“LIFTOSIN”
(Lilin Febris Artocarpus altilis Linn)
Disusun oleh;
September 8, 2022 i
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seperti yang kita semua ketahui, kasus DBD (Demam Berdarah Dengue) di
Indonesia kian meningkat. Penyakit dbd ini disebabkan oleh nyamuk aedes aegypti
yang dapat berkembang biak dimanapun dengan catatan terdapat genangan air yang
bersih untuk mereka berkembang biak atau menetaskan telurnya. Beberapa faktor
yang mempengaruhi nyamuk betina memilih tempat untuk bertelur adalah,
temperatur, pH, kadar ammonia, ntrat, sulfat serta kelembapan dan biasanya
nyamuk memilih tempat yang letaknya tidak terpapar matahari secara langsung
(Oleymi et, al.,2011). Selain itu, curah hujan yang tinggi juga menyebabkan
semakin mudahnya nyamuk untuk berkembang biak maka dari itu kasus dbd
semakin meningkat setiap tahunnya yang dimana hal tersebut tentu membahayakan
kesehatan setiap masyarakat, seperti yang kita ketahui penyakit yang disebabkan
oleh nyamuk aedes aegypti ini dapat menyebabkan kematian.
World Health Organizaton (WHO) mengatakan bahwa jumlah kasus demam
berdarah yang dilaporkan meningkat lebih dari 8 kali lipat selama 4 tahun terakhir,
dari 505.000 kasus meningkat menjadi 4,2 juta pada tahun 2019. Jumlah angka
kematian yang dilaporkan juga mengalami peningkatan dari 960 menjadi 4032
selama 2015. Kemenkes menyebutkan bahwa kasus DBD di Indonesia pada tahun
2020 mencapai 71.700 kasus . Disebutkan juga bahwa terdapat 10 provinsi di
Indonesia yang memiliki kasus dbd terbanyak, yaitu Jawa Barat, Bali, Jawa Timur,
NTT, Lampung, Dki Jakarta, NTB, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Riau. Selain itu
pada tahun 2022, kemenkes menyebutkan bahwa kasus dbd yang terjadi sejauh ini
mencapai 45.387 kasus dalam waktu 22 minggu dengan kasus kematian akibat dbd
sebanyak 432 kasus dan Bali masih menjadi salah satu provinsi yang memiliki
kasus dbd tertinggi di Indonesia. Dengan banyaknya kasus dbd yang terjadi tentu
menimbulkan kekhawatiran pada kesehatan masyarakat di Indonesia.
Dengan kondisi tersebut adapun solusi yang dapat memecahkan masalah
penyakit dbd, yaitu dengan kita memanfaatkan limbah bunga kluwih. Salah satu
fenomena yang menarik yaitu masyarakat pedesaan di daerah Sukabumi
memanfaatkan bunga jantan kluwih sebagai anti nyamuk. Proses pengolahan yang
dilakukan oleh masyarakat cukup sederhana, yaitu dengan mengeringkannya,
setelah itu dibakar pada saat pemakaian seperti anti nyamuk bakar pada umumnya.
Bunga jantan kluwih sebagai anti nyamuk yang dimanfaatkan masyarakat
Sukabumi ini memiliki keunggulan karena zat aktifnya merupakan produk alami
dan tentunya akan lebih baik daripada bahan kimia buatan. Senyawa alami lebih
mudah terurai dibandingkan dengan senyawa kimia sintetik yang cenderung lebih
resisten jika berada di lingkungan. Bunga jantan kluwih dilaporkan mengandung
senyawa metabolit sekunder dari golongan saponin, polifenol, dan tannin.
Penelitian ini dilakukan untuk menentukan potensi ekstrak bunga jantan kluwih
sebagai pembasmi larva nyamuk Aedes aegypti. Hal ini didasarkan pada bukti
2
empiris bahwa bunga jantan kluwih digunakan sebagai anti nyamuk oleh
masyarakat Sukabumi dan informasi bahwa senyawa. Penelitian ini bertujuan untuk
menentukan aktivitas larvasida dari ekstrak bunga jantan kluwih terhadap larva
nyamuk Aedes aegypti.
Melihat permasalahan ini tentunya kami sebagai mahasiswa sekaligus
generasi muda ingin berpartisipasi dalam menggalakan aksi pemberantasan sarang
nyamuk dengan karya inovasi yang kami persembahakan yaitu mengolah bunga
jantan kluwih “LIFTOSIN”.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu LIFTOSIN?
