Anda di halaman 1dari 35

A.

IDENTITAS
Nama Sekolah : SMK
Mata Pelajaran : Sistem Kopling
Kelas, Semester : XI, Genap
Kurikulum : 2013
Kompetensi Dasar :
1. Mengidentifikasi sistem kopling
2. Memelihara sistem kopling dan komponen-komponenya.
3. Memperbaiki sistem kopling dan komponen-komponennya.

Standar Kompetensi : Memelihara Sistem Kopling

Indikator :

1. Mengidentifikasi unit kopling


2. Memelihara/servis unit kopling dan komponen-komponen sistem
pengoperasian sesuai SOP
3. Memperbaiki sistem kopling dan komponennya sesuai SOP
4. Mengoverhaul sistem kopling dan komponennya sesuai SOP

Alokasi waktu : 2x45menit

B. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Siswa diharapkan mampu melakukan identifikasi terhadap unit
kopling.
2. Siswa diharapkan mampu melakukan pemeliharaan rutin unit
kopling dan komponen-komponennya sesuai SOP.
3. Siswa diharapkan mampu memperbaiki kerusakan yang terjadi
pada unit kopling dan komponennya sesuai dengan SOP.
C. MATERI PEMBELAJARAN
Materi pembelajaran adalah sebuah pengetahuan, keterampilan dan
juga sebuah sikap yang harusnya dimiliki oleh semua peserta didik di
dalam memenuhi standart pembelajaran kompetensi yang telah di
tetapkan.

1
Materi pembelajaran memuat fakta, konsep, prinsip dan prosedur yang
relevan dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan
indikator pencapaian kompetensi.
Berdasarkan indikator guna mencapai kompetensi pada mata pelajaran
sistem kopling materi pembelajaran yang digunakan dibagi menjadi dua,
diantaranya :
1. Materi mengenai sistem kopling dan komponennya serta fungsi
dari sistem kopling pada kendaraan serta fungsi komponen-
komponennya. (Terlampir)
2. Prosedur pemeliharaan dan perbaikan unit kopling beserta
komponen-komponennya. (Terlampir)

Dengan menggunakan materi pembelajaran diatas pamong


berharap agar peserta didik dapat memenuhi kompetensi mengenai sistem
kopling dengan baik serta dapat menerima pembelajaran sesuai dengan
yang sudah ditetapkan oleh pamong.

D. METODE PEMBELAJARAN
Menurut Pupuh Fathurrahman dalam Suyadi (2013: 15) metode
adalah suatu cara atau prosedur yang ditempuh guru untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran merupakan suatu cara yang
sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis yang dilakukan
oleh seorang guru agar terjadi proses belajar pada diri siswa untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
Metode pembelajaran merupakan seperangkat komponen yang
telah dikombinasikan secara optimal untuk kualitas pembelajaran (Riyanto
dalam Taniredja, 2012: 1).
Menurut Ahmadi (1997: 52) metode pembelajaran adalah suatu
pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh guru
atau instruktur.

2
Sedangkan Menurut Gagne, Briggs, dan wagner dalam Udin S.
Winataputra (2008) berpendapat bahawa metode pembelajaran adalah
serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya
proses belajar pada siswa.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli diatas mengenai pengertian


metode pembelajaran, maka dapat saya simpulkan pengertian metode
pembelajaran adalah suatu cara yang sudah disusun sedemikian rupa oleh
guru yang berpedoman pada indikator dan kompetensi yang sudah
ditetapkan sehingga tujuan pembelajaran tercapai.

Metode yang dipilih harus metode yang tepat untuk menunjang


proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran sistem kopling, kegiatan
pembelajaran memiliki pola memberikan materi tentang sistem kopling
dan memberikan pengarahan dalam kegiatan praktek memelihara unit
kopling dan komponen-komponennya. Jika melihat pola kegiatan belajar
tersebut metode yang tepat untuk menunjang kegiatan pembelajaran yakni
metode ceramah dan metode demonstrasi.

Metode ceramaha adalah metode pembelajaran dengan cara guru


menjelaskan langsung secara lisan mengenai bahan pembelajaran kepada
sekelpompok siswa dengan tujuan siswa mendapat informasi.

Metode demonstrasi adalah metode pembelajaran dengan cara


memberikan penjelasan tentang sesutau yang disertai dengan peragaan
yang berkaitan dengan sesuatu yang dijelaskan.

Metode ceramah dalam pembelajaran sistem kopling adalah


metode pembelajaran dengan cara guru menjelaskan tentang materi sistem
kopling sebagai pengantar siswa sebelum siswa melakukan praktek dengan
dibantu media pembelajaran agar siswa dapat dengan mudah memahami.

Metode demonstrasi dalam pembelajaran sistem kopling adalah


metode pembelajaran dengan guru cara memberikan penjelasan tentang

3
apa itu sistem kopling dan menjelaskan tentang bagaimana melakukan
praktek pemeliharaan unit kopling dan komponen-komponennya yang
disertai dengan peragaan oleh guru yang dibantu dengan media
pembelajaran.

