Anda di halaman 1dari 20

“ELIMINASI B.A.

K (BUANG AIR KECIL) & PEMASANGAN


KATETER”

KELOMPOK 4
KELOMPOK 4 :

1. ARIFUL HUDA
2. ARISKI RIZA MARSAILINDRA
3. BRILLIAN PUTRA ANDARA
4. DAMAYASA DERY PERTIWI
5. FAHRI MAULANA
6. PUTRI DWI UTAMI
7. WENSI OKTARI MABIA

DOSEN PENGAMPU : NOOR FAUZIYYAH, S.ST.,M.K.M


MATA KULIAH : KEPERAWATAN RADIOLOGI

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah Rabb Pencipta, Pengatur dan Pemelihara alam
semesta. Dengan ke-Esaan dan kekuasaan-Nya kita memohon pertolongan
dan bimbingan. Sesungguhnya tiada kesulitan bila Allah memudahkannya
dan tiada kemudahan bila Allah mempersulitnya. Semoga segala aktivitas
kita semua selalu diridhoi dan dimudahkan segala urusan oleh-Nya.
Shalawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW yang membawa umat dari jalan kegelapan ke jalan yang
terang dan sebagai rahmat bagi seluruh alam, juga para sahabat, keluarga
dan penerus risalahnya sampai akhir zaman.
KELOMPOK 4

Bagaikan lebah, kecil badannya, tapi sangat besar kebaikan yang


dihasilkannya. Lebah menjadi simbolisasi kebermaknaan hidup, sekaligus
tradisi prestasi dan keinginan member manfaat kepada sesama. Hinggap
pada kelopak bunga yang bersih, memakan sari bunga yang bersih, dan
menghasilkan madu yang bersih.
Begitupun dengan seorang Radiografer harus memiliki harapan
yang tinggidalam berbuat kebaikan dan cita-cita memberikan pelayanan
Kesehatan untuk bangsa dan negara
Bagian dari totalitas seorang Radiografer adalah memberikan
pelayanan Kesehatan untuk para pasien yang membutuhkan pelayanan
radiologi demi Kesehatan bangsa
Pada kesempatan ini team penyusun mengucapkan terima kasih.

2
DAFTAR ISI
ELIMINASI BUANG AIR KECIL……………………………………………………………….
a. APA ITU ELIMINASI BAK (BUANG AIR KECIL) ?
b. MENGAPA KITA PERLU ELIMINASI ?
c. Ada beberapa hal yang mempegaruhi buang air kecil

SISTEM ELIMINASI BAK…………………………………………………………………………

STRUKTUR DAN FUNGSI ORGAN PADA ELIMINASI URINE………………………

TAHAP PEMBENTUKAN URINE………………………………………………………………

TABEL PEMBENTUKAN URINE………………………………………………………………..

KELOMPOK 4
TABEL CIRI CIRI URINE SEHAT & TIDAK SEHAT………………………………………..

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ELIMINASI URINE………………………………..

GANGGUAN PADA SISTEM ELIMINASI URINE…………………………………………

GANGGUAN PADA SISTEM ELIMINASI BAK…………………………………………….

PEMERIKSAAN RADIOGRAFI PADA PASIEN BATU GINJAL……………………….

PEMASANGAN KATETER………………………………………………………………………..

JENIS JENIS KATETER BERDASARKAN BAHAN…………………………………………

JENIS JENIS KATETER BERDASARKAN BENTUK………………………………………...

FAKTOR KENAPA PASIEN HARUS MENGGUNAKAN KATETER……………………

PROSEDUR TINDAKAN KATETERISASI URINE PADA


LAKI-LAKI &PEREMPUAN…………………………………………………………………………..
PROSES KERJA KATETER URINE………………………………………………………………….

3
ELIMINASI BUANG AIR KECIL

APA ITU ELIMINASI BAK (BUANG AIR KECIL) ?


ELIMINASI BAK (BUANG AIR KECIL) MERUPAKAN PENGELUARAN MELALUI SALURAN
KENCING BERUPA URINE TUBUH HASIL METABOLISME UNTUK PEMBERSIHAN DARI BAHAN
BAHAN YANG MELEBIHI KEBUTUHAN BADAN DARI PRODUK BUANGAN ,BAK JUGA SERING
DISEBUT DENGAN MIKSI

MENGAPA KITA PERLU ELIMINASI ?


