Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

WAWASAN KEMARITIMAN
“Lingkungan Maritim”

DOSEN PENGAMPU

Wa Ode Reni, S.Pd.,MH

OLEH

NAMA : NURHIDAYA

NIM : A1I1 19 009

KELAS : A

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan hikmah serta hidayah -
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah inii.Makalah ini di susun
dengan tujuan untuk memenuhi tugas Wawasan Kemaritiman.

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, masih banyak
terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan makalah ini.Mulai dari
pemilihan kata, susunan kalimat hingga pada pembahasan yang mungkin
masih sangat rancumaka dari itu saya mengharapkan kritik dan saran yang
konstruktif dari Ibu Dosen demi kemudahan di kemudian hari.

Terima kasih dan semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi kita
semua.Aamiin.

Kendari ,23 Maret 2020

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………..

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………………

1. Latar Belakang..........................................................................
2. Rumusan Masalah……………………………………………………………………….
3. Tujuan………………………………………………………………………………………….
4. Manfaat……………………………………………………………………………………….

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………………

1. Ekosistem Di Laut……………………………………………………………………..
2. Pencemaran Laut……………………………………………………………………….
3. Desructive Fishing……………………….………………………………………………
4. Lumpur Lapindo Merusak Ekosistem Pesisir………………………………..
5. Sedot pasir laut ancaman ekosistem laut……………………………………
6. Pipa Dan Kabel Baah Laut Perlu Di Tata………………………………………

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………………….

A. Kesimpulan………………………………………………………………………………

B. Saran………………………………………………………………………………………..
BAB I

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

Sesungguhnya sejak zaman Kerajaan Sriwijaya dab Majapahit, bangsa


Indonesia merupakan bangsa berjiwa bahari yang memiliki filosofi ‘hidup
dengan dan dari laut’. Pada zaman kedua kerajaan tersebut, kebudayaan
maritime dan arus perdagangan di laut mengalami perkembangan yang sangat
pesat.Hal ini dilaksanakan juga oleh Belanda yang menjajah dan menguasai
bumi nusantara.Para penjajah, selalu mengutamakan ambisinyadengan
memperluas perdagangan rempah-rempah dari hasil pertanian yang ketika
yang dikirim melalui armada laut ke negaranya.Hanya penjajah yang memiliki
kewenangan mengendalikan laut, sedangkn bangsa kita tidak di perkenankan
mendalami ilmu-ilmu kelautan.Berbagai upaya di lakukan oleh penjajah untuk
menghilangkan keterampilan bahari agar dapat melunturkan jiwa dan visi
maritim bangsa Indonesia saat itu.

Setelah era kemerdekaan, bngsa Indonesia mulai menata kembali untuk bisa
mengembalikan jiwa kebaharian dan melaksanakan pembangunan kelautan,
meskipun belum maksimal. Hal ini di dasarkan pada kesadaran akan ancaman
yang mungkin timbul karena faktanya wilayah laut merupakan wilayah
terbuka, maka dengan leluasa kekayaan laut Indonesia berpotensi untuk
dimanfaatkan bangsa lain tanpa ada kemampuan untuk melindungunya.

2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Ekosistem Di Laut?


2. Bagaimana Pencemaran Laut?
3. Bagainama Destructive Fishing?
4. Bagaimana Lumpur Lapindo Merusak Ekosistem Pesisir?
5. Bagaimana Sedot Pasir Laut Ancaman Ekosistem Laut?
6. Bagaimana Sedot Pasir Laut Ancaman Pesisir Laut?
3. tujuan

1. Untuk mengetahui ekosistem di laut


2. Untuk mengetahui pencemaran laut
3. Untuk mengetahui destructive fishing
4. Untuk mengetahui lumpur lapindo merusak ekonomi pesisir
5. Untuk mengetahui sedot pasir laut ncaman ekosistem laut
6. Untuk mengetahui sedot pasir laut ancaman pesisir laut
BAB II

PEMBAHASAN
1. Ekosistem Di Laut

Salah satu dari potensi tersebut atau sumberdaya hayati yang tak ternilai
harganya dari segi ekonomi atau ekologinya adalah sumberdaya terumbu
karang dan jika kaitkan dengan pengembangan wisata bahari, maka
keberadaan biota laut yang satu jelas mempunyai andil yang sangat
besar.Karena, keberadaannya sangat penting dalam pengembangan berbagai
sektor termasuk sektor pariwisata.

