Unsur Intrinsik
1. Tema
“Perjuangan meliput keseharian anggota KKB”
Bukti dan penjelasan:
2. Latar
a. Latar :
Tempat : Sorong
Waktu : Malam hari
Suasana : Menyenangkan, hangat
Bukti kutipan:
Aku tertegun sejenak. Lalu, kujelaskan riwayat pertemuanku dan Mace
Fransiska di Sorong, kala ia menolong kami dari para pemalak. Mace
Fransiska begitu hangat. Tak sampai satu jam kami bertiga sudah akrab
dengannya semasa berbincang di rumah makan mungil di dekat pelabuhan.
Yang lucu, ternyata teman SMA Mace Fransiska juga adalah teman kuliah
Andika di Jakarta. Ia akhirnya menawarkan kami menginap di rumahnya (hlm.
83).
b. Latar :
Tempat : Suatu kampung di Papua Nugini
Waktu : Sore hari
Bukti kutipan:
Jam lima sore, kami tiba di sebuah kampung, yang merupakan basis mereka,
setelah sekitar dua jam berjalan kaki.Tampak rumah-rumah panggung berjajar
manis disiram kemuning mentari. Pasang-pasang mata menatap kami bertiga
dengan penuh heran. Bukan karena warna kulit kami, tapi karena kehadiran
kami tiga orang asing ini di kampung mereka . (hlm. 85)
c. Latar :
Tempat : Bandar Udara Sentani
Suasana : Sedih, hangat
Bukti kutipan:
1. Alur
a. Pengenalan / Awal Cerita:
Seorang pria bernama Juang Astrajingga dan kedua temannya bernama Budi dan
Andika yang dibawa oleh Jenderal ke markas KKB di sebuah kampung di Papua
Nugini, Juang dan kedua temannya berencana meliput tentang sejarah Papua dan
keseharian warga setempat.
Bukti kutipan:
Dari Yapen, kami bertolak ke perbatasan Papua Nugini. Tentu saja dengan
perjalanan yang memakan waktu berhari hari lewat jalur laut dan darat. (hlm.
83-84)
Jam lima sore, kami tiba di sebuah kampung, yang merupakan basis mereka,
setelah sekitar dua jam berjalan kaki.Tampak rumah-rumah panggung berjajar
manis disiram kemuning mentari. Pasang-pasang mata menatap kami bertiga
dengan penuh heran. Bukan karena warna kulit kami, tapi karena kehadiran
kami tiga orang asing ini di kampung mereka . (hlm. 85)
b. Konflik:
Konflik yang terjadi ialah saat tokoh Juang dan kedua temannya diinterogasi oleh
Jenderal di sebuah pulau di Yapen.
Bukti kutipan:
Dua hari yang lalu, Kami bersinggungan di sebuah pulai di Yapen. Maih bisa
kurasakan bagian kanan kepalaku berdenyut akibat popor senjata, yang salah satu
prajurit sang Jenderal pukulkan. (hlm.82)
Sang Jenderal membuka simpul syal biru bergambar cendrawasih yang terikat di
ranselku. Di dalam ruangan kayu, kami bertiga didudukkan di kursi yang berjajar.
Wajah berminyak yang ditumbuhi brewok tebal itu mendekat ke wajah salah satu
temanku. (hlm.82)
“Kau dapat ini dari mana?’ tanya Jenderal sambil menunjukkan syal itu pada Andika
yang berupaya menyembunyikan gemetar kakinya.(hlm.82)
“Seorang wanita bernama Mace Fransisca”aku yang menjawab.(hlm.82)
c. Penyelesaian :
Dan akhirnya Juang dan kedua temannya yang sudah menjalankan liputannya pulang
dengan diantar Pace Johan ke Bandar Udara Sentani, perpisahan antara Juang dan
Pace Johan diliputi rasa sedih setelah sekian banyak peristiwa yang mereka alami.
Bukti kutipan :
Sewaktu kain penutup mata kami bertiga dibuka, entah bagaimana
caranya,kami telah tiba di Bandar Udara Sentani. Pace Johan menjabat tangan
Budi dan Andika.Padaku,ia memeluk. Aku menepuk nepuk lengan besarnya.
(hlm. 92)
“Oh ya, ini ada titipan dari Jenderal” ucap Pace Johan kemudian mengeluarkan
sesuata dari tas kecilnya. Sebuah gelang.”Ini gelang anyam dari besi
putih,khas Sorong.Jenderal bilang ‘cepat cepatlah kau menikah.Ingat
umur”Kata katanya berhenti sejenak karena tawa Andika.”Gelang ini biasnaya
diapkai buat mengikat perempuan.Kasih sama seseorang yang ikat kau punya
hati’lanjutnya. (hlm.92-93)
1. Latar Belakang Pengarang