PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dalam sebuah organisasi kepuasan kerja secara menyeluruh merupakan
hal yang penting. Kepuasan karyawan ini merupakan suatu prasyarat untuk
meningkatkan produktifitas, tanggung jawab, kualitas, loyalitas dan pelayanan
kepada pelanggan (customer service) dari organisasi bersangkutan. Frederick
Herzberg menyatakan bahwa ada faktor-faktor tertentu di tempat kerja yang
menyebabkan kepuasan kerja, sementara pada bagian lain ada pula faktor lain
yang menyebabkan ketidakpuasan. Dengan kata lain, kepuasan dan
ketidakpuasan kerja berhubungan satu sama lain.
Faktor-faktor tertentu di tempat kerja tersebut oleh Frederick Herzberg
diidentifikasi sebagai hygiene factors (faktor kesehatan) dan motivation factors
(faktor pemuas). Dua faktor ini oleh Frederick Herzberg dialamatkan kepada faktor
intrinsik dan faktor ekstrinsik, dimana faktor intrinsik adalah faktor yang
mendorong karyawan termotivasi, yaitu daya dorong yang timbul dari dalam diri
masing-masing orang, dan faktor ekstrinsik yaitu daya dorong yang datang dari
luar diri seseorang, terutama dari organisasi tempatnya bekerja. Teori ini
merupakan pengembangan dari teori hirarki kebutuhan Maslow dan juga
berhubungan erat dengan teori tiga faktor sosial Mc Clelland.
Secara umum motivasi mengacu pada mengapa dan bagaimana
seseorang bertingkah laku tertentu. Motivasi adalah proses yang dinamis dimana
setiap orang dapat dimotivasi oleh hal-hal yang berbeda. Perusahaan harus bisa
mendorong sumber daya manusia agar tetap produktif dalam mengerjakan
tugasnya masing-masing yaitu dengan meningkatkan kepuasan kerja para
pegawainya, sehingga perusahaan dapat mempertahankan pegawainya, dan selain
itu pegawai juga dapat dijadikan sebagai mitra utama yang baik dalam penunjang
keberhasilan suatu perusahaan, hal tersebut diharapkan dapat memotivasi
pegawai serta membuat pegawai puas terhadap pekerjaan yang dijalani.
Puskesmas Sembayat kabupaten Gresik sebagai salah satu unit
pelayanan publik yang bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan kepada
masyarakat setiap waktu selalu berupaya meningkatkan aksesibilitas dan kualitas
pelayanan. Puskesmas ini adalah Puskesmas Rawat Inap. Pada tahun 2017,
puskesmas Sembayat melakukan proses akreditasi dengan hasil utama.
Manajemen puskesmas Sembayat terus mempersiapkan karyawannya agar
mampu bekerja lebih bermutu dan produktif sesuai dengan harapan pengguna
jasa pelayannnya. Dari rumusan visinya, puskesmas Sembayat ingin tetap tampil
sebagai pilihan utama untuk seluruh lapisan masyarakat, sehingga kepuasan
pengguna jasa pelayanannya harus selalu menjadi fokus peningkatan kinerja
puskesmas Sembayat.
Sampai saat ini belum pernah diukur bagaimana tingkat kepuasan
karyawan puskesmas Sembayat terhadap penyelenggaraan KMP, UKM, UKP,
kefarmasian dan laboratorium serta kinerja pelayanan puskesmas Sembayat
padahal survei kepuasan karyawan penting untuk dilakukan suatu organisasi.
Karyawan merupakan aset penting bagi puskesmas. Keberadaan aset ini adalah
fakta bila Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan bagian integral dari
organisasi, sehingga segala masalah yang berkait dengan SDM di organisasi harus
dipecahkan dengan baik dan benar. Puskesmas membutuhkan karyawan yang
mampu bekerja lebih baik dan lebih cepat, sehingga diperlukan karyawan yang
mempunyai kinerja (job performance) yang tinggi.
