Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

EKOSISTEM PADANG LAMUN

Oleh :
Kania Pamela Dainga /
22062004
Juven Saul Don Bosco Elming /
22062002
Luis Fernando Sondakh /
22062001

JURUSAN PARIWISATA
PRODI EKOWISATA BAWAH LAUT
POLITEKNIK NEGERI MANADO
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat serta karunianya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah tepat waktu. Tidak lupa berdoa dan ibadah
serta salam kita curahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang akan kita nantikan kelak.
Makalah berjudul “Ekosistem Padang Lamun” ini membahas mengenai Padang Lamun,
keanekaragaman spesies di ekosistem Padang lamun, dan kondisi Padang Lamun saat ini.
Saya menyadari bahwa penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu saya mengharap kritik dan saran yang membangun guna
menyempurnakan makalah ini dan dapat menjadi acuan pembuatan makalah di kemudian hari.
Dengan kerendahan hati, saya memohon maaf apabila terdapat kesalahan pengetikan dan
kekeliruan. Meskipun demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Manado, 4 Maret 2024

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................................. 2


DAFTAR ISI................................................................................................................................................ 3
BAB 1 ........................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................................ 4
1.3 Tujuan ................................................................................................................................................ 4
1.4 Manfaat .............................................................................................................................................. 4
BAB 2 ........................................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN .......................................................................................................................................... 5
2.1 Ekosistem Padang Lamun ................................................................................................................ 5
2.2 Karakteristik Khas Padang Lamun ................................................................................................ 6
2.3 Jenis Lamun di Indonesia ................................................................................................................ 6
2.4 Hewan Khas Padang Lamun ........................................................................................................... 8
2.5 Kondisi Lamun Saat Ini ................................................................................................................... 9
2.6 Penyebab Kerusakan Padang Lamun ........................................................................................... 10
2.7 Solusi Kerusakan Padang Lamun ................................................................................................. 10
BAB 3 ......................................................................................................................................................... 12
PENUTUP .................................................................................................................................................. 12
3.1 Kesimpulan ...................................................................................................................................... 12
3.2 Saran ................................................................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................ 13

3
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ekosistem pesisir terdiri dari tiga komponen yaitu padang lamun, terumbu karang, dan
mangrove. Ketiga ekosistem tersebut secara bersama-sama menjadikan kawasan pesisir sebagai
kawasan yang relatif sangat subur dan produktif. Komunitas lamun memainkan peran penting
dalam fungsi biologis dan fisik lingkungan pesisir. Kegiatan manusia di wilayah pesisir berupa
pertanian, peternakan, pelabuhan tradisional dan pemukiman. Aktivitas manusia tersebut yang
tidak memperhatikan lingkungan pesisir akan menyebabkan perubahan pada komunitas lamun
yang mendukung ekosistem pesisir.
Banyak kegiatan pembangunan di kawasan pesisir yang mengorbankan ekosistem lamun,
seperti kegiatan reklamasi untuk pengembangan kawasan industri atau pelabuhan, yang
mengakibatkan hasil atau volume biologis akan mengalami penyusutan. Di sisi lain, kita masih
belum melakukan upaya yang cukup untuk menyelamatkan ekosistem padang lamun. Meski belum
ada data kerusakan ekosistem lamun yang fatal, namun faktanya sudah banyak yang terdegradasi
akibat aktivitas darat. Sebagai sumber daya pesisir, ekosistem lamun memiliki fungsi ganda untuk
mendukung sistem kehidupan, dan berperan penting dalam dinamika pesisir dan laut, khususnya
perikanan pesisir.Oleh karena itu, pemeliharaan dan pemulihan ekosistem lamun adalah untuk
menjaga keberadaan ekosistem.
1.2 Rumusan Masalah
Telah disusun beberapa rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah
sebagai berikut :
1. Apa itu padang lamun?
2. Apa saja Jenis-jenis lamun yang ada di Indonesia?
3. Apa hewan khas dari padang lamun?
4. Bagaimana Kondisi Padang lamun saat ini?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan pembuatan makalah ini adalah agar
mengetahui :
1. Definisi Padang Lamun.
2. Jenis lamun di Indonesia.
3. Hewan khas dari padang lamun.
4. Kondisi Padang Lamun saat ini.