Ini dikarenakan kehidupan terumbu karang didasari oleh hubungan saling


tergantung antara ribuan makhluk.Rantai makanan adalah salah satu dari
bentuk hubungan tersebut. Tidak cuma itu proses terciptanya pun tidak
mudah. Terumbu karang membutuhkan waktu berjuta tahun hingga dapat
tercipta secara utuh dan indah.

Selain itu, overfishing juga dinilai mengancam sumber daya ikan di lautan. Di
mana jika terus menerus dieksploitasi akan berdampak berkurangnya, bahkan
punahnya ikan-ikan jenis tertentu.

a. Ekosistem Padang Lamun


Ekosistem padang lamum atau seagrass mempunyai peran penting
sebagai habitatikandanberbagaibiotala lautlainnya.Berbaga ijenis ikan
yang bernilai ekonomi penting menjadikan padang lamun sebagai
tempat mencari makan, berlindung, bertelur, memijah dan sebagai
daerah asuhan. Dalam perkembangannya banyak padang lamun yang
telah mengalami gangguan atau kerusakan karena gangguan alam
ataupun karena aktivitas manusia.
Padang lamun di Indonesia memiliki luas sekitar 30.000 kmpersegi yang
dihuni oleh 13 jenis lamun. Suatu padang lamun dapat terdiri dari
vegetasi tunggal yakni tersusun dari satu jenis lamun saja ataupun
vegetasi campuran yang terdiri dari berbagai jenis lamun. Di setiap
padang lamun hidup berbagai biota lainnya yang berasosiasi dengan
lamun, yang keseluruhannya terkait dalam satu rangkaian fungsi
ekosistem.
b. Pencemaran Dari Kegiatan Di Laut
Pencemaran dari kegiatan di laut dapat terjadi misalnya pada
tumpahan minyak di laut, baik dari kegiatan perkapalan dan
pelabuhan, pemboran, dan debalasting muatan kapal tanker.

c. Penggunaan Alat Tangkap Tak Ramah Lingkungan


Beberapa alat tangkap ikan yang tak ramah lingkungan dapat
menimbulkan kerusakan pada padang lamun seperti pukat harimau
yang mengeruk dasar laut. Penggunaanbom dan racun sianida juga
ditengarai menimbulkan kerusakan padang lamun. Di Lombok Timur
dilaporkan kegiatan perikanan dengan bom dan racun yang
menyebabkan berkurangnya kerapatan dan luas tutupan lamun.
Di Papua Barat, penebangan dan pertambangan merupakan
ancaman yang signifikan untuk padang lamun dan habitat laut lainnya.
Misalnya, di Teluk Cendrawasih Taman Nasional Laut, di Papua Barat,
duyung jarang ditemukan karena sebagian besar habitat mereka telah
dihancurkan oleh deforestasi yang disebabkan sedimentasi. Di Sulawesi
utara, terdapat pembangunan hotel dan pusat perbelanjaan pada
wilayah pesisir kota Manado. Hal ini tentu saja memiliki dampak
negatif terhadap pertumbuhan padang lamun yang terdapat pada
Taman Nasional Laut Pulau Bunaken.
Rosette menuturkan, Penemuan padang lamun yang menjadi
habitat duyung di perairan Kotawaringin Barat tersebut diawali dari
serangkaian penelitian dan penyelaman oleh Tim. Konsorsium Ir{fia
Bahari sejak tahun 2003 hingga 2007.

d. Ekosistem Mangrove
Mangrove adalah vegetasi hutan yang tumbuh dan dipengaruhi oleh
pasang surut air laut, sehingga lantainya selalu tergenang
air.Tumbuhan mangrove bersifat unik karena merupakan gabungan
dari ciri-ciri tumbuhan yang hidup di darat dan di laut.
Hutan mangrove Indonesia merupakan hutan mangrove terluas di
dunia. Luas ekosistem mangrove di Indonesia mencapai 75 persen dari
total mangrove di Asia Tenggara atau sekitar 27 persen dari luas
mangrove di dunia. Kekhasan ekosistem mangrove Indonesia adalah
memiliki keragaman jenis yang tertinggi di dunia.

