Anda di halaman 1dari 25

Nama : Galang Kristiyanto

NIM : 857081182
Kode MK : PDGK4302
Masa reg : 2023.1
Tugas : Praktek II

1. Buatlah sebuah 1 rancangan pembelajaran kelas rangkap yang yang berbeda dengan
Rancangan yang anda buat pada tugas ke 1 sesuai karakter mata kuliah Kelas Rangkap
yang siap di presentasi pada Tuweb Keenam
Jawab:
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP

Nama Sekolah : SDN Pulogebang 20

Mata Pelajaran : 1. Ilmu Pengetahuan Alam (Pelestarian Alam)

2. Bahasa Indonesia (Teks Deskripsi)

Kelas / Semester : III ( Semester 2) dan IV (Semester 2)

Alokasi Waktu : 2 x 35 menit (2 JP)

Model PKR : 221

A. STANDAR KOMPETENSI
Kelas III
Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan
menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan
benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah

Kelas IV
Memahami bentuk teks deskripsi
B. KOMPETENSI DASAR
Kelas III
KD. 3.7 Mengidentifikasi cara manusia dalam memelihara dan melestarikan alam di lingkungan
sekitar

Kelas IV
KD. 3.3 Menjelaskan bentuk atau struktur teks deskripsi
C. INDIKATOR
Kelas III
1) Mengidentifikasi cara-cara yang digunakan manusia dalam melestarikan alam
2) Mengumpulkan gambar-gambar lingkungan alam yang baik dan lingkungan alam yang
rusak
Kelas IV
1. Mengetahui struktur teks deskripsi
2. Menyusun teks deskripsi sederhana
D. MATERI POKOK
Kelas III
A. Jenis-Jenis Sumber Daya Alam
Bumi kita mempunyai berbagai sumber daya alam. Apakah yang disebut sumber daya alam?
Sumber daya alam adalah segala sesuatu yang terdapat di alam yang dapat digunakan oleh manusia
untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Berdasarkan kelestariannya, sumber daya alam dapat
digolongkan menjadi dua macam, yaitu sumber daya alam yang dapat diperbarui dan sumber daya
alam yang tidak dapat diperbarui.

1. Sumber Daya Alam yang dapat Diperbarui Sumber daya alam yang dapat diperbarui
adalah sumber daya alam yang dapat dibentuk kembali oleh alam dalam waktu yang
relatif singkat. Hal ini disebabkan jenis sumber daya alam tersebut mempunyai
kemampuan berkembang biak atau mengalami daur ulang. Misalnya, tumbuhan, hewan,
dan air. Meskipun dapat diperbarui, kita harus selalu mengelola sumber daya alam
tersebut dengan sebaik-baiknya agar kelestariannya tetap terjaga. Salah satu tindakan
yang diperlukan untuk menjaga kelestarian tumbuhan adalah mempercepat
perkembangbiakan tumbuhan. Cara tersebut dapat berupa pencangkokan, penyetekan,
penanaman biji, kultur jaringan, dan sebagainya. Kelestarian hewan juga perlu dijaga.
Tindakantindakan yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian hewan, antara lain,
tidak berburu hewan, memelihara hewan dengan baik, mempercepat perkembangbiakan
hewan, dan mengadakan perkawinan silang.
2. Sumber Daya Alam yang Tidak Dapat Diperbarui Sumber daya alam yang tidak dapat
diperbarui adalah sumber daya alam yang tidak dapat dibentuk kembali oleh alam dalam
waktu yang relatif singkat. Beberapa contoh sumber daya alam yang tidak dapat
diperbarui, antara lain, minyak bumi, batu bara, gas alam, logam, dan barang-barang
tambang lainnya. Minyak bumi terbentuk dari hewan-hewan laut yang telah mati dan
terkubur di dasar laut jutaan tahun yang lalu. Hewan-hewan yang telahmati tersebut
tertutup lumpur dan pasir. Lama kelamaan dengan adanya proses alam dan jangka waktu
yang lama, hewan yang telah terkubur berubah menjadi minyak bumi. Minyak bumi
dapat diolah menjadi bahan bakar, seperti bensin, solar, minyak tanah, dan kerosin. Sisa
olahan minyak bumi dapat dimanfaatkan untuk membuat aspal, oli, plastik, lilin (parafin).
Sementara itu, batu bara terbentuk dari bagian bagian tumbuhan yang telah mati dan
terkubur jutaan tahun yang lalu. Lama kelamaan dengan adanya proses alam dan jangka
waktu yang lama, tumbuhan yang telah terkubur tersebut berubah menjadi batu bara.
Barang-barang tambang selain digunakan sebagai bahan bakar, juga dapat dimanfaatkan
untuk membuat berbagai barang keperluan hidup. Beberapa contohnya, antara lain, besi
digunakan untuk membuat perabotan rumah tangga, timah digunakan untuk membuat
benda-benda kerajinan tangan, dan aluminium digunakan untuk membuat peralatan
dapur, dan sebagainya.

B. Cara Memanfaatkan Sumber Daya Alam


1. Pemanfaatan Tumbuhan
Tumbuhan adalah sumber daya alam nabati yang sangat diperlukan dalam kehidupan.
Tumbuhan sebagai sumber daya alam nabati dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu
tumbuhan pangan, tumbuhan perdagangan, dan tumbuhan hasil hutan. Apakah perbedaan
ketiga jenis tumbuhan tersebut? Perhatikan uraian berikut!
a. Tumbuhan Pangan
Tumbuhan pangan menghasilkan bahan makanan.
b. Tumbuhan Perdagangan
Tumbuhan perdagangan sengaja dibudidayakan untuk kepentingan perdagangan.
Tumbuhan ini biasanya ditanam pada kawasan yang luas. Contoh tumbuhan tersebut,
antara lain, kelapa, teh, cengkih, kelapa sawit, kopi, cokelat, tembakau, dan karet.
c. Tumbuhan Hasil Hutan
Tumbuhan di hutan banyak dimanfaatkan untuk membuat rumah dan perabotan
rumah tangga. Hasil hutan tersebut sebagian besar berupa kayu. Sebagian lainnya
berupa rotan dan damar.
2. Pemanfaatan Hewan
Hewan termasuk salah satu contoh sumber daya alam yang dapat diperbarui. Sumber
daya alam hewani tersebut meliputi peternakan dan perikanan. Selain peternakan dan
perikanan, hewan-hewan lain yang hidup di tempat liar juga termasuk sumber daya alam
hewani. Contoh hewan-hewan tersebut, antara lain, harimau, gajah, buaya, berbagai jenis
burung, ular, penyu, kadal, dan berbagai jenis serangga.
3. Pemanfaatan Air
Air merupakan sumber daya alam yang paling banyak tersedia di alam dimanfaatkan
untuk: Perikanan, Pertanian, Objek Wisata, Pembangkit Tenaga Listrik

