Anda di halaman 1dari 44

PENGEMBANGAN VIDEO PEMBELAJARAN BERBASIS

POWTOON UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR


SISWA KELAS III SD

PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan Untuk Melangkapi Tugas – Tugas dan
Memenuhi Syarat – Syarat Untuk Mencapai
Sarjana Pendidikan

Oleh
Siti Rosmaijar

NIM : 190410054
Jurusan : IPS
Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SAMUDRA
2022
PENGEMBANGAN VIDEO PEMBELAJARAN BERBASIS
POWTOON UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
SISWA KELAS III SD

PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan Untuk Melangkapi Tugas – Tugas dan
Memenuhi Syarat – Syarat Untuk Mencapai
Sarjana Pendidikan

Oleh
Siti Rosmaijar

NIM : 190410054
Jurusan : IPS
Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Mengetahui : Menyetujui:
Koordinator Program Studi Dosen Pembimbing

Ronald Fransyaigu, S.Pd M.Pd Dini Ramadhani, S.Pd M.Pd


NIP. 198809062019031011 NIP. 198904092019032013
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan proposal ini dengan baik.

Selesai proposal ini tidak luput dari bantuan pihak yang membantu penulis
dalam melakukan berbagai hal, sehingga ucapan terimakasih yang sebesar –
besarnya penulis ucapkan kepada:

1. Bapak Drs. Muhammad Yakob, M.Pd.,QIA, selaku Dekan Fakultas


Keguruan dan Ilmu Pendidikan
2. Bapak Ronald Fransyaigu, S.Pd., M.Pd, selaku koordinator Program Studi
PGSD Universitas Samudra.
3. Dini Ramadhani, S.Pd.,M.Pd, selaku dosen pembimbing proposal.
4. Kedua orang tua yang sangat saya cintai dan kedua saudara saya yang
saya sayangi beserta keluarga tercinta yang mendukung saya.
5. Semua pihak yang telah ikut terlibat membantu penulis dalam
menyelesaikan proposal ini.

Semoga bantuan dan dukungan yang telah diberikan mendapat pahala dan
hikmah dari Tuhan Yang Maha Esa. Penulis Menyadari masih terlalu banyak
kesalahan yang terdapat dalam proposal ini, untuk itu penulis mengharap kritik
dan saran yang membangun dari pembaca untuk menambah pemahaman dan
wawasan penulis.

Langsa, Januari 2022


Penulis

Siti Rosmaijar
NIM. 190410054

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................................ i

Daftar Isi......................................................................................................................... ii

A. Latar Belakang ......................................................................................................... 1


B. Identifikasi Masalah ................................................................................................. 6
C. Batasan Masalah ...................................................................................................... 7
D. Rumusan Masalah .................................................................................................... 7
E. Tujuan Penelitian ..................................................................................................... 7
F. Manfaat Penelitian ................................................................................................... 8
G. Spesifikasi Produk Yang Diharapkan ....................................................................... 9
H. Landasan Teori ........................................................................................................ 9
1. Pengertian Pengembangan .................................................................................. 9
2. Pengertian Media Pembelajaran ......................................................................... 10
3. Ciri – ciri Media Pembelajaran ........................................................................... 11
4. Manfaat Media Pembelajaran ............................................................................. 12
5. Fungsi Media Pembelajaran ............................................................................... 13
6. Jenis – jenis Media Pembelajaran ....................................................................... 14
7. Pengertian Media Audio Visual .......................................................................... 16
8. Jenis – jenis Media Audio Visual ....................................................................... 17
9. Pengertian Video Pembelajaran .......................................................................... 17
10. Kelebihan dan Kekurangan Video Pembelajaran ................................................ 18
11. Pengertian Powtoon............................................................................................ 19
12. Kelebihan dan Kekurangan Powtoon .................................................................. 20
13. Pengertian Hasil Belajar ..................................................................................... 24
14. Pengertian Pembelajaran Tematik....................................................................... 25
15. Manfaat pembelajaran Tematik .......................................................................... 26
I. Penelitian yang Relevan ........................................................................................... 27
J. Metode Penelitian .................................................................................................... 29
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ......................................................................... 29
2. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................................. 30
3. Prosedur Penelitian dan Pengembangan .............................................................. 30

ii
4. Subjek dan objek Penelitian................................................................................ 34
5. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................ 34
6. Instrumen Pengumpulan Data ............................................................................. 36
7. Teknik Analisis Data .......................................................................................... 36