Eliminasi dibutuhkan untuk mempertahankan keseimbangan fisiologis melalui
KELOMPOK 4

sisa-sisa metabolisme tubuh

Ada beberapa hal yang mempegaruhi buang air kecil :


1. Jumlah konsumsi cairan
Menurut dr Ponco dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah
Sakit Cipto Mangunkusumo (FKUI-RSCM), jumlah konsumsi cairan
merupakan salah satu faktor yang menentukan frekuensi dan volume pipis.
Semakin banyak minum tentunya makin banyak pula air pipis yang harus
dibuang.
"Hal inilah yang mengakibatkan pipis cenderung lebih sedikit saat puasa,
karena kita juga minumnya terbatas. Ingat jika terasa ingin pipis sebaiknya
jangan ditahan," kata dr Ponco.

2. Jenis cairan yang dikonsumsi


Beberapa jenis cairan konsumsi terbukti bisa memancing produksi urine
dalam tubuh, atau yang kerap disebut diuretik. Misalnya kopi atau minuman
berenergi yang mengandung banyak kafein.

Dengan sifat tersebut sangat disarankan minum cukup air putih usai
4
mengonsumsi minuman tinggi kafein. Kecukupan air putih menjaga
keseimbangan cairan yang mempengaruhi fungsi tubuh.
3. Kondisi khusus
Perempuan yang sedang hamil atau sering melahirkan biasanya tidak bisa
nahan pipis, sehingga mereka terlihat lebih sering buang air kecil. Rahim yang
menekan kandung kemih serta ketahanan otot panggul yang turun
mengakibatkan perempuan sulit mengontrol pipis.

Selain kehamilan, dr Ponco juga menyebutkan Over Active Bladder (OAB)


yaitu kondisi abnormal yang mengakibatkan seseorang sering buang air kecil.
OAB adalah masalah pada fungsi penyimpanan kandung kemih yang
menyebabkan dorongan tiba-tiba untuk buang air kecil. Beberapa kondisi
yang mengakibatkan OAB adalah usai stroke, cedera tulang belakang,
multiple sclerosis, dan penyakit Parkinson

SISTEM ELIMINASI BAK

KELOMPOK 4
SECARA GARIS BESAR STRUKTUR SISTEM PERKENCINGAN
TERDIRI DARI :
1) GINJAL :

MENGEKSRESIKAN SEBAGIAN TERBESAR PRODUKSI AKHIR METABOLISME TUBUH


BERUPA URINEMENGATUR KONSENTRASI GARAM DALAM DARI KESEIMBANGAN ASAM BASA,
DARAH SERTA KESEIMBANGAN CAIRAN

2) URETER : 5

BERFUNGSI MENYALURKAN URINE DARI GINJAL KE KANDUNG KEMIH


STRUKTUR DAN FUNGSI ORGAN PADA ELIMINASI URINE
GINJAL

• Ginjal memainkan peran penting dalam regulasi tekanan darah. Mereka melakukan hal ini,
baik dengan menghilangkan air dari darah atau melestarikan itu.

• Ginjal mengeluarkan enzim yang disebut renin, yang bertindak sebagai stimulator untuk
aktivasi jalur angiotensin-aldosteron. Jalur ini memainkan peran penting dalam mengendalikan
tekanan darah.

• Ginjal mengatur pH darah.

• Ginjal juga mengatur jumlah radikal bebas dari unsur-unsur yang berbeda seperti Na +, dll,
dalam darah.

• Ginjal mengeluarkan eritropoietin, hormon, yang merangsang produksi sel darah merah.
KELOMPOK 4

• Ginjal memproduksi vitamin D.

• Ginjal menyaring darah dan memisahkan zat-zat beracun, seperti bilirubin, amonia dan
kreatinin. Hal ini juga filter dan memisahkan bahan kimia yang tidak adat untuk tubuh, seperti
obat farmasi dan zat racun, seperti timbal dan merkuri.

6
Ureter

mengarah dari masing-masing ginjal ke kandung kemih. Urine, yang merupakan output dari ginjal, diangkut
oleh ureter ke kandung kemih untuk disimpan, sebelum diekskresikan dalam proses berkemih atau buang air
kecil.