Berlatar belakang hal tersebut, maka puskesmas Sembayat melakukan
penyusunan Survei Kepuasan Karyawan terhadap pelayanan yang diberikan
secara internal. Harapannya, penyusunan Survei Kepuasan Karyawan ini dapat
menjadi bahan pertimbangan dalam strategi pengembangan dalam pengelolaan
Sumber Daya Manusia di puskesmas Sembayat serta memberikan input sebagai
bahan evaluasi untuk menentukan kebijakan-kebijakan ataupun program-
program yang efektif dan tepat sasaran
2. Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari Survei Kepuasan Karyawan pada
puskesmas Sembayat adalah:
a.Mengetahui faktor yang mempengaruhi kepuasan karyawan dari masing-masing
unit kerja maupun strata jabatan;
b. Mengetahui kekurangan atau kelemahan organisasi/instansi;
c. Sebagai bahan penetapan kebijakan yang perlu diambil dan upaya yang perlu
dilakukan;
d. Memacu persaingan positif antar bagian dalam upaya peningkatan kinerja
karyawan sehingga berdampak pada produktivitas kerja.
3. Manfaat
Pelaksanaan Survei Kepuasan Karyawan secara periodik dapat diperoleh
manfaat sebagai berikut:
a.Diketahui kelemahan atau kekurangan dari masing-masing unsur dalam
penyelenggaraan pelayanan internal pada setiap bagian;
b. Diketahui kinerja penyelenggaraan pelayanan yang telah dilaksanakan oleh
setiap unit pelayanan publik secara periodik;
c. Sebagai bahan penetapan kebijakan yang perlu diambil dan upaya yang perlu
dilakukan oleh setiap unti pelayanan;
d. Diketahui tingkat kepuasan karyawan secara menyeluruh terhadap pelayanan
internal puskesmas Sembayat;
e. Memicu persaingan positif antar karyawan dalam upaya peningkatan kinerja
pelayanan.
4. Ruang Lingkup
Pelaksanaan kegiatan Survei Kepuasan Karyawan ini dilakukan terbatas
di puskesmas Sembayat. Responden yang tersurvei diharapkan mampu
memberikan gambaran mengenai kualitas pelayanan yang diberikan oleh
puskesmas Sembayat kepada karyawannya sehingga dari kegiatan ini mampu
menghasilkan evaluasi untuk meningkatkan pelayanan yang lebih baik kepada
pengguna layanan. Adapun ruang lingkup survei ini adalah sebagai berikut.
No. Ruang Lingkup Output
1. Penyelenggaraan Indeks Kepuasan Karyawan
Kepemimpinan dan terhadap manajemen
Manajemen Puskesmas (KMP) puskesmas Sembayat
2. Penyelenggaraan Upaya Indeks Kepuasan Kinerja
Kesehatan Masyarakat (UKM) Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKM)
3. Penyelenggaraan Upaya Indeks Kepuasan Kinerja
Kesehatan Perseorangan (UKP) Upaya Kesehatan
Perseorangan (UKP)
4. Penyelenggaraan Kefarmasian Indeks Kepuasan Kinerja
Kefarmasian
5. Penyelenggaraan Laboratorium Indeks Kepuasan Kinerja
Laboratorium
6. Penyelenggaraan Kinerja Indeks Kepuasan Kinerja
Pelayanan Puskesmas Pelayanan Puskesmas
BAB II
PROFIL ORGANISASI
PENGADMINIS Jabatan
10 4 3 7 0 S
TRASI UMUM Pelaksana
PRANATA
11 LABORATORI Pelaksana 1 0 3 -2 K
UM
KESEHATAN
PEREKAM
12 Pelaksana 0 0 1 -1 K
MEDIS
PETUGAS Jabatan
13 0 0 1 -1 K
KEAMANAN Pelaksana
Jabatan
14 0 0 1 -1 K
PENGEMUDI Pelaksana
PENGADMINIS
Jabatan
15 TRASI 0 0 3 -3 K
Pelaksana
KEUANGAN
BAB III
KERANGKA TEORI
B. Teori Servqual
Dalam survey ini menggunakan teori Service Quality (ServQual) yang
dikemukakan oleh Zeithaml, Parasuraman, dan Berry (1990) yang mengatakan
bahwa kualitas layananjasa dipengaruhi oleh 5 dimensi, yaitu dimensi Fisik
Nyata (Tangible), Keandalan (Reliablity), Daya Tanggap (Responsiveness),
Jaminan (Assurance), dan Kepedulian (Empathy).