Kelas IV
1. Teks deskripsi juga memiliki tujuan yaitu untuk menggambarkan suatu hal yang berkaitan
dengan pengalaman berdasarkan hasil pengamatan seluruh panca indera. Baik merasakan,
mendengar, meraba dan melihat. Dari situ penulis bisa menciptakan daya khayal pembaca
sehingga mereka bisa merasakan langsung apa yang dibahas di dalam teks
2. Teks deskripsi memiliki ciri-ciri yang bisa memudahkan pembaca untuk mengenali jenis
teksnya. Berikut adalah ciri-ciri teks deskriptif:
a. Teks deskripsi berisi tentang penjabaran atau penggambaran pada suatu objek, misalnya
benda, tempat, suasana dan lain-lain.
b. Teks deskripsi berisi tentang penjelasan yang melibatkan seluruh panca indera,
penglihatan, pendengaran, penciuman, sampai perabaan.
c. Teks deskripsi berisi tentang pemaparan dari ciri-ciri fisik dan sifat suatu objek dengan
secara rinci dan jelas.
d. Teks deskripsi membuat pembaca seolah-olah bisa merasakan bahkan mengalami
langsung kejadian yang digambarkan di dalam teks.
e. Teks deskripsi umumnya berisi kata-kata khusus untuk menggambarkan objek dengan
serinci mungkin. Misalnya menuliskan tentang warna, merah keabuan, biru keungu-
unguan dan lain-lain.
3. Struktur teks deskripsi
a. Judul: judul pada paragraf deskriptif setidaknya harus mengandung tiga aspek yaitu
relevan, provokatif atau menarik dan juga singkat. Judul dari karangan melambangkan
cerita yang merupakan sebuah ringkasan tersirat dari seluruh tulisan. Judul ini memiliki
fungsi sebagai daya tarik minat dan suatu nama yang bersifat promosi.
b. Identifikasi: penentuan identitas dari orang, objek dan benda lainnya,
c. Klasifikasi: sebuah unsur penyusun dengan sistem dari suatu kelompok yang sesuai
kaidah dan standar yang sebelumnya sudah ditetapkan.
d. Deskripsi: berisi gambaran-gambaran atau penjelasan tentang objek atau hal yang dibahas
di dalam teks.
Kesimpulan: kesimpulan adalah penegasan pada hal yang dianggap penting. Kesimpulan bisa
dicantumkan atau tidak

E. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR


 Media Belajar
1) Poster Tumbuhan dan Hewan
2) Poster siklus air
3) Poster benda-benda sekitar
4) Bahan presentasi teks deskripsi

 Sumber Belajar
Subekti, Ari, 2017, Tematik Terpadu Kelas IV Tema 8, Jakarta: Balitbang Kemendikbud
Muhibba, Ibba, 2017, Tematik Terpadu Kelas III Tema 7, Jakarta: Balitbang
Kemendikbud
Internet
F. METODE PEMBELAJARAN
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Penugasan
4. Diskusi
G. TUJUAN PEMBELAJARAN
Kelas III
1) Siswa dapat menjelaskan dampak perilaku manusia terhadap lingkungan
2) Siswa dapat mengidentifikasi cara-cara yang digunakan manusia dalam melestarikan
alam
Kelas IV
1) Siswa mampu untuk menjelaskan bentuk struktur teks deskripsi
2) Siswa dapat mengaplikasikan struktur teks sederhana menjadi bentuk karya teks deskripsi
sederhana
H. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan 1. Menyampaikan salam 5 menit
2. Menyanyikan lagu indonesia raya
3. Menanyakan kehadiran
4. Mengajak siswa untuk berdoa
5. Menyampaikan tujuan pembelajaran
6. Memotivasi siswa dalam belajar
7. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai
Inti 1. Guru meminta siswa kelas IV untuk 60 menit
membaca teks deskripsi dan menjawab
pertanyaan.
2. Pada saat siswa kelas IV melakukan tugas,
guru menjelaskan materi pelestarian alam
kepada siswa kelas III
3. Guru meminta siswa untuk mengidentifikasi
sumber daya alam yang dapat diperbaharui
dan yang tidak dapat diperbaharui serta
pemanfaatannya bagi kehidupan.
4. Guru kemudian memberikan tugas
terstruktur kepada siswa kelas III dalam
laporan sederhana tentang pengelompokan
sumber daya alam yang dapat diperbaharui
dan sumber daya alam yang tidak dapat
diperbaharui
5. Pada saat siswa kelas III mengerjakan tugas
terstruktur, guru kembali ke kelas IV
mengajak siswa untuk membahas
pertanyaan teks deskripsi.
6. Selanjutnya guru menjelaskan tentang teks
deskripsi dan mengajak siswa untuk
mengidentifikasi ciri-ciri teks deskripsi
berdasarkan pada contoh teks deskripsi
7. Guru meminta siswa kelas IV untuk
membuat teks deskripsi sederhana
8. Guru bersama siswa kelas III menyampaikan
tabel laporan tentang sumber daya alam dan
mempresentasikan di dalam kelas
9. Guru bersama siswa kelas III menyimpulkan
materi pelestarian alam
10. Guru mempersilahkan siswa kelas IV untuk
membacakan teks deskripsi sederhana
karangan mereka sendiri
11. Guru bersama siswa menyimpulkan materi
teks deskripsi
Penutup 1. Menyimpulkan materi pelajaran selama 5 menit
sehari
2. Melakukan refleksi dan evaluasi
3. Mengajak siswa untuk berdoa
4. Menyampaikan pesan moral yang terkait
dengan kehidupan sehari-hari
5. Menyampaikan materi yang akan
disampaikan esok hari
I. PENILAIAN
LEMBAR PENILAIAN
Performan Jumlah
No Nama Siswa Produk Nilai
Pengetahuan Praktek Sikap Skor

1              

2              
3              

4              
5              

6              
7              

8              
9              

10              

Catatan:
Nilai = Jumlah skor : jumlah skor maksimal) x 10

Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan remedial

Jakarta, 30 Mei 2023


Mengetahui,
Kepala SDN Pulogebang 20 Guru Kelas Rangkap

(Samiyah, S.Pd) (Galang Kristiyanto)


NIP. 196507051986032016 NIM.857081182
2. Buatlah Rangkuman pada modul 4 , 5 dan 6 secara singkat dari masing masing
modul tersebut sehingga anda akan mampu mengerjakan soal uraian yang akan di
tugaskan pada pertemuan berikutnya .
Jawab:
RESUME MODUL 4

LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR

Kegiatan Belajar 1

SEKOLAH DAN REKAN SEJAWAT GURU SEBAGAI SUMBER

A. KERJA SAMA
Kerja sama merupakanusaha untuk meningkatkan dan memperluas sumber belajar.
Menciptakan sumber belajar, dan sumber daya merupakan faktor penting bagi sekolah-
sekolah di daerah terpencil yang menghadapi berbagai kesulitan dan keterbatasan, bahkan saat
ini bagi sekolah-sekolah diperkotaan, perluasan akses sumber belajar dan sumber daya tidak
terelakkan lagi dengan adanya hukum pasar yang harus diikuti. Oleh karena itu, kerjasama
tersebut diarahkan kepada :
1. Kerjasama antara guru dan kepala sekolah yang terpusat pada pembagian tugas mengajar
dan kerja administrasi.
2. Kerjasama sekolah diarahkan untuk membangun Pusat Sumber Belajar (PSB). PSB ini
dapat dibangun dari mulai yang sederhana sampai dengan yang lebih rumit.
3. Kerja sama dengan orang tua dan masyarakat diarahkan untuk menciptakan iklim dimana
sekolah adalah milik bersama. Oleh karenanya, penyelenggaraan pendidikan menjadi
tanggung jawab bersama antara sekolah dan masyarakat.
4. Kerjasama dengan penilik, Kepala Cabang Dinas (KCD) Penididikan, dan Komite
Sekolah setempat sebagai Pembina.

Apabila kita sudah melaksanakan kerja sama sebagaimana diuraikan diaras, tentunya kita tidak
akan merasa sendirian lagi dalam mendidik murid-murid di sekolah. Pihak terkait lainnya di luar
sekolah bukan lagi sebagai orang yang hanya “mengawasi” kita dalam melakukakn kegiatan sehari-
hari, tetapi sebagai partner (mitra) kita dalam mendidik murid- murid di sekolah.