Kandung Kemih

Kandung kemih adalah organ yang berbentuk seperti kantung dan terletak di panggul, di belakang tulang
kemaluan. Sebagai bagian sistem sekresi, fungsi utamanya adalah menyimpan urin dari ginjal hingga siap
untuk dikeluarkan. Organ ini terdiri dari beberapa lapisan jaringan otot yang dapat menampung urin
sebanyak 600 mL. Saat volume urin di kandung kemih sudah mencapai sekitar 400 mL, respon sistem saraf
pusat akan terpicu dan merasakan sensasi penuh. Saat itu terjadi, otot kandung kemih perlahan berkontraksi
dan katup sfingter internal terbuka. Lalu, urin akan keluar melalui uretra.

Uretra bertanggung jawab atas bagian nyata urine keluar dari tubuh. adalah organ otot berongga yang
menyimpan sebanyak 2 cangkir urine.Fungsinya menampung urin yang akan dikeluarkan kedunia luar melalui
uretra.

KELOMPOK 4
• Otot-otot longitudinal kontraksi kandung kemih untuk mengeluarkan urin keluar.

• Hubungan antara uretra dan kandung kemih, dijaga oleh sfingter uretra internal yang (pita melingkar otot
halus). Ini pita otot tidak memungkinkan urin bocor keluar dari kandung kemih. Ketika menerima pesan dari
otak, melemaskan cengkeramannya dan memungkinkan aliran urin keluar dari tubuh selama proses buang air
kecil.

• Jika sfingter tidak bekerja dengan baik, maka orang menderita inkontinensia, di mana seseorang tidak bisa
menahan nya urin secara efektif

TAHAP PEMBENTUKAN URINE

7
TABEL PEMBENTUKAN URINE
PROSES TEMPAT BAHAN HASIL

URINE PRIMER YANG


MENGANDUNG
GLOMERULUS DARAH UROBILIN, UREA,
TAHAP FILTRASI
GLUKOSA, AIR, ASAM
AMINO, ION NATRIUM,
KALIUM, KALSIUM, DAN
KLOR
KELOMPOK 4

PENYERAPAN KEMBALI URINE SEKUDER YANG


ZAT ZAT YANG MASIH MENGANDUNG AIR,
TUBULUS KONTORTUS DIPERLUKAN OLEH GARAM. UREA
TAHAP
PROKSIMAL TUBUH SEPERTI UROBILIN
REABSORBSI
GLUKOSA, ASAM
AMINO, ION KALIUM,
DAN AIR

PENAMBAHAN ZAT ZAT URINE YANG


YANG SUDAH TIDAK SESUNGGUH NA
TUBULUS KONTORTUS DIPERLUKAN OLEH MENGANDUNG AIR,
TAHAP
DISTAL TUBUH SEPERTI ZAT UREA, GARAM-GARAM,
AUGMENTASI
WARNA UROBILIN, SISA SISA METABOLISME
OBAT, ION H, DAN ION ZAT WARNA UROBILIN-
K KREATIN-SISA OBAT
DAN VITAMIN.

8
TABEL CIRI CIRI URINE SEHAT & TIDAK SEHAT

KELOMPOK 4

9
Faktor yang mempengaruhi eleminasi urine
1. Diet dan Asupan tipe makanan seperti protein dan natrium dpt menentukan jumlah urine yang dibentuk,
kopi dapat meningkatkan pembentukan urine.

2. Respons Keinginan Awal untuk berkemih Kebiasaanmengabaikan keinginan berkemih dapat menimbulkan
urine banyak tertahan di VU shg mempengarhi ukuran VU dan jumlah Urine .

3. Gaya Hidup Perubahan Gaya Hidup mempengaruhi ketersediaan fasilitas toilet

4.Stres Psikologis Meningkatnya stres dapat mengakibatkan seringnya frekwensi berkemih krn sensifitas
untuk keinginan berkemih dan jmlh urine yg diproduksi

5.Tingkat aktivitas eleminasi urine membutuhkan tonus otot VU yang baik utuk fungsi spinkter yang
didapatkan dengan beraktivit

6.Tingkat perkembangan Tumbang mempengaruhi pola berkemih


KELOMPOK 4

7. Pembedahan efek pembedahan dapat menurunkan filtrasi glomerulus yang dapat menyebabkan
penurunan julmah produksi urine karena dampak dari pemberian obat anestesi.