1.4 Manfaat
Manfaat dari dibuatnya makalah ini adalah saya dapat mengetahui informasi tentang
padang lamun serta menambah wawasan yang semoga kita dapat mengambil pengajaran dari
makalah ini.

4
BAB 2

PEMBAHASAN
2.1 Ekosistem Padang Lamun
Ekosistem pesisir umumnya terdiri atas 3 komponen penyusun yaitu padang lamun,
terumbu karang dan mangrove. Lamun (seagrass) adalah tumbuhan monokotil dan berbunga yang
hidup dan tumbuh terbenam di lingkungan laut, berpembuluh, berimpang (rhizome), berakar, dan
berkembangbiak secara generatif (biji) dan vegetatif dan dapat tumbuh dengan baik pada
lingkungan laut dangkal. (Azkab, 2006). Habitat lamun umumnya berada di perairan laut dangkal
yang agak berpasir, serta seringkali di sekelilingnya dijumpai terumbu karang. Kantor Kemenko
Kemaritiman menyebutkan bahwa luas padang lamun di perairan Indonesia mencapai 3 juta
hektar.
Lamun dapat ditemukan di seluruh dunia kecuali di daerah kutub. Lebih dari 60 jenis lamun
telah ditemukan di seluruh dunia, dan di Indonesia terdapat 13 jenis lamun yang sudah ditemukan.
Lamun akan tumbuh membentuk hamparan pada pesisir laut dangkal, yang kemudian disebut
padang lamun. Ekosistem lamun (seagrass ecosystem) adalah satu sistem (organisasi) ekologi
padang lamun yang di dalamnya terjadi hubungan timbal balik antara komponen abiotik (air dan
sedimen) dan biotik (hewan dan tumbuhan). Ekosistem lamun merupakan salah satu ekosistem
paling produktif di laut dangkal. Disamping itu, juga terdapat peranan penting dari padang lamun
yang dapat menunjang kehidupan serta perkembangan jasad hidup di laut dangkal.
Secara ekologis, padang lamun berperan sebagai daerah asuhan, daerah mencari makan
para ikan kecil, penyu, bulu babi, dan biota lainnya, serta tempat berlindung berbagai jenis biota
laut. Secara fisik, padang lamun berperan sebagai vegetasi yang menjaga stabilitas dan penahan
sedimentasi di daerah pesisir, mengurangi dan memperlambat pergerakan gelombang, serta
sebagai terjadinya suatu siklus nutrient, serta dapat dikatakan bahwa ekosistem padang lamun
merupakan salah satu ekosistem di laut dangkal yang memiliki produktivitas tinggi. Selain itu,
padang lamun memiliki fungsi yang tidak kalah penting dan cukup banyak diteliti pada saat ini,
yaitu fungsinya sebagai penyerap karbon (carbon sink) atau Blue Carbon. (Muzani, 2020).
Fungsi dari padang lamun diantaranya adalah untuk menstabilkan sedimen dari arus dan
gelombang laut, memberikan perlindungan kepada hewan-hewan di padang lamun, membantu
organisme epifit yang menempel pada daun, produsen primer, habitat biota, stabilisator dasar
perairan, penangkap sedimen, pendaur hara, menfiksasi karbon di kolom air sebagian masuk ke
sistem rantai makanan. Eksistensi lamun merupakan adaptasi terhadap salinitas tinggi,
kemampuan menancapkan akar di substrat, dan kemampuan untuk tumbuh dan bereproduksi pada
saat terbenam