2. Apa Manfaat dari produk LIFTOSIN?
3. Bagaimana proses pembuatan LIFTOSIN?
C. Tujuan
1. Mengetahui apaa itu LIFTOSIN
2. Mengetahui manfaat dari produk LIFTOSIN
3. Mengetahui proses pembuatan LIFTOSIN
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Menurut Para Ahli
2.1 Bunga Kluwih
Kluwih (Artocarpus communis) merupakan salah satu tanaman yang
banyak ditemukan di Indonesia. Komoditas keluwih telah lama dikenal oleh
masyarakat di Indonesia, hal ini dibuktikan dengan adanya keberagaman bahasa
daerah dari keluwih. Di daerah Bali keluwih disebut dengan timbul, di Bima disebut
dengan istilah kolo, di Sumba disebut kulu, dan di Gorontalo disebut dengan bitina
(Pitojo, 2005).
Bunga jantan kluwih dilaporkan mengandung senyawa metabolit sekunder
dari golongan saponin, polifenol, dan tanin (Depkes, 2008).
Penelitian ini dilakukan untuk menentukan potensi ekstrak bunga jantan
kluwih sebagai pembasmi larva nyamuk Aedes aegypti. Hal ini didasarkan pada
bukti empiris bahwa bunga jantan kluwih digunakan sebagai anti nyamuk oleh
masyarakat Sukabumi dan informasi bahwa senyawa saponin menunjukkan potensi
sebagai insektisidal (Thakur et al. 2004). Penelitian ini bertujuan untuk
menentukan aktivitas larvasida dari ekstrak bunga jantan kluwih terhadap larva
nyamuk Aedes aegypti.
2.2 Lilin
Pada umumnya lilin telah digunakan secara luas sepanjang sejarah tidak
hanya sebagai alat penerang tetapi juga sebagai cara untuk mengatur suasana hati.
Lilin yang dimaksud adalah lilin aromaterapi. Lilin aromaterapi adalah lilin yang
mengandung bahan pewangi yang dapat digunakan sebagai refresing, relaxing dan
menyembuhkan sakit kepala. Tetapi lilin yang kami ciptakan memiliki fungsi
tambahan yang membuat produk lilin ini berbeda dari lilin aromaterapi seperti
biasanya.
B. Pemaparan produk
Liftosin adalah lilin aromaterapi yang memiliki manfaat lain yang dapat
membunuh serangga. Liftosin dapat digunakan untuk berbagai tujuan, termasuk
menghilangkan stres, mengurangi kecemasan, mengatasi insomnia,
mempertahankan konsentrasi, dan bisa juga sebagai pewangi ruangan.
Manfaat lain yang membedakan Liftosin dengan lilin lain adalah dapat membunuh
serangga karena terbuat dari limbah bunga kluwih (Artocarpus altilis Linn) yang
memiliki kandungan kimia flavonoid yang berfungsi sebagai inhibitor kuat
daripada sistem pernapasan serangga dewasa. Zat ini akan mempengaruhi nyamuk
sehingga dapat menyebabkan kematian. Liftosin juga diberi tambahan limbah
bunga jempiring untuk menambah wangi dari lilin ini.
Liftosin ini dapat membuat Anda menjadi sangat nyaman karena tidak hanya
sebagai alat penerang, tetapi dapat memperbaiki suasana hati, sekaligus sebagai
obat nyamuk. Liftosin terapi juga bisa menemani anda saat dalam kesulitan untuk
tidur (insomnia) karena terdapat wangi alami dari bunga kluwih dan jempiring
4
tersebut. Alasan kami memilih untuk menggunakan limbah bunga kluwih dan
limbah bunga jempiring bertujuan sebagai bahan utama pembuatan lilin karena
untuk mengurangi pemakaian bahan kimia dan limbah sehingga memiliki manfaat
kembali.
5
BAB III
TAHAP PELAKSANAAN
A. Bahan dan Alat
1. Lilin
2. Parutan
3. Sumpit
4. Korek Gas
6
5. Jar
6. Sumbu
7. Gelas besi
B. Proses Pembuatan
1. Sampel bunga kluwih dikeringkan dengan cara dijemur di bawah sinar
matahari dengan kurun waktu 1minggu atau hingga kering juga bisa
dikeringkan dengan oven bersuhu 40 derajat celcius hingga mengeras.
Setelah kering sampel dihaluskan.
4. Setelah lilin cair masukan 3 buah bunga jempiring dan sisihkan bunga
jempiring jika suda timbul aroma dari cairan lilin.
DAFTAR PUSTAKA
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-KI.
Badung, 18 September 2022
Ketua/Anggota Tim