Berikut penerapan guru dalam menggunakan metode dalam


pelaksanaan pembelajaran :

Agenda Pembelajaran :

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Metode Waktu


Pendahuluan 1. Menyiapkan peserta Ceramah 10
didik secara psikis dan menit
fisik untuk mengikuti
proses pembelajaran
dengan memberikan
salam dan berdoa.
2. Guru menjelaskan
kompetensi yang akan
dicapai.
3. Guru memotivasi
siswa pentingnya
mempelajari sistem
kopling dan
pemeliharaannya.
4. Guru mengkaitkan
mata pelajaran sistem
kopling dengan mata
pelajaran lain dan
menjelaskan
manfaatnya bagi
kehidupan siswa

4
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Metode Waktu
kelak.
Inti 1. Guru menunjukkan Demonstrasi 70
unit kopling kepada menit
siswa.
2. Guru menunjukkan
alat-alat yang
digunakan.
3. Guru
mendemonstrasikan
mengenai sistem
kopling dengan
peragaan
menggunakan unit
kopling.
Penutup 1. Guru mengevaluasi Ceramah 10
kembali materi yang menit
sudah dijelaskan.
2. Guru menjelaskan
kesimpulan materi
yang dijelakan dan
membuat tugas untuk
siswa agar digunakan
sebagai sarana belajar.
3. Guru memberikan
motivasi kepada siswa
untuk lebih aktif lagi.

Melalui metode demonstrasi dengan penjelasan yang disertai


dengan peragaan, maka pesan/materi yang bersifat realistik dan praktik

5
akan disajikan. Karena siswa dapat mendengarkan sekaligus melihat
secara langsung apa itu sistem kopling dan bagaimana pemeliharaan unit
kopling dan komponen-komponennya sebelum melakukannya sendiri
secara langsung sehingga mudah memahami materi yang dijelaskan oleh
guru. Karena apa saja yang dilakukan secara langsung akan lebih mudah
untuk di ingat kembali. Dengan begitu indikator terpenuhi dan standar
kompetensi tercapai dengan baik.

E. MEDIA PEMBELAJARAN
Media pembelajaran sebagai penerapan ilmiah tentang proses
belajar pada manusia dalam tugas prkatis belajar mengajar.(Heinich,
Molenida dan Russel:1993)
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk
menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian
dan kemauan si belajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses
belajar. (Miarso:2004)
Media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa
yang dapat memberikan rangsangan untuk belajar.(Ali:1992)
Media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta
merangsang siswa untuk belajar seperti film, buku dan kaset. (Arif S.
Sadirman:1984)
Berdasarkan pendapat beberapa ahli diatas, mengenai pengertian
media pembelajaran, maka dapat saya simpulkan pengertian media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan guna melengkapi
metode yang diterapkan agar siswa dapat dengan lebih mudah memahami
materi pembelajaran.
Jenis media pembelajaran menurut Herry (2007:6.31) ada 3 jenis
media yang dapat dikembangkan dan digunakan dalam kegiatan
pembelajaran oleh guru disekolah yaitu :
1. Media visual adalah media yang hanya dapat dilihat dengan
menggunakan indra penglihatan terdiri atas media yang dapat

6
diproyeksikan (projekted visual) dan media yang tidak dapat
diproyeksikan (nonprojekted visual).
2. Media audio adalah media yang mengandung pesan dalam bentuk
auditif yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan
kemauan para siswa untuk mempelajari bahan ajar dan jenisnya.
3. Media audio visual merupakan kombinasi dari media audio dan
media audio visual atau media pandangan dengar.

Sedangkan menurut Heinich and Molenda (2009) terdapat enam


jenis dasar dari media pembelajaran, yaitu :

1. Teks. Merupakan elemen dasar dalam menyampaikan suatu


informasi yang mempunyai berbagai jenis dan bentuk tulisan yang
berupaya memberi daya tarik dalam penyampaian informasi.
2. Media audio. Membantu menyampaikan maklumat dengan lebih
berkesan dan membantu meningkatkan daya tarikan terhadap
sesuatu persembahan. Jenis audio termasuk suara latar, musik atau
rekaman suara dan lainnya.
3. Media visual. Media yang dapat memberikan rangsangan-
rangsangan visual seperti gambar, sketsa, diagram, bagan, grafik,
kartun, poster, papan buletin dan lainnya.
4. Media proyeksi gerak. Termasuk didalamnya benda benda tiga
dimensi yang dapat disentuh dan diraba oleh siswa. Media ini
dibuat untuk mengatasi keterbatsan baik obyek maupun situasi
sehinnga proses pembelajaran tetap berjalan dengan baik.
5. Manusia. Termasuk di dalamnya guru, siswa atau pakar/ahli di
bidang/materi tertentu.

Berdasarkan pendapat kedua ahli diatas mengenai jenis-jenis media


pembelajaran, terdapat media yang cocok digunakan dalam proses
pembelajaran sistem kopling, yakni media audio visual yang dapat

7
diproyeksikan dan didengar serta media proyeksi gerak yang dapat
langsung disentuh dan diraba.