1. Tangible (Kualitas pelayanan berupa sarana fisik perkantoran). Dimensi ini
berkaitan dengan kekinian peralatan yang digunakan, kerapian personil dan
kelengkapan media atau peralatan komunikasi.
2. Relibility bisa diartikan kemampuan atau keandalan untuk menepati janji
dengan akurat. Dimensi ini berkaitan dengan janji menyelesaikan sesuatu
seperti penyelesaian pelayanan sesuai dengan waktu yang dijanjikan,
penanganan keluhan, serta tuntutan pada kesalahan pencatatan.
3. Responsiveness bisa diartikan kemauan untuk membantu pelanggan dan
menyediakan pelayanan secara cepat. Dimensi ini mencakup pemberitahuan
petugas kepada Pelanggan tentang pelayanan yang diberikan, pemberian
pelayanan dengan cepat, kesediaan petugas memberikan bantuan kepada
pelanggan serta petugas tidak pernah merasa sibuk untuk melayani
permintaan pelanggan.
4. Assurance bisa diartikan pengetahuan dan kesopanan petugas serta
kemampuan mereka menyampaikan kepercayaan dan meyakinkan
pelanggan. Dimensi ini mencakup kepercayaan diri petugas ketika melayani,
perasaan aman Pelanggan dan kemampuan petugas untuk menjawab
pertanyaan Pelanggan.
5. Sedangkan Empathy artinya adalah kepedulian dan perhatian kepada
pelanggan. Dimensi ini memuat diantaranya petugas memberikan perhatian
khusus kepada pelanggan, serta petugas memahami kebutuhan spesifik dari
pelanggannya.
C. New Public Management (NPM)
F. Skala Likert
Skala likert merupakan suatu skala yang digunakan untuk mengukur
sikap responden dengan cara responden diminta untuk menandai derajat
persetujuan atau ketidak setujuan terhadap masing-masing serangkaian
pernyataan mengenai obyek situmulus (Malhotra, 2009). Skala ini pertama kali
dikenalkan oleh Rensis Likert. Pada umumnya skala Likert sering digunakan
dalam riset bidang pemasaran karena mudah untuk dimodifikasi dan diadaptasi
sehingga cukup mudah dalam penggunaannya. Jumlah titik pada skala likert
yang sering digunakan dalam pengukuran adalah 4, 5, 6, 7, 9 dan 10. Selain itu,
peneliti dalam riset di bidang pemasaran juga memperlakukan skala Likert
sebagai ordinally interval scale yang artinya skala yang terlihat seperti skala
ordinal namun pada setiap tingkatan titiknya memiliki interval yang sama
(Suhartanto, 2014).
Skala Likert memiliki beberapa kelebihan seperti mudah dipahami dan
diterapkan. Responden juga cepat memahami bagaimana menggunakan skala
Likert. Selain itu juga sesuai apabila diterapkan dalam suatu survei melalui
surat, telepon atau wawancara secara personal. Namun, kelemahan utama dari
skala Likert adalah skala ini memerlukan waktu pengerjaan lebih lama daripada
skala pemeringkatan terperinci lainnya karena responden harus membaca setiap
pernyataan dengan seksama.