8. Pengobatan efek pengobatan menyebabkan peningkatan atau penurunan jumlah urine. Misalnya,
pemberian diuretik dapat meningkatkan jumlah urine, sedangkan pemberian obat antikohnergik atau
antihipertensi dapat menyebabkan retensi urine.

9. Pemeriksaan Diagnostik prosedur diagnostik yang berhubungan dengan tindakan pemeriksaan saluran
kemih seperti intravenous pyelogram (IVP), dengan membatasi jumlah asupan dapat mempengaruhi produksi
urine kemudian, tindakan sistokopi dapat menimbulkan edema lokal pada uretra yang dapat mengganggu
pengeluaran urin

GANGGUAN PADA SISTEM ELIMINASI URINE


Gangguan eliminasi urine adalah kondisi di mana seseorang mengalami gangguan dalam pola berkemih atau
disfungsi eliminasi urin, yaitu gangguan fungsi organ organ eliminasi seperti ginjal, ureter, kandung kemih,
dan uretra. Penyakit ini dapat memberikan pengaruh buruk secara psikologis dan social. GANGGUAN PADA
SISTEM ELIMIN

10
GANGGUAN PADA SISTEM ELIMINASI BAK (BUANG AIR KECIL)
1. Infeksi saluran kemih Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi yang terjadi di bagian mana
pun dari sistem urinaria, mulai dari ginjal hingga saluran kemih.

2. Batu saluran kemih Batu saluran kemih (urolithiasis) adalah kondisi ketika terbentuk batu di
sistem urinaria, seperti batu ginjal, batu ureter, atau batu kandung kemih.

3. Inkontinensia urine Inkontinensia urine adalah kondisi ketika fungsi otot atau saraf pada
kandung dan saluran kemih mengalami gangguan, sehingga tidak dapat mengendalikan proses
buang air kecil.

4. Uretritis Uretritis adalah peradangan pada uretra. Kondisi ini sering kali disebabkan oleh
infeksi bakteri di saluran kemih. Uretritis dapat menyebabkan rasa nyeri dan keinginan untuk
lebih sering buang air kecil.

KELOMPOK 4
5. Sindrom nefrotik Sindrom nefrotik adalah kelainan ginjal yang menyebabkan kadar protein di
dalam urine meningkat. Sindrom nefrotik dapat menyebabkan gejala seperti urine berbusa,
kelelahan, tidak nafsu makan, serta pembengkakan di kaki, wajah, dan beberapa bagian tubuh
lain, seperti wajah dan sekitar mata.

6. Sindrom nefritik Sindrom nefritik adalah peradangan yang menyebabkan pembengkakan


pada ginjal. Kondisi ini dapat menyebabkan nyeri panggul, buang air kecil lebih sering dan
terasa nyeri, urine tampak keruh atau kemerahan, sakit pinggang atau perut, serta
pembengkakan di wajah dan kaki

7. Gagal ginjal Gagal ginjal terjadi ketika ginjal tidak mampu menyaring darah dan membuang
cairan serta zat limbah tubuh. Ketika mengalami gagal ginjal, seseorang akan mengalami
beberapa gejala, seperti berkurangnya jumlah urine, pembengkakan di kaki, sesak napas,
lemas, hingga pucat

11
PEMERIKSAAN RADIOGRAFI PADA PASIEN BATU GINJAL
Diagnosis batu ginjal dapat dikonfirmasi dengan pencitraan CT scan abdominopelvis yang
bermanfaat dalam menentukan lokasi, diameter, dan densitas batu. USG ginjal dapat menjadi
alternatif, serta sekaligus dapat mengidentifikasi adanya hidronefrosis atau dilatasi uretra.
Selain melihat bentuknya, ukuran dan lokasinya pun dapat dilihat melalui gambar hasil
pemeriksaan CT-Scan, sehingga membantu Dokter memutuskan tata laksana apa yang tepat
diberikan kepada pasien
KELOMPOK 4

12
PEMASANGAN KATETER

KELOMPOK 4
APA ITU KATETER URINE ?