Melalui media audio visual yang dapat diproyeksikan guru dalam


menyampaikan bahan pembelajaran dengan menggunakan metode
cerramah lebih mudah dalam penyampaiannya dan terkesan tidak
membosankan sehingga dapat lebih cepat dan lebih mudah memahami
bahan pembelajaran.

Pada saat guru mendemonstrasikan materi mengenai apa itu sistem


kopling dan cara kerja sistem kopling dapat menggunakan media proyeksi
gerak yang dapat diproyeksikan dengan cara menggunakan unit kopling
yang dapat bergerak sehingga siswa akan lebih mudah memahami
dibandingkan guru hanya berceramah didepan kelas saja sehingga dengan
begitu tujuan pembelajaran akan mudah tercapai karena siswa tidak akan
cepat bosan dan membuat siswa lebih aktif.

Sedangkan pada saat guru mendemonstrasikan cara pemeliharaan


dan perbaikan unit kopling dan komponen-komponennya menggunakan
media proyeksi gerak stand unit kopling yang ditambah tool box.

F. SUMBER INFORMASI (DAFTAR PUSTAKA)


1. New step 1
2. Buku praktek untuk stm otomotif PT. Toyota-Astra Motor
3. Pedoman reparasi mesin seri k PT. Toyota-Astra Motor

8
LAMPIRAN :

A. Fungsi System

Secara umum, Kopling adalah alat yang digunakan untuk menyambung


dua poros yang didalam perangkat mobil adalah poros penggerak dan poros
pemindah daya atau dari putaran engine (mesin) ke transmisi.

B. Syarat-syarat kopling :
1. Mampu memutuskan dan menghubungkan putaran mesin ke
transmisi dengan lembut.
2. Setelah terhubung, kopling dapat memindahkan seluruh daya
secara penuh (100%) tanpa slip.
3. Waktu terputus dan terhubungnya putaran dapat berlangsung
dengan relatif cepat.
C. Komponen-komponen kopling:
1. Tutup kopling (cluth cover).
2. Pelat kopling.
3. Disc clutch
4. Presure plate
5. Strap
6. Retraxing spring
7. Diafragma spring
D. Nama komponen dan fungsinya
1. Clutch cover berfungsi sebagai tempat utama pada sistem kopling
manual yang dimana didalamnya terdapat komponen-komponen
lainnya yang mendukung kerja kopling lebih sempurna, selain itu
clutch cover menghimpit disc plate dengan fly wheel supaya putaran
disc plate dengan fly wheel berrotasi bersama saat pedal kopling tidak
diinjak.

9
2. Diafragma spring berfungsi menekan dan menarik presure plate pada
clucth cover, saat pedal kopling diinjak gaya dari pedal sampai pada
diafragma spring dengan serangkaian komponen pendukung dan
diafragma spring menarik presure plate supaya tidak menekan disc
plate dan putaran flywheel dgn disc plate bebas. Begitu sebaliknya saat
pedal kopling dilepas.
3. Disc clutch berfungsi sebagai penerus putaran dan bidang gesek antara
flywheel dengan presure plat dan clutch cover, disc plate bekerja sama
dengan unit clutch cover untuk meneruskan putaran dari flywheel ke
input shaft transmisi.
4. Presure plate berfungsi sebagai bidang gesek pada clucth cover untuk
menghimpit disc clutch dengan flywheel. Presure plate diatur kerjanya
oleh diafragma spring, presure plate berotasi bersamaan dengan clucth
cover.
E. Cara kerja kopling
Cara kerja kopling adalah apabila mesin berputar, dengan
sendirinya roda gila ikut berputar, sedangkan pada roda gaya ini
dipasangkan tutup kopling yang tentunya juga ikut berputar. Dalam hal ini
poros roda gigi atau poros utama persneling belum dapat berputar,
demikian juga dengna plat kopling yang dipasang dengan perantaraan
suatu alur pada poros tersebut yang memungkinkannya bergerak sepanjang
poros persneling. Selanjutnya, apabila kita ingin menggerakkan roda, hal
ini dapat dilakukan dengna mengoperasikan pedal, dimana pada waktu
pedal di angkat pegas-pegas kopling akan menekan plat tekan pada roda
gila. Hal ini yang menyebabkan plat kopling tersebut terjepit diantara roda
gila dengna plat tekan. Plat ini mulanya akan slip, dan bergesekan dengan
roda gila maupun plat tekan akan tetapi selanjutnya secara bertahap akan
ikut terbawa berputar dan selanjutnya akan memutar poros utama
persneling
F. Trooble Sooting (Analisis Kerusakan dan Perbaikan)

10
1. Kerusakan yang seing terjadi pada komponen kopling dan cara
mengatasinya:

Cara cek kopling mobil yaitu dengan cara mesin dihidupkan tarik rem
tangan masukan gigi 1 lepas kopling perlahan kaki kanan dalam posisi
menginjak rem dan gas perlahan, bila posisi pedal kopling sudah terlepas
tetapi mesin tidak mati maka kampas kopling sudah habis,setelah mekanik
mengetesnya ternyata ada tanda-tanda plat kopling habis .

