Oleh :
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2022
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan limpahan rahmat-
Nya. Tidak lupa sholawat serta salam penulis kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
mendidik penulis, sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengaruh Toxic
Relationship Terhadap Psikologis di Usia Remaja” ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Penulis berharap makalah ini bisa memberikan pengetahuan dan manfaat untuk
masyarakat umumnya.
Demikian penulis menyadari bahwa proses penyusunan makalah ini, mohon maaf bila
adanya kekurangan maupun kesalahan baik dalam segi tanda baca, teknis penulisan, tata
bahasa maupun isi makalah. Oleh karena itu, guna penyempurnaan makalah ini penulis
sangat mengharapkan saran, masukan maupun kritikan yang mampu membangun untuk
pembaca makalah ini. Demikianlah makalah ini disusun. Akhir kata, penulis mengucapkan
terima kasih.
Penulis,
Sabrina Oliviani
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................5
ISI...........................................................................................................................................5
A. Pengertian Toxic Relationship.....................................................................................5
B. Penyebab Munculnya Toxic Relationship...................................................................6
C. Bentuk-bentuk dari kekerasan pada Toxic Relationship.............................................6
D. Cara menghindari toxic relationship...........................................................................7
BAB III.......................................................................................................................................8
SIMPULAN............................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN
Interaksi dan komunikasi yang terjalin dapat dilakukan secara langsung ataupun tidak
langsung dengan perantara berbagai media. Manusia mampu berperan dalam setiap interaksi
sosial dari lingkup kecil seperti keluarga hingga lingkup yang besar, seperti lingkungan
masyarakat. Sebagai makhluk sosial tentunya setiap manusia ingin memenuhi kebutuhannya
untuk saling berinteraksi atau bersosialisasi satu sama lain. Hubungan yang terjalin pun
sangat beragam, yang mulai terdekat yaitu keluarga, teman sebaya, rekan pekerjaan, hingga
pasangan.
Terkadang komunikasi yang terjalin dalam kelompok bermain atau teman sebaya
justru lebih mudah memicu terjadinya stres pada setiap individu karena terdapat perkataan
yang menyingung atau melakukan tindak perundungan secara sengaja atau tidak. Dalam
Komunikasi interpersonal, setiap orang mampu membangun potensi dalam diri bersama
teman yang memiliki ketertarikan yang sama. Hal ini yang tidak jarang memicu terjadinya
toxic relationship (hubungan tidak sehat) dalam komunikasi setiap individu dengan
lingkungan sebaya.
Toxic Relationship menjadi sebuah hubungan yang tidak sehat memang sangat
berdampak pada terjadinya konflik antar internal. Fenomena hubungan seperti ini rentan
sekali membuat korban atau penderitanya menjadi tidak produktif, mengalami gangguan
secara mental, hingga dapat memicu terjadinya sebuah emosional yang berujung pada tindak
kekerasan (Julianto et al., 2020). Bentuk hubungan yang tidak sehat ini terkadang tidak dapat
kita hindari terutama pada era seperti ini, sebagian remaja yang mengalami kondisi tersebut
akan mudah berpengaruh untuk memiliki perilaku buruk, seperti; hilangnya prinsip saling
melengkapi antar internal, kurangnya kepercayaan kepada orang lain, dan sebagainya. Hal ini
menunjukkan bahwa perilaku tersebut cenderung membuat korban hanya menerima sifat
yang berlawanan (misalnya; dominasi penyerahan) dari orang lain. (Castrojim et al., 2020;
Wilde & Dozois, 2019).
BAB II
ISI