B. MEMBANGUN IKLIM KERJA SAMA


Dalam merencanakan kerja sama, langkah yang perlu dilakukan adalah mengetahui dan
mengidentifikasi potensi yang mungkin dapat digerakkan untuk kepentingan pendidikan.
Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat digunakan untuk membangun kerjasama dengan
pihak lain yang terkait.
1. Mengumpulkan Data Statistik dan Sumber Informasi
Kita perlu mendata sumber alam, tempat wisata, dan sumber yang berpotensi sebagai
sumber belajar, misalnya danau, kawah, gunung, sungai, laut, tempat bersejarah (situs)
dan sebagainya.

2. Melakukan Negosiasi
Kita dan kepala sekolah perlu mengatur langkah-langkah untuk melakukan negosiasi agar
mendapat dukungan.
3. Memberikan Peranan Nyata
Masyarakat perlu diberikan peranan nyata, misalnya menjadi tutor , atau narasumber di
berbagai bidang antara lain kesenian,olahraga, kesehatan, kerajinan, dan pertanian
4. Melaporkan Keadaan Sekolah
Pada saat-saat tertentu kita atau kepala sekolah dapat memberikan laporan kepala
desa/lurah atau masyarakat tentang keadaan sekolahnya.
5. Memberikan Tanda Penghargaan
Sekolah dapat memberikan penghargaan terhadap masyarakat yang berjasa terhadap
sekolah. Penghargaan seperti ini dapat berbentuk piagam atau piala atau lebih sederhana
lagi, misalnya mengumumkan kepada masyarakat ketika rapat sekolah.

C. MELAKUKAN KERJASAMA DENGAN SEKOLAH DAN REKAN SEJAWAT GURU


Pada bagian ini, kita akan diajak untuk bekerjasama dengan rekan sejawat guru. Perlu
disadari bahwa kita sebagai guru mem[unyai kelebihan dan kekurangan. Kerja sama ini
dimaksudkan untuk saling memanfaatkan kelebihan dan saling mengatasi kekurangan.
Bagaimana caranya memanfaatkan sumber-sumber belajar ?
1. Memanfaatkan Rekan Sejawat dari Satu Sekolah Sebagai Sumber Belajar
2. Memilih Alternatif yang Paling Tepat dengan Mempertimbangkan Kebutuhan, Waktu,
Jadwal, dan Bahan yang Tersedia.
3. Memanfaatkan Rekan Sejawat Guru dari Sekolah Lain
Kerjasama antar guru dari sekolah berbeda merupakan faktor yang sangat penting, misalnya untuk
kepentingan berikut :

a. Berdiskusi dan tukar pengalaman untuk mengatasi berbagai kesulitan mengajar


b. Membangun Pusat Sumber Belajar (PSB)
c. Mengadakan Kegiatan Bersama
d. Saling Membantu dalam mengajar
e. Memanfaatkan Teman Guru dalam KKG
Hal yang perlu diperhatikan dalam memanfaatkan teman guru anggotan KKGg dalam mengatasi
kesulitan antara lain :

a. Anda harus sudah mengetahui permaslahan dan kesulitan anda tersebut jauh sebelumnya,
sehingga anda sudah siap untuk berdiskusi atau berdialog dalam forum KKG
b. Anda tidak perlu khawatir atau malu oleh teman bahwa anda guru yang tidak mampu.
Kegiatan Belajar 2

SEKOLAH DAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR

Belajar mandiri merupakan salah satu prinsip dasar dalam PKR. Tanpa belajar mandiri PKR tidak
akan terlaksana secara efektif. Guru tidak mungkin ada pada satu kelas secara terus menerus dan
mengabaikab kelas lainnya. Oleh karena itu, agar PKR dapat dilaksanakn secara efektif guru harus
mampu menciptakab “kondisi” agar murid dapat belajar mandiri. Kondisi yang dimaksud adalah
melengkapi pembeljaran dengan perlengkapan dan sumber belajar yang memadai.

A. MENCIPTAKAN LINGKUNGAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR


Untuk menunjang proses belajar mandiri, perlu adanya suatu suasana yang mendorong
murid dan guru unutk memanfaatkan bahan dan perlengkapan yang ada. Suasana tersebut
adalah adanya persiapan alat/bahan sebagai sumber belajar dan terciptanya lingkungn belajar
untuk menunjang proses belajar mandiri. Ada 2 cara untuk meningkatkan usaha yang sudah
dirintis oleh sekolah:

1. Menciptakan lingkungan di sekolah yang memudahkan murid-murid untuk dapat belajar


mandiri. Usaha menciptakan lingkungan sekolah seperti itu dapat dilakukan dengan
melengkapi sekolah dengan berbagai sumber belajar
2. Memanfaatkan sumber belajar yang ada secara maksimal untuk menunjang belajar
mandiri.

B. MELENGKAPI SEKOLAH DENGAN SUMBER BELAJAR


1. Mengumpulkan berbagai jenis tumbuhan, daun-daun atau bunga-bunga, kemudian
dikeringkan dan disusun berdasarkan jenisnya.
2. Mengumpulkan berbagai jenis binatang (serangga), baik binatang darat datau binatang air,
kemudian dikeringkan dan disusun dalam satu lembar kertas manila dan diberi identitas.
3. Mengumpulkan berbagai jenis biji-bijian, kemudian dikumpulkan oada gelas plastic bekas
sesuai dengan jenisnya dan disimpan dalam lemari
4. Mengumpulkan berbagai jenis batu-batuan, seperti batu padas, batu sungai, batu pasir dll
5. Mengumpulkan barang-barang bekas
6. Mengupulkan uanglogam yang sudah tidak terpakai dari tahun-tahun lama sampai dengan
tahun terakhir
7. Guru bersama-sama murod membuat berbagai jenis alat peraga pelajaran yang dapat
digunkaan dalam proses pembelajaran.
Dengan demikian. Semua koleksi ini setiap saat dapat digunakan sebagai sumber belajar dan alat
belajar sehingga apabila anda memerlukan semua bahan tersebut tinggal memilih dan menggunakan
saja.

C. CARA MENEGMBANGKAN PROGRAM KEBUN, KOLAM, DAN PETERNAKAN


SEKOLAH
Setiap sekolah dimanapun sekolah tersebut berada sangat mungkin untuk
mengembangkan kebun, kolam, dan peternakan sekolah atau sarana lainnya yang dapat
dijadikan sumber belajar di sekolah. Apalagi di daerah terpencil yang memiliki tanah yang
cukup luas.

D. MENGEMBANGKAN PUSAT SUMBER BELAJAR (PSB)


PSB yang dimaksudkan dalam pembahasan ini adalah suatu tempat mealkukan berbagai
kegiatan belajar murid-murid. Oleh karena PSB merupakan tempat kegiatan belajar maka
PSB dilengkapi dengan berbagai perlengkapan dan sumber belajar, seperti berikut :
1. Alat perlengkapan
Alat perlengkapan bisa berupa alat peraga, alat bantu belajar, alat praktik dan berbagai
benda atau barang

2. Sumber Belajar
Sumber belajar di sini berupa buku-buku pelajaran, majalah, Koran, herbarium,
insekrium, akuarium, tumbuhan dalam pot, binatang yang dipelihara dan sebagainya
3. Media elektronik
Sumber ini berupa kaset audio, kaset video, radio dan TV

Kegiatan Belajar 3

LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR

Pada bagian ini diharapkan dapat mengondisikan kita untuk memanfaatkan lingkunngan sekitas
sekolah sebagai sumber belajar, memberikan tuntunan dalam mengaitkan antara kurikulum dengan
lingkungan sehari-hari, serta menvariasikan metode mengajar agar tidak terjadi kebosanan. Ini penting
karena guru berhadapan dengan muris dari berbagai jenis latar belakang, tingkat kemampuan, dan
kebutuhan yang berbeda satu dama lain. Oleh karena itu, dalam menggunakan sumber belajar, metode
enyampaian dan berbagai pendekatan lainnya harus disesuaikan dengan kebutuhannya.