5
2.2 Karakteristik Khas Padang Lamun
Beberapa karakteristik dari padang lamun adalah dapat dijumpai di perairan yang landai
dan dangkal, baik di dataran lumpur maupun berpasir. Dapat pula didapati pada batas terendah
area pasang surut di kawasan hutan bakau atau di area terumbu karang. Hidupnya sangat
bergantung pada cahaya matahari yang masuk ke dalam perairan. Dapat melakukan proses
metabolisme secara optimal jika keseluruhan tubuhnya terbenam air, termasuk daur generatif.
Dapat hidup di area perairan asin. Ekosistem lamun berada di daerah pesisir pantai dengan
kedalaman kurang dari 5 m saat pasang. Namun beberapa jenis lamun dapat tumbuh lebih dari
kedalaman 5 m sampai 90 m selama kondisi lingkungannya menunjang pertumbuhan lamun
tersebut.
2.3 Jenis Lamun di Indonesia
Di Indonesia sampai saat ini tercatat ada 13 spesies lamun. Berikut nama dan gambar
spesiesnya:
1) Thalasia hemprichii 2) Halophila ovalis

3) Cymodocea rotundata 4) Cymodocea serrrulata

6
6) Syringidium isoetifolium
5) Halodule uninervis

7) Enhalus acoroides 8) Halodule pinifolia

9) Halophila minor 10) Thalasodendrom ciliatum

12) Halophila decipiens


11) Halophila spinulosa

7
13) Halophila sulawessi

2.4 Hewan Khas Padang Lamun


Ada beraneka hewan yang sering berada di padang lamun, diantanya ada bermacam jenis
cacing, hewan moluska, teripang, ketam, udang, bulu babi dan berbagai jenis ikan kecil hidup
menetap di sela-sela kerimbunan jurai-jurai lamun. Padang lamun juga berfungsi sebagai tempat
memijah dan membesarkan anak. Di antaranya adalah ikan baronang (Siganus spp.) dan beberapa
jenis udang (Penaeus spp.). Beberapa jenis reptil dan mamalia laut juga memanfaatkan padang
lamun sebagai tempat mencari makanan. Misalnya penyu hijau (Chelonia mydas) dan duyung
(dugong).

Hewan Molusca Ketam

Teripang Ikan-ikan kecil

8
Ikan Baronang Bulu babi, Bintang laut

Dugong Penyu Hijau

2.5 Kondisi Lamun Saat Ini


Pemerintah terakhir kali mengumumkan tentang kondisi padang lamun di indonesia adalah
pada tahun 2020. Hasil dari Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
diumumkan bahwa kondisi status padang lamun di Indonesia moderat atau kurang sehat. LIPI telah
melakukan pemantauan padang lamun di 32 lokasi seluruh Indonesia diantaranya di Biak, Sikka,
Nias, Tapanuli Tengah, Linggau, Natuna, Lampung, Makasar, Kendari, Wakatobi, Ternate, Tual,
Raja Ampat, Mentawai dan Derawan.
Status lamun di Indonesia bagian timur lebih baik dibanding lamun Indonesia bagian barat.
Hanya Sikka dan Biak yang merupakan dua wilayah lamun Indonesia dengan kondisi padang
lamun kaya/sehat (good) dari semua wilayah pemantauan di Indonesia. Kondisi baik (good) itu
menunjukkan padang lamun kaya/sehat dengan penutupan lamun lebih dari atau sekitar 60 persen.
Padang lamun tergolong kurang kaya/kurang sehat jika penutupan lamun sebesar 30-59,9 persen.
Sedangkan kondisi lamun yang buruk (poor) banyak terdapat di wilayah Indonesia bagian barat.
Dengan status rusak atau miskin, penutupan lamun bisa hanya kurang dari 29,9 persen.