e. Perusak Hutan Mangrove Dapat Di Jerat Hukum


Berdasarkan data LSM Wahana Lingkungan Hidup (WALHI), hutan
mangrove di lndonesia yang terus mengalami kerusakan seperti di
Aceh 50.000 ha, Sumatera Utara 60.000 ha, Riau 95.000 ha, Sumatera
Selatan 195.000 ha, Sulawesi Selatan 24.000 ha, Sulawesi Tenggara
29.000 ha, Kalimantan Timur 150.000 ha Kalimantan Selatan 15.000ha,
Kalimantan Tengah 10.000 ha, Kalimanta Barat 40.000 ha,Jawa Barat
20.400 ha Jawa Tengah 14.041 ha, Jawa Timur 6.000 ha, Nusa Tenggara
3.678ha, Maluku 100.000 ha, dan Irian Jaya 2.934.000 ha. Total
kerusakan hutan mangrove di Indonesia 3.806.119 ha.
Direktur Eksekutif Walhi Riau, HariansyahUsmanmengungkapkan,
hampir sebagianbesar hutan mangrove (bakau) di Riau mengalami
kerusakan sangat parah. Kondisi iniluh yang mengakibatkan sejumlah
daerah di provinsi Riau mengalami abrasi.Kondisi paling parah terjadi di
Kepulauan Meranti, sekitar 60 persen hutan mangrove di kawasan ini
hancur akibat pembabatan yang dilakukan tanpa memikirkan dampak
lingkungan.

2. Pencemaran Laut

Pencemaran laut merupakan suatu peristiwa masukrya material pencemar


seperti partikel kimia, limbah industri, limbah pertanian dan perumahan di
dalam laut, yang bisa merusak lingkungan laut.Material berbahaya tersebut
memiliki dampak yang bermacam-macam dalam perairan.Ada yang
berdampak langsunp maupun tidak langsung.

Salah satu penyebab Pencemaran laut adalah kapal yang dapat mencemari
sungai dan samudera dalam banyak cara.Misalnya melalui tumpahan minyak,
air penyaring dan residu bahan bakar.Polusi dari kapal dapat mencemari
pelabuhan, sungai dan lautan.Kapal juga membuat polusi suara yang
mengganggu kehidupan organisme perairan, dan air dari balast tank yang bisa
mempengaruhi suhu air sehingga menganggu kenyamanan organisme yang
hidup dalam air.

a) Pencemaran Laut Indonesia Memprihatinkan


Tingkat pencemaran lingkungan laut Indonesia masih tinggi, ditandai
antara lain denganterjadinya eutrofikasi atau meningkatnya jumlah
nutrisi disebabkan oleh polutan.
secara umum, kerugian secara ekonomi akibat dari red tide ini, adalah
tangkapan nelayan yang menurun drastis gagal panen para petambak
udang dan bandeng serta berkurangnya wisatawan karena pantai
menjadi kotor dan bau oleh bangkai ikan. Efek terjadinya red tide juga
ditunjukkan Penurunan kadar oksigen serta meningkatnya kadar toksin
yang menyebabkan matinya biota laut penurunan kualitas air, serta
tentunya menganggu kestabilan populasi organisme laut.

b) Minyak Di Laut Antara Energi Dan Pencemaran


Minyak menjadi Pencemar laut nomor satu di dunia.Sebagian
diakibatkan aktivitas pengeboran minyak dan industry.Separuh lebih
disebabkan pelayaran serta kecelakaan kapal tanker.wilayah Indonesia
sebagai jalur kapal internasional Pun rawan Pencemaran limbah
minyak.
Limbah minyak sangat berpengaruh terhadap kerusakan ekosistem
laut, mulai dari terumbu karang, mangrove sampai dengan biota air.
baik yang bersifat lethal (mematikan) maupun sublethal (menghambat
pertumbuhan, reproduksi dan proses fisiologis lainnya).Hal ini karena
adanya senyawa hidrokarbon yang terkandung dalam minyak bumi,
yang memiliki komponen senyawa kompleks, sepertibenzene, toluena
ethilbenzena, dan isomer xylena (BTEX).Senyawa tersebut
bempengaruhi besar terhadap Pencemaran.
Kementerian Kelautan dan Kementerian Lingkuhan Hidup (KLH),
Kementerian Perindustrian dan Perdagangan, DKP, TNI AL, Pertamina
dan pemerintah daerah. Mereka menjadi ujung tombak dalam
pencegahan dan penanggulangan polusi laut.Banyak kasus-kasus
seperti ini hanya menjadi catatan pemerintah tanpa penanggulangan
tuntas.