Lembar Kerja Murid (LKM) merupakan alat pembelajaran yang berguna untuk memanfaatkan
sumber lingkungan secara maksimal. LKM sudah banyak digunakan oleh guru dalam pembeljaran,
namun fungsinya tidak lebih dari alat tes yang berisi tes objektif.
A. MEMANFAATKAN PUSAT SUMBER BELAJAR
Dalam memanfaatkan PSB pun, LKM tetap memegang peranan penting. Contoh dalam
memanfaatkan PSB, LKM diarahkan untuk kegiatan berikut :
1. Mengembangkan keterampilan atau konsep
a. Kecermatan : menggunting, merekat, memasang, membuat percobaan (mengamati,
membuat diagram) dan mengadakan simulasi
b. Penerapan konsep : memasukkan, mengurutkan, mengumpulkan, memisahkan,
mendaftarkan, mengelompokkan, memasangkan, menuliskan, menempatkakn atau
memberi nama, membandingkan, mengembangkan, meneliti, merekonstruksi,
menemukan, dan memutuskan.
2. Menempatkan semua lembar kerja, permainan, diagram, hasil peaktikum, laporan, dan
hasil karya lainnya di suatu tempat dimana murid lainnnya dapat belajar dengan cara
belajar mandiri
3. Mengembangkan beberapa bentuk penyimpanan sehingga beik guru maupun murid
dapatmenghabiskan waktunya untuk belajar di PSB.

B. LINGKUNGAN SEKITAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR


Pada bagian in akan dibahas tentang lingkungan dalam arti luas yaitu meliputi 2 hal, yaitu
lingkungan alam dan lingkungan social budaya. Lingkungan alam berkaitan dengan sumber-
sumber alami, antara lain laut, gunung, sawah, kolam, hutan, lembah, danau, dan sumber
lainnya. Sedangkan lingkungan social budaya berkaitan, antaar lain dengan kehidupan
kemasyarakatan, keagamaan, kenengaraan, kebudayaan, adat istiadat, politik, ekonomi, dan
lain-lain. Ke dalam lingkungan social budaya ini dimasukkan pula tentang lembaga-
lembaganya, seperti lembaga, adat, pemerintahan, budaya, dan seterusnya.
Manfaat yang diperoleh dalam menggunakan lingkungan sebagai sumber adalah :
1. Murid-murid dapat melihat secara langusng benda-benda yang berkaitan dengan mata
pelajaran di sekolahnya
2. Murid dapat membutikkan dan menerapkan teori atau konsep yang pernah didapat di
sekolah ke dalam kehidupan sehari-hari
3. Menanamkan sikap untuk menyayangi lingkungan sekitar.
Sebagai pedoman bagi anda dalam menggunakan laboratorium raksasa ini, perlu dilakukan
langkah-langkah, seperti berikut :

1. Mengidentifikasi Lingkungan Sebagai Sumber Belajar


Beberapa hal yang perlu anda pertimbangkan dalam menentukan lingkungan sekitar sebagai
sumber belajat adalah berikut ini :
a. Sumber tersebut mudah dijangkau (kemudahan)
b. Tidak memerlukan biaya tinggi (kemurahan)
c. Tempat tersebut cukup aman untuk digunakan sebagai sumber belajar (keamanan)
d. Berkaitan denganmateri yang diajarkan di sekolah (kesesuaian)

2. Memanfaatkan Sumber Tersebut Untuk Kepentingan Belajar Murid-murid


Dalam melaksanakan pemanfaatkan sumber-sumber lingkungan tersebut, ada beberapa
langkah yang harus anda lakukan, yaitu berikut ini :
a. Anda membuka kembali daftar materi pada format 1 dan format 2, untuk melihat topic
dan materi yang akan diberikan dengan menggunakan berbagai sumber lingkungan.
b. Mempersiapkan kunjungan ke sumber belajar tersebut, yaitu :
1) Menentukan jadwal (kapan, dan berapa lama)
2) Menyiapkan lembar kerja murid (LKM), merupakan pedoman atau petunjuk bagi
murid dalam melakukan pengamatan, dan pengumpulan data
3) Mempersiapkan pembekalan, misalnya alat, bahan dan konsumsi
c. Memberikan petunjuk tentang tata tertib selama melakukan kunjungan atau pengumpulan
data
d. Melakukan bimbingan dan pembinaan selama dalam kunjungan
e. Memberikan pengawasan penuh kepda murid-murid baik di perjalanan maupun ditempat
tujuan
f. Memberikan petunjuk cara membuat laporan hasil kunjungan,
dan cara menyampaikannya dalam kelas.
g. Menata kelompok belajar untuk mempresentasikan hasil laporan.

3. Masyarakat sebagai sumber


Hal yang perlu dibedakan antara tutor dengan narasumber adalah keikutsertaannya dalam
proses pembelajaran. Tutor (tutor tamu) adalah orang yang memiliki keahlian di bidang
tertentu dan biasanya karena pengalamannya. Oleh karena ia adlah tutor maka ia akan
langsung terlibat dalam proses pembelajaran misalnya memberi penjelasan, melatih, memberi
petunjuk cara mengerjakannnya, dan sudah pasti ia berhadapab langsung dengan murid di
sekolah atau di tempat lain yang telah ditentukan.
Sedangkan narasumber tidak terlibat langusng dalam proses pembelajaran, ia hanya
merupakan sumber informasi yang sewaktu-waktu atau pada saat tertentu diminta
keterangannya. Oleh karena itu, tidak selalu berhadapan langsung dengan murid dan terlibat
langsung dalam proses pembelajaran. Narasumber bisa menjadi sumber bagi guru dan muris,
sedangkan tutor hanya untuk murid.

RESUME MODUL 5

PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP (RPKR)

KEGIATAN BELAJAR 1

ANALISIS STRUKTUR KURIKULUM SD DAN PROSEDUR DASAR PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN KELAS


RANGKAP

Istilah kurikulum kini telah menjadi istilah teknis dalam ilmu pendidikan yang secara umum di
artikan sebagai program pendidikan yang harus ditempuh untuk mendapatkan status dan atau
kemampuan tertentu. Setiap jenjang pendidikan ( pendidikan dasar, menengah, dan tinggi ) pasti
memiliki kurikulum atau program pendidikan yang sengaja dibuat. Mulai tahun 1994 untuk jenjang
pedidikan dasar telah ditetapkan kurikulum pendidikan dasar 1994. Karena pendidikan dasar terdiri
atas pendidikan Sekolah Dasar 6 tahun dan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama ( SLTP 3 tahun ). SD
dan SLTP memiliki kurikulum masing – masing.

Pada tahun 2004 secara terbatas mulai dirintis penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
sebagai upaya penyempurnaan Kurikulum 1994 dan Suplemen tahun 1999. Dengan diundangkannya
Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas No. 20
Tahun 2003) konsep KBK diteruskan dalam wadah pengembangan kurikulum yang terdesentralisasi.
Mulai tahun 2006, dengan ditetapkannya Standar Isi dan Standar Kompetensi lulusan (SKL) dalam
PerMendiknas No.22 Tahun 2006, No. 23 Tahun 2006, dan No. 24 Tahun 2006, mulai diterapkan secara
bertahap pengembangan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan sebagai pelaksanaan dari Pasal 37
UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003. Mulai tahun 2006, model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP)
dikembangkan dan dilaksanakan secara bertahap- berkelanjutan pada setiap kabupaten/kota.

