda-tanda mengetahui
selama 3 x 24 jam vital abnormal ttv
diharapkan nyeri/ sakit 2) Identifikasi lokasi, pasien
kepala hilang atau karakteristik,durasi,frek 2) Untuk
berkurang dengan uensi,kualitas, intesitas mengetahui
kriteria hasil : nyeri lokasi
- Skala berkurang 3) Identifikasi skala nyeri karakteristik,dura
menjadi 1-2 4) Identifikasi respon si,frekuensi,kualit
- Meringis menurun nyeri non ferbal as, intensitas
- Ttv dalam batas Terapeutik nyeri yang
normal dialami pasien
5) Anjurkan memonitor
TD : 120/80 mmHg 3) Untuk
nyeri secara mandiri
– 130/80 mmHg mengetahui skala
Edukasi
N : 60-100 mmHg nyeri pasien
6) Ajarkan tekhnik non
RR : 16- 24 mmHg 4) Untuk
farmakologi relaksasi
S : 36,5℃- 37,5℃ mengetahui
nafas dalam untuk
respon pasien
mengurangi rasa nyeri
terhadap nyeri
Kolaborasi
5) Untuk
7) Kolaborasi pemberian
mengetahui nyeri
analgetik
yang dirasakan
6) Ajarkan tekhnik
non farmakologis
untuk
mengurangi rasa
nyeri
7) Mengurangi nyeri
dan mempercepat
proses
penyembuhan
pasien
2. Setelah dilakukan Observasi 1) Mengetahui
tindakan keperawatan 1) Kaji tingkat tingkat
selama 3 x 24 jam kemampuan pasien kemampuan
diharapkan pasien dapat melakukan aktivitas pasien melakukan
melakukan aktivitas 2) Monitor lokasi dan aktivitas
sesuai tingkat ketidaknyamanan 2) Mengetahui
kemampuan dengan selama malakukan lokasi dan
kriteria hasil : aktivitas ketidaknyamanan
- Pasien dapat Terapeutik selama
melakukan aktivitas melakukan
3) Berikan lingkungan
ringan aktivitas
yang nyaman dan
- Keluhan lemah 3) Menurunkan
batasi pengunjung
menurun stress dan
Edukasi
meningkatkan
4) Anjurkan melakukan
istirahat
aktivitas secara
4) Mendorong
bertahap
pasien untuk
melakukan
latihan
beraktivitas
F. Implementasi Keperawatan
Hari, No Implementasi Respon Pasien TTD
Tanggal Dx
Jam
Minggu, 1 - Memonitor Ttv Ds : Pasien mengatakan nyeri
17 April ,mengakaji nyeri kepala
2022 lokasi, P : Tekanan darah tinggi
08.30 WIB karakteristik,dura Q : cekot-cekot
si,frekuensi,kualit R : seluruh kepala
as, intesitas nyeri S : Skala nyeri 6
dan,skala nyeri T : Hilang Timbul
- Mengidentifikasi Do :
respon nyeri non TD : 170/100 mmHg
ferbal N : 90 x/menit
RR : 20x/menit
S : 36,5℃
- Pasien tampak meringis
menahan nyeri
08.45 1 Mengajarkan Ds : pasien bersedia,dan
tekhnik non pasien mengatakan lebih
farmakologis tenang
(tekhnik relaksasi Do : pasien tampak lebih
nafas dalam ) rileks dan tenang ,pasien
tampak mempraktikkan
tekhnik relaksasi nafas dalam
09.00 2 Mengkaji tingkat Ds : pasien mengatakan
kemampuan pasien badannya lemas, semua
melakukan aktivitas di RS dibantu
aktivitas keluarga
Do : pasien tampak lemas.
semua aktivitas dibantu
keluarga.