Kateter urine adalah alat berupa selang kecil tipis yang terbuat dari karet atau
plastik berbahan lentur. Alat ini dimasukkan ke dalam saluran kencing agar
penggunanya bisa kencing dan membuang urine dengan normal. Biasanya, alat
dipasang ke dalam kandung kemih melalui uretra pasien. Tujuan
pemasangankateter urine adalah mengosongkankandung kemih pada pasien yang
tidak mampu buang air kecil sendiri dengan normal. Pemasangan alat ini rata-rata
13
dilakukan selama tiga hingga delapan hari. Namun, ada juga pemasangankateter
yang dilakukan setiap satu sampai dua minggu untuk mencegahterjadinya infeksi.
JENIS – JENIS KATETER BERDASARKAN BAHANNYA
KATETER PLASTIK

untuk pasien dengan penyakit yang tidak kronis. Alat ini dipakai sementara karena lebih mudah rusak dan
tidak selentur bahan lainnya.

KATETER LATEKS
KELOMPOK 4

pemakaian jangka waktu kurang dari 3 minggu.

KATETER SILIKON MURNI

penggunaan selama 2-3 bulan karena bahannya lebih lentur dan cocok bagi saluran kencing (uretra).

KATETER LOGAM

pemakaian sementara, biasanya untuk mengosongkan kandung kemih pada ibu yang baru melahirkan

14
JENIS JENIS KATETER BERDASARKAN BENTUKNYA

FAKTOR PASIEN HARUS MENGGUNAKAN KATETER URINE

KELOMPOK 4
• Tidak dapat buang air kecil sendiri.

• Tidak bisa mengontrol kencing (inkontinensia urine) atau aliran urinenya.

• Memiliki masalah kesehatan kandung kemih.

• Dirawat inap untuk operasi.

• Sedang dalam koma.

• Dibius dalam jangka waktu lama.

• Mengalami retensi urine, yakni kondisi ketika kandung kemih tidak dapat
kosong seutuhnya.

• Sedang tidak bolehbanyak bergerak, misalnya akibat cederaatau usai operasi.

• Frekuensi buang air kecil, jumlah urine yang keluar, dan aliran urine perlu
dimonitor, misalnya pada pasien penyakit ginjal.

• Memiliki kondisi medis yang memerlukan pemasangan kateter, seperti


cederasaraf tulang belakang, multiple sclerosis, dan demensia. Pemasangan
15
kateter biasanya hanya sementara sampai pasien bisa kembali buang air kecil
sendiri.
TAHAP PEMASANGAN KATETER URINE
Alat & Bahan

1. Sarung tangan steril

2. Kateter urin sesuai ukuran

3. Urine bag dan penggantungnya

4. Spuit yang berisi 10-20 ml aquades/NaCl

5. Jeli

6. Cairan antiseptik

7. Sarung tangan bersih

8. Kom bersih
KELOMPOK 4

9. Wadah sampel urin (jika perlu)

10. Kapas/kasa

11. Pengalas

12. Bengkok

13. Sampiran

16
PROSEDUR TINDAKAN KATETERISASI URINE PADA LAKI-LAKI
1.Identifikasi pasien menggunakan minimal dua identitas

2.Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur

3.Siapkan alat dan bahan yang diperlukan, dekatkan dengan pasien

4.Jaga privasi dengan memasang sampiran

5.Atur posisi terlentang dengan memasang sampiran

6.Letakkan pengalas di bawah bokong

7.Tutup area pinggang dengan selimut

8.Cuci tangan dengan 6 langkah

9.Pasang sarung tangan bersih

10.Bersihkan area genetalia dengan khas dan cairan antiseptik

KELOMPOK 4
11.Bilas dan keringkan, kemudian lepaskan sarung tangan bersih

12.Buka set kateter steril (tetap pertahankan teknik aseptik)

13.Pasang sarung tangan steril

14.Sambungkan kateter dengan urin bag

15.Pegang penis tegak lurus dengan tangan nondominan dan masukan 10 ml jeli ke dalam meatus uretra dengan tangan
dominan

16.Tutup meatus uretra dengan jari telunjuk selama 1-2 menit

17.Masukan kateter ke dalam meatus uretra dengan secara perlahan dengan tangan dominan sampai pangkal kateter sambil
menganjurkan

untuk tarik napas dalam

18.Lakukan fiksasi internal dengan memasukan aquades/NaCl untuk mengembangkan balon kateter

19.Tarik kateter perlahan sampai terasa ada tahanan untuk memastikan kateter terfiksasi dengan baik dalam kandung kemih