A. KARAKTERISTIK KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN


Sebagai pengganti Kurikulum SD 1994, Peraturan Mendiknas No. 22Tahun 2006 tentang
Standar Isi, dan Peraturan Mendiknas No. 24 Tahun 2006 Tentang Ketentuan Pelaksanaan
Permendiknas No. 22 dan No. 23 Tahun 2006, Kurikulum untuk Tingkat satuan Pendidikan
Sekolah Dasar (KTSP SD/MI) memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Kelompok Mata Pelajaran
Merujuk pada Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan Pasal 6 ayat (1) kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan
khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah berlaku pengelompokan mata
pelajaran sebagai berikut:
a. kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;
b. kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian;
c. kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi;
d. kelompok mata pelajaran estetika;
e. kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan.

2. Prinsip Pengembangan Kurikulum


Menurut Standar Isi (Permendiknas No. 22 Tahun 2006), kurikulum tingkat satuan
pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah dikembangkan oleh sekolah dan
komite sekolah berpedoman pada standar kompetensi lulusan dan standar isi serta
panduan penyusunan kurikulum yang dibuat oleh BSNP. Kurikulum dikembangkan
berdasarkan prinsip-prinsip berikut:
a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya.
Prinsip Pertama dinyatakan bahwa ”Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip
bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan
tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi,
perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan”.
Hal ini mengandung makna bahwa pengembangan potensi peserta didik dalam
konteks lingkungannya merupakan kepedulian utama.
b. Beragam dan terpadu
Prinsip kedua dinyatakan bahwa ”Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan
keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis
pendidikan, tanpa membedakan agama, suku, budaya dan adat istiadat, serta status
sosial ekonomi dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib
kurikulum,muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam
keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi.” Hal ini
mengandung makna bahwa antarsubstansi kurikulum dikembangkan secara saling
berkaitan, dan secara keseluruhan kurikulum dikembangkan secara berdiversifikasi
atau dengan keragaman yang bervariasi.
c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
Prinsip Ketiga dinyatakan bahwa ”Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran
bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh
karena itu semangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan
memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.”
Hal ini mengandung makna bahwa kurikulum harus difungsikan sebagai wahana
pendidikan untuk engakomodasikan dinamika perkembangan pemikiran dan prakatek
dalam dunia ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
Prinsip Keempat dinyatakan bahwa ”Pengembangan kurikulum dilakukan dengan
melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi
pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan
kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan
keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan
akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.” Hal ini
mengandung makna bahwa kurikulum harus bersifat fungsional, dalam pengertian
hasil belajar yang dihasilkan harus memberi bekal kepada peserta didik untuk
melanjutkan pendidikan dan menjalani kehidupan nyata di lingkungannya.
e. Menyeluruh dan berkesinambungan
Prinsip Kelima dinyatakan bahwa ”Substansi kurikulum mencakup keseluruhan
dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan
dan disajikan secara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.” Hal ini
mengandung makna bahwa kurikulum harus menjadi wahana pengembangan
kompetensi secara utuh dan menyeluruh yang didukung oleh semua mata pelajaran
yang satu dengan yang lainnya memiliki saling keterkaitan.
f. Belajar sepanjang hayat
Prinsip Keenam dinyatakan bahwa ”Kurikulum diarahkan kepada proses
pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung
sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur
pendidikan formal, nonformal dan informal, dengan memperhatikan kondisi dan
tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia
seutuhnya.” Hal ini mengandung makna bahwa isi dan proses kurikulum harus
memungkinkan peserta didik mampu dan mau belajar untuk belajar terus menerus.

g. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah


Prinsip Ketujuh dinyatakan bahwa ”Kurikulum dikembangkan dengan
memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional dan
kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto
Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.”
Hal ini mengandung makna bahwa kurikulum dikembangkan sebagai wahana
pendidikan ke-Indonesiaan yang mampu merekat keberagaman untuk
membangunpersatuan Indonesia.

3. Prinsip Pelaksanaan Kurikulum


Dalam pelaksanaan kurikulum di setiap satuan pendidikan dinyatakan perlunya
menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut :
a. Prinsip Pertama dinyatakan bahwa ”Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi,
perkembangan dan kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna
bagi dirinya. Dalam hal ini peserta didik harus mendapatkan pelayanan pendidikan
yang bermutu, serta memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan dirinya secara
bebas, dinamis dan menyenangkan.” Prinsip ini secara operasional menuntut
terlaksananya kurikulum yang memungkinkan peserta didik mencapai ketuntasan
kompetensi secara optimal.
b. Prinsip Kedua dinyatakan bahwa Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan
kelima pilar belajar, yaitu: (a) belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, (b) belajar untuk memahami dan menghayati, (c) belajar untuk
mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif, (d) belajar untuk hidup bersama dan
berguna bagi orang lain, dan (e) belajar untuk membangun dan menemukan jati diri,
melalui proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan”. Prinsip
ini secara operasional menuntut terlaksananya kurikulum yang memungkinkan
peserta didik mencapai kualitas proses dan hasil belajar dalam suatu keutuhan pilar
belajar.
c. Prinsip Ketiga dinyatakan bahwa ”Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta
didik mendapat pelayanan yang bersifat perbaikan, pengayaan, dan/atau percepatan
sesuai dengan potensi, tahap perkembangan, dan kondisi peserta didik dengan tetap
memperhatikan keterpaduan pengembangan pribadi peserta didik yang berdimensi
ke- Tuhanan, keindividuan, kesosialan, dan moral.” Prinsip ini secara operasional
menuntut terlaksananya kurikulum yang memungkinkan peserta didik mencapai
ketuntasan kompetensi secara optimal sesuai dengan kecepatan belajarnya masing-
masing.
d. Prinsip Keempat dinyatakan bahwa ”Kurikulum dilaksanakan dalam suasana
hubungan peserta didik dan pendidik yang saling menerima dan menghargai, akrab,
terbuka, dan hangat, dengan prinsip tut wurihandayani, ing madia mangun karsa, ing
ngarsa sung tulada (dibelakang memberikan daya dan kekuatan, di tengah
membangunsemangat dan prakarsa, di depan memberikan contoh dan
teladan)”Prinsip ini secara operasional menuntut terlaksananya kurikulum
yangmemungkinkan peserta didikmembangun budaya belajar mandiri,kreatif dan
mewarisi keteladanan.
e. Prinsip Kelima dinyatakan bahwa ”Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan
pendekatan multistrategi dan multimedia, sumber belajardan teknologi yang
memadai, dan memanfaatkan lingkungan sekitarsebagai sumber belajar, dengan
prinsip alam takambang jadi guru(semua yang terjadi, tergelar dan berkembang di
masyarakat danlingkungan sekitar serta lingkungan alam semesta dijadikan
sumberbelajar, contoh dan teladan).” Prinsip ini secara operasional menuntut
terlaksananya kurikulum yang memungkinkan peserta didik mencapaiketuntasan
kompetensi secara optimal dengan memanfaatkan keanekaragaman proses, dan
sumber yang tersedia dalam lingkunganterbuka.
f. Prinsip Keenam dinyatakan bahwa ”Kurikulum dilaksanakan
denganmendayagunakan kondisi alam, sosial dan budaya serta kekayaan daerahuntuk
keberhasilan pendidikan dengan muatan seluruh bahan kajiansecara optimal.” Prinsip
ini secara operasional menuntut terlaksananyakurikulum yang memungkinkan peserta
didik dapat belajar secara efektif dengan memanfaatkan semua dimensi
lingkungannya.
g. Prinsip Ketujuh dinyatakan bahwa ”Kurikulum yang mencakup seluruhkomponen
kompetensi mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangandiri diselenggarakan
dalam keseimbangan, keterkaitan, dankesinambungan yang cocok dan memadai
antarkelas dan jenis sertajenjang pendidikan.” Prinsip ini secara operasional menuntut
terlaksananya kurikulum koheren atau harmonis dan sistemik/bersistem.
4. Struktur Kurikulum SD/MI
Dalam Standar Isi dinyatakan bahwa “Struktur kurikulum SD/MImeliputi substansi
pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjangpendidikan selama enam tahun mulai
Kelas I sampai dengan Kelas VI.Struktur kurikulum SD/MI disusun berdasarkan standar
kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran” yang berpedoman pada
ketentuansebagai berikut :
a. “Kurikulum SD/MI memuat 8 mata pelajaran, muatan lokal, danpengembangan diri
seperti tertera pada Tabel 5.2.Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk
mengembangkankompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi
daerah,termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke
dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan
pendidikan. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh
konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapatdilakukan dalam bentuk kegiatan
ekstrakurikuler.
b. Substansi mata pelajaran IPA dan IPS pada SD/MI merupakan “IPATerpadu” dan
“IPS Terpadu”.
c. Pembelajaran pada Kelas I s.d. III dilaksanakan melalui pendekatantematik,
sedangkan pada Kelas IV s.d. VI dilaksanakan melaluipendekatan mata pelajaran.
d. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikansebagaimana tertera dalam
struktur kurikulum. Satuan pendidikandimungkinkan menambah maksimum empat
jam pembelajaran perminggu secara keseluruhan.
e. Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 35 menit.
f. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 34-38

