TUGAS MANDIRI
PERPAJAKAN
Puji Tuhan dan puji syukur karna Tuhan Yang Maha Esa masih memberkati
dan melindungi hingga saat ini, sebagaimana makalah ini ada, serta kesanggupan
dalam menyelesaikan tugas mandiri yang berbentuk makalah ini dengan judul
pajak penghasilan pph, dari mata kuliah perpajakan yang telah di ajarkan oleh
bapak Haposan Banjarnahor, S.E., M.SI di pertemuan-pertemuan sebelumnya
disetiap hari jumat yang lalu melalui luring yang berada di kelas Y-311 di
Universitas Putera Batam, Tembesi. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi
tugas mandiri yang telah diberikan kepada saya di Universitas Putera Batam.
Saya juga berterima kasih kepada Dosen pengampu mata kuliah perpajakan
bapak Haposan Banjarnahor, S.E., M.SI yang sudah memberikan ilmu nya kepada
saya tentang materi pajak penghasilan pph sebagaimana sangat membantu dalam
pemahaman mengenai perpajakan yang ada di Indonesia ini. Saya juga
berterimakasih kepada semua pihak dan sumber-sumber yang telah membantu
saya untuk menyusun dan menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan
wawasan terkait dengan investasi reksa dana sebagai alternatif investasi bagi
investor pemula sebagaimana telah di jelaskan dalam makalah ini.
Kesadaran saya bahwa makalah ini tidak lepas dari adanya
ketidaksempurnaan. Jika ada salah kata, kalimat dan maksud tujuan serta
penjelasan yang kurang jelas dan kurang dimengerti dalam makalah ini, mohon
dimaklumi. Maka dari itu perlunya kritik serta saran yang baik, berguna serta
mambangun untuk membantu saya memperbaiki dan menyempurnakan makalah
ini dengan baik.
i
Tri Wahyuni Simanjuntak
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB I...................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................2
BAB II..................................................................................................................................3
PEMBAHASAN....................................................................................................................3
2.1 Pengertian Pajak Penghasilan.............................................................................3
2.2 Kategori Pajak Penghasilan.................................................................................3
2.3 Dasar Hukum Pengaturan Pajak Penghasilan.....................................................3
2.4 Subjek Pajak Penghasilan...................................................................................4
2.5 Objek Pajak Penghasilan.....................................................................................8
2.6 PTKP dan PKP...................................................................................................11
BAB III...............................................................................................................................14
PENUTUP..........................................................................................................................14
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................14
3.2 Saran................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
5. Apakah PTKP dan PKP itu?
2
BAB II
PEMBAHASAN
yang dikenakan pada wajib pajak orang pribadi, yang terbagi atas pegawai
serta bukan pegawai maupun pengusaha dan PPh yang dibebankan atas
3
2.3 Dasar Hukum Pengaturan Pajak Penghasilan
Pajak Penghasilan (PPh) di Indonesia diatur pertama kali dengan Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 1983 dengan penjelasan pada Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 50. Selanjutnya berturut-turut peraturan
ini diamandemen oleh:
4
(NPWP). Pendaftaran diri sebagai WP dilakukan di KPP tersebut harus sesuai
dengan wilayah domisili yang bersangkutan. Merujuk pada UU PPh, subjek pajak
penghasilan terbagi menjadi beberapa jenis, di antaranya:
a. Orang Pribadi
Orang pribadi adalah subjek pajak penghasilan bagi yang mencakup orang
pribadi yang bertempat tinggal atau berada di Indonesia maupun di luar
Indonesia. Subjek PPh Orang Pribadi (OP) ini terdiri terdiri dari:
Subjek PPh OP Dalam Negeri.
Subjek PPh OP Dalam Negeri ini berlaku bagi yang telah menerima
atau memperoleh penghasilan yang besarnya melebihi Penghasilan
Tidak Kena Pajak (PTKP). Besar PTKP yang ditetapkan sebesar:
- Rp15.84.000 untuk diri wajib pajak orang pribadi
- Rp1.320.000 tambahan untuk wajib pajak yang kawin
- Rp15.840.000 tambahan untuk seorang istri yang
- penghasilannya digabung dengan penghasilan suami
sebagaimana dimaksud dalam 8 ayat (1)
- Rp1.320.000 tambahan untuk setiap anggota keluarga
- sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus
- serta anak angkat, yang menjadi tanggungan sepenuhnya,
- paling banyak 3 orang untuk setiap keluarga
Subjek PPh OP Luar Negeri
Subjek PPh OP Luar Negeri ini berlaku bagi yang menerima atau
memperoleh penghasilan yang bersumber dari Indonesia maupun
melalui bentuk usaha tetap di Indonesia.