G. Margin of Error
Margin of error adalah salah satu ukuran tingkat kesalahan sampel atas
populasi yang dibatasi oleh peneliti. Margin of error akan berpengaruh terhadap
seberapa besar jumlah sampel yang diambil dan margin of error tidak
berhubungan sama sekali dengan representasi/keterwakilan basis sampel
(Huang, H. 2014).
The margin of error is a statistic expressing the amount of random sampling
error in a survey's results. (Newbold, 2013). Artinya margin of error adalah
statistik yang menunjukkan jumlah kesalahan pengambilan sampel dalam
sampling acak dari suatu hasil survei.
Margin of error secara matematis dapat dihitung melalui rumus berikut
ini.
Keterangan:
n : Sample size
s : Simpangan baku (biasanya dianggap 0,5)
z : nilai z untuk tingkat kepercayaan tertentu yaitu untuk 95% adalah 1,96
dan untuk 99% adalah 2,58
Dalam pengambilan data sampel, seringkali ditemui error. Error dalam
survei ada dua penyebabnya yaitu sampling error dan non-sampling error.
Sampling error adalah kesalahan berkaitan dengan proses pengambilan sampel
pada suatu populasi. Kesalahan ini dapat terjadi akibat ketidakmerataan sampel
acak yang dipilih, ukuran sampel yang tidak sesuai atau hal lainnya yang
menyebabkan data sampel tersebut jauh dari data pada populasi sesungguhnya.
Non-sampling error adalah kesalahan statistik akibat manusia. Kesalahan ini
terletak pada analisis statistik yang digunakan, kesalahan pemasukan data, dan
kesalahan lainnya. Kedua kesalahan tersebut selalu ada dalam pengambilan
data sampel. Namun, margin of error hanya mempertimbangkan kesalahan
dalam pengambilan sampel (sampling error) (Krisna, 2010). Seberapa baik suatu
sampel mewakili populasi dapat dilihat dari banyak hal, antara lain margin of
error, tingkat kepercayaan, penyebaran data, metode survei hingga metode
pengambilan data.
Keterangan:
Keterangan:
b. Saran Perbaikan
Responden diminta untuk memberikan saran perbaikan sehingga
diharapkan dapat meningkatkan kinerja dari puskesmas Sembayat.
4. Penetapan Responden dan Lokasi
a. Sampel Responden
S = Jumlah sampel
λ² = Lamda (faktor pengali) dengan dk = 1,
(taraf kesalahan yang digunakan 5%, sehingga nilai lamba 3,841)
N = Populasi sebanyak 960
P (populasi menyebar normal) = Q = 0,5
d = 0,05
B. Pengumpulan Data
1. Data Primer
Pengumpulan data pada puskesmas Sembayat dilakukan dengan
menggunakan metode survei.
2. Data Sekunder
Selain dilakukan pengumpulan data secara langsung, juga dilakukan
pengumpulan data internal untuk memahami mengenai visi, misi, serta profil
pelayanan publik dan pengunjung puskesmas Sembayat.
C. Pengolahan Data
Nilai Indeks Kepuasan Karyawan (IKM) dihitung dengan menggunakan
“nilai ratarata tertimbang” masing-masing unsur pelayanan. Dalam perhitungan
indeks kepuasan karyawan terhadap jumlah unsur pelayanan yang dikaji, setiap
unsur pelayanan memiliki penimbang yang sama dengan rumus sebagai berikut:
D. Analisa Data
Data yang telah masuk, akan dianalisa secara manual maupun dengan
menggunakan software statistik SPSS. Pengolahan data akan menghasilkan
output nilai Indeks Kepuasan Karyawan. Berikut merupakan penjelasan Nilai
Persepsi, Nilai Internal, Nilai Interval Konversi, Mutu Pelayanan dan Kinerja Unit
Pelayanan.
Tahapan akhir berisi kesimpulan terhadap hasil Survei Kepuasan
Karyawan serta saran rekomendasi tindak lanjut yang harus dilakukan
terutama pada unsur-unsur yang mempunyai nilai kurang baik, sehingga
diharapkan dapat meningkatkan kinerja pelayanan puskesmas Sembayat.
