Disusun Oleh:
KELAS A
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN S1
JURUSAN ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa makalah yang mengambil
judul “Metoda Analisa Lamun” dapat penulis selesaikan dengan baik. Dalam
proses pembuatan makalah ini penulis menghadapi berbagai tantangan dan
hambatan. Namun, berkat pertolongan dari Tuhan Yang Maha Esa dan dorongan
untuk menyelesaikan makalah ini sebagai tugas mata kuliah Metode Analisa
Kualitas Perairan Laut dengan Bapak Dr. Ir. Afrizal Tanjung, M.Sc selaku dosen
Metode Analisa Kualitas Perairan Laut di Universitas Riau segala rintangan dapat
dilewati dengan baik.
Makalah ini disusun berdasarkan kapasitas ilmu dan buku-buku bacaan
serta berbagai informasi yang didapatkan oleh penulis. Adanya makalah ini
diharapkan berguna bagi penulis dan pembaca dalam mengambil materi dan
memahaminya untuk menambah wawasan. Penulis menerima kritik dan saran
agar makalah ini menjadi lebih baik serta berdaya guna di masa mendatang.
Penulis,
i
DAFTAR ISI
Isi Halaman
KATA PENGANTAR………………………………………………….. i
DAFTAR ISI……………………………………………………………. ii
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………... 1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………….. 1
1.3 Tujuan………….....…………………………………………... 2
II. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian lamun………………………………………......…… 3
2.2 Sebaran lamun ………………………………………………… 3
2.3 Manfaat lamun……………………………………………... … 4
2.4 Ciri-ciri spesies lamun………………………………………… 5
2.5 Taksonomi lamun……………………………………………... 6
2.6 Faktor yang mempengaruhi padang lamun……………………. 7
2.7 Hukum rehabilitasi lamun..……………………………...……. 8
III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan……………………………………………………. 9
3.2 Saran…………………………………………………………… 9
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan makalah ini adalah
sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui pengertian dari lamun
2. Untuk memahami sebaran lamun
3. Untuk mengetahui manfaat dari lamun.
4. Untuk mengetahui ciri-ciri spesies lamun.
5. Untuk menhgetahui taksonomi dari lamun.
6. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi padang lamun.
7. Untuk mengetahui hukum rehabilitasi lamun
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2. Hipotesis Pusat Asal Usul
Hipotesis asal usul berpendapat bahwa penyebaran radiasi lokasi merupakan
pola sebaran lamun. Radiasi lokasi tersebut memiliki keanekaragaman hayati
paling tinggi (den Hartog, 1970).
Hipotesis tersebut menyatakan bahwa Malinesia termasuk Kalimantan-
Malaysia, Papua-Papua Nugini, serta Utara Australia merupakan pusat asal-usul
penyebaran lamun. Mukai (1993) menjelaskan bahwa pola penyebaran modern
dari lamun di Pasifik Barat merupakan fungsi dari arus laut dan jarak dari pusat
asal usul.
Di Indonesia, ditemukan jenis lamun dengan jumlah relatif lebih rendah
dibandingkan Filiphina. Namun di Indonesia juga terdapat dua jenis lamun yang
diduga belum teridentifikasi secara jelas, yakni Halophila beccari serta Rupia
maritime. Dari beberapa jenis yang ada di Indonesia, terdapat
jenis Thalassodendron ciliatum atau lamun kayu yang penyebarannya sangat
terbatas dan berada di wilayah timur perairan Indonesia.
4
dimanfaatkan antara lain untuk, pembuatan keranjang, dibakar untuk
diambil garamnya, soda atau penghangat, untuk pengisi kasur, sebagai
atap rumbia, untuk kompos dan pupuk, digunakan untuk isolasi suara dan
suhu, dapat sebagai pengganti benang dalam membuat nitrosellulosa, dan
sebagainya. Sedangkan pemanfaatan secara modern adalah sebagai
penyaring limbah, penstabilitasi pantai, bahan untuk kertas, pupuk dan
makanan ternak, serta sebagai bahan obat-obatan.
5
pinifolia memiliki daun yang sangat panjang sekitar 6,9-15,2 cm dan
sangat sempit dengan lebar sekitar 0,1-0,2 cm. Dan setiap tegakan terdapat
1-2 helai daun. Ukuran batang yang pendek dengan akar yang tumbuh dari
rhizoma yang memiliki warna coklat kehitaman.