Daftar Pustaka .............................................................................................................. 41

iii
A. Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada abad 21 ini

menyebabkan berkembangnya dunia Pendidikan di Indonesia. Pendidikan

merupakan peranan penting untuk mengembangkan dan menciptakan manusia

yang berkualitas. Pendidikan yaitu proses dalam usaha mengembangkan potensi

dan kepribadian seseorang seumur hidupnya, yang dapat dilakukan di sekolah

maupun di luar sekolah. Tanpa Pendidikan manusia tidak akan berkembang, hal

inilah yang menjadikan Pendidikan sangat penting untuk setiap orang (Ridha Yoni

Astika et al., 2020:86).

Menurut Undang – Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional menjelaskan bahwa Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan

secara sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mampu mengembangkan potensi yang ada didalam

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, kepribadian yang baik,

pengendalian diri, berakhlak mulia, kecerdasan dan keterampilan yang diperlukan

oleh dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan di Indonesia telah mengalami banyak perubahan dengan tujuan

mencerdaskan bangsa. Dalam hal ini pemerintah menerapkan pembaharuan

kurikulum yaitu kurikulum 2013. Kurikulum 2013 merupakan salah satu upaya

untuk memperbaiki kurikulum sebelumnya. Diberlakukannya kurikulum 2013

diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang berkompeten dan diharapkan dapat

meningkatkan hasil belajar siswa dari segi kognitif, afektif,dan psikomotor.

1
Pembelajaran yang diterapkan dalam kurikulum 2013 ini adalah pembelajaran

tematik terpadu (Sari et al., 2018:1572).

Pembelajaran tematik terpadu merupakan salah satu mata pelajaran yang

dibutuhkan peserta didik di era globalisasi seperti saat ini, pembelajaran tematik

adalah pembelajaran yang mengaitkan satu mata pelajaran dengan mata pelajaran

lainnya sesuai dengan tema. Satu tema terdiri dari kompetensi dasar dan indikator

yang mencakup dalam beberapa mata pelajaran yang berbeda. Tujuan

pembelajaran tematik sendiri adalah untuk memotivasi perserta didik agar dapat

berpartisipasi aktif, kreatif dan mandiri, dengan menggunakan kurikulum

2013.(Sari et al., 2018:1572).

Pembelajaran tematik sangat ditekankan karena memiliki keunggulan,

adapun keunggulannya antara lain; 1) pengalaman dan kegiatan belajar sangat

relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak usia SD; 2) kegiatan –

kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak dari minat

kebutuhan siswa; 3) kegiatan belajar lebih bermakna dan berkesan bagi siswa; 4)

membantu mengembangkan keterampilan berpikir siswa; 5) kegiatan belajar

disajikan secara pragmatis yang disesuaikan dengan pengalaman siswa dalam

lingkungannya; 6) dapat mengembangkan keterampilan sosial siswa, seperti kerja

sama, toleransi, berkomunikasi dan tanggap terhadap gagasan orang lain

(Magdalena et al., 2021:91).

Proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada pembelajaran tematik

sangat berpengaruh terhadap hasil belajar yang dicapai peserta didik. Hasil belajar

merupakan perubahan perilaku dan kemampuan yang didapatkan oleh para peserta

2
didik setelah belajar, yang wujudnya berupa kemampuan kognitif, afektif dan

psikomotorik. Hasil belajar juga dikatakan sebagai pengukuran dari penilaian

kegiatan belajar atau proses belajar yang dinyatakan dalam bentuk symbol, huruf,

atau kalimat yang menunjukkan hasil pencapaian belajar peserta didik pada

periode tertentu (Agustira & Rahmi, 2022:74).

Media pembelajaran saat ini sangat beragam jenisnya, mencakup; kapur

tulis, handout, diagram, slide, objek nyata, audio visual, media tiga dimensi dan

rekaman video. Dengan berkembangnya teknologi, komputer dan handphone

dapat digunakan sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran, teknologi

merupakan produk yang digunakan dan dihasilkan untuk memudahkan dan

meningkatkan kinerja, struktur atau sistem dimana proses dan produk itu dapat

dikembangkan dan digunakan, khususnya dalam pembuatan media pembelajaran

audio visual berbentuk video (Annisa et al., 2020:39)

Berdasarkan dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada

saat berada di SD Negeri 10 Langsa, peneliti menemukan masih banyak peserta

didik yang tidak paham mengenai materi pelajaran, hal ini disebabkan oleh

beberapa faktor diantaranya peserta didik cepat merasa bosan ketika jam pelajaran

berlangsung, tidak adanya media yang digunakan pada saat pembelajaran.

Keterbatasan pemahaman guru mengenai teknologi juga menghambat dalam

mengembangkan media pembelajaran berbasis teknologi, hal ini mengakibatkan

hasil belajar yang didapatkan oleh sebagian peserta didik dikelas III masih

tergolong rendah, dilihat dari perolehan nilai ulangan dan ujian peserta didik yang

belum mencapai KKM.

3
Untuk menyelesaikan permasalahan yang ada maka peneliti memiliki

solusi dengan mengembangkan media pembelajaran. Salah satu media

pembelajaran yang berkembang pesat saat ini berupa media pembelajaran yang

melibatkan IT atau teknologi yang efektif digunakan siswa tingkat sekolah dasar

adalah media audio visual.

Media audio visual merupakan kombinasi antara audio dan visual atau

perpaduan antara suara dan gambar yang dapat dilihat secara bersamaan. Media

audio visual memiliki manfaat dalam proses pembelajaran yaitu menciptakan

pembelajaran yang lebih menarik perhatian peserta didik dan materi pembelajaran

yang disampaikan akan lebih jelas. Jenis media audio visual diantaranya yaitu

televisi, video instruksional, program slide suara dan video (Gabriela, 2021:105).

Jenis media audio visual yang dapat dikembangkan salah satunya yaitu

audio visual berbentuk video. Video merupakan salah satu media yang praktis dan

mudah digunkan untuk menyampaikan informasi melalui gambar bergerak dan

suara bersamaan dalam proses pembelajaran. Dalam pembuatan video

pembelajaran diusahakan harus semenarik mungkin agar dapat fokus sehingga

mampu memahami materi pembelajaran yang disampaikan (Batubara et al.,

2023:132)

Maka dari itu, solusi media pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan

hasil belajar pada generasi di era digital saat ini adalah media pembelajaran

berbentuk video dengan menggunakan aplikasi Powtoon (Sakdiah, 2022:7).

Powtoon merupakan salah satu aplikasi pembuatan media pembelajaran

yang dapat digunakan guru dalam mengajar secara lebih kreatif dan inovatif serta

4
dpata menarik perhatian siswa dalam proses pembelajaran. Powtoon yaitu aplikasi

berbasis online yang dapat digunakan dalam pembuatan persentasi materi

pelajaran yang dilengkapi dengan fitur kartun animasi yang dapat diiringi dengan

suara pemateri dan penambahan musik pengiring (Awalia et al., 2019:53).