09.05 2 Memonitor lokasi Ds : pasien mengatakan
dan kepala terasa sakit dan mudah
ketidaknyamanan lelah ketika dibuat
selama malakukan beraktivitas terus menerus
aktivitas Do : pasien tampak lemas dan
meringis menahan sakit
09.10 2 Menganjurkan Ds : pasien mengatakan
melakukan bersedia akan melakukan
aktivitas secara aktivitas ringan
bertahap Do : pasien kooperatif
09.30 3 Mengidentifikasi Ds : pasien mengatakan
tingkat belum mengetahui bagaimana
pengetahuan pasien pengobatan penyakit
dan keluaga hipertensi ketika dirumah
,pasien juga mengatakan
kurang memahami penyebab
tekanan darahnya tinggi,
komplikasi dari penyakitnya
Do : pasien tampak terlihat
bingung
10.00 3 menjadwalkan Ds : pasien mengatakan
pendidikan bersedia kapan saja diberikan
kesehatan pendidikan kesehatan
Do : pasien tampak
kooperatif
Senin , 1 - Memonitr Ttv Ds : Pasien mengatakan nyeri
18 April ,mengakaji kepala sudah berkurang
2022 nyeri lokasi, P : Tekanan darah tinggi
14.00 WIB karakteristik,dur Q : cekot cekot
asi,frekuensi,ku R : seluruh kepala
alitas, intesitas S : Skala nyeri 4
nyeri dan,skala T : Hilang Timbul
nyeri Do :
- Mengidentifikas TD : 150/90 mmHg
i respon nyeri N : 82 x/menit
non verbal RR : 20x/menit
S : 36,6℃
Pasien tampak sedikit lebih
tenang
14.15 WIB 1 Menganjurkan Ds : pasien mengatakan
pasien melakukan sudah melakukan tekhnik
tekhnik relaksasi relaksasi nafas dalam.
nafas dalam Do : pasien tampak paham
14.30 WIB 2 Mengkaji tingkat Ds : pasien mengatakan
kemampuan pasien badannya masih lemas dan
melakukan aktivitas masih dibantu
aktivitas keluarga
Do : pasien tampak terlihat
lemas dan berbaring di
tempat tidur
14.40 WIB 3 Mengidentifikasi Ds : Pasien mengatakan
kesiapan dan sekarang bisa dilakukan
kemampuan pasien pendidikan kesehatan
menerima Do : pasien tampak
informasi kooperatif
G. Evaluasi Keperawatan
Hari No Evaluasi TTD
Tanggal Dx
Minggu , 1 S : Pasien mengatakan nyeri kepala
17 April P : Tekanan darah tinggi
2022 Q : cekot cekot
R : seluruh kepala
S : Skala nyeri 6
T : Hilang Timbul
O:
- Pasien tampak meringis menahan nyeri
TD : 170/90 mmHg
N : 90 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36,5 ℃
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
- Monitor Ttv ,mengakaji nyeri lokasi,
karakteristik,durasi,frekuensi,kualitas,
intesitas nyeri dan,skala nyeri
- Anjurkan pasien melakukan tekhnik
relaksasi nafas dalam
- Kolaborasi pemberian analgetik
- Identifikasi respon nyeri non verbal
2 S : Pasien mengatakan badannya lemas,semua
aktivitas di RS dibantu keluarga
O : pasien tampak lemas. semua aktivitas dibantu
keluarga.