c) Awal Pencemaran Minyak Di Laut


Sejak peluncuran kapal pengangkut minyak pertama Gluckauf pada
1885, dan penggunaan pertama mesin diesel kapal (tiga tahun
kemudian), fenomena pencemaran laut oleh minyak muncul.Sebelum
perang Dunia II sudah ada usaha-usaha untuk membuat peraturan
mengenai pencegahan dan penanggulanganpencemaran laut.Namun,
baru terpikirkan setelah terbentuk International Maritime Organization
(IMO) dari Badan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) pada 1948.
d) Pencemaran Minyak Di Laut Timor
Kasus terbesar di Indonesia akibat Pencemaran minyak terjadi di Laut
Timor akibat meledaknya sumur minyak Montara milik PT TEP
Australasia.Ironisnya, pemerintah tidak bisa memberikan angka valid
terhadap kerugian yang diakibatkan oleh Pencemaran minyak Montara
tersebut.Klaim Freddy Numberi (kala itu) sebagai ketua Timnas
PKDTML pun dipertanyakan.
Seharusnya pemerintah melakukan kajian ilmiah secara komprehensif
dan menyeluruh di Laut Timor agar Proses klaim ke pihak
Pencamardisertai bukti-bukti ilmiah akurat. Tak heran, Yayasan Peduli
Timor Barat (YPTB) dengan tegas menolak rencana PTTEP Australasia,
perusahaan minyak Australia, untuk memberikan ganti rugi 5 juta dolar
AS atau Rp 45 miliar bagi para nelayan dan petani rumput laut di Timor
Barat Nusa Tenggara Timur (NTT).

e) Teluk Jakarta Merintih Tertindih Polutan


Ribuan jenis ikan mati terdampar di bibir pantai Taruma Jaya
Kabupaten Bekasi.Ikan-ikan itu mati akibat zat kimia pabrik industri
yang membuang limbah ke laut.Pencemaran di laut akibat adanya
pembuangan limbah industri dari wilayahJakarta dan Bekasi. Tentu saja
pemandangan itu sangat mengerikan dan mengkhawatirkan bagi
nelayan, karena sudah tiga bulan para nelayan pesisir ]akarta
berkurang hasil tangkapannya.
Dari 13 muara sungai yang berhulu di Teluk Jakarta, setiap hari
menumpuk 161 ton sampah yang memenuhi area seluas 514 kilomter
persegi.Tercatat ada 161 ton sampah yang berasal dari 13 muara
sungai mengalir ke Teluk Jakarta perharinya.Berdasarkan data yang
ada, saat ini teluk Jakarta dipenuhi sampah hingga 161 ton per hari
yang memenuhi area seluas 514 kilometer persegi. Kadar COD
(Chemical Oxygen Demand) dan BOD (Biological Oxygen Demand) juga
masih tinggi Selain cara sembunyi ada industri yang menggelontorkan
limbahnya langsung ke laut.
f) Telik Jakarta Paling Kotor Di Dunia
Perairan Teluk Jakarta termasuk paling kotor di dunia.Penyebab
kekotoran ini sebagian besar atau sekitar 80 persen berasal dari
daratan, terutama akibat sampah dan limbah cair yang mengalir
melalui 13 sungai ke teluk. Pencemaran yang berasal dari daratan atau
land-based pollution menyumbang 80 persen terhadap pencemaran
perairan teluk, baik akibat bahanorganik, bahan berbahaya dan
beracun (B3), seperti logam dan pestisida, pencemaran minyak dan
sedimen pencemaran organisme patogen dan eksotik, serta detergen.
Tercatat sebanyak 13 sungai besar yang bermuara ke Teluk Jakarta
mulai dari Sungai kamal hingga Cakung memiliki andil.Mereka menjadi
saluran timbah gratis bagi sekitar 20 juta warga Jakarta, Bogor,
Tangerang, dan Bekasi.Ditambah pula sekitar 1.600 perusahaan yang
juga menggelontorkan limbah cairnya ke suilgai.
Menurut data resmi Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup (BPLHD)
Jakarta disebutkanbahwaperairanTeluk Jakarta sudah tak layak lagi
untuk wisata bahari dan kehidupan biota laut.Alasannya teluk Jakarta
telcemar kandungan nitraT, amoniak, dan fosfat sudah melebihi
ambang batas.Bahkan Pencemaran sUdah mencapai Kepulauan Seribu.
Menurut catatan, dalam kurun 10 tahun terakhir ini di kedua
kawasan tersebut memikul beban polusi akibat banyaknya sampah dan
limbah yang 90 persennya berasal dari Jakarta, Bogor, Depok,
Tangerang, dan Bekasi.Setiap hari tidak kurang dari 14 ribu meter kubik
sampah masuk ke kedua wilayah perairan diserambi DKI Jakarta itu.
Akibatnya, Teluk Jakarta dan Kepulauan Seribu kini mirip tempat
pembuangan sampah raksasa.