2. Mengganti Plat Kopling tipe Pegas coil


a. Bahan : 1 unit kendaraan roda empat (mobil)
b. Alat :
 Sigmat
 Obeng plus / min
 Kunci momen satu set ( kunci shok)
 Kuas
 Majun
 Dongkrak putar
 Gemuk
 Alat untuk penyentral plat kopling
c. Langkah Kerja :
 Pembongkaran
a) Lepas bagian – bagian yang menghalangi untuk
membongkar kopling .
b) Lepaskan kabel yang menempel pada tranmissi dan
lepas As roda ,Steering linkage yang
menempel pada roda,Stabilizer- bar
c) Apabila plat koplingnya ada didepan harus
membuka rem cakram yang sebelah kiri.
d) Buka baud yang mempel pada tranmissi

11
e) Setelah terbuka pisahkan tranmissi dan kopling
f) Periksa cluth dish dan cluth cover apakah layak atau
tidak untuk di pakai
g) Apabila plat kopling dan cluth cover sudah aus .di
wajibkan harus diganti
h) Bersihkan bagian kopling yang kotor dengan
menggunakan kuas
d. Pemasangan
 Pasang plat kopling dan cluth cover dengan lurus
menggunakan senter kopling .
 Apabila sudah lurus kencangkan dengan baut menggunakan
kunci yang pas
 Pasang tranmissi kembali dengan rapih apabila sudah
bersih dari debu
 Pasang kembali komponen- komponen yang di lepas
dengan rapih seperti kabel yang menempel di tranmissi, As
roda ,Stabilizer bar dan lain sebagainya.
 Pasang roda / ban dengan menggunkan kunci roda.
3. PENGGANTIAN PLAT KOPLING YANG SUDAH AUS

Langkah pembongkaran Kopling

Kegiatan/ uraian ini bertujuan mempelajari cara membongkar, memeriksa,


memperbaiki dan memasang kembali unit kopling dan komponen-komponennya.

a. Pembongkaran
Pada kendaraan, sebelum dapat membongkar unit kopling haruslah
terlebih dahulu melepas komponen-komponen lain yang terkait/
menghalangi, antara lain:
 Release cylinder unit (dengan pipa tetap terpasang)
 Propeller unit (kendaraan tipe RWD atau 4WD)
 Unit transmisi dan sistem pemindahnya

12
Pada umumnya jika unit transmisi sudah dilepas, maka unit release
bearing dan release fork akan terbawa pada rumah transmisi, sehingga secara
mudah dapat dilepaskan dengan melepas pengunci release fork terhadap porosnya,
kemudian tarik keluar porosnya dari rumah transmisi. Release fork dan release
bearing akan terlepas.

b. Unit kopling segera dapat dilepas/ dibongkar setelah unit transmisi


dilepas. Langkah-langkahnya adalah :
 Buatlah tanda pada rumah kopling dan fly wheel
 Pasangkan center clutch atau alat bantu yang lain untuk
menahan plat kopling pada tempatnya
 Kendorkan baut-baut pengikat rumah kopling ke fly wheel
dengan urutan menyilang secara bertahap dan merata.
 Lepaskan baut pengikat satu persatu dan kemudian
lepaskan clutch cover dan clutch disc
c. Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain adalah :
 Lepaskan clutch cover dengan hati-hati jangan sampai
clutch disc terjatuh.
 Jagalah kebersihan permukaan clutch disc, pressure plate
dan fly wheel. Jangan sampai terkena minyak atau gemuk.
 Bersihkanlah kotoran, debu dan beram-beram yang dapat
mengganggu kinerja kopling.

Pada kopling dengan pegas spiral unit rumah kopling dan plat penekan
dapat dengan mudah dibongkar, dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Gunakan alat penekan/ press untuk menekan clutch cover menahan


tekanan pegas kopling.
2. Lepaskan baut-baut pengikat rumah kopling ke fly wheel maupun baut
penahan penyetel tinggi tuas pembebas
3. Buatlah tanda pada fly wheel dan clutch cover
4. Lepaskan secara pelan-pelan penekanan alat penekan.

13
5. Lepaskan clutch cover
6. Lepaskan pegas-pegas penekan
7. Lepaskan pin dan release lever
G. Pemeriksaan, Perbaikan dan Penggantian Unit Kopling
1. Release bearing
Release bearing umumnya merupakan unit bearing tertutup dengan
tipe pelumasan permanen, sehingga tidak memerlukan
pembersihan pada pelumasannya.Pemeriksaan pertama yang dapat
dilakukan adalah secara fisual, adalah dengan melihat apakah ada
kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan atau retak. Jika
ada kotoran, luka bekas gesekan / terbakar, tergores dan itu
hanya sedikit dapat dibersihkan dengan kertas amplas yang halus.
Jika kerusakannya parah, ganti dengan unit yang baru.
Pemeriksaan release bearing dengan cara pengujian kerja sebagai
berikut :
 Putar bearing dengan tangan dan berilah tenagapada arah
axial. Jika putaran kasar dan atau terasa ada tahanan
sebaiknya ganti.
 Tahan hub dan case dengan tangan kemudian gerakkan
pada semua arah untuk memastikan self-centering system
agar tidak tersangkut. Hub dan case harus bergerak kira-
kira 1 mm. Jika kekocakan berlebihan atau macet sebaiknya
diganti dengan yang baru
2. Pegas Penekan dan Tuas Pembebas
Pemeriksaan pegas penekan dan tuas pembebas
dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu :
 Pemeriksaan secara fisual, adalah dengan melihat apakah
ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan atau
retak. Jika ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar,
tergores dan itu hanya sedikit dapat dibersihkan dengan