Penggunaan video pembelajaran berbasis powtoon ini sangat tepat

digunakan pada pembelajaran tematik yang memiliki banyak materi di dalam satu

pembelajaran yang membuat kegiatan pembelajaran lebih hidup dan menarik

perhatian peserta didik sehingga membuat peserta didik tidak merasa bosan dan

dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

Berdasarkan uraian dari latar belakang, maka peneliti tertarik untuk

mengangkat permasalahan ini dalam sebuah penelitian berjudul "Pengembangan

Video Pembelajaran Berbasis Powtoon Untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Siswa Kelas III SD".

B. Identifikasi Masalah

Dari uraian pada latar belakang yang telah dipaparkan, maka dapat

diidentifikasi beberapa permasalahan yaitu:

1. Peserta didik mengalami kesulitan dalam memahami materi dalam

pembelajaran.

2. Tidak adanya media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran.

3. Rendahnya hasil belajar yang diperoleh peserta didik.

5
C. Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah, maka penelitian ini dibatasi hanya pada

pengembangan video pembelajaran berbasis powtoon untuk meningkatkan hasil

belajar pada pembelajaran tema cuaca subtema keadaan cuaca siswa kelas III

SDN.10 Langsa. Kecamatan Langsa Kota.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang batasan masalah maka permasalahan

yang dibahas adalah:

1. Bagaimana pengembangan Video pembelajaran berbasis powtoon untuk

meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SDN. 10 Langsa?

2. Bagaimana kelayakan video pembelajaran berbasis powtoon untuk

meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SDN. 10 Langsa?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin di capai dari penelitian pengembangan ini yaitu:

1. Untuk mengetahui bagaimana pengembangan video pembelajaran berbasis

powtoon untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SD.10 Langsa.

2. Menguji kelayakan video pembelajaran berbasis powtoon untuk

meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SDN. 10 Langsa.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang akan didapatkan dalam penelitian ini yaitu:

1. Secara teoritis.

6
Hasil penelitian diharapkan dapat menambah wawasan dan refrensi

dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan media, khususnya media

untuk meningkatkan hasil belajar pembelajaran tematik pada tema cuaca

berupa media video pembelajaran menggunakan powtoon.

2. Secara Praktis

Pengembangan dalam produk untuk menciptakan atau

menghasilkan hal baru dan unik serta menarik, agar memicu siswa untuk

fokus dalam proses kegiatan belajar mengajar.

a. Bagi siswa

Dengan adanya pengembangan media powtoon ini, diharapkan

siswa lebih mudah dalam memahami materi pada pembelajaran

tematik tema cuaca sehingga siswa dapat mencapai tujuan

pembelajaran dan mendapatkan hasil belajar dengan baik.

b. Bagi Guru

Dapat menambahn wawasan dan pemahaman guru terhadap

alternatif media pembelajaran yang menarik dan bermanfaat sehinngga

dapat membangkitkan semangat, ketertarikan siswa dalam proses

pembelajaran, dan meningkatkan hasil belajar siswa, serta dapat

memotivasi guru untuk membuat media pembelajaran menggunakan

powtoon yang dapat diterapkan untuk materi – materi lainnya.

c. Bagi Peneliti.

Dengan melakukan penelitian ini, diharapkan peneliti dapat

mengasah kemampuan dan kreativitas peneliti dalam mengembangkan

7
media pembelajaran sebagai solusi untuk pembelajaran yang inovatif,

untuk membantu proses belajar menjadi menarik, serta memicu siswa

agar lebih fokus terhadap pelajaran saat proses belajar mengajar.

G. Spesifikasi Produk yang diharapkan.

Produk pengembangan yang akan di hasilkan berupa media video

pembelajaran dengan spesitifikasi sebagai berikut:

1. Media yang dihasilkan berbentuk video pembelajaran yang berisi

mengenai pembelajaran Tema Cuaca subtema keadaan cuaca di kelas III

SD.