b) Warisan yang belum terbagi
Masih merujuk pada UU PPh No. 36/2008, yang dimaksud warisan belum
terbagi sebagai subjek pajak PPh di sini agar pengenaan pajak atas
penghasilan yang berasal warisan tersebut tetap dilaksanakan. Artinya,
warisan yang di tinggalkan oleh subjek pajak dalam negeri ini mengikuti
status pewaris. Katika warisan yang di tinggalkan oleh pewaris tersebut
5
belum dibagikan kepada ahli waris, bisa saja memberikan penghasilan
meski pewaris tersebut telah meninggal. Adapun untuk pelaksanaan
pemenuhan kewajiban perpajakannya, warisan tersebut menggantikan
kewajiban ahli waris yang berhak. Jika warisan itu telah dibagi, maka
kewajiban perpajakannya beralih kepada ahli waris. Sedangkan warisan
yang belum terbagi yang ditinggalkan oleh orang pribadi sebagai subjek
pajak luar negeri yang tidak menjalankan usaha atau melakukan kegiatan
melalui suatu bentuk usaha tetap di Indonesia, maka tidak dianggap
sebagai subjek pajak pengganti. Karena pengenaan pajak atas penghasilan
yang diterima atau diperoleh orang pribadi dimaksud melekat pada
objeknya.
1. Orang Pribadi
yaitu warisan dari seseorang yang sudah meninggal dan belum dibagi
tetapi menghasilkan pendapatan, maka pendapatan itu dikenakan pajak.
3. Badan
6
pembiayaannya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;
yaitu bentuk usaha yang digunakan oleh orang pribadi yang tidak
bertempat tinggal di Indonesia atau berada di indonesia tidak lebih dari
183 hari dalam jangka waktu dua belas bulan, atau badan yang tidak
didirikan dan berkedudukan di Indonesia, yang melakukan kegiatan di
Indonesia.
7
- tidak menjalankan usaha atau kegiatan lain untuk memperoleh
penghasilan dari Indonesia selain pemberian pinjaman kepada
pemerintah yang dananya berasal dari iuran para anggota;
Objek Pajak Penghasilan yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk
menambah kekayaan Wajib pajak yang bersangkutan dengan nama dan dalam
bentuk apapun termasuk:
8
a. Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang
diterima atau diperoleh termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium, komisi,
bonus, gratifikasi, uang pensiun atau imbalan dalam bentuk lainnya kecuali
ditentukan lain dalam Undang-undang Pajak Penghasilan;
b. Hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan dan penghargaan;
c. Laba usaha;
d. Keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta termasuk:
- keuntungan karena pengalihan harta kepada perseroan, persekutuan,dan
badan lainnya sebagai pengganti saham atau penyertaan modal;
- keuntungan yang diperoleh perseroan, persekutuan, dan badan lainnya
karena
- pengalihan harta kepada pemegang saham, sekutu atau anggota;
- keuntungan karena likuidasi, penggabungan, peleburan,
pemekaran,pemecahan atau pengambilalihan usaha;
- keuntungan karena pengalihan harta berupa hibah, bantuan atau
sumbangan, kecuali yang diberikan kepada keluarga sedarah dalam
garis keturunan lurus satu derajat, dan badan keagamaan atau badan
pendidikan atau badan sosial atau pengusaha kecil termasuk koperasi
yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, sepanjang tidak ada hubungan
dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan atau penguasaan antara pihak
pihak yang bersangkutan;
e. Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai
biaya;
f. Bunga termasuk premium, diskonto dan imbalan karena jaminan
pengembalian utang;
g. Dividen dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk dividen dari
perusahaan asuransi kepada pemegang polis dan pembagian sisa hasil usaha
koperasi;
h. Royalti;
i. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta;
j. Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala;
9
k. Keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai dengan jumlah
tertentu yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah;
l. Keuntungan karena selisih kurs mata uang asing;
m. Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva;
n. Premi asuransi;
o. Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya yang
terdiri dari WP yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas;
p. Tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum
dikenakan pajak:
- Bantuan atau sumbangan termasuk zakat yang diterima oleh badan amil
zakat atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh
Pemerintah dan para penerima zakat yang berhak.