9
2.6 Penyebab Kerusakan Padang Lamun
Kerusakan dan kehilangan padang lamun telah didokumentasikan dengan baik dan
penyebabnya adalah karena bencana alam dan aktivitas manusia. Aktivitas manusia yang dapat
merusak ekosistem padang lamun diantaranya adalah pengerukan dan penimbunan atau reklamasi
di wilayah pesisir sehingga menenggelamkan ekosistem tersebut. Adanya dermaga dan tempat
pendaratan kapal atau perahu, penggunaan jaring pantai (beach seine) yang ditarik melalui
ekosistem padang lamun, perburuan ikan duyung (dugong), adanya limbah pertanian dan
pertambakan juga ikut berperan dalam merusak ekosistem padang lamun. (Fortes, 1990).
Kegiatan manusia di wilayah pesisir seperti perikanan, pembangunan perumahan,
pelabuhan dan rekreasi, baik langsung maupun tidak langsung juga dapat mempengaruhi eksistensi
lamun. Fauna yang berasosiasi dengan lamun biasanya sensitif oleh adanya sitasi dan rendahnya
kadar oksigen terlarut akibat tingginya BOD di daerah lamun. Oleh karena itu segala bentuk
perubahan di wilayah pesisir akibat aktivitas manusia yang tidak terkontrol dapat menimbulkan
gangguan fungsi sistem ekologi padang lamun. Fenomena ini akan berpengaruh terhadap
hilangnya unsur lingkungan seperti daerah pemijahan, nursery ground bagi ikan maupun udang.
Banyak kegiatan pembangunan di wilayah pesisir telah mengorbankan ekosistem padang
lamun, seperti kegiatan reklamasi untuk pembangunan kawasan industri atau pelabuhan. Meskipun
data mengenai kerusakan ekosistem padang lamun tidak tersedia tetapi faktanya sudah banyak
mengalami degradasi akibat aktivitas di darat. Dampak nyata dari degradasi padang lamun
mengarah pada menurunnya keragaman biota laut sebagai akibat hilang atau menurunnya fungsi
ekologi dari ekosistem ini.

2.7 Solusi Kerusakan Padang Lamun


Karena padang lamun dapat rusak akibat dari aktivitas manusia, bencana alam dan
pembangunan di daerah pantai, metode-metode harus dibuat untuk mengurangi dampak
pembangunan dan penggunaan lamun untuk menstabilkan subtrat. Tindakan rehabilitasi berupa
pembentukan kelembagaan yang mengarah pada strategi pengelolaan komunitas lamun secara
tepat dan terpadu dengan penekanan pada aspek sosial masyarakat, pemberian penyuluhan kepada
masyarakat serta penanaman kembali spesies lamun yang rusak.
Merujuk pada kenyataan bahwa padang lamun mendapat tekanan gangguan utama dari
aktivitas manusia maka untuk rehabilitasinya dapat dilaksanakan melalui dua pendekatan: yakni:
1) rehabilitasi lunak dan 2) rehabilitasi keras.
1) Rehabilitasi lunak
Rehabilitasi lunak lebih menekankan pada pengendalian perilaku manusia. Dengan
cara sebagai hal-hal berikut:
a. Kebijakan dan strategi pengelolaan.
b. Penyadaran masyarakat. Bisa melalui kampanye di media elektronik ataupun lewat
media cetak. Menyebarkan berbagai materi kampanye seperti: poster, sticker, flyer,
booklet, dan lain-lain. Penyadaran dengan pengikut-sertaan tokoh masyarakat