2. Produk media yang dihasilkan dapat dibuka secara online dan offline,

dikomputer maupun gadget.

3. Software yang digunakan dalam media pembelajaran teknologi

menggunakan aplikasi Powtoon.

4. Memenuhi kualitas sebagai media pembelajaran.

H. Landasan Teori

1 Pengertian Pengembangan

Penelitian pengembangan didefinisikan sebagai kajian secara

sistematik untuk merancang, mengembangkan dan mengevaluasi program

– program, proses dan hasil – hasil pembelajaran yang harus memenuhi

kriteria konsistensi dan keefektifan yang secara internal (Rayanto &

Sugianti, 2020:20)

8
Selain itu, Pengembangan merupakan penggunaan ilmu – ilmu

pengetahuan teknis dalam rangka memproduksi bahan atau peralatan baru

(Ilmiawan & Arif, 2018:102).

Dari beberapa pendapat mengenai pengertian pengembangan dapat

disimpulkan bahwa pengembangan merupakan proses mengubah dan

menciptakan suatu produk baru kearah yang lebih baik dan sempurna.

2 Pengertian Media Pembelajaran

Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat

mennyampaikan atau menyalurkan pesan melalui berbagai saluran, yang

dapat merangsang pikiran, perasaan dan keinginan siswa agar dapat

mendorong proses belajar sehingga pembelajaran tercapai dengan baik

(Hamid et al., 2020: 4). Selain itu, media pembelajaran yaitu sebagai

perantara yang digunakan untuk menyampaikan materi pada siswa dengan

menggunakan alat tertentu agar siswa dapat memahami dengan cepat

meteri yang diajarkan (Pakpahan et al., 2020:8).

elain itu, ciri umum media pembelajaran adalah: 1).Media

pembelajaran identik dengan pengertian benda yang dapat dilihat,

didengar, dan diamati melalui panca indera, 2).Tekanan utama terletak

pada benda atau hal – hal yang dapat dilihat dan didengar, 3).Media

pembelajaran digunakan dalam rangka hubungan (komunikasi) dalam

pengajaran antar guru dan siswa, 4).Media pembelajaran adalah semacam

alat bantu mengajar, baik didalam maupun diluar kelas, 5).Media

pembelajaran merupakan suatu perantara yang digunakan dalam rangka

belajar, 6).Media pembelajaran mengandung aspek sebagai alat dan

9
sebagai teknik yang erat kaitannya dengan metode belajar, 7).Sebagai

tindakan operasional (Tafonao, 2018:105)

3 Manfaat Media Pembelajaran

Menurut Sudjana & Rivai ada beberapa manfaat penggunaan media

pembelajaran, yaitu: Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa

sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar, Bahan pengajaran akan

lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa, Metode

mengajar akan lebih bervariasi (Prahesti & Fauziah, 2021:507).

Selain itu, terdapat delapan manfaat media pembelajaran secara khusus

yaitu penyampaian materi yang diberikan sama, proses pembelajaran yang

dilakukan menjadi lebih menarik, proses pembelajaran yang berlangsung

menjadi lebih interaktif, jumlah waktu belajar mengajar dapat disesuaikan

dengan kemampuan peserta didik, kualitas belajar peserta didik dapat

meningkat, proses pembelajaran dapat dilakukan dimana saja,

menumbuhkan sikap positif dari diri peserta didik terhadap pelajaran dan

peran guru dapat produktif dalam menyampaikan materi (Susilo et al.,

2018:3).

Menurut (Hamid et al., 2020:7) Manfaat media pembelajaran yaitu:

Membantu proses pembelajaran yang berlangsung antara pendidik dengan

peserta didik, meningkatkan minat dan motivas serta membangkitkan rasa

ingin tahu peserta didik dalam proses pembelajaran, dan dapat membatasi

keterbatasan ruang, waktu, tenaga dan daya indera para peserta didik.