- Harta hibahan yang diterima oleh keluarga sedarah dalam garis
keturunan lurus satu derajat, dan oleh badan keagamaan atau badan
pendidikan atau badan sosial atau pengusaha kecil termasuk koperasi
yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, epanjang tidak ada hubungan
dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan antara pihak-
pihak ybs;
- Warisan;
- Harta termasuk setoran tunai yang diterima oleh badan sebagai
pengganti saham atau sebagai pengganti penyertaan modal;
- Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang
diterima atau diperoleh dalam bentuk natura dan atau kenikmatan dari
Wajib Pajak atau Pemerintah;
- Pembayaran dari perusahaan asuransi kepada orang pribadi sehubungan
dengan asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi
dwiguna dan asuransi beasiswa;
- Dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan
terbatas sebagai WP Dalam Negeri, koperasi, BUMN atau BUMD dari
penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat
kedudukan di Indonesia dengan syarat:
10
dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan; dan
bagi perseroan terbatas, BUMN dan BUMD yang menerima
dividen, kepemilikan saham pada badan yang memberikan dividen
paling rendah 25% (dua puluh lima persen) dari jumlah modal yang
disetor dan harus mempunyai usaha aktif di luar kepemilikan
saham tersebut;
- Iuran yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang pendiriannya
telah disahkan oleh Menteri Keuangan , baik yang dibayar oleh pemberi
kerja maupun pegawai;
- Penghasilan dari modal yang ditanamkan oleh dana pensiun dalam
bidang-bidang tertentu yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri
Keuangan;
- Bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari perseroan
komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham-saham,
persekutuan, perkumpulan, firma dan kongsi;
- Bunga obligasi yang diterima atau diperoleh perusahaan reksa dana
selama 5 (lima) tahun pertama sejak pendirian perusahaan atau
pemberian izin usaha;
- Penghasilan yang diterima atau diperoleh perusahaan modal ventura.
11
dikurangi dengan PTKP yang akan menjadi dasar perhitungan Pajak
Penghasilan Pasal 21.
2. Fungsi PTKP
12
pribadi dan pengusaha kecil, sebagaimana yang diundangkan dalam UU
Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP) akan segera berlaku. Masyarakat
yang gajinya di bawah Rp 4,5 juta per bulan tidak dikenakan pajak
dikarenakan berada di bawah batas Penghasilan Tidak kena Pajak (PTKP).
Adapun, PTKP yang berlaku saat ini masih tetap Rp 4,5 juta per bulan
atau Rp 54 juta per tahun. Dengan demikian, pekerja dengan gaji Rp 4,6
juta ke atas akan dikenakan pajak setiap tahunnya dengan bracket tarifnya
yang paling rendah, yakni 5%.
Adapun, aturan ini juga mengatur pajak bagi para pedagang yang usahanya
dijalankan sendiri atau UMKM orang pribadi. Para pedagang warteg,
warung kopi dan warmindo dengan omzet maksimal Rp 500 juta per tahun
baru dikenakan pajak. Sebelumnya, pelaku UMKM individu semua
dikenakan pajak karena tidak ada pengaturan batasan omset yang
dikenakan pajak. Misalnya, penghasilan per tahun hanya Rp 50 juta atau
bahkan Rp 100 juta per tahun tetap dikenakan PPh final 0,5%.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pajak Penghasilan (umum) adalah pajak yang dikenakan terhadap subjek
pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam satu tahun pajak.
Subjek pajak disini adalah segala seusatu yang mempunyai potensi untuk
memperoleh penghasilan dan menjadi sasaran untuk dikenakan pajak pnghasilan.
Undang-undang pajak penghasilan di Indonesia mengatur pengenaan pajak
penghasilan terhadap subjek pajak berkenaan dengan penghasilan yang diterima
atau diperolehnya dalam tahun pajak. Jika subjek pajak telah memenuhi
kewajiban pajak secara objektif maupun subjektif maka disebut wajib pajak.
3.2 Saran
Diharapkan pada para pembaca agar mudah memahami penjelasan yang
telah penulis sajikan dalam makalah ini. Dan diharapkan pula kepada penulis agar
lebih terperinci lagi dalam menjelaskan serta menambah sumber bacaan sebagai
bahan pembuatan makalah selanjutnya.
14
DAFTAR PUSTAKA
klikpajak.id. (24 Juli 2020). Ulasan Lengkap Pajak Penghasilan: Jenis-Jenis PPh,
Objek, Subjek, Tarif dan Contoh. Diakses pada 11 Maret 2021, dari
https://klikpajak.id/blog/perhitungan/pajak-penghasilan-jenis-pph-objek-
subjektarif-perhitungan/
www..slideshare.net. (26 Juni 2015). Makalah Pajak Penghasilan PPh. Diakses
pada 11 Maret 2021, dari https://www.slideshare.net/imronfb1/makalah
perpajakan-1 xii
Suandy, erly. Hukum Pajak. 2005. Salemba Empat: Jakarta
https://www.cnbcindonesia.com/news/20221230063312-4-401352/fixed-
kelompok-ini-bebas-pajak-penghasilan-di-2023-lho
https://www.pajakku.com/read/633e8168b577d80e80bb2f17/PTKP-2022-
Bagi-Wajib-Pajak:-Simak-Aturan-Terbarunya-
15