B. PROSEDUR DASAR PENGEMBANGAN KERANGKA RENCANA


PEMBELAJARAN
Istilah pembelajaran merupakan terjemahan dari instructional berasal dari kata
instruction yang secara khusus diartikan sebagai upaya menciptakan kondisi yang
memungkinkan seseorang belajar. Istilah instruksional merupakan serapan dari kata
instructional dan kini secara bertukar-tukar dipakai istilah pembelajaran. Jadi istilah
pengembangan instruksional sama dengan pengembangan pembelajaran. Prosedur dasar
pengembangan instruksional merupakan disain atau cetak biru pembelajaran. Tahun 1975
istilah ini disebut Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Sebagai suatu
prosedur disain instruksional merupakan langkah yang sistematis untuk menyusun rencana
atau persiapan pembelajaran dan bahan pembelajaran. Jadi produk dari disain instruksional
dapat berupa persiapan pembelajaran, modul, bahan tutorial dan bentuk sarana pedagogis
lainnya. Proses pengembangan pembelajaran secara konseptual terkait erat pada unsur-unsur
dasar kurikulum yakni tujuan, materi pelajaran, pengalaman belajar dan penilaian hasil belajar
(Tyler: 1954, Taba: 1962). Dikaitkan dengan Standar Isi 2006, pembelajaran terkait pada
proses pemberian asilitasi untuk menguasai Kompetensi Dasar setiap mata pelajaran yang ada
dalam Struktur Kurikulum SD. Bagaimana semua unsur tersebut seharusnya dikembangkan,
kita dapat mengkaji berbagai model disain instruksional yang bersifat umum. Dalam uraian
ini kita akan mencoba memanfaatkan model yang menerapkan pendekatan sistem yang
berangkat dari Kompetensi Dasar, sesuai dengan paradigma kurikulum berbasis kompetensi.

KEGIATAN BELAJAR 2

PERUMUSAN INDIKATOR,PENATAAN PENGALAMAN BELAJAR DAN KEGIATAN KELAS RANGKAP

Perencanaan kelas rangkap (PKR) tentunya berbeda banyak hal dengan perencanaan pembelajaran
kelastunggal (PKT). Sebagaimana kita ketahui prasyarat PKR adalah seorang guru harus melayani
kelompok murid yang beraneka ragam (segi usia ,kemampuan, hubungan social, gaya belajar,dan unjuk
kerjanya)..Dalam membuat perencanaan pembelajaran kelasrangkap (PKR) seorang guru harus
melakukan serangkaian kegiatan, antara lain:

1. Menggunakan standar isi untuk mengembangkan indikator pengalaman belajar


2. Merumuskan indikator atas dasar analisis muatan kompetensi dasar
3. Merumuskan kegiatan pembelajaran kelas rangkap
4. Memilih sumber dan media belajar untuk mendukung kelas rangkap

A. PENGEMASAN PENGALAMAN BELAJAR DALAM KELAS RANGKAP


Untuk mengemas pengalaman belajar dalam rangka PKR maka kita harus mengetahui
standar isi dengan muatannya dari berbagai mata pelajaran pada tingkatan tiap kelas jika kita
akan melakukan PKR untuk mata pelajaran yang sama dengan tingkatan kelas berbeda maka
pengembangan standar isi dan penjabaran muatan moral yang akan kita buat rumusan
pengalaman belajarnya kita sandingkan untuk di kaji penjabarannya untuk tingkatan kelas
yang berbeda sesuai intruksionalnya sehingga tersusunlah pengalaman belajar yang kita bias
terapkan pada tingkat-tingkatan kelas. Ada beberapaprinsipteoris yang harus di perhatikan
dalam menetapkan topic pembelajran dalam PKR yaitu:
1. Berorientasi kepada tujuan
2. Di sesuaikan dengan karakteristik murid (kelas ,usia,kemampuan)
3. Di sesuaikan dengan pengolahan kemampuan guru
4. Layak sarana pendukung
5. Tidak bersifat di paksakan

B. CARA MEMILIH SUBTANSI BELAJAR


Untuk dapat melakukan pemilihan materi yang memadai ada syarat-syarat yang harus di
perhatikan antara lain:
1. Mendukung ketercapaian kompetensi dasar dan indicator
2. Berkaitan erat dengan materi sebelumnya
3. Di dukung sarana dan sumber belajar yang tersedia atau dapat disediakan
4. Sesuai dengan perkembangan mental murid
5. Menjadi dasar bagi studi lebih lanjut

C. CARA MENYUSUN RANCANGAN KEGIATAN BELAJAR


Yang di maksud rancangan disain dalam kegiatan pembelajaran adalah kerangka berpikir
yang melakukan bentuk penataan interaksi (model pembelajaran) guru murid sumber belajar
dalam rangka pencapaian tujuan belajar. Ada model dasar pembelajaran yang mengaitkan
seluruh model (model weil murphy dan Mcgreal:1986) model dasrinime miliki lima langkah
sebagai berikut:
1. Orientasi atau pendahuluan (guru menetapkan tujuan,langkah dan materi)
2. Pengembangan (guru menjelaskan konsep atau keterampilan,mendemontrasikan model
dan mengecek pengertian murid )
3. Latihan terstruktur (Guru memandu kegiatan kelompok murid, dan memberi balikan
kepada murid, dan murid memberi tanggapan)
4. Latihan terbimbing (Murid-murid berlatih memehami konsep baru atau keterampilan,
guru memantaunya, dan selanjutnya murid-murid berlatih lebih lanjut di luar kelas)
5. Latihan bebas atau mandiri ( Guru memeriksa dan membetulkan hasil latihan di luar
kelas dan murid melanjutkan latihan mandiri)
D. CARA MEMILIH SUMBER DAN MEDIA BELAJAR
Secara sederhana media belajar mencakup bahan dan alat audio seperti kaset audio dan siaran
radio, bahan dan alat visual seperti siaran tv, gambar, dan diagram, benda tiruan dan benda
sesungguhnya.
Kehadiran media dalam pembelajaran mengandung manfaat dalam membantu murid untuk
belajar. Dalam pelaksanaan PKR terutama di SD yang kecil dan memiliki banyak kekurangan
dalam sarana belajar, pemilihan media haruslah sesuai dengan lingkungan dan tepat guna.
Layak lingkungan artinya madia yang terpakai itu tersedia di lingkungan sekitar. Tepat guna
artinya meskipun media tersebut tidak sepenuhnya memenuhi persyaratan ideal tapi masih
tetap berfungsi membantu murid untuk belajar.