5. Halophila decipiens memiliki helai-helai daun yang berbulu, tembus
cahaya, tipis menyolok, dan berbentuk oval atau elips. Selain itu
mempunyai tepi daun yang bergerigi seperti gergaji, daun yang berpasang-
pasangan, rhizomanya berbulu dan sering tampak kotor karena sedimen
menempel pada bulu-bulu tersebut. Halophila spinulosa memiliki daun
berbentuk bulat panjang, tepi daun tajam, rhizoma tipis dan kadang-
kadang berkayu, dan setiap kumpulan daun terdiri dari 10-20 pasang helai
daun yang saling berpasangan. Halophila minor memiliki 4-7 pasang
tulang daun, daun berbentuk bulat panjang seperti telur, pasangan daun
dengan tegakan pendek, dan panjang daun 0,5-1,5 cm. Halophila
ovalis adalah spesies yang hidup pada substrat berlumpur, memiliki daun
yang berbentuk bulat telur (oval) berpasangan, ujung daun agak bulat dan
akar tidak berambut. Serta memiliki rhizoma yang mudah patah. Halophila
sulawesii adalah spesies rumput laut baru yang diberinama tahun 2007.
spesies ini memiliki ciri hampir mirip dengan Halophila ovalis yang hidup
di perairan dalam. Perbedaan keduanya terletak pada posisi bunganya
yaitu Halophila ovalis bunga jantan dan bunga betina letaknya terpisah
pada dua individu yang berbeda (berumah dua/dioecious). Sedangkan
pada Halophila sulawesii, bunga jantan dan betina berada dalam satu
individu (berumah satu/monoecious), namun terletak pada ruas yang
berbeda.
6. Syringodium isoetifolium memiliki akar tiap nodus majemuk dan
bercabang, daun berbentuk silindris dan panjang, rimpangan yang tidak
berbuku-buku, dan tiap tangkai daun terdiri dari 2-3 helaian daun. Selain
itu juga mempunyai tangkai daun berbuku-buku.
Kelas Liliopsida
6
Ordo Helobieae
Famili Hydrocharitaceae
Genus Enhalus
7
kemampuan maksimal untuk tumbuh. Begitu menakjubkannya penampangan
serta manfaat padang lamun tentu menjadikan kita untuk semakin giat
menjaga lingkungan agar ekosistem laut tersebut tetap terjaga.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Lamun (seagrass) adalah tumbuhan berbunga (Angiospermae) yang dapat
tumbuh dengan baik dalam lingkungan laut dangkal. Semua lamun adalah
tumbuhan berbiji satu (monokotil) yang mempunyai akar, rimpang
(rhizoma), daun, bunga dan buah seperti halnya dengan tumbuhan berpembuluh
yang tumbuh di darat. Jadi sangat berbeda dengan rumput laut (algae). Lamun
tumbuh berkerumunan dan biasanya menempati perairan laut hangat yang dangkal
dan menghubungkan ekosistem mangrove dengan terumbu karang. Wilayah
perairan laut yang ditumbuhi lamun disebut padang lamun, dan dapat menjadi
suatu ekosistem tersendiri yang khas.
Sebaran tumbuhan lamun cukup luas, mulai dari benua Artik sampai ke
kawasan Afrika dan Selandia Baru. Terdapat 58 jenis tumbuhan lamun di seluruh
dunia dengan konsentrasi utama di perairan Indo-Pasifik. Dari jumlah tersebut, 16
jenis dari 7 marga diantaranya ditemukan di perairan Asia Tenggara.
Manfaat Lamun yaitu sebagai Sumber makanan dan stabilisator dasar
perairan. Faktor yang mempengaruhi padang lamun antara lain kecerahan, suhu,
salinitas, substrat, dan kecepatan arus.
Dalam Merehabilitasi Lamun telah diatur dalam peraturan perundangan
Perpres No 121 Tahun 2012 tentang Rehabilitasi di Wilayah Pesisir dan Pulau-
pulau Kecil, yang mengatur tetang proses rehabilitasi ekosistem pesisir dan pulau-
pulau kecil yang terdiri dari ruang lingkup kegiatan rehabilitasi ekosistem dan
populasi ikan, kriteria kerusakan ekosistem, tahapan rehabilitasi (identifikasi
penyebab kerusakan
3.2 Saran
Untuk menyempurnakan makalah ini agar menjadi lebih rinci dan lengkap,
makalah selanjutnya akan membahas mengenai :
1. Rumput laut
9
DAFTAR PUSTAKA
10