A : Masalah Belum Teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Kaji tingkat kemampuan pasien melakukan
aktivitas
3 S : pasien mengatakan belum mengetahui
bagaimana pengobatan penyakit hipertensi,pasien
juga mengatakan kurang memahami penyebab
takanan darah tinggi,pengobatan di rumah dan
komplikasi dari penyakitnya
O : Pasien terlihat bingung
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan
pasien menerima informasi
- Identifikasi faktor faktor yang dapat
meningkatkan dan menurunkan motivasi
perilaku hidup bersih dan sehat
- Sediakan materi dan media pendidikan
kesehatan
- Berikan penyuluhan kesehatan tentang
penyakit hipertensi
- Berikan kesempatan untuk bertanya
Senin , 1 S : Pasien mengatakan nyeri kepala sudah
18 April berkurang
2022 P : Tekanan darah tinggi
Q : Cekot cekot
R : Kepala bagian belakang
S : Skala nyeri 4
T : Hilang Timbul
O:
Pasien tampak lebih tenang
TD : 150/90 mmHg
N : 82 x/menit
RR : 20x/menit
S : 36,6℃
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
- Monitor Ttv ,mengakaji nyeri lokasi,
karakteristik,durasi,frekuensi,kualitas,
intesitas nyeri dan,skala nyeri
- Identifikasi respon nyeri non verbal
- Kolaborasi dalam pemberian analgesic
- Anjurkan pasien melakukan tekhnik
relaksasi nafas dalam
2 S : Pasien mengatakan badannya masih lemas
aktivitas masih dibantu keluarga
O : pasien tampak lemas
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
- Kaji tingkat kemampuan pasien melakukan
aktivitas
3 S : pasien mengatakan sudah mulai faham tentang
penyakit hipertensinya dan pasien mengatakan
pendidikan kesehatan sangat menambah
pengetahuan mengenai penyakit hipertensi yang
pasien alami
Keluarga pasien juga mengatakan akan
meningkatkan perawatan pasien
O : Pasien bisa menjelaskan kembali apa yang
sudah dijelaskan mahasiswa
A : Masalah Sudah Teratasi
P : Hentikan Intervensi
Selasa , 1 S : Pasien mengatakan masih nyeri kepala tetapi
19 April sudah berkurang dari skala 4 menjadi 3
2022 O:
- Pasien tampak rileks
TD : 140/90 mmHg
N : 87 x/menit
RR : 20x/menit
S : 36,4℃
A : Masalah teratasi sebagian
P :. Pertahankan Intervensi
2 S : Pasien mengatakan sudah bisa makan sendiri
tetapi aktivitas lain masih dibantu
O : pasien tampak lebih segar dan bisa makan
sendiri
A : Masalah teratasi sebagian
P : pertahankan intervensi Intervensi
Lampiran 7 : Standar Operasional Prosedur
SOP TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM
Topik : Hipertensi
Sasaran : Ny. M dan NyB
Hari/ Tanggal : 23 februari dan 18 April 2022
Waktu : 30 menit
Tempat : Ruang Flamboyan 8 Rsud Dr.Moewardi Surakarta
A. Latar Belakang
Penyakit hipertensi merupkan suatu masalah kesehatan yang dikategorikan
cukup berbahayadi seluruh dunia.hipertensi merupakan factor utama yang
mengarah ke penyakit kardiovaskuler seperti serangan jantung, stroke, gagal
jantung maupun gagal ginjal yang menyebabkan angka morbiditas (kesakitan)
maupun mortalitas (kematian) yang tinggi jika tidak dideteksi secara dini dan
ditangani dengan tepat (Susanti et ak., 2020).
Berdasarkan data Riskdas tahun 2018 menunjukkan bahwa prevelensi
hipertensi mengalami kenaikan dari 25,8% menjadi 34,1% menggunakan
perkiraan jumlah masalah hipertensi di Indonesia sebesar 63.309.620 orang
dengan kematian sebanyak 427.218 (Kementrian Kesehatan RI,2018).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan tentang hipertensi selama 30
menit, pasien dan keluarga dapat mengetahui tentang hipertensi
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan sasaran
mampu :
a. Memahami pengertian hipertensi
b. Mengetahui penyebab dan tanda gejala hipertensi