KEGIATAN BELAJAR 3

EVALUASI PROGRAM PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP

A. CARA PENILAIAN TERHADAP PELAKSANAAN PKR


1. Mengecek Keterlaksanaan Jadwal
PKR Yang baik seharusnya terjadwal dengan baik. Artinya anda sadar dan siap betul
kapan, di kelas mana, dan materi pembelajaran mana yang AKn diajarkan di kelas – kelas
yang di rangkap PKR Yang baik tidak bias dilaksanakan incidental artinya sewaktu-waktu
karena situasi.
2. Mengecek Keterlaksanaan Pembelajaran di kelas-kelas yang dirangkap
Dalam rangka PKR tentunya guru sudah mempersiapkan kegiatan-kegiatan apa saja yang
akan dikerjakan di kelas yang di rangkap, dan kegiatan-kegiatan apa pula yang diharapkan
dapat dilakukan oleh murid.
3. Mencatat Materi Pembelajaran yang tidak sempat diajarkan
Contohnya misalnya anda mendadak mendapat tugas lain, atau terjadi banjir atau kejadian
lain.
4. Mencatat Kegiatan Yang Tertunda,
5. Mencatat Tugas-Tugas Yang Harus Di Berikan Kepada Murid Hari Minggu Berikutnya,
6. Mencatat Pertanyaan Murid Yang Belum Sempat Terjawab,
7. Mencatat Murid-Murid Yang Belum Banyak Terlibat Secara Baktif Dalam Belajar,
8. Menulis Hal-Hal Yang Perlu Anda Perbaiki Dalam PKR,
9. Mencatat Hal-Hal Yang Memuaskan Dan Mengecewakan Anda Sebagai Guru Dalam
PKR,
10. Mengapa harus mencatat hal-hal yang perlu dibicarakan dengan guru lain,

B. BAGAIMANA MEMANFAATKAN HASIL PENILAIAN PROSES BELAJAR MURID


DALAM MEMPERBAIKI PKR
Selama ini tentu anda sudah terbiasa memberikan tes atas ulangan mengenai hal- hal yang
tidak diajarkan, bukan ? pernahkah anda memanfaatkan nilai ulangan murid untuk
memperbaiki PKR ? misalnya anda melaksanakan PKR dikelas III dan IV. Ternyata kelas III
Cendrung mendapat nilai baik karena kelas III Dan IV Selalu dirangkap dalam satu ruangan
tanpa penyekat atau pemisah ruangan.

RESUME MODUL 6

KETERAMPILAN MENGAJAR KELOMPOK KECIL DAN PERSEORANGAN DALAM PEMBELAJARAN KELAS


RANGKAP (PKR)

Kegiatan Belajar 1

HAKIKAT KETERAMPILAN MENGAJAR KELOMPOK KECIL DAN PERSEORANGAN

A. Pengertian
Mengajar kelompok kecil dan perseorangan adalah bentuk mengajar yang
memungkinkan guru dalam waktu yang sama menghadapi beberapa kelompok kecil dan atau
siswa- siswa yang belajar perseorangan. Bentuk mengajar ini ditandai oleh hubungan antar
pribadi yang akrab antara guru, siswa, kesematan siswa untuk belajar sesuai dengan minat dan
kemampuan, adanya bantuan dari guru, serta mungkinnya keterlibatan siswa dalam
perencanaan pembelajarannya. Setiap kelompok dan perseorangan mempunyai kesempatan
untuk bertatap muka dengan guru.
Pengajaran kelompok kecil dan perseorangan ditandai oleh hal berikut:
1. Adanya hubungan antar pribadi yang sehat antara guru dan siswa serta antara siswa
dengan siswa.
2. Siswa berkesempatan belajar sesuai minat, cara dan kecepatan sendiri.
3. Siswa mendapat bantuan dari guru jika ia memerlukannya
4. Siswa dapat dilibatkan dalam penentuan cara belajar, alat yang akan digunakan dan
tujuan yang ingin dicapai.

B. Rasional
Bentuk pengajaran kelompok kecil dan perseorangan perlu diterapkan dalam pembelajaran
karena
1. Memenuhi kebutuhan belajar yang pada dasarnya berbeda- beda.
2. Menumbuhkan hubungan antar pribadi yang sehat antar guru dengan siswa, siswa dg
siswa.
3. Memungkinkan siswa belajar dari temannya atau dengan mengajar temannya.
4. Melibatkan siswa lebih efektif, serta membentuk kebiasaan bekerja sama dan
bertanggungjawab dalam kegiatan belajarnya.
5. Mempunyai tanggungjawab belajar yang lebih besar.

Seorang guru yang mengajar kelas rangkap akan lebih sering memerlukan bentuk pengajaran
kelompok kecil atau perseorangan karena ia harus menangani lebih dari satu kelas, tidak mungkin
menerapkan klasikal secara terus menerus. Oleh karena itu guru yang merangkap harus menguasai
keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan. Alasan lain pentingnya kemampuan
mengajar kelompok kecil dan perseorangan bagi guru PKR adalah hakikat atau prinsip PKR yaitu :

1. Keserempakan kegiatan belajar mengajar


2. Kadar tinggi WKA (Waktu Kegiatan Akademik)
3. Kontak Psikologis guru siswa secara berkelanjutan.
4. Pemanfaatan sumber belajar secara efisien
Dalam pengajaran kelompok kecil dan perseorangan, guru dituntut tampil mengelola kelompok
dan perseorangan secara serempak. Keserempakan dalam kegiatan belajar mengajar merupakan
salah satu ciri khas dari pengajaran kelompok kecil dan perseorangan. Disamping kemampuan guru
dalam melakukan pendekatan secara pribadi, mendorong dan memudahkan belajar, serta
mengorganisasikan kegiatan. Semua ini sesuai dengan hakikat PKP.

C. Variasi Pengorganisasian
Bagi seorang PKR, penguasaan keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan
akan sangat membantu dalam mengorganisasikan kegiatan belajar mengajar. Penggunaan
variasi pengorganisasian dimaksudkan agar murid terhindar dari perasaan jenuh dan
membosankan. Varisai pengorganisasian mencakup penggunaan pola interaksi multiarah
artinya antara guru dengan murid, murid dengan guru atau murid dengan murid . variasi
pengorgaisasan mencakup pengelompokan siswa, penataan ruang dan variasi pemanfaatan
sumber belajar.
1. Variasi pengelompokan siswa
Pengelompokan siswa berdasarkan kelas, kemampuan dan kebutuhan pembelajaran.
2. Variasi penataan ruang
Hal ini tempat duduk murid diatur atas dasar kemudahan guru dalam mengelola secara
bergilir kedua atau ketiga ruangan tersebut.
3. Variasi peanfaatan sumber belajar
Berbagai sumber belajar sebaiknya digunakan secara bervariasi dalam pembelajaran
rangkap, sehingga gairah dan motivasi belajar siswa tetap terjaga.
D. Hal- hal yang perlu diperhatikan
Dalam menerapkan keterapilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan , tidak semua
harus doajarkan, tetapi harus memperhatikan rambu- rambu berikut ini:
1. Dalam mengajarkan hal- hal yang bersifat umum, seperti pengarahan, penjelasan umum
atau hal- hal yang berupa informasi, sebaiknya diberikan dalam bentuk interaksi klasikal
(kelas besar)
2. Dalam pembelajaran kelompok, langkah pertama yang harus dikerjakan guru adalah
mengorganisasikan siswa, sumber, materi, ruangan serta waktu yang diperlukan.
3. Kegiatan kelompok kecil yang efektif harus diakhiri dengan kulminasi (puncak kegiatan),
yang dapat berupa laporan, rangkuman, pajangan, pemantapan atau sejenisnya, yang
memungkinkan siswa saling belajar.
4. Dalam pembelajaran perseorangan, guru perlu mengenal siswa secara pribadi hingga
kondisi belajar dapat diatur dengan cepat.
5. Kegiatan dalam pembelajaran perseorangan dapat berupa bekerja bebas dengan bahan atau
petunjuk yang telah disiapkan guru dalam belajar mandiri sesuai jadwal kegiatan.

Belajar perseorangan dapat dilanjutkan dengan kegiatan kelompok kecil, kegiatan klasikal atau
berakhir dengan supervise langsug dari guru.

Kegiatan Belajar 2

KOMPONEN KETERAMPILAN MENGAJAR KELOMPOK KECIL DAN PERORANGAN

A. Keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi


Pengajaran kelompok kecil dan perseorangan mempunyai syarat terjadi hubungan yang akrab
dan sehat antara guru dan siswa serta antara siswa dengan siswa, perilaku yang dapat
ditunjukkan untuk mejalin hubungan tersebut antara lain :
1. Menunjukan kehangatan dan kepekaan terhadap kebutuhan dan prilaku siswa
2. Mendengarkan secara simpatik ide-ide yang dikemukakan siswa
3. Memberikan respons positif terhadap buah pikiran siswa
4. Membangun hubungan saling mempercayai antara guru dan siswa dengan cara verbal
5. Menunjukan kesiapkan untuk membantu siswa tanpa kecendrungan untuk mendominasi
tugas siswa.
6. Menerima prasaan siswa dengan penuh keterbukaan dan pengertian
7. Berusaha mengendalikan situasi

B. Keterampilan mengorganisasikan kegiatan


Dalam mengajar kelas rangkap, guru harus mengatur dan memantau kegiatan siswa dari awal
sampai akhir. Untuk itu guru harus menguasai keterampilan:
1. Memberi orientasi umum tentang tujuan, tugas, cara kerja waktu, tempat kerja dan
sebagainya sebelum kegiatan dimulai
2. Memvariasikan kegiatan seperti observasi, diskusi, membuat kerajinan
3. Membentuk kelompok yang tepat
4. Mengkoordinasikan kegiatan dengan melihat kemajuan siswa dari awal sampai akhir
5. Membagi-bagi perhatian pada tugas dan kebutuhan siswa
6. Mengakhiri kegiatan dengan memajang hasil karya siswa, menanggapi hasil kerja
kelompok.

C. Keterampilan membimbing dan memudahkan belajar


Agar siswa mudah belajar, guru harus menguasai keterampilan agar dapat membimbing
siswa. Keterampilan yang harus dikuasai guru, yaitu:
1. Memberikan penguatan secara tepat sehingga siswa terdorong untuk berlajar lebih baik
2. Melakukan supervisi proses awal
3. Melakukan supervisi proses lanjut
4. Mengadakan supervisi pemaduan

D. Keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran


1. Membantu siswa menetapkan tujuan belajar
2. Merencanakan kegiatan pembelajaran
3. Bertindak atau berperan sebagai penasehan bagi siswa, jika diperlukan.
4. Membantu siswa menilai pencapaian atau kemajuannya

Kegiatan Belajar 3

PENERAPAN KETERAMPILAN MENGAJAR KELOMPOK KECIL DAN PERSEORANGAN DALAM


PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP

A. Contoh Penerapan Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil Dan Perseorangan Dalam


PKR
Berikut contoh pembelajaran kelas rangkap yang yang dikelola oleh pak Gutara dengan
beruaya menerapkan keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan. Dalam
pembelajarannya pak Gutara tentunya berupaya agar komonen-komponen dan prinsip- prinsip
keteramilan mengajar kelompok kecil dan peroranagan itu muncul.
Pak Gutara mengajar kelas rangkap yaitu kelas 4 dan 5 dengan pelajaran Bahasa
Indonesia, berikut rincian kegiatan yang dibuat untuk dua jam pelajaran (80 menit) :
No. Waktu Kegiatan, Materi, dan Posisi Guru
Kelas 4 Kelas 5
1. 5 Menit Berkumpul di ruang kelas 5 Bersama dengan kelas 4
mendengarkan arahan guru
(orientasi) tentang kegiatan
yang akan dilaksanakan
2. 10 Menit Mengamati benda-benda Membaca cerita dari buku
yang ada di halaman pelajaran yang
sekolah dibawa
3. 25 Menit Menulis laporan hasil Tanya jawab tentang isi cerita
Pengamatan secara dibimbing oleh guru
kelompok dan individual
4. 30 Menit Melaporkan hasil Mengubah cerita menjadi bentuk
pengamatan dan memberi lain sesuai dengan pilihan
tanggapan atas laporan kelompok, misalnya puisi, cerita
kelompok/individual bergambar, atau karikatur
(dipimpin oleh guru) (kelas dibagi menjadi 4 kelompok)
5. 10 Menit Kelas 4 bergabung dengan Menyajikan hasil gubahan
kelas 5, menyaksikan salah (1kelompok saja). setelah selesai
satu hasil kerja kelomok guru meminta anak- anak
kelas 5 dan memberi memperbaiki hasil kerjanya di
komentar rumah

B. Mengidentifikasi Kemunculan Komponen-Komponen KeterampilanMengajar


Kelompok Kecil dan Perseorangan
Untuk menemukan atau menidentifikasi komponen keterampilan mengajar kelompok kecil
dan perorangan berikut format yang digunakan:
Komponen Kemunculan Contoh
Ya Tidak /Komentar
A. Mengadakan pendekatan secara
pribadi
1. Menunjukkan kehangatan dan
kepekaan
2. Mendengarkan secara simpatik
3. Memberikan respon secara positif
4. Membangun hubungan saling
mempercayai
5. Menunjukkan kesiapan membantu
siswa
6. Menerima perasaan siswa
7. Mengendalikan situasi
B. Mengorganisasikan kegiatan
1. Memberi oeientasi umum
2. Memvariasikan kegiatan
3. Membentuk kelompok
4. Menorganisasikan kegiatan
5. Membagi perhatian
6. Menakhiri kegiatan dengan
kulminasi
C. Membimbing dan memudahkan
belajar
1. Memberikan penguatan
2. Melakukan supervisi proses awal
Komponen Kemunculan Contoh
3. Melakukan supervisi proses lanjut /Komentar
4. Melakukan supervisi proses
pemaduan
D. Keterampilan merencanakan dan
melaksanakan pembelajaran
1. Membantu siswa menetapkan
tujuan belajar
2. Merencanakan pembelajaran
3. Bertindak sebagai penasihat
4. Membantu siswa menilai hasil
belajarnya sendiri

C. Analisis Kekuatan Dan Kelemahan Contoh PKR


Untuk melakukan analisis ini, aspek yang kita jadikan pegangan adalah prinsip- prinsip PKR,
yakni :
1. Keserempakan berlangsungnya pembelajaran. Prinsip ini mensyaratkan bahwa
pembelajaran di kelas- kelas yang dirangkap berlangsung secara serempak
2. Kadar tinggi waktu keaktifan akademik (WKA). Selama berlangsungnya PKR, semua
siswa harus aktif menghayati pengalaman belajar yang bermakna dengan melakukan
berbagai kegiatan.
3. Kontak psikologis guru-murid secara berkelanjutan
4. Pemanfaatan sumber secara efisien
Selain itu contoh PKR Kekuatan dan kelemahan dapat dianalisis dengan mengacu kepada
kemunculan ketrampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan dalam mewujudkan prinsip-
prinsip tersebut serta kriteria pembelajaran yg efektif.

Penerapan keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan dalam PKR hanya akan
berhasil, jika guru menguasai dengan benar ketrampilan tersebut serta menguasai prinsip-prinsip
PKR. Latihan yang bertahap dan sistematis akan memungkinkan guru mampu menerapkannya secara
benar dan efektif.

Anda mungkin juga menyukai