Teori 2: Wahab (2009) berpendapat bahwa dimana siswa berakting sesuai dengan
peran yang telah ditentukan terlebih dahulu untuk tujuan-tujuan tertentu. Bermain
peran dapat menciptakan situasi belajar yang berdasarkan pada pengalaman dan
menekankan dimensi tempat dan waktu sebagai bagian dari materi pelajaran.
Teori 3: Santoso (2011) dimana siswa bermain peran yang artinya mendramatisasikan
dan mengekspresikan tingkah laku, ungkapan, gerak-gerik seseorang dalam hubungan
sosial antar manusia. Dengan metode Role Playing (bermain peran) siswa berperan
atau memainkan peranan dalam dramatisasi masalah/psikologis itu.
Sintesa: Role Play & Simulation merupakan model pembelajaran yang dimana guru
membuat skenario untuk diperankan oleh pserta didik terkait materi pembelajaran.
3. Discovery Learning (DL)
Teori 1: Rusman (dalam Ertikanto, 2016) berpendapat bahwa model pembelajaran
yang mendukung seorang individu atau kelompok dalam menemukan pengetahuannya
sendiri dengan pengalaman yang telah didapatkannya
Teori 2: Menurut Richard dalam Roestiyah N.K. (2012, hlm. 20) yaitu cara mengajar
yang melibatkan peserta didik dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat,
dengan diskusi, seminar, membaca sendiri dan mecoba sendiri, agar anak dapat
belajar mandiri dengan cara menemukannya sendiri.
Teori 3: Saefuddin & Berdiati, (2014, hlm. 56) berpendapat bahwa DL sebagai proses
pembelajaran yang terjadi bila pembelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam
bentuk finalnya, tetapi melalui proses menemukan
Sintesa: DL merupakan model pembelajaran yang dimana siswa sendiri yang harus
menemukan pengetahuannya dari hasil berdiskusi.
4. Self-Directed Learning (SDL)
Teori 1: Huda (2013) berpendapat kalau SDL merupakan keadaan dimana pembelajar
memiliki kontrol sepenuhnya dalam proses pembuatan keputusan terkait dengan
pembelajarannya sendiri dan menerima tanggung jawab utuh atasnya, meskipun
nantinya mereka membutuhkan bantuan dan nasihat dari seorang guru.
Teori 2: Merriam (2004) berpendapat bahwasanya SDL yaitu proses belajar dimana
siswa membuat inisiatif sendiri dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dari
pengalaman belajarnya yang diambil dari berbagai sumber atau literatur.
Sintesa: SDL merupakan model pengembangkan diri individu yang diawali dengan
inisiatif sendiri dengan belajar perencanaan belajar sendiri dan dilakukan sendiri
dalam belajar.
5. Cooperative Learning (CL)
Teori 1: Suprijono, Agus (2010:54) berpendapat bahwa model pembelajaran
kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk
bentuk- bentuk yang dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru.
Teori 2: Sunal dan Hans (2000) berpendapat bahwa CL merupakan suatu cara
pendekatan atau serangkaian strategi yang khusus dirancang untuk memberi dorongan
kepada peserta didik agar bekerja sama selama proses pembelajaran.
Teori 3: Djajadisastra (1982) berpendapat tentang CL merupakan suatu metode
mengajar dimana murid-murid disusun dalam kelompok-kelompok waktu menerima
pelajaran atau mengerjakan soal-soal dan tugas-tugas.
Sintesa: pembelajaran CbL dimana setiap siswa dalam suatu kelompok bertanggung
jawab terhadap sesama anggota kelompok. Dalam pembelajaran kolaboratif, siswa
berbagi peran, tugas, dan tanggung jawab guna mencapai kesuksesan bersama.
7. Contextual Instruction (CI)
Teori 1: menurut Riyanto (2014: 159), Contextual Teaching
and Learning (CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru
mengkaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata
siswa dan mendorong antar pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari sebagai anggota keluarga
dan masyarakat.
Teori 2: Sani (2013: 92), berpendapat pendekatan CTL merupakan suatu konsepsi
yang membantu guru mengaitkan konten pembelajaran dengan situasi dunia
nyata dan memotivasi peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan
dan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggoa keluarga, warga
negara, dan/atau tenaga kerja.
Teori 2: Boud (2010: 285) menjelaskan PBL yakni pendekatan pembelajaran yang
mengarah pada pelibatan siswa dalam mengatasi masalah belajar dengan praktik nyata
yang dekat dengan kehidupan sehari-hari.
Teori 3: Tan (2003: 22) menguraikan bahwa PBL merupakan suatu pembelajaran
yang mana penerapannya bukan sekedar memasukkan masalah dalam kelas, namun
juga dalam kegiatannya memberi kesempatan pada peserta didik untuk aktif
membentuk pengetahuan lewat interaksi serta penyelidikan dengan kolaborasi.
Sintesa: PBL merupakan model pembelajaran yang mana siswa disajikan suatu
masalah nyata yang dekat dengan kehidupan, selanjutnya siswa mencari alternatif
penyelesaian masalah dalam kelompok kecil.
DAFTAR PUSTAKA
Muchlisin Riadi. 2023. “Model Pembelajaran Small Group Discussion”
https://www.kajianpustaka.com/2023/02/model-pembelajaran-small-group-
discussion.html?m=1#:~:text=Menurut%20Hasibuan%20dan%20Moejiono%20