Karena media pembelajaran dapat disesuaikan dengan karakteristik

materinya, sehingga keterbatasan waktu, ruang dan lainnya dapat teratasi.

10
Dari beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa manfaat

media pembelajaran yaitu membantu siswa agar lebih mudah dalam

memahami pelajaran yang disampaikan guru, meningkatkan motivasi dan

membangkitkan semangat siswa dalam belajar, dan dapat memudahkan

guru dalam menyampaikan materi pelajaran.

4 Fungsi Media Pembelajaran

Menurut Ramli fungsi media pembelajaran dapat dikelompokkan

menjadi tiga yaitu;1).Membantu guru dalam bidang tugasnya. Penggunaan

media pembelajaran yang tepat dapat membantu guru dalam mengatasi

kekurangan dan kelemahan dalam proses mengajar. 2).Membantu para

pelajar. Dengan menggunakan berbagai media pembelajaran yang dipilih

secara tepat dan berdaya guna dapat membantu para pelajar untuk

mempercepat pemahaman siswa dalam penerimaan pesan-pesan

pembelajaran yang disajikan, dan aspek-aspek kejiwaan seperti

pengamatan, tanggapan, daya ingatan, emosi, berpikir, fantasi, intelegensia

dan sebagainya dapat dibangunkan karena media pembelajaran memiliki

stimulus yang lebih kuat. 3) Memperbaiki proses belajar mengajar.

Dengan penggunaan media pembelajaran yang tepat dan berguna,

meningkatkan hasil pembelajaran (Hasan et al., 2021:35)

Lebih lanjut media pembelajaran memiliki tiga fungsi utama yaitu

memotivasi minat atau tindakan, menyajikan informasi dengan baik dan

memberi intruksi dalam proses pembelajaran (Rosyid et al., 2019:12).

11
Dapat disimpulkan dari beberapa pendapat para ahli mengenai fungsi

media pembelajaran adalah untuk menyajikan informasi dengan baik,

memotivasi dan membangkitkan minat belajar siswa, memperbaiki proses

pembelajaran, memudahkan siswa memahami materi dan mempermudah

guru dalam menyampaikan materi.

5 Jenis – jenis Media Pembelajaran

Media pembelajaran dibagi menjadi tujuh bagian, mulai dari yang

sederhana sampai pada yang kompleks yaitu realia, model, perekasa, teks,

visual, audio, video dan multimedia (Yaumi, 2018:11). Lebih lanjut

selanjutnya menurut Rudi Brets ada tujuh klasikfikasi media pembelajaran

yaitu: 1). Media audio visual gerak, seperti film suara, pita video, film dan

televisi. 2). Media audio visual diam, seperti rangkaian suara, halaman

suara. 3). Audio semi gerak, seperti tulisan jauh bersuara. 4). Media visual

bergerak, seperti film bisu. 5). Media visual diam, seperti halaman cetak,

foto, mikrofhone, slide bisu. 6).Media audio seperti radio dan telepon. 7).

Media cetak seperti buku, modul, bahan ajar mandiri (Fatikh, 2019:89).

6 Pengertian Media Audio Visual

Media audio visual adalah media kombinasi antara audio dan

visual yang dikombinasikan dengan memiliki unsur suara dan gambar

yang dapat dilihat, misalnya rekaman video, slide suara dan sebagainya

(Purwono, Joni, 2019:130).

Pendapat lain dikemukakan oleh S. O. Ningsih, (2022:282) media

audio visual dapat diartikan sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran

12
yang dapat dilihat dan didengar dengan tujuan untuk memudahkan

penyampaian materi kepada peserta didik, sehingga tercapainya hasil yang

maksimal dalam pembelajaran.

Dari beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa media

audio visual merupakan video penggabungan antara suara dan gambar

sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran.

7 Jenis – Jenis media Audio Visual

Media audio visual memiliki beberapa jenis diantaranya yaitu

multimedia, komputer, internet, televisi, video, sound slide, video animasi

dan film gerak bersuara (Nurfadhillah et al., 2021:398).