20.Lepaskan sarung tangan steril

21.Lakukan fiksasi eksternal dengan plester di area abdomen bawah/pubis dengan penis mengarah ke dada

22.Gantung urin bag dengan posisi lebih rendah dari pasien

23.Pasang sarung tangan bersih dan ambil sampel urine segera dari urine bag (jika perlu)

24.Lepaskan sarung tangan bersih

25.Rapikan pasien dan alat yang digunakan

26.Cuci tangan 6 langkah 17


27.Dokumentasikan prosedur yang dilakukan (warna urine, jumlah urine yang keluar, jumlah aquades, tanggal waktu
pemasangan dan respon Pasien
PROSEDUR TINDAKAN KATETERISASI URINE PADA PEREMPUAN
1. Identifikasi pasien menggunakan minimal dua identitas

2. Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur

3. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan, dekatkan dengan pasien

4. Jaga privasi dengan memasang sampiran

5. Atur posisi terlentang dengan memasang sampiran

6. Letakkan pengalas di bawah bokong

7. Tutup area pinggang dengan selimut

8. Cuci tangan dengan 6 langkah

9. Pasang sarung tangan bersih

10. Bersihkan area perineum dengan khas dan cairan antiseptik


KELOMPOK 4

11. Bilas dan keringkan, kemudian lepaskan sarung tangan bersih

12. Buka set kateter steril (tetap pertahankan teknik aseptik)

13. Pasang sarung tangan steril

14. Sambungkan kateter dengan urin bag

15.Lumasi ujung 2.5-5 cm dengan jeli

16. Buka kedua labia minora dengan ibu jari dan telunjuk tangan nondominan

17.Masukan kateter 5-7.5 cm ke dalam meatus uretra secara perlahan sambil meminta untuk tarik napas dalam

18.Perhatikan adanya aliran urin pada selang urine bag

19. Lakukan fiksasi internal dengan memasukan aquades/NaCl untuk mengembangkan balon kateter

20. Tarik kateter perlahan sampai terasa ada tahanan untuk memastikan kateter terfiksasi dengan baik dalam kandung kemih

21. Lepaskan sarung tangan steril

22. Lakukan fiksasi eksternal dengan plester di area paha dalam

23. Gantungkan urine bag dengan posisi lebih rendah dari pasien

24. Pasang sarung tangan bersih dan ambil sampel urine segera dari urine bag (jika perlu)

25. Lepaskan sarung tangan bersih

26. Rapikan pasien dan alat yang digunakan

27. Cuci tangan 6 langkah

18 28. Dokumentasikan prosedur yang dilakukan (warna urine, jumlah urine yang keluar, jumlah aquades, tanggal waktu
pemasangan dan respon pasien).
PROSES KERJA KATETER URINE
● Proses kerja kateter urine diawali dengan pemasangn kateter urine yang dilakukan dengan memasukkan
selang kateter ke kandung kemih. Bisa melalui uretra (saluran kencing), lalu dikunci dengan
menggembungkan balon di ujung kateter jelasnya.

● Ketika selang sudah mencapai leher kandung kemih, pasien dapat langsung buang air kecil menggunakan
selang kateter. Air kencing kemudian akan ditampung di kantong urine.

KELOMPOK 4

19
PENUTUP
Kesimpulan

1.Eliminasi urin merupakan salah satu dari proses metabolik tubuh. Urin dikeluarkan melalui
paru-paru, kulit, ginjal dan pencernaan.

2.Sistem perkemihan terdiri dari dua ginjal (ren) yang menghasilkan urin, dua ureter
yangmembawa urin dari ginjal ke vesika urinaria (kandung kemih), satu vesika urinaria
(VU),tempat urin dikumpulkan, dan satu uretra, urin dikeluarkan dari vesika urinaria.

3.Faktor yang mempengaruhi eliminasi urine yaitu diet dan asupan (intake), respons
keinginanawal untuk berkemih, gaya hidup, stres psikologis, tingkat , aktivitas,tingkat
perkembangankondisi penyakit, sosiokultural, kebiasaan seseorang, tonus otot,
KELOMPOK 4

pengobatan,dan pemeriksaan diagnostik

Saran

1.Kita harus lebih memperhatikan kebutuhan eliminasi uri dalam kehidupan kita sehari-hari.

2.Menjaga kebersihan daerah tempat keluarnya urine.

20

Anda mungkin juga menyukai