3. Destructive Fishing

Kegiatan yang umumnya dilakukan nelayan dalam melakukan penangkapan


dan termasuk kedalam kegiatan illegal fishing adalah penggunaan alat tangkap
yang dapat merusak ekosistem seperti kegiatan penangkapan dengan
pemboman penangkapan dengan menggunakan racun serta penggunaan alat
tangkap trawl pada daerah yangkarang.
Kegiatan yang marak dilakukan oleh nelayan adalah dengan menggunakan
obat bius atau bahan beracun lainnya.Bahan beracun yang umum
dipergunakan dalam penangkapan ikan dengan pembiusan seperti sodium
atau potassium sianida.Seiring dengan meningkatnya permintaan konsumen
terhadap ikan hias dan hidup memicu nelayan untuk melakukan kegiatan
penangkapan yang merusak dengan menggunakan racun sianida.Kegiatan ini
umum dilakukan oleh nelayan untuk memperoleh ikan hidup.

Selain itu penangkapan dengan cara ini dapat menyebabkan kepunahan jenis-
jenis ikan karang tertentu. Racun tersebut dapat menyebabkan ikan besar dan
kecil menjadi mabuk dan mati.Di samping mematikan ikanikan yang ada, sisa
racun dapat menimbulkan dampak negatif bagi kehidupan terumbu karang,
yang ditandai dengan perubahan warna karang yang berwarna warni menjadi
putih yang lama kelamaan karang menjadi mati.

Cara kerjanya alat tangkap ditarik oleh kapal yang mana menyapu ke dasar
perairan.Akibat penggunaan pukat harimau secara terus menerus
menyebabkan kepunahan terhadap berbagai jenis sumber daya perikanan.Hal
ini dikarenakan ikan-ikan kecil yangbelum memijah tertangkap oleh alat ini
sehingga tidak memiliki kesempatan untuk memijah dan memperbanyak
spesiesnya.Selain hal tersebut dampak yang ditimbulkan oleh penggunaan alat
tangkap ini pada daerah karang adalah rusaknya terumbu karang akibat
tersangkut ataupun terbawa jaring.

4. Lumpur Lapindo MerusakEkosistem Pesisir

Semburan lumpur Lapindo di Kecamatan Porong, Sidoarjo, Jawa Timur, yang


sudah berlangsung hampir 5 tahun dengan volume diperkirakan sebesar
80.000-100.000 meter kubik menyajikan kekhawatiran di tengah-tengah
masyarakat Porong. Lumpur Panas Lapindo yang dibuang ke laut melalui
sungai Porong, mengganggu ekosistem laut dan merusak hutan mangrove.

Perikanan tambak merupakan unggulan Kabupaten Sidoarjo kawasan dengan


luasan tambak organik terbesar di Indonesia. Sekitar 30 persen ekspor udang
Indonesia berasal dari tambak Sudoarjo dengan nilai produksi sekitar Rp 800
miliar per tahun. Dalam pada itu Sungai Poronpg merupakan sumber
pengairanlebih dari 4.000 hektar tambak di Kecamatan Jabon, Sidoarjo.
Buangan lumpur Lapindo ini akan masuk dan merusak tambak, serta meracuni
udang dan ikan di dalamnya.