Sedangkan menurut (Maslikhah et al., 2021:525) media audio

visual dibagi menjadi dua yaitu:

1) Audio Visual diam, yaitu media yang menampilkan suara dan

gambar diam seperti film bingkai suara (soundslide, rangkai suara

dan cetak suara).

2) Audio visual suara, yaitu media yang dapat menampilkan unsur

suara dan gambar yang bergerak, seperti film suara dan video / caset.

8 Pengertian Video Pembelajaran

Video merupakan serangkaian gambar gerak disertai suara yang

membentuk rangkaian sebuah alur dan terdapat pesan – pesan

didalamnya untuk ketercapaian tujuan pembelajaran (Nurfadhillah et

al., 2021:405). Selain itu, video merupakan media penyampaian

pesan yang bersifat fakta maupun fiktif, edukatif maupun

interpersonal dalam pembelajaran (Ramadannia, 2022:18).

13
Dapat disimpulkan bahwa video dalam pembelajaran merupakan

kumpulan rekaman gambar dan suara berisi pembelajaran kedalam

vitamagnetic yang dapat menampilkan gambaran secara nyata.

9 Kelebihan dan Kekurangan Video Pembelajaran

a. Kelebihan Video Pembelajaran

Kelebihan video dalam pembelajaran menurut (Mashuri &

Budiyono, 2020:2) yaitu:

1) Tingkat keefektifan dan kecepatan dalam penyampaian

materi lebih tinggi.

2) Pengulangan pada pembahasan tertentu dapat dilakukan.

3) Video yang ditampilkan dapat menguraikan suatu proses

dan kejadian secara rinci dan nyata.

4) Kemampuan dalam mewujudkan benda atau materi yang

bersifat abstrak menjadi konkret.

b. Kekurangan video pembelajaran

Kekurangan video pembelajaran menurut (Rosmawati et al.,

2022:46) yaitu:

1) Jika memutar video terlalu cepat, peserta didik tidak dapat

mengikuti materi yang ditampilkan.

2) Jika video pembelajaran ditampilkan melalui televisi maka

tidak dapat dibawa kemana – mana dan cenderung ditempat

tertentu saja.

3) Membutuhkan keahlian dan keterampilan khusus dalam

pembuatannya.

14
4) Membutuhkan memori yang besar untuk menyimpan video.

10 Pengertian Powtoon

Powtoon merupakan perangkat lunak yang digunakan untuk

membuat sebuah media persentasi dan berisikan paparan yang

memiliki fitur animasi, diantaranya animasi tulisan tangan, animasi

kartun dan efek transisi yang lebih hidup serta pengaturan timeline

yang dapat diakses secara online melalui situs www.powtoon.com dan

dapat digunakan sebagai media pembelajaran (Ilahi & Desyandri,

2020:4).

Lebih lanjut menurut (Lestari, 2020:62) Powtoon merupakan

aplikasi yang terhubung dengan internent atau web app online gratis

yang dapat menyajikan persentasi atau paparan materi yang hampir

semua fitur dapat diakses dalam satu layar yang memiliki built-in

karakter kartun, animasi dan benda – benda kartun lainnya yang

membuat media pembelajaran lebih interaktif dan menarik.

Dari beberapa pendapat para ahli mengenai powtoon dapat

disimpulkan bahwa powtoon merupakan perangkat lunak atau aplikasi

berbasis web yang digunakan untuk membuat video dalam

pembelajaran yang dilengkapi dengan fitur – fitur animasi, karakter

kartun dan audio.