10
(seperti pejabat pemerintah, tokoh agama,) dalam penyebarluasan bahan
penyadaran.
c. Pendidikan.
d. Pengembangan Daerah Pelindungan Padang Lamun (segrass sanctuary) berbasis
masyarakat.
e. Peraturan perundang-undangan.
f. Penegakan hukum dengan konsisten.
2) Rehabilitas keras
Rehabiltasi keras menyangkut kegiatan langsung perbaikan lingkungan di lapangan.
Ini dapat dilaksanakan misalnya dengan rehabilitasi lingkungan atau dengan
transplantasi lamun di lingkungan yang perlu direhabilitasi.
a. Metode Tranplantasi/penanaman lamun
Penanaman lamun yang dikenal dengan "transplantasi" merupakan salah satu cara
untuk memperbaiki atau mengembalikan habitat lamun yang telah mengalami
kerusakan. Cara ini telah banyak dilakukan oleh para ahli di luar negeri. Terdapat
beberapa cara yaitu :
1) Pembibitan/pembenihan; Metode pembenihan atau pembibitan dilakukan
dengan cara menyemaikan biji lamun.
2) Sprig dengan jangkar atau tanpa jangkar; Metode Sprig dilakukan dengan cara
mengambil tumbuhan lamun dan mengikatkannya pada patok atau pada frame
3) Plug; Metode Plug adalah mengambil lamun beserta susbstratnya untuk ditanam
di lokasi yang akan di restorasi.

11
BAB 3

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Padang lamun adalah lamun yang tumbuh membentuk hamparan pada pesisir laut dangkal.
2. Jenis lamun di Indonesia ada 13 jenis, yaitu : Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii,
Cymodocea rotundata, Cymodocea. serrulata, Haludole pinifolia, Halodule uninervis,
Halophila decipiens, Halophila ovalis, Halophila minor, Halophila spinulosa, Syringodium
iseotifolium, Thalassodendron ciliatum, dan Halophila sulawesii.
3. Hewan yang berhabitat di padang lamun adalah berbagai jenis cacing, hewan moluska,
teripang, ketam, udang, bulu babi dan berbagai jenis ikan kecil.
4. Kondisi padang lamun di perairan Indonesia agak kurang sehat.
3.2 Saran
1. Untuk lebih menjaga daerah padang lamun, karena hewan-hewan kecil banyak yang
bergantung hidup di padang lamun.
2. Lebih memperhatikan dan merawat ekosistem padang lamun, karena sekarang ini kondisi
padang lamun di Indonesia rata-rata kurang sehat.

12
DAFTAR PUSTAKA

Ansal, M. dkk. (2017). Struktur Komunitas Padang Lamun di Perairan Kepulauan Waisai
Kabupaten Raja Ampat Papua Barat. Jurnal Ilmu Alam dan Lingkungan 8 (15) (2017) 29 – 37.
Arifin dan Jamaluddin Jompa. (2005). Studi Kondisi Dan Potensi Ekosistem Padang Lamun
Sebagai Daerah Asuhan Biota Laut. Jurnal Ilmu-ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia, Jilid 12,
Nomor 2: 73-79.
Azkab, M. H. (2006). Ada Apa Dengan Lamun. Jakarta; Bidang Sumberdaya Laut, Pusat Penelitian
Oseanografi-LIPI. Volume XXXI, Nomor 3, Halaman 45 – 55.
Direktorat Jenderal pengelolaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan. Ekosistem
padang lamun di Taman Wisata Perairan Kepulauan Anambas. Riau. Loka KKPN Pekanbaru.
Dhewani, Nurul. dkk. (2018). Status Padang Lamun Indonesia 2018 Ver.02. Jakarta : Puslit
Oseanografi – LIPI.
Fortes, M. D. (1990). Seagrasses: A Resource Unknown in the ASEAN Region. Association of
Southeast Asian Nations/United States Coastal Resources Management Project Education Series
6.
Jalaludin, Muzani. dkk. (2020). Padang Lamun Sebagai Ekosistem Penunjang Kehidupan Biota
Laut DiPulau Pramuka, Kepulauan Seribu, Indonesia. Jurnal Geografi Gea, Volume 20,Nomor 1.
Rustam, Agustin. dkk. (2015). Ekosistem Lamun sebagai Bioindikator Lingkungan di P. Lembeh,
Bitung, Sulawesi Utara. Jurnal Biologi Indonesia, 11 (2): 233-241.
Tangke, Umar. (2010). Ekosistem Padang Lamun. Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan
UMMU-Ternate). Volume 3 Edisi 1.

13

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai