Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KOMUNIKASI ANTARBUDAYA

“KOMUNIKASI DAN BUDAYA TANTANGAN DI MASA DEPAN”

DOSEN PEMBIMBING:

DR. RETNA MAHRIANI, M.SI

DISUSUN OLEH:

RIDHO SATRIA. M (07031281722100)


RAHMAT WIBOWO (07031281722134)
KHOIRUL IHSAN (07031281722099)
RIZKY BABANA S. (07031281722150)

PRODI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur Kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini yang membahas
tentang “Komunikasi dan Budaya Tantangan di Masa Depan” ini dengan
sebagaimana mestinya.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu DR. RETNA MAHRIANI, M.SI. selaku
Dosen Mata Kuliah Komunikasi Antar Budaya di Prodi Ilmu Komunikasi
Universitas Sriwijaya yang telah memberikan ilmu pengetahuannya kepada kami.

Dalam makalah ini Kami sangat menyadari bahwa makalah ini masih
memiliki beberapa kekurangan. Maka dari itu, kritik dan saran yang membangun
sangat kami butuhkan. Demikian makalah ini Kami buat, diharapkan mampu
memberikan ilmu pengetahuan serta manfaat bagi setiap orang khususnya
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Sriwijaya.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Indralaya, 16 Mei 2019

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................................2

DAFTAR ISI...................................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................................4


1.1 LATAR BELAKANG ...................................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH ...............................................................................................6

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................7


2.1 KOMUNIKASI ANTARBUDAYA SEKARANG DAN YANG AKAN DATANG ..7
2.1.1 PENJELASAN ISTILAH ...........................................................................................8
2.2 KOMUNIKASI ..............................................................................................................9
2.3 KEBUDAYAAN .........................................................................................................11
2.4 MEMPELAJARI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ...............................................16

BAB III PENUTUP ......................................................................................................................17


3.1 KESIMPULAN ............................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................17

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Awal peradaban ketika manusia membentuk kelompok suku, dan hubungan


antarbudaya terjadi setiap kali orang-orang dari suku yang satu bertemu dengan anggota
dari suku lain dan mendapati bahwa mereka berbeda. Terkadang perbedaan ini tanpa
kesadaran dan toleransi akan keberagaman budaya menimbulkan kecenderungan manusia
unuk bereaksi secara dengki.
Pertukaran budaya ini telah terakselerasi di masa lampau ke suatu titik. Dimana
masyarakat diseluruh dunia terjalin dalan struktur ekonomi independen,teknologi,politik,
dan hubungan sosial kompleks.
Sebuah teori, termasuk teori komunikasi hanya dapat diterapkan dalam suatu
lingkungan atau situasi tertentu. Asumsi sebuah teori komunikasi merupakan seperangkat
pernyataan yang menggambarkan sebuah lingkungan yang valid, tempat dimana sebuah
teori komunikasi dapat diterapkan atau diaplikasikan.
Maka dapat dikatakan, asumsi sebuah teori komunikasi antarbudaya merupakan
seperangkat pernyataan yang menggambarkan sebuah lingkungan yang valid tempat
dimana teori komunikasi antarbudaya itu dapat diterapkan. Untuk memahami kajian
komunikasi antarbudaya, maka kita harus mengenal beberapa asumsi, yaitu:

- Komunikasi antarbudaya dimulai dengan anggapan dasar bahwa ada perbedaan


persepasi antara komunikator dengan komunikan.
- Dalam komunikasi antarbudaya terkandung isi dan relasi antarpribadi.
- Gaya personal mempengaruhi komunikasi antarpribadi.
- Komunikasi antarbudaya bertujuan mengurangi tingkat ketidakpastian.
- Komunikasi berpusat pada kebudayaan.
- Efektifitas antarbudaya merupakan tujuan komunikasi antarbudaya.

4
Komunikasi antarbudaya mengandung isi dan relasi antarpribadi
Proses komunikasi antarbudaya berakar dari relasi sosial antarbudaya yang
menghendaki dan berkeinginan menwujudkan adanya interaksi sosial. Relasi antarmanusia
yang berbeda budaya tersebut sangat mempengaruhi bagaimana isi dan makna dari sebuah
pesan yang disampaikan diinterpretasi.
Watzlawick, Beavin, dan Jackson (1967) menekankan bahwa isi (content of
communication) komunikasi tidak berada dalam sebuah ruang yang terisolasi. Isi (content)
dan makna (meaning) adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan, dua hal yang juga
esensial dalam membentuk relasi. (Alo Liliweri, Dasar-Dasar Komunikasi Antarbudaya,
2007).
Perbedaan budaya yang dimiliki oleh dua orang atau dua kelompok yang memiliki
hubungan relasi tertentu, akan memberikan pengaruh bagaimana pesan tersebut
diinterprestasikan oleh lawan bicara. Seperti pada contoh berikut, seorang teman sebaya
anda meminta tolong ambilkan sebuah buku di mejanya dengan berkata “apakah anda
dapat mengambilkan buku di atas meja saya?”. Maka yang anda interpretasikan adalah
sebuah pesan permintaan yang tidak begitu mendesak. Anda menganggap seorang teman
yang sedang meminta bantuan anda. Berbeda dengan ketika kalimat tersebut dilontarkan
oleh seorang dosen anda, maka anda akan menginterpretasikan sebuah pesan tersebut
adalah sebuah perintah dan harus dilakukan dengan segera.
Hubungan relasi antara anda dengan teman anda dan anda dengan dosen anda
menjadi sebuah alasan mengapa terdapat perbedaan dalam menginterpretasi pesan.
Meskipun terdapat makna (meaning) atas isi pesan yang sama, yaitu “mengambil buku”,
namun karena terdapat hubungan relasi tertentu yang berbeda, maka kalimat itu bisa
diinterpretasikan juga secara berbeda, yaitu sebagai permintaan batuan atau sebuah
perintah.
Gudykunstt dan Kim (1984) menunjukkan bahwa orang-orang yang kita tidak kenal
selalu berusaha mengurangi tingkat ketidakpastian melalui peramalan yang tepat atas relasi
antarpribadi. Usaha untuk mengurangi ketidakpastian itu dapat dilakukan melalui tiga
tahap interaksi,

5
yaitu:
1.) Pra-kontak atau tahap pembentukan kesan melalui simbol verbal maupun non
verbal. Dalam artian sebuah pertanyaan apakah komunikan suka berkomunikasi atau malah
sebaliknya menghindari komunikasi,
2.) Initial contact and impression, yakni sebuah tanggapan lanjutan atas kesan
yang ditimbulkan atau muncul dari kontak pertama tersebut., seperti bertanya pada diri
sendiri: apa saya seperti dia, apa dia mengerti saya, apa merugikan waktu saya jika
berkomunikasi dengan dia, atau pertanyaan lainnya yang serupa,
3.) Closure, mulai membuka diri yang semula tertutup, melalui atribusi dan
pengembangan kepribadian. Teori atribusi sendiri menganjurkan agar kita lebih mengerti
dan memahami perilaku orang lain dengan menyelidiki motivasi atas suatu perilaku atau
tindakan dari dia (lawan bicara). Pertanyaan yang relevan adalah apa yang mendorong dia
berkata, berpikir, atau bertindak demikian. Jika seseorang menampilkan tindakan yang
positif, maka kita akan memberikan atribusi motivasi yang positif kepada orang tersebut,
karena alasan dia bernilai bagi relasi kita. Sebaliknya, jika seorang itu menampilkan
tindakan yang negatif, maka kita akan memberikan atribusi motivasi yang negatif pula.
Sementara itu, kita juga dapat mengembangkan sebuah kesan terhadap orang itu melalui
evaluasi atas kehadiran sebuah kepribadian implisit. Karena di saat awal komunikasi atau
pada bagian pra-kontak, telah memberikan kesan bahwa orang itu baik, maka semua sifat
positifnya akan mengikuti dia, misalnya karena dia baik maka beranggapan bahwa dia pun
jujur, ramah, setia kawan, penolong, tidak sombong, dan lainnya.(Alo Liliweri,
Komunikasi Antarbudaya, 2007).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah makalah ini
adalah “Bagaimana Komunikasi dan Kebudayaan dalam tantangan di masa depan?.”

6
BAB II

PEMBASAHASAN

2.1 KOMUNIKASI ANTARBUDAYA SEKARANG DAN YANG AKAN DATANG

Globalisasi

Merupakan keterikatan menyeluruh, bukti dari pergerakan global dari sumber daya alam,
perdagangan barang-barang, tenaga kerja manusia, modal keuagan, informasi, dan penyakit
menular.

Dalam Globalisasi terdapat:

 Perdagangan Dunia dan Bisnis Internasional


 Teknologi dan Perjalanan
 Persaingan Sumber Daya Alam.

Konflik dan Keamanan Internasional

Untk mengerti dan memperoleh banyak informasi, dan untuk berinteraksi dengan wakil-wakil dari
negara lain, dibutuhkan kemampuan komunikasi antarbudaya. Kerjasama internasional ini akan
menjadi syarat yang berkesinambungan dalam emlindungi tanah air kita pada tahun-tahun
mendatang.Program internasional yang terkoordinasi juga ajan dibutuhkan untuk membantu
penyelesaian konflik etnis.

Tantangan Lingkungan

Ketika lingkungan semakin rusak, contohnya seperti pemanasan global yang semakin meningkat
maka kebutuhan akan komunikasi antarbudaya untuk membantu mengurangi dan menyelesaikan
masalah ini jelas perlu.Tantangan akan respon terhadap bencana alam juga membutuhkan
komunikasi antarbudaya yang cakap. Karena semua pekerjaan tersebut membutuhkan skill
komunikasi, contohnya bahasa adalah penting untuk mengetahui norma budaya dari penerima
pertolongan.

Isu Kesehatan Dunia

Saat isu kesehatan dan virus banyak menyebar di dunia, maka banyak peneliti dari berbagai dunia
untuk berdiskusi dan memecahkan masalah mengenai isu kesehatan dunia. Perlunya kemampuan
momunikasi antarbudaya menjadi penting untuk menangani hal tersebut.

7
Perpindahan Penduduk

 Imigrasi: penduduk dunia setiap tahunnya meningkat. Selain itu juga dengan demikian
tidak menutup kemungkinan akan banyak imigran. Dari sudut pandang yang satu, imigran
dianggap sebagai ancaman terhadap nilai-nilai budaya yang telah lama ada, dimana pada
banyak kasus dapat berkembang menjadi rasisme. Namun di sisi lain kedatangan mereka
dianggap sebagai sumber pemasukan ekonomi negara karena mereka melengkapi tenaga
kerja pribumi yang semakin menipis jumlahnya dan mereka juga membayar pajak,
sehingga menopang sistem jaminan sosial seperti pensiunn dan program pelayanan
kesehatan. Selain itu ketika imigran masuk maka harus adanya tenggang rasa karena akan
banyak budaya dan ini akan rentan dengan perbedaan budaya.
 Masyarakat Multikultural: pertumbuhan masyarakat denga budaya yang beraneka ragam
akan terus muncul di masa yang akan datang. pertumbuhann ini akibat dari gelombang
pernikahan antaretnis budaya.

2.1.1 PENJELASAN ISTILAH

Komunikasi Antarbudaya

Terjadi ketika anggota dari satu budaya tertentu memberikan pesan kepada anggota dari budaya
yang lain. Lebih tepatnya, komunikas antarbudaya melibatkan interaksi antar orang0orang yang
persepsi budaya dan sistem simbolnya cukup berbeda dalam satu komunikasi. pada komunikasi
antarbudaya terdapat budaya dominan dan subkultur.

Budaya Dominan

Ketika kita menunjuk sekumpulan orang-orang sebagai budaya, kita sedang menggunakan istilah
budaya dominan yang didapati di banyak masyarakat.

Budaya dominan adalah kelompok yang mengatur bagaimana budaya itu terlibat dalam bisnisnya.
Kelompok ini memiliki wewenang untuk berbicara ke seluruh orang mengenai hal-hal yang
biasanya diikuti oleh orang lain. Kekuasaan ii tidak dipengaruhi oleh jumlah, tetapi dalam bentuk
kontrol. Orang yang berwenang biasanya sejak dulu berkuasa atau masih berkuasa dalam institusi
penting di suatu keompok budaya (Gereja, pemerintahan, pendidikan, militer, media masa, sistem
moneter dst).

Apa yang digunakan di kelompok ini sebagai dasar kekuasaan mereka (uang, rasa takut, militer
dll) mungkin berbeda disetiap budaya, namun dalam setiap kasus, kelompok yang lebih
dominanlah yang memimpin.

Subkultur
Kelompok atau komunitas sosial dengan karakter komunikasi, persepsi nilai-nilai, kepercayaan,
dan tindakan yang membedakan mereka dari kelompok lain dan komunitas lain dan juga budaya
dominan.

8
2.2 KOMUNIKASI

Fungsi Komunikasi

 Komunikasi memungkinkan Anda mengumpulkan informasi tentang orang lain.

Tujuan dari hal ini, yaitu:

1. Informasi yang Anda dapatkan memungkinkan Anda belajar tentang orang lain.
2. Hal tersebut menolong kita dalam menentukan cara kita memperkenalkan diri.

Informasi yang diperoleh secara verbal atau non verbal adalah penting dalam komunikasi
antarbudaya karena kita akan berhubungan dengan banyak “orang asing”.

 Komunikasi Menolong seseorang memenuhi kebutuhan Interpersonal.

Manusia tidak bisa hidup sendiri karena makhluk sosial, dibutuhkan komunikasi sebagai
memenuhi kebutuhan sosial. Ketika kita berhubungan dengan orang makan akan menimbulkam
emosi yang diekspresikan. Walaupun cara menyatakan perasaan dan emosi berbeda dalam setiap
budaya, pada dasarnya manusia membutuhkan komunikasi untuk berinteraksi.

 Komunikasi Membentuk Identitas Pribadi.

Komunikasi berperan dalam menentukan dan menjelaskan identitas kita. Baik secara pribadi,
kelompk maupun suatu identitas budaya. Interaksi yang lainnya menentukan siapa kita, dimana
tempat kita beada dan kepada siapa kita harus setia.

 Komunikasi Memengaruhi Orang Lain.

Suatu komunikasi mengizinkan kita untuk mengirim pesan verbal atau non-verbal yang dapat
membentuk tingkah laku orang lain.

Pengertian Komunikasi

Merupakan proses dinamis di mana orang berusaha untuk beragi masalah internal mereka dengan
orang lain melalui penggunaan simbol.

Prinspi Komunikasi

 Komunikasi Merupakan Proses Dinamis

Pertama, kata dinamis menandakan aktivitas yang sedang dan terus berlangsung, tidak statis.

Kedua, proses dinamis mengandung arti bahwa pengiriman dan penerimaan pesan melibatkan
sejumlah variabel penting yang bekerja dalam satu waktu yang bersamaan. Kedua belah pihak

9
yang terlibat sama-sama melihat, mendengar, berbicara, berpikir, mungkin juga tersenyum dan
meraba, dalam waktu yang sama.Ketiga, kosep “proses” juga berarti bahwa kita dan rekan kita
merupakan bagian dari suatu proses dinamika komunikasi.

 Komunikasi merupakan Simbol

Simbol merupakan ekspresi yang m,ewakili atau menandakan sesuatu hal yang lain. Salah satu
karakteristik dari simbol, yaitu tidak mempunyai hubungan langsung dengan apa yang
diwakilinya, sehingga dapat berubah-ubah. Simbol dapat berbentuk suara, tanda pada kertas dll.
Penyimbolan memungkinkan suatu budaya disampaikan dari satu generasi ke generasi. Simbol
adalah hasil ciptaan dan subjektif. Simbol akan menjadi simbol ketika sejumlah orang sepakat
menjadikannya suatu simbol. Tidak ada hubungannya budaya antara simbol  hubungannya
berubah dan bervariasi pada semua budaya.

 Komunikas Merupakan Kontekstual

Komunikasi terjadi pada situasi atau sistem tertentu yang memengaruhi apa dan bagaimana kita
berkomunikasi dan apa arti dari pea yang kita bawa, dengan kata lain. Komunikasi tidak terjadi
secara terisolasi atau kosong, tetapi meruopakan bagian dari sistem yang besar yang terdiri atas
berbagai macam unsur yang perlu untuk dipertimbangkan.

Konteks Budaya. Komponen budaya terbesa adalah ruang lingkup budaya di mana komunikasi
itu terjadi. Contoh: jika kita dibesarkan dalam budaya di mana orang saling mneyentuh sebagai
salam dan dalam suatu perkenalan kita menyentuh seorang perempuan dari budaya yang berbeda,
kita akan melanggar peraturan suatu kontek budata tertentu secara tidak sengaja.

Konteks Lingkungan. Orang bertindak denga cara yang berbeda ditiap lingkungan. Baik sadar
maupun tidak kita tahu peraturan yang berlaku yang banyak diantaranya berakar pada budaya.
Contoh: orang Iran, laki-laki dan perempuan beribadah tidak bersama, dan berdoa dikencangkan
bukan diam saja.

Kesempatan. Kesempatan komunikasi juga mengatur tingkah laku. Contoh suara hening dan
suasana yang suram merupakan peraturan pada suasana pemakaman protestan di US.

Waktu. Ketika kita ingin berkomunikasi denga orang maka waktu sangat berpengaruh. Bayangkan
perbedaan saat kita menelepon seseorang pada jam 2 malam dengan jam 2 siang. Waktu juga
berpengaruh pada budaya. Di Amerika penggunaan jadwal untuk janji bertemu menunjukan
perasaan seseorang satu sama lain seberapa penting bisnis tersebut dan posisi mereka.

Jumlah Orang. Jumlah teman akan memengaruhi alur komunikasi. rasanya berbeda ketika kita
berbicara dengan satu orang dan dengan 3 orang. di Jepang mereka lebih suka berkomunikasi
dengan kelompok kecil.

10
 Komunikasi Merupakan Refleksi Diri.

Manusia bisa memonitor tindakan kita dan membuat beberapa penyesuaian penting ketika
dibutuhkan.

 Kita Belajar untuk Berkomunikasi

Kemampuan kita berkomunikasi merupakan hubungan yang saling memengaruhi antara apa yang
ada dalam gen (dan tidak perlu dipelajari) dan apa yang kita pelajari tentang komunikasi selama
hidup.

Seperti yang dituliskan oleh Verdeber “Keefektifan hubungan tradisional yang kita pelajari, akibat
langsung dari kemampuan bahasa kita dan tulisan tradisional yang kita pelajari. Contoh: Jika
keluarga kita berbahasa Jerman, tentu saja kita akan mempelajari bahasa Jerman.

Otak merupakan suatu sistem yang terbuka, memiliki implikasi langsung pada komunikasi
antarbudaya.

1. Apa yang kita ketahui dalam suatu kesempatan dan bagaimana kita merespon budaya itu
adalah produk dari apa yang telah kita alami.
2. Konsep bahwa kita dapat selalu memperoleh ide dan informasi baru seharusnya
mengingatkan kita bahwa kita selalu dapat belajar banyak hal dari orang lain.

 Komunikasi Memiliki Konsekuensi.

Semua pesan kita, dalam batas tertentu berakibat pada orang lain (Demikian juga pada kita).
Respons kita terhadap suatu pesan berbeda, baik caranya maupun jenisnya. Mau tidak mau untuk
menerima konsekuensi tersebut, kita memengaruhi orang lain setiap bertukar pesan dengan
mereka.

2.3 KEBUDYAAN

Kita mempelajari budaya kita melalui komunikasi dan pada saat yang sama komunikasi
merupakan refleksi budaya kita.

Budaya berisi tentang bagaimana kita berhubungan dengan orang lain, bagaimana kita berpikir,
bagaimana kita bertingkah laku dan bagaimana kita melihat dunia ini. Walaupun budaya adalah
bukan merupakan satu-satunya stimulus dan tingkah laku kita, sifatnya yang omnipresent
membuatnya sangat berpengaruh.

Menurut Hofstede, budaya merujuk pada sekumpulan orang sementara kepribadian merujuk pada
satu pribadi.

11
Menurut Nolan, budaya adalah pandangan kelompok, cara mengatur dunia yang telah dibuat oleh
masyarakat tertentu sepanjang waktu.

Budaya yang berbeda itu menghasilkan kehidupan yang berbeda pula. Ketika budaya yang
berbeda, praktik komunikasi juga akan berbeda.

Pengertian Budaya.

Lonner Malpass mengemukakan bahwa budaya merupakan pemograman pikiran atau budaya
merupakan ang dibuat manusia dalam lingkungan.

Pengertian tersebut menyorot perhatian, bahwa:

1. Dengan menunjuk pada buatan manusia yang membuat jelas bahwa budaya berhubungan
dengan bagian-bagian non-biologis dari kehidupan manusia..
2. Defiisi ini meliputi apa yang disebut Harrison dah Huntington sebagai elemen-elemen
subjektif” dari bahasa – elemen seperti “nilai, tingkah laku, kepercayaan, orientasi, dan
asumsi yang tersirat lazim dalam suatu masyarakat.

Fungsi Dasar dari Budaya

Inti penting dari budaya adalah pandangan yang bertujuan untuk mempermudah hidup dengan
“mengajarkan” orang-orang bagaimana cara beradaptasi dengan lingkungannya. Seperti Triandis
tuliskan, budaya “berperan untuk memperbaiki cara anggota kelompok suatu budaya beradaptasi
denga ekologi tertentu dan hali ini melibatkan pengetahuan yang dibutuhkan orang supaya mereka
dapat berperan aktif dalam lingkungan sosialnya.

Elemen Budaya

 SEJARAH:
Hal yang menari dari sejarah budaya adalah bahwa banyak elemen paling penting dari
budaya disebarkan dari generasi ke generasi dan melestarikan pandangan suatu budaya.
Cerita tentang masa lalu memberikan anggota dari suatu budaya bagian sebuah budaya
dari identitas, nilai, aturan, tingkah laku, dsb. Sejarah menyoroti asal-usul budaya
“memberitahukan” anggotanya apa yang dianggap penting dan mengidentifikasi prestasi
suatu budaya yang pantas untuk dibanggakan.
 AGAMA
Feraro menuliskan bahwa fungsi agama ini meliputi kontrol sosial, penyelesaian konflik,
penguatan kelompok solidaritas, penjelasan dari sesuatu yang sukar dijelaskan, dan
dukungan emosional.
Karena agama itu akan sangat kuat dan berpengaruh pada pervasive.

12
 NILAI
Menurut Peoples dan Bailey, nilai merupakan “kritik atas pemeliharaan budaya secara
keseluruhan karena hal ini mewakili kualitas yang dipercayai orang yang penting untuk
kelanjutan hidup mereka.
 ORGANISASI SOSIAL
Organisasi sosial yang ada di masyarakat ini akan adanya sistem sosial yang bisa
menetapkan jaringan komunikasi dan mengatur norma yang mereka kembangkan adalah
unik pada setiap budaya.
 BAHASA
Begitu pentingnya bahasa bagi setiap budaya membuat Haviland dan rekannya mengatakan
“Tanpa kapasitas kita terhadap bahasa yang kompleks, budaya manusia seperti yang kita
ketahui tidak akan ada”.

Karakteristik Budaya

Para ahli menyimpulkan bahwa ada rangkaian “karakteristik dasar yang dibagikan semua makhluk
budaya”. Ada dua alasan mengapa karakteristik ini bisa menolong kita sebagai pelaku komunikas
yang semakin baik.

Pertama, selama kita mempelajari karakteristik ini, hubungan erat antara budaya dan komunikasi
akan semakin menjadi jelas.

Kedua, mungkin Andabaru pertama kali untuk meneliti budaya kita sendiri atau dibukakan teori
tentang budaya. Kadang kita sendiri tidak pedulii untuk meneliti budaya kita sendiri karena kita
mengangga kebiasaan yang kita lakukan sehari-hari hanya hal yang biasa.

Budaya itu Dipelajari

Seiring dengan berpindahnya dari kata kek kata, kejadaian ke kejadian, dan orang ke orang mereka
berusaha mengerti. Arti yang diperoleh anak dari pengalaman ini merupakan hasil dari budaya dan
proses pembelajaran.

Enkulturasi adalah, seperti Hoel dan Frost katakan “baik kondisi sadar maupun tidak sadar yang
terjadi dalam proses tersebut, sabagai individu, anak atau orang dewasa menerima kompetensi
dalam budaya tertentu.

Dalam mempelajari budaya ada dua, yaitu ada formal dan informal. Biasanya pembelajaran
iformal yang sulii dikenali contoh mengapa ayah mencuci mobil dan ibu mencuci piring. Selain
itu untu formal biasanya pembelajaran yang lebih terstruktir contohnya yaitu anak diberikan
pelajaran mengenai sepuluh peraturan di sekolah, di mana hal itu mengajarkan anak mengenai etis.

13
Ada 3 poin yang sangat jelas disini,

1. Pembelajaran tentang budaya, peraturan, dan tingkah laku biasanya terjadi tanpa kita
sadari.
2. Informasi penting dari budaya dikuatkan dan diulangi.
3. Kita mempelari budaya kita dari berbagai sumber, dari keluarga, gereja , dan keadaan
menjadi tiga hal penting pembawa budaya.

Belajar Budaya melalui Peribahasa. Peribahasa menawarkan sekumpulan nilai dan kepercayaan
dari anggota suatu budaya. Peribahasa juga merefleksikan kebijaksanaan, prasangka, dan bahkan
hal-hal takhayul dari suatu budaya.

Seperti yang dikemukakan Sellers, “Peribahasa mempertemukan si pendengar dengan nenek


moyangnya”. Sedenteker menuliskna bahwa “Peribahasa mengatakan hal yang dianggap orang
benar denga cara yang diingat orang. Mereka menyatakan perhatian bersama. Dengan demikian
“peribahasa merupakan perjanjian ringas dari nilai budaya”.

Mempelajari Budaya melalui Dongeng, Legenda dan Mitos. Istilah dongeng, legenda, mitos
digunakan bertujuan untuk menyebarkan aspek penting dari budaya dalam bentuk yang bervariasi
(misalnya di rumah, di sekolah dan di gereja), pada semua tahap perkembangan bahasa (secara
lisan ataupun tulisan) dan pada setiap tahap kehidupan (masa bayi, kanak-kanak dan dewasa).
Ketiga cerita tersebut mengandung kebijaksanaan, pengalaman dan nilai budaya.

Cerita-cerita yang diturunkan dari satu atau generasi ke generasi lain menekankan pesan moral
yang dianggap penting oleh suatu budaya.

Belajar Budaya melalui Karya Seni. Karya Seni mencerminkan masyarakat. Ahli sejarah
antropologi menyepakati bahwa karya seni berpengaruh kuat dalam setiap kebudayaan. Karya seni
bahkan berfungsi sebagai “elemen sosial dalam budaya, seperti gender, identitas, dan status”.
Haviland dan rekannya adalah benar ketika menuliskan “melalui pembelajaran karya seni dan
kreatifitas antarbudaya, kita menemukan banyak perbedaan pola pikir, kepercayaan, aliran politik,
nilai-nilai sosial, struktur kekerabatan, hubungan ekonomi dan juga sejarah.

Belajar Budaya Melalui Media Massa. Media masa salah satunya sebagai tempat peneybaran
budaya. Pada awalnya media masa yang sebagai tempat memberikan informasi dan hiburan,
namun ternyata banyak budaya yang ingin disampaikan pada media masa tersebut. contohnya saja,
acara televisi di Amerika yang menekankan Individualisme, budaya itu ditamplikan untuk
menekankan budaya yang ada di daerah tersebut.

14
Budaya itu Dibagikan

Seperti sudah dijelaskan diatas sebelumnya bahwa budaya itu penyebarannya dalam berbagai
macam bentuk, tulisan dan lisan , dimana saja gereja, pemerintahan dll. Hal itu menunjukan bahwa
budaya itu bisa menyebar karena dibagikan.

Budaya itu Diturunkan dari Generasi ke Generasi

Budaya itu memang disebarkan, tapi budaya yang ingin dopertahankan itu harus diturunkan dari
saru generasi ke generasi selanjutnya. Komunikasilah yang membuat budaya berkelanjutan, ketika
kebiasaan budaya, prinsip, nilai, tingkah laku, dsb difprmulasikan, mereka mengomuniasikan hal
ini kepada anggota yang lainnya. Keesing berkata “Suatu ikatan yang putus akan mengarah pada
musnahnya suatu budaya”.

Budaya itu Didasarkan pada Simbol

Budaya itu didasarkan pada simbol. Ferraro menuliskan “Simbol mengikat orang yang mungkin
saja bukanlah bagian dari suatu kelompok yang bersatu”.

Simbol budaya dapat dalam bentuk, gerakan, pakaian, objek, bendera, ikon keagamaan, dsb.
Walaupun begitu, “aspek simbolis yang penting dari budaya adalah bahasa – penggunaan kata-
kata untuk mewakili benda dan pandangan.”

Budaya itu Dinamis

Budaya itu bersifat dinamis, selalu ada perubahan dan pergerakan.

Baik dalam kenaikan kecil maupun tinggi, perubahan budaya itu tidak dapat diacuhkan. Pendapat
kita sederhana – budaya adalah subjek pada fluktuasi dan kadang-kadang tetap konstan.