14
kertas amplas yang halus. Jika kerusakannya parah,
sebainya diganti.
 Lakukan pengukuran kedalaman dan lebar keausan bekas
gesekan release bearing. Kedalaman maksimal adalah 0.6
mm dan lebar maksimal 5.0 mm. Jika keausan melebihi
spesifikasi ganti dengan yang baru.
 Pemeriksaan dengan SST dan filler gauge (thickness
gauge). Dengan bantuan SST dan Filler gauge, periksa
kerataan permukaan ujung pegas diphragm atau ujung tuas
pembebas. Selisih pengukuran atau ketidakrataan maximal
0.5 mm.
 Pemeriksaan dengan dial indicator
Dengan dial indikator dan alat pemutar juga dapat
dilakukan pengukuran ketidakrataan permukaan ujung
pegas diphragm atau ujung tuas pembebas.Untuk
memudahkan pengukuran pasanglah dial dengan magnetik
base pada mesin. Penyimpangan maximal : 0.5 mm.
 Pemeriksaan panjang dan kesikuan pegas penekan
Panjang bebas pegas penekan mempunyai limit yang
bervariasi tergantung ukuran kopling unit. Demikian juga
dengan ketidaksikuan pegas penekan (lihat buku manual)
Semakin besar unit kopling biasanya limit/ tolerensi
semakin besar.
 Pemeriksaan tegangan pegas penekan
Tegangan pegas penekan sangat berpengaruh pada
kekuatan kerja kopling dalam meneruskan putaran dan daya
mesin. Semakin berat suatu kendaraan maka akan semakin
kuat/ besar tegangan pegas penekan yang digunakan.
Spesifikasi tegangan pegas dapat dilihat pada buku
manual kendaraan. Perbedaan antar pegas juga tidak

15
boleh terlalu besar, karena akan membuat penekanan
kopling tidak merata.
3. Perbaikan/ penyetelan

Bila penyimpangan tidak masuk dalam spesifikasi, lakukan


penyetelan kerataan :

a. Pegas diaphragm
Pada pegas diaphragm lakukan penyetelan ketinggian dan kerataan
dengan SST.
b. Tuas pembebas
Penyetelan tuas pembebas dilakukan dengan mengatur baut
penyetel pada pengikat tuas pembebas dan plat penekan dengan
bantuan SST pengukur kerataan. Setelah kerataan tepat, maka
kunci dan keraskan mur penahan pengunci.
4. Plat Penekan
Pemeriksaan plat penekan dilakukan dengan beberapa tahapan
yaitu :
 Pemeriksaan secara fisual, adalah dengan melihat apakah
ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar,tergores dan atau
retak. Jika ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar,
tergores dan itu hanya sedikit dapat dibersihkan dengan
kertas amplas yang halus. Jika kerusakannya parah,perbaiki
dengan menggunakan mesin bubut atau jika tidak
memungkinkan, ganti dengan plat penekan baru.
 Lakukan pengukuran kerataan plat kopling dengan straigh
edge dan filler gauge. Ketidakrataan max.adalah 0.5 mm.
 Jika ketidakrataannya melebihi spesifikasi, ratakan dengan
menggunakan mesin bubut atau ganti dengan plat penekan
yang baru.
5. Plat Kopling

16
Pemeriksaan plat kopling dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu
:
 Pemeriksaan secara fisual, adalah dengan melihat apakah
ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar,tergores dan atau
retak. Jika ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar,
tergores dan itu hanya sedikit dapat dibersihkan dengan
kertas amplas yang halus. Jika kerusakannya parah, ganti
kampas kopling atau ganti dengan plat kopling baru.
 Pemeriksaan dan pengukuran kedalaman paku keeling
dengan jangka sorong. Batas kedalaman paku keling,
minimal 0.3 mm. Jika kedalaman sudah melebihi
spesifikasi, ganti kampas kopling atau ganti dengan plat
kopling baru.

Penggantian kampas kopling dilakukan dengan cara melepas


kampas kopling lama dengan merusak paku kelingnya dengan bor,
memasang kampas kopling baru dengan paku keling baru dengan urutan
menyilang.Lakukan pengetesan kerataan dan keolengan plat kopling
dengan bantuan roller instrumen dan dial indikator.