c. Mengetahui penatalaksanaan non farmakologi hipertensi
d. Mengetahui makanan yang dihindari penderita hipertensi
e. Mengetahui komplikasi hipertensi
C. Materi
Terlampir
D. Metode
1. Ceramah (Penyuluhan)
2. Tanya Jawab
E. Media
Leaflet
F. Proses Pembelajaran
WAKTU TAHAP KEGIATAN
KEGIATAN PENYULUH SASARAN
3 menit Pendahuluan 1. Mengucapkan 1. Menjawab salam
salam 2. Memperhatikan
2. Memperkenalkan penyuluh
diri 3. Mendengarkan
3. Menyampaikan promotor
topic, maksud dan menyampaikan
tujuan penkes topic dan tujuan
4. Kontrak waktu 4. Menyetujui
untuk kesepakatan kesepakatan
pelaksanaan waktu
penkes pelaksanaan
penkes
20 menit Penyampaian 1. Menggali 1. Menyampaikan
Materi kemampuan pengetahuannya
audien tentang tentang materi
materi yang akan penyuluhan
disampaikan 2. Mendengarkan
2. Memberikan penyuluh
penjelasan tentang menyampaikan
materi yang akan materi
diberikan kepada 3. Bertanya
pasien dengan mengenai materi
menggunakan yang telah
hard file disampaikan
3. Memberikan
kesempatan
kepada audien
untuk bertanya
7 menit Penutup 1. Menanyakan 1. Menjawab
kembali hal hal 2. Mendengarkan
yang sudah 3. Menjawab salam
dijelaskan
2. Menutup
pertemuan dengan
menyimpulkan
materi yang telah
dibahas
3. Memberikan
salam penutup
G. Evaluasi
1. Pasien mampu menjelaskan tentang pengertian hipertensi
2. Pasien mampu menjelaskan tentang penyebab hipertensi
3. Pasien mampu menjelaskan tanda gejala hipertensi
4. Pasien mampu menjelaskan penatalaksanaan non farmakologi
hipertensi
5. Pasien mampu menjelaskan makanan yang harus dihindari penderita
hipertensi
6. Pasien mampu menjelaskan komplikasi hipertens
MATERI PENYULUHAN HIPERTENSI
A. Pengertian
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan
abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus
menerus lebih dari suatu periode. Hipertensi akan menambah beban kerja
jantung dan arteri yang bila berlanjut dapat menimbulkan kerusakan
jantung dan pembuluh darah.hipertensi didefinisikan sebagai tekanan
darah sistolik ≥ 140 mmHg dan tekanan darah diastolic ≥ 90 mmHg (
Ujianti,2013).
B. Penyebab
Menurut Udjianti (2013) berdsarkan penyebabnya hipertensi dibagi
menjadi dua, yaitu :
1. Hipertensi esensial atau hipertensi primer
a. Genetik
Individu yang mempunyai riwayat keluarga dengan
hipertensi,beresiko tinggi untuk terkena penyakit ini.faktor genetic
tidak bisa dapat dikendalikan, jika memiliki riwayat keluarga yang
memiliki tekanan darah tinggi.
b. Jenis kelamin dan usia
Laki laki berusia 35-50 tahun dan wanita menopause beresiko
tinggi untuk mengalami hipertensi. Ketika perempuan memasuki
usia tua (menopause) hormone estrogen akan menurun kadarnya
sehingga perempuan lebih rentan terhadap hipertensi.
c. Diet
Konsumsi diet garam atau lemak secara langsung berhubungan
dengan berkembangnya hipertensi. Factor ini dapat dikendalikan
oleh penderita hipertensi dengan mengurangi konsumsi garam.
Karena dengan mengkonsumsi banyak garam dapat meningkatkan
tekanan darah dengan cepat, khususnya pada penderita hipertensi,
diabetes, serta orang dengan usia tua karena jika garam
dikonsumsi berlebihan, ginjal yang bertugas untuk mengolah
garam akan menahan cairan lebih banyak daripada yang
seharusnya didalam tubuh.
d. Berat badan
Factor ini dapat dikendalikan dimana bisa menjaga berat badan
dalam keadaan normal atau ideal. Obesitas (>25% diatas BB
ideal)dikaitkan dengan berkembangnya peningkatan tekanan darah
atau hipertensi.
e. Gaya hidup
Factor ini dapat dikendalikan dengan pasien hidup dengan pola
hidup sehat dengan menghindari factor pemicu hipertensi terjadi
yaitu merokok, konsumsi alcohol yang sering.
2. Hipertensi Sekunder
Factor pencetus munculnya hipertensi sekunder antara lain :
penggunaan kontrasepsi oral, coarctation aorta, neurogenic (tumor
otak, ensefalitis, gangguan psikiatris), kehamilan, peningkatan volume
intravaskuler, luka bakar, stress.
C. Tanda dan Gejala
Meskipun beberapa orang dengan hipertensi tahap awal mungkin
mengalami “dull headaches”, pusing atau beberapa lagi mimisan, tanda
dan gejala ini biasanya tidak muncul sampai hipertensi tahap berat bahkan
tingkat mengancam nyawa.
Secara umum orang dengan hipertensi terlihat sehat dan sebagaian besar
menimbulkan gejala. Gejala awal yang mungkin timbul dari hipertensi
yaitu sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan,
kelelahan.
D. Penatalaksanaan non farmakologi
Menurut (nixaon Manurung 2018) penatalaksanaan hipertensi non
farmakologi :
Upaya pengobatan hipertensi non farmakologi dengan mengubah gaya
hidup yang tidak sehat. Perubahan hidup yang sehat bagi penderita
hipertensi yaitu:
1. Mengontrol pola makan
Mengkonsumsi garam sebaiknya tidak lebih dari 2000 sampai 2500
miligram.karena tekanan darah dapat meningkat bila asupan garam
meningkat. Penderta hipertensi sebaiknya lemak kurang dari 30%
darikonsumsi kalori setiap hari.mengkonsumsi banyak lemak akan
berdampak pada kadar kolesterol yang tinggi. Kadar kolesterol yang
tinggi meningkatkan risiko terkena penyakit jantung.
2. Tingkatkan konsumsi potasium dan magnesium
Buah buahan dan sayuran segar merupakan sumber nutrisi terbaik
untuk menurunkan tekanan darah.
3. Makan makanan jenis padi padian
Bagi orang yang mengkonsumsi sedikitnya satu porsi sereal dari jenis
padi padian perhari mempunyai kemungkinan yang sangat kecil untuk
terkena penyakit jantung. Semakin banyak mengkonsumsi padi padian
semakin rendah resiko penyakit jantung coroner termasuk terkena
penyakit hipertensi.
4. Aktivitas olahraga
Melalui olahraga yang isotonic dan teratur (aktivitas fisik aerobic
selama 30-45 menit perhari), berjalan kaki missal jalan jalan pagi/sore
hari, berenang selama 30 menit ,bersepeda 2-3 kali dalam seminggu,
berlari setiap hari dimana melakukan latihan ringan pada awalnya dan
ditingkatkan secara perlahan akan dapat menurunkan tahanan perifer
yang menurunkan tekanan darah.
5. Bantuan dari kelompok pendukung
Demikian keluarga dan teman ikut serta membantu dengan
memperhatikan makanan dan meningatkan saat tiba waktunya minum
obat atau untuk melakukan aktivitas berjalan setiap hari.
6. Berhenti merokok dan hindari mengkonsumsi alcohol berlebihan
Nikotin dalam tembakau adalah penyebab meningkatnya tekanan
darah, selain itu alcohol yang berlebihan dapat menyebabkan
kekurangan gizi yaitu penurunan kadar kalsium dan magnesium
,rendahnya kadar dari kalsium dan magnesium berkaitan dengan
peningkatan pembuluh darah.
7. Makanan yang harus dihindari bagi penderita hipertensi Menurut
Almatsier, S (2008 dalam Anugrah, dkk,2016) makanan yang harus
dihindari pada penderita hipertensi sebagai berikut :
a. Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi (otak, ginjal, paru,
minyak kelapa, gajih).
b. Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium
(biskuit, cracker, keripik dan makanan kering yang asin).
c. Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, kornet,
sayuran serta buah buahan dalam kaleng, soft drink).
d. Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur/buah, abon, ikan
asin, pindang, udang kering, telur asin, selai kacang).
e. Susu full cream, mentega, margarine, keju mayonnaise, serta
sumber protein hewani yang tinggi kolesterol seperti daging merah
(sapi/kambing), kuning telur, kulit ayam).