Machfud 52 tahun adalah bagian dari pemilik tambak seluas 7,5 hektar.
Bapak tiga putra ini berharap bisa mencukupi kebutuhan hidupnya melalui
budidaya tambak. Pasalnya warga RT 16/RW 5 Dusun Pandansari Desa Kedung
Pandan, Kecamatan Jabon, Sidoarjo ini memperoleh penghasilan berkisar
Rp60-70 juta per panen.

5. Sedot Pasir Laut Ancaman Ekosistem Laut

Pulau kecil yang tenang dan indah tiba-tiba menjadi hiruk pikuk suara gemuruh
kapal-kapal keruk.Kapal tersebut dengan serakahnya menyedot pasir, benda
mati dan seluruh mahkluk hidup yang ada di dalamnya.Semua diangkut ke
kapal tongkang yang sudah menunggu "lapar".

Dampak jangka panjang yang ditimbulkan dari kegiatan Penambangan pasir


adalah hilangnya pulau-pulau kecil.Hal tersebut bisa mengubah sistem
perairan laut di Indonesia.Salah satu pulau kecil dari ribuan pulau yang hampir
tenggelam adalah Pulau Nipah.Pulau tak berpenghuni di Provinisi Kepulauan
Riau itu sangat penting perannya.Karena pulau tersebut merupakan tanda dari
batas kontinen negara Indonesia dengan Singapura.

Pengerukan pasir laut juga menyebabkan abrasi pantai.Wilayah Indonesia


terus berkurang menyusul masuknya air laut ke daratan.Untuk mengatasi
masalah tersebut, sebaiknya para penegak hukum danpemberi perizinan
memberantas, sertamenindak tegaspelaku penambangan pasir.Jangan mudah
memberi perizinan. Sebaiknya kaji dulu dampak lingkungan yang akan terjadi
ke depan.

6. Pipa Dan Kabel Bawah Laut Harus Di Tata

Pengamat bidang kelautan, Dietriech G. Bengen mengemukakan, jikatadak ada


penataan dalam penempatan pipa dan kabel bawah laut akan terjadi tabrakan
dengan alur lain. Kondisi ini terjadi karena belum adanya aturan hukum
tentang penataan ruang di pesisir.
Menurutrya sejak Undang-Undang No 27/2007 muncul, dalam perencanaan
pembangunan terdapat hirarki yaitu rencana strategis, rencana zonasi,
rencana pengelolaan dan rencana aksi.Satu-satunyayang berkaitan dengan
penataan ruang di pesisir, adalah rencana zonasi.Meliputi, zona kawasan
pemanfaatan umum, zona kawasan konservasi, zona strategis kawasan
tertentu dan zona alur.Penempatan pipa dan sejenisnya seharusnya
ditempatkan di zona alur.

Dietriech menegaskan, agar Permasalahan ini segera mendapatkan perhatian


serius dari pemerintah.Sebab, Penempatan kabel dan pipa sangat penting
untuk kelangsungan hidup masyarakat sekitar. Jika tidak dikelola dengan baik,
masyarakat akan tergangu, yang tentu memberikan dampak ekonomi besar,
karena harus melakukan penataan ulang. Pertimbangan faktor anggaran
menjadi penunjang ketidaksesuaian pembangunan alur pipa dan kabel.Karena
alasan penempatan pipa dan kabel butuh anggaran yang sangat besar, mereka
mengambil jalan pintas. Padahal, jika pekerjaan itu tidak optimal akan
membawa kerugian lebih besar.
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

1. Ekosistem adalah sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan


timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan
lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan
kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur
lingkungan hidup yang salng memengaruhi.
2. Beberapa masalah pencemaran di laut yaitu: Pencemaran minyak,
Pencemaran logam berat, Sampah, Pestisida, Limbah Industri dan
Domestic.

B. Saran

Wilayah Maritim Indonesia sangatlah luas untuk itu marilah kita manfaatkan
dengan sebaik mungkin dan menjaganya jangan sampai Wilayah Maritim
Indonesia menjadi tercemar untuk itu perlu adanya kesadaran dari Warga
Indonesia untuk bekerja sama menjaga kelestarian biota dalam laut kita.

Anda mungkin juga menyukai