 Pemeriksaan kekocakan atau kerusakan torsion


dumper. Jika ditemukan kekocakan dan kerusakan pada
torsion dumper, ganti dengan plat kopling unit baru.
 Pemeriksaan keausan atau kerusakan alur-alur hub.Kaitkan/
pasangkan plat kopling pada input shaft transmisi, plat
kopling harus bergerak dengan mudah tetapi tidak longgar.
Jika macet atau longgar ganti dengan plat kopling baru.
 Pemeriksaan run-out plat kopling. Dengan roller-instrumen
(mesin/alat-pemutar) dan dial indicator periksalah run-out
plat kopling! Bila run-out melebihi 0.8 mm, gantilah plat
kopling dengan yang baru.
6. Fly Wheel

17
Pemeriksaan plat kopling dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu
:
 Pemeriksaan secara fisual, adalah dengan melihat apakah
ada kotoran, luka bekas gesekan, tergores dan atau retak
pada bidang geseknya. Jika ada kotoran, luka bekas
gesekan/ terbakar, tergores dan itu hanya sedikit dapat
dibersihkan dengan kertas amplas yang halus. Jika
kerusakannya parah, ganti dengan plat kopling baru.
 Pemeriksaaan keausan gigi-gigi ring gear dari
keausan dan kerusakan. Jika terdapat kerusakan, ganti
dengan ring gear yang baru. Penggantian ring gear adalah
dengan cara dipanaskan pada suhu 80 s.d. 100oC,
kemudian lepaskan ring gear lama dan pasangkan ring gear
baru dengan menggunakan mesin press. Pemanasan tidak
boleh melebihi 120oC karena bisa mengubah sifat logam.
 Pemeriksaan run-out fly wheel. Dengan dial indicator
Periksalah run-out fly wheel! Bila run-out melebihi 0.2
mm, gantilah fly wheel.
 Pemeriksaan Pilot Bearing. Putarkan bearing dan beri
tenaga pada arah axial. Jika putaran kasar dan terdapat
kekocakan yang berlebihan, ganti dengan pilot bearing
yang baru.
Penggantian pilot bearing dilakukan dengan melepas pilot
bearing lama dengan SSt sliding hamer dan kemudian
memasangkan pilot bearing baru.
7. Langkah Pemasangan
Pemasangan unit kopling dengan pegas spiral adalah diawali
dengan merakit unit plat penekan dan rumah kopling. Pemasangan
adalah dengan urutan sebagai berikut :
 Letakkan pressure plate pada dudukan alat penekan.

18
 Pasangkan pegas penekan pada dudukannya di plat
penekan.
 Pasangkan clutch cover dibelakang pegas penekan dengan
posisi yang tepat.
 Pasangkan pressure lever pada dudukannya di clutch cover
 Lakukan penekanan clutch cover dengan alat penekan
sehingga pegas penekan tertekan sehingga baut
pemegang/ penyetel pressure lever dapat dipasangkan.
 Lepaskan tekanan mesin penekan,dan lakukan penyetelan
tinggi pressure lever.

Setelah unit clutch cover terpasang, pemasangan kampas kopling


dan unit kopling dapat dilakukan.Prosedur pemasangannya adalah
sebagai berikut :

 Berilah sedikit gemuk khusus pada alur plat kopling


(clutch hub).
 Masukkan center clutch pada clutch hub dan atur posisi
plat kopling.
 Pasangkan plat kopling pada fly wheel dengan panduan
center clutch dan atur posisinya supaya tepat di tengah.
 Pasangkan clutch cover unit dengan memperhatikan
tanda yang telah kita buat pada saat pembongkaran dan
ketepatan knock pin.
 Pasangkan baut-baut pengikat clutch cover
 Lakukan pengerasan baut-baut pengikat secara
bertahap. Mulailah pengerasan dari baut yang paling
dekat dengan knock pin secara menyilang. Sebelum
baut dikeraskan, pastikan lagi posisi plat kopling
dengan mengatur posisi center clutch.

19
 Keraskan baut pengikat sesuai momen
spesifikasi pengencangan yaitu berkisar 195 kg cm atau
19 N-m.
Setelah unit kopling terpasang dengan baik, pasangkan
release lever shaft, release lever dan release bearing pada
dudukannya dengan sebelumnya diberikan sedikit gemuk/ grease
khusus pada beberapa bagian yang bergesekan. Pastikan bahwa
pengunci release fork terhadap porosnya dan release bearing
terhadap release fork terpasang dengan baik.
Setelah semua komponen unit kopling terpasang,
rakitlah/ pasang unit transmisi, unit pemindah transmisi,propeller
(kendaraan tipe FR dan FWD) dan release cylinder.

20
LEMBAR KERJA VERBAL

Mata Pelajaran : Sistem Kopling

Kelas, Semester : XI, Genap

Alokasi waktu : 2x45menit

A. ALAT DAN KOMPONEN SISTEM KOPLING


1. Alat :
a. Kunci moment
b. Bearing puller / tracker
c. Kunci Shocket
d. Pin punch
e. Vernier Caliper
2. Komponen Sistem Kopling :
a. Unit kopling 1 buah
b. Roda gaya/fly wheel
c. Kain lap
B. LANGKAH KERJA
1. Pembongkaran
a. Sebelum unit penekan dilepas, beri tanda pada unit penekan
kopling dengan roda gaya.
b. Lepas baut – baut unit penekan, satu putaran secara
bergantian sampai tekanan pegas kopling bebas.

c. Keluarkan unit kopling dari roda gaya.

21
1) Plat kopling
2) Unit penekan
2. Pemeriksaan
a. Plat Kopling

 Kondisi kanvas ( jika terbakar atau kotor oli


ganti)
 Tebal kanvas dengan paku keling, minimal
0,3 mm.

 Kondisi naf terhadap kelonggaran.

22
 Kondisi karet / pegas ( pecah atau longgar,
ganti ).
b. Plat Penekan

Kondisi permukaan gesek, aus atau goresan – goresan yang


berlebihan prbaiki dengan mesin bubut

Kondisi pegas diafragma ( retak,miring )

 Kondisi pegas strip atau pemegang unit penekan


kemungkinan retak atau keling longgar.
 Keausan ujung pegas diafragma maksimum.
Spesifikasi :
1) Kedalaman : 0,6 mm
2) Lebar : 5,0 mm
c. Roda gaya dan kelengkapannya

23
 Kondisi permukaan gesek tergores atau aus.
 Kondisi cincin gigi starter terhadap kerusakan
 Kebocoran pada sil oli poros engkol
 Kondisi bantalan pilot ( macet, kebebasan )

24
d. Bantalan dan garpu pembebas

 Kondisi bantalan pembebas kemungkinan macet


atau longgar.
 Jangan mencuci bantalan pembebas dengan bensin
atau solar.

 Kondisi garpu pembebas dan kedudukannya ( retak


atau keausan, ganti).
 Kondisi pegas pengikat bantalan dan garpu
pembebas ( lemah, putus ).
3. Pemasangan
a. Rangkai kembali unit kopling pada roda gaya.
b. Pasang baut – baut unit penekan, satu putaran secara
bergantian sampai tekanan pegas kopling tidak bebas.
c. Pasang unit penekan kopling dengan menyesuaikan tanda
yang sudah diberi pada roda gaya sebelumnya.

25
TES ASPEK KOGNITIF PENDUKUNG PRAKTEK

Nama Siswa :

No Siswa :

Kelas :

Tanda Tangan :

1. Yang bukan merupakan komponen pengoperasian kopling ystem


mekanik adalah
a. Pedal kopling d. Pegas pengendali
b. Kabel kopling e. Batang ulir ujung kabel
c. Minyak kopling
2. Pada bagian plat kopling terdapat torsion damper/torsion rubber
yang berfungsi sebagai…
a. Menambah tenaga putaran mesin
b. Mempercepat perpindahan putaran dan tenaga dari mesin
ke transmisi
c. Meredam kejutan saat kopling mulai berhubungan dalam
arah aksial
d. Sebagai bidang gesek
e. Sebagai penekan pegas kopling sehingga memperlembut
saat kopling berhubungan.
3. Lapisan plat kopling disebut dengan kanvas kopling terbuat dari
paduan bahan asbes dan logam. Paduan ini dibuat dengan tujuan
agar plat kopling dapat memenuhi persyaratan …
a. Dapat menahan beban akibat putaran fly wheel yang
berasal dari mesin
b. Bahan tersebut tahan terhadap beban arah aksial dan arah
radial
c. Tahan terhadap tekanan pegas kopling
d. Tenaga saat pengoperasian kopling menjadi lebih ringan

26
e. Tahan terhadap panas, gesekan dan dapat mencengkeram
dengan baik.
4. Komponen kopling hidrolis , yang berfungsi untuk merubah gerak
mekanis dari pedal kopling menjadi tekanan minyak hidrolis
adalah …
a. Master silinder d. Boster kopling
b. Pipa hidrolis e. Pegas pengendali kopling
c. Silinder hiodrolis
5. Pada pengoperasian kopling mekanik komponen yang berfungsi
untuk mengembalikan posisi pedal kopling setelah dipergunakan
untuk mengoperasikan kopling adalah …
a. Silinder kopling d. Boster kopling
b. Pedal kopling e. Pegas pedal kopling
c. Kabel kopling
6. Arti dari Clutch Assembly adalah ….
a. Kopling dalam satu set
b. Komponen – komponen kopling
c. Komponen kopling yang harus diganti saat pembongkaran
d. Kopling dengan sumber tenaga dari mesin
e. Pesawat untuk memutus dan menghubungkan putran mesin
7. Letak dari pesawat kopling berada …
a. Tepat ditengah transmisi
b. Diantara engine dan transmisi
c. Diantara transmisi dan poros penggerak
d. Berada di poros deffrensial
e. Berada di tengah engine
8. Jarak main bebas pedal kopling adalah sebesar
a. 1 -2 cm c. 2-3 cm e. 2-4 cm
b. 5-7 cm d. 10-15 cm
9. Komponen kopling yang berfungsi untuk menekan plat kopling
adalah…

27
a. Bantalan pembebas d. Silinder pembebas
b. Garpu pembebas e. Pegas diagfragma
c. Pressure plate
10. Komponen yang berfungsi mengubah gerakan mekanis dari pedal
kopling menjadi tekanan minyak hidrolis adalah ….
a. Pipa hidrolis
b. Silinder kopling
c. Master silinder kopling
d. Boster kopling
e. Pedal kopling

28
LEMBAR OBSERVASI

Aspek : Afektif Nama Siswa :

Mata Pelajaran : No. Siswa :

Kelas :

Bobot
NO. Komponen Yang Diobservasi
1 2 3 4
1 Sikap Kerja
2 Kedisiplinan
3 Keselamatan Kerja
4 Perawatan Mesin/Komponen
5 Perawatan Alat
Bobot Yang Diperoleh

Bobot yang diperoleh

Skor Yang Diperoleh = x 100

Bobot Maksimum

No. Indikator Instrumen Skor


1. Sikap Kerja  Selalu bekerja dengan tekun, teliti tanpa 4
menggangu dan minta bantuan orang lain
dan memperhatikan SOP. 3

 Bekerja dengan tekun, teliti tetapi


sesekali masih mengganggu dan minta
2
bantuan orang lain dan memperhatikan
SOP.
 Bekerja kurang tekun, kurang teliti dan
1
sering minta bantuan serta menganggu
orang lain dan memperhatikan SOP.
 Bekerja tidak tekun, tidak teliti dan
selalu minta bantuan dan menganggu

29
orang lain dan memperhatikan SOP.
2. Kedisiplinan  Selalu datang di bengkel, memulai 4
praktek, mengakhiri praktek dan
meninggalkan bengkel sesuai dengan
waktu yang ditentukan.
3
 Sesekali datang di bengkel, memulai
praktek, mengakhiri praktek dan
meninggalkan bengkel tidak sesuai
dengan waktu yang ditentukan.
2
 Seringkali datang di bengkel, memulai
praktek, mengakhiri praktek dan
meninggalkan bengkel tidak sesuai
dengan waktu yang ditentukan. 1
 Selalu datang di bengkel, memulai
praktek, mengakhiri praktek dan
meninggalkan bengkel tidak sesuai
dengan waktu yang ditentukan.
3. Keselamatan  Selalu bekerja dengan cara yang aman 4
Kerja sesuai dengan K3. 3
 Sesekali masih bekerja dengan cara yang
berbahaya sesuai dengan K3. 2

 Seringkali bekerja dengan cara yang


berbahaya dan sesekali menimbulkan
1
kecelakaan sesuai dengan K3.
 Selalu bekerja dengan cara yang
berbahaya dan sering menimbulkan
kecelakaan sesuai dengan K3.
4. Perawatan  Selalu meninggalkan bahan praktek 4
Komponen dalam keadaan bersih dan normal
 Sesekali meninggalkan bahan praktek 3

30
dalam keadaan kotor dan tidak normal.
 Seringkali meninggalkan bahan praktek 2
dalam keadaan kotor dan tidak normal.
 Selalu meninggalkan bahan praktek 1

dalam keadaan kotor dan tidak normal.


5. Perawatan Alat  Selalu meninggalkan alat-alat pada 4
tempat yang benar, tepat dan bersih.
 Sesekali meninggalkan alat-alat pada 3

tempat yang kurang benar, kurang tepat


dan kurang bersih.
2
 Seringkali meninggalkan alat-alat pada
tempat yang kurang benar, kurang tepat
dan kurang bersih.
1
 Selalu meninggalkan alat-alat pada
tempat yang kurang benar, kurang tepat
dan kurang bersih.

31
LEMBAR OBSERVASI PROSES

Aspek : Proses

Nama Pekerjaan : Memeriksa Komponen Sistem Kopling

Nama Siswa :

No. Siswa :

Kelas :

Bobot
No. Komponen yang diobservasi

1 2 3 4

1 Plat kopling

2 Kedalaman pegas diafraghma

3 Lebar pegas diafraghma

4 Bantalan pilot

5 Bantalan pembebas

Bobot yang diperoleh

Bobot yang diperoleh

Skor Yang Diperoleh = x 100

Bobot Maksimum

32
LEMBAR OBSERVASI

Aspek : Produk

Nama Pekerjaan : Memeriksa Komponen Sistem Kopling

Nama Siswa :

No. Siswa :

Kelas :

No. Komponen yang diobservasi Ya Tidak

Pembongkaran sistem kopling sesuai SOP


1
Pemeriksaan komponen sistem kopling sesuai
2 dengan spesifikasi

Pemasangan sistem kopling sesuai SOP


3
Pengujian sistem kopling bekerja sesuai
4 dengan fungsinya

A + 0,5 (B + C) + D

Nilai Akhir =

A = Nilai tes kognitif

B = Nilai produk (hasil praktek)

C = Nilai hasil observasi proses

D = Nilai aspek afektif

33
34
35

Anda mungkin juga menyukai