f. Bumbu-bumbu seperti maggi, terasi, saus tomat, saus sambal,
tauco serta bumbu penyedap lain yang pada umumnya
mengandung garam natrium.
g. Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian
dan tape
E. Komplikasi
Menurut Dlimartha (2019), penderita hipertensi beresiko terserang
penyakit lain yang menyebabkan komplikasi, beberapa penyakit yang
timbul sebagai akibat hipertensi diantaranya sebagai berikut :
1. Penyakit jantung koroner
Penyakit ini sering dialami penderita hipertensi sebagai akibat
terjadinye pengapuran pada dinding pembuluh darah
jantung.penyempitan lubang pembuluh darah jantung menyebabkan
berkurangnya aliran darah pda beberapa bagian otot jantung.hak ini
menyebabkan nyeri di dada dan dapat berakibat gangguan pada otot
jantung,bahkan timbulnya serangan jantung.
2. Gagal jantung
Tekanan darah yang tinggi memaksa otot jantung bekerja lebih berat
untuk memompa darah. Kondisi ini berakibat otot jantung akan
menebal dan merenggang sehingga daya pompa otot menurun. Pada
akhirnya dapat terjadi kegagalan kerja jantung secara umum.
3. Kerusakan pembuluh darah otak
Hipertensi menjadi penyebab utama pada kerusakan pembuluh darah
otak. Ada dua jenis kerusakan yaitu pecahnya pembuluh darah dan
rusaknya dinding pembuluh darah. Dampak akhirnya, seseorang bisa
mengalami stroke dan kematian.
4. Gagal ginjal
Ada dua jenis kelainan ginjal akibat hipertensi yaitu nefrosklerosis
benigna terjadi pada hipertensi yang berlangsung lama sehingga
terjadi pengendapan fraksi fraksi plasma pada pembuluh darah akibat
proses menua. Sedangkan nefrosklerosis maligna merupakan kelainan
ginjalyang ditandai dengan naiknya tekanan darah diatole di atas 130
mmHg yang disebabkan terganggunya fungsi ginjal.
5. Stroke
Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronik apabila arteri yang
memperdarahi otak mengalami hipertrofi dan penebalan, sehingga
aloiran darah ke area otak yang diperdarhi berkurang.
6. Infark miokard
Pada hipertensi kronis dan hipertrofi ventrikel, kebutuhan oksigen
miokardium mungkin tidak dapat dipenuhi dan dapat terjadi iskemia
jantung yang menyebabkan infark.
7. Ensefalopati(kerusakan otak)
Ensefalopati dapat terjadi, terutama pada penderita hipertensi
maligna( hipertensi yang meningat cepat dan berbahaya). Tekanan
sangat tinggi pada kelainan ini menyebabkan peningkatan kapiler dan
mendorong cairan ke ruang interstisial di seluruh susunan saraf
pusat.neuron neuron di sekitarnya kolps dan erjadi koma serta
kematian.
8. Kejang
Kejang dapat terjadi pada wanita preeklamsi. Bayi yang lahir mungkin
memiliki berat lahir kecil masa kehamilan akibat perfusi plasenta yang
tidak adekuat, kemuadian dapat mengalami hipoksia, ibu mengalami
kejang selama atau sebelum proses persalinan.
DAFTAR PUSTAKA
Susanti, N., Siregar, P. A., & Falefi, R. (2020). Determinan Kejadian Hipertensi
Masyarakat Pesisir Berdasarkan Kondisi Sosio Demografi dan Konsumsi
Makan. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 2(1), 43–52.
https://doi.org/10.36590/jika.v2i1.52
Anuggrah, dkk. (2016). Sistem Pakar Perencanaan Diet Bagi Penderita Hipertensi
Menggunakan Metode Fuzzy Mamdani Sistem Pakar Perencanaan Diet Bagi
Penderita Hipertensi Menggunakan Metode Fuzzy Mamdani, Jurnal
Rekursif. Vol. 2 No. 2 Juli 2016, ISSN 2303-0755.