E. Penyusunan Laporan
Hasil pelaksanaan seluruh kegiatan yang telah dilakukan akan disusun
dalam Laporan Akhir Penyusunan Survei Kepuasan Karyawan puskesmas
Sembayat untuk diserahkan kepada pihak terkait.
KUISIONER
SURVEI KEPUASAN KERJA PEGAWAI DI PUSKESMAS SEMBAYAT TAHUN 2023
4. Pendidikan terakhir
SMA sederajat
Akademi / Diploma
Sarjana (S1)
Sarjana (S2)
STATUS KEPEGAWAIAN
5. Status kepegawaian Bpk/ Ibu/ Sdr sekarang ini:
PNS
PPPK
PTT
THL
6. Sudah berapa lama Bpk/ Ibu/ Sdr bekerja:
1 th s.d < 2 th
2 th s.d < 4 th
4 th s.d < 6 th
≥ 6 th
No Pernyataan SS S TS STS
Penyelenggaraan Kepemimpinan dan Manajemen 4 3 2 1
Puskesmas
1 Saya memahami visi dan misi puskesmas
Sembayat
2 Puskesmas memberi kesempatan yang sama
kepada karyawan untuk mengembangkan
keahliaanya
3 Puskesmas memberi kesempatan pada
karyawan untuk memberikan ide demi
kemajuan bersama
4 Puskesmas Sembayat adalah tempat yang
baik bagi saya untuk bekerja
5 Puskesmas memberikan kesempatan kepada
setiap karyawan untuk menyampaikan
aspirasi dan keluh kesah
6 Puskesmas menempatkan pegawai sesuai
keahliannya
7 Jumlah jam kerja pegawai di puskesmas
cukup efektif
8 Hubungan komunikasi antara atasan dan
pegawai baik
9 Puskesmas menggunakan media promosi
kesehatan untuk pelayanannya (baik cetak
maupun elektronik)
10 Puskesmas menyediakan fasilitas rumah
tangga dan alkes yang memadai
11 Rekapitulasi absensi pegawai sudah sesuai
12 Puskesmas memberikan akses pada pegawai
yang mengajukan cuti
No Pernyataan SS S TS STS
Penyelenggaraan Laboratorium 4 3 2 1
1 Dalam Penyelenggaraan Laboratorium sudah
sesuai dengan visi dan misi puskesmas
2 SOP Penyelenggaraan Laboratorium sudah
sesuai
3 Pelaksanaan SOP Laboratorium sudah
berjalan dengan baik
4 Pelaporan kegiatan pelayanan laboratorium
sudah sesuai
5 Pelaporan kegiatan pelayanan laboratorium
sudah berjalan dengan baik
6 Penyusunan evaluasi pelayan laboratorium
sudah berjalan dengan baik
7 Dalam Penyelenggaraan laboratorium sudah
sesuai dengan standart keselamatan pasien
8 Dalam Penyelenggaraan laboratorium selalu
memperhatikan keselamatan petugas
Saran :
No Pernyataan SS S TS STS
Kinerja Pelayanan Puskesmas 4 3 2 1
1 Dalam Penyelenggaraan Pelayanan
Puskesmas sudah sesuai dengan visi dan misi
puskesmas
2 Kinerja pelayanan puskesmas sudah sesuai
dengan target
3 Kinerja pelayanan puskesmas dapat diakses
oleh semua pegawai
4 Pelaporan kinerja pelayanan puskesmas
sudah sesuai
5 Pelaporan kinerja pelayanan puskesmas
sudah berjalan dengan baik
6 Penyusunan evaluasi kinerja pelayanan
puskesmas sudah berjalan dengan baik
7 Puskesmas menerima masukan untuk
perbaikan kinerja puskesmas
Saran :