Ada dua sifat dinamis budaya dengan mengemukakan pendapat tentang perubahan budaya:

1. Karena banyak budaya berakar dalam tradisi,kita akan menemukan banyak contoh dimana
perubahan itu diterima dan disambut dengan hangat. Contoh di AS, ada banyak orang
menuntut persamaan gender antara perempuan dan laki-laki. Di Arab serangan ke negara
Barat dapat dikarenakan oleh ketakutan bahwa budaya barat akan mengganggu
kepercayaan tradisional islam.
2. Karena budaya perlu dipertahankan, sehingga kadang-kadang unsur dari luar yang cocok
dengan nilai dan kepercayaan yang ada dapat dimodifikasi tanpa menyebabkan gangguan
adaptasi. Contih, karena kontak melalui meningkatkan perdagangan, bisnis di Amerika
mengadaptasi beberapa cara kontrool kualitas dari Jepang. Pada saat yang sama, orang
Jepang mulai menggunakan teknik pemasaran Amerika.
15
Budaya itu Sistem yang Terintegrasi

Ciri-ciri budaya memungkinkan kita melakukan yang sebaliknya, walaupun begitudalam


kenyataan, buadya berfungsi sebagai kesatuan yang terintegrasi – sama seperti komunikasi
adalam sistematis. Jika kita menyentuh satu bagian budaya maka kita menyentuh semua
budaya tersebut, itu adalah alasan bahwa budaya saling berhubungan. Ferraro mengatakan “
Budaya harus diajarkan sebagai kesatuan yang utuh, bagian yang sampai taraf tertentu,
berhubungan satu sama lainnya. Hall menyatakan “Jika kita menyentuh budaya di satu tempat
maka seluruhnya akan terpengaruh”

2.4 MEMPELAJARI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA

Keunikan Individu

Tidak ada orang yang sama persis. Alasannya sederhana bahwa tingkah laku
dibentuk dari banyak sumber dan budaya merupakan salah satu dari sumber tersebut. dengan
kata lain, kita lebih dari budaya kita. Apa yang dipikirkan dan ingin dilakukan oleh kita akann
berbeda responnya yang akan muncul dari tiap orang. salah satu alasannya adalah alasan
genetika, kelompok, sosial, pengalaman, bahasa yang kita gunakan, jenis kelamin, usia, sejarah
pribadi dan keluarga, partai politik serta tingkat pendidikan.

Stereotip
Merupakan sejumlah asumsi salah yang dibuat orang di emua budaya terhadap
karakteristik anggota kelompok budaya lain.

Objektivitas
Objektif adalah hal yang paling mudah untuk dikomunikasika daripada untuk
dilakukan. Karena kita akan mendektai dan merespon budaya lain dari pandangan kita sendiri
– dan terkadang sadar atau tidak sadar, menganggap bahwa budaya kita lebih baik daripada
budaya yang lain. Metode yang menggunakan tolok ukur budaya sendirisebagai tolok ukur
menilai budaya lain dinamakan ethnosentrisme.

Komunikasi Tidak Mengatasi Semua Hal


Ketika kita menjamin komunikasi sebagai alat yang penting untuk menyelesaikan
berbagai masalah interpersonal, kiita perlu menjelaskan bahwa komunikas tidak serta merta
dapat menyelesaikan semua permasalahan yang ada. Pada kenyataanya, bahkan ada saat
dimana komunikasi dapat menyebabkan masalah.

16
BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Komunikasi antarbudaya menjelaskan tantangan yang harus anda hadapi dalam menjadi
komunikator yang efektif dalam dunia sekarang ini. Teknologi baru dan canggih, pertumbuhan
populasi dunia, dan perpindahan arena ekonomi global telah berkontribusi dalam meningkatnya
hubungan internasional. Semua orang diseluruh dunia akan dipengaruhi oleh dan perlu
bekomunikasi tentang sumber daya alam dan lingkungan yang terbatas untuk mengurangi dan
menghindari konflik internasional.
Komunikasi antarbudaya adalah komunikasi antara orang yang persepsi budaya dan
sistem simbolnya berbeda. Semua budaya memiliki budaya dominan atau nasional yang ditetapkan
dengan melihat siapa orang yang berkuasa dalam suatu budaya. Komunikasi subkultur adalah
komunikasi diantara mereka yang mempunyai dua atau lebih pengalaman budaya yang berbeda
yang mempengaruhi proses komunikasi.
Budaya dan komunikasi saling berkaitan sehingga mudah untuk berpikir bahwa
komunikasi adalah budaya dan budaya adalah komunikasi.

DAFTAR PUSTAKA

Samovar, Larry A, Richard E. Porter, Edwin R. McDaniel. Komunikasi Lintas Budaya


(Communication Between Cultures). Salemba Humanika edisi 7, 2010

17

Anda mungkin juga menyukai