11 Kelebihan dan Kekurangan Media Pembelajaran Powtoon

a. Kelebihan Powtoon

Kelebihan media powtoon dalam pembelajaran yaitu interaktif,

mencakup segala aspek indera, penggunaannya praktis, kolaboratif,

15
lebih variatif, dapat memberikan feedback, dan memotivasi siswa

(Anggita, 2021:46). Selain itu, kelebihan media pembelajaran powtoon

yaitu penggunaannya praktif, mencakup segala aspek indera, lebih

variatif, dan dapat digunakan dalam kelompok besar (Rahmawati,

2022:3).

Kelebihan powtoon antara lain yaitu: 1).penggunaanya praktis,

2).terdapat banyak pilihan template background sehingga dalam

lembar kerja hanya perlu menyisipkan gambar, teks, audio dan video

sesuai materi. 3).Tersedia konten animasi, font, dan transition effect.

4).Tampilan yang menarik, dinamis dan interaktif. 5). Dapat disimpan

dalam format MPEG, MP4, AVI dan langsung di share ke Youtube.

6).Berupa video pembelajaran yang dapat menggabungkan gambar

video dan audio (Fitriyani, 2019:107).

Dari beberapa pendapat mengenai kelebihan media powtoon dapat

simpulkan bahwa kelebihan media pembelajaran powtoon yaitu: media

powtoon mencakup segala aspek indera, penggunaannya praktis,

memiliki berbagai macam template beground, tersedia fitur animasi,

font, transisi effect, audio, gambar dan video sesuai dengan materi.

b. Kekurangan Media Powtoon

Menurut (Anggita, 2021:50) kekurangan media powtoon dalam

pembelajaran yaitu: ketergantungan pada ketersediaan dukungan

sarana teknologi harus disesuaikan dengan sistem dan kondisi yang

ada, mengurangi kreatifitas dan inovasi dari jenis media pembelajaran

16
lainnya, dan membutuhkan dukungan SDM yang profesional untuk

mengoperasikannya.

Selain itu, kekurangan media powtoon dalam pembelajaran yaitu:

hasil video yang dibuat menggunakan aplikasi powtoon harus

melewati serangkaian proses yang sedikit rumit, dan dalam

pengoprasian media membutuhkan alat utama berupa laptop dan

apabila digunakan dikelas memerlukan LCD proyektor, speaker untuk

menghasilkan gambar dan suara yang maksimal dalam pembelajaran

(Nurhabibi, 2020:264).

Powtoon juga memiliki beberapa kekurangan antara lain: 1).

Merupakan softwere online yang memerlukan internet untuk

membukanya, 2).Durasi yang terbatas, 3).Untuk menyimpan juga

memerlukan internet yang stabil karena hasil akhir berbentuk video

yang memiliki kapasitas memori besar, 4).Bagi pengguna powtoon

yang tidak berbayar hanya dapat mengekspor file ke yang memerlukan

internet untuk membukanya dan untuk mendownloadnya harus

mengekspor ke yotube terlebih dahulu (Fitriyani, 2019:107).

Dapat disimpulkan dari beberapa pendapat para ahli mengenai

kekurangan media powtoon yaitu durasi yang terbatas, memerlukan

internet untuk menggunakannya, pembuatan media powtoon harus

dilakukan oleh SDM yang ahli atau profesional karena proses

pembuatannya sedikit rumit, dan memerlukan memori dengan

kapasitas bedar untuk menyimpan hasilnya.

12 Pengertian Hasil Belajar

17
Hasil belajar merupakan tingkat perkembangan kognitif, afektif

dan psikomotorik yang lebih baik bila dibandingkan pada saat belum

belajar (Audie, 2019:588). Selain itu, hasil belajar adalah suatu

keberhasilan peserta didik dalam proses pembelajaran dengan mencapai

target yang ditetapkan oleh pendidik yang mencakup aspek kognitif,

afektif dan psikomotorik (Novita et al., 2019:65)

Hasil belajar adalah suatu penilaian akhir yang diperoleh seseorang

dari suatu proses dan pengenalan yang dilakukan secara berulang – ulang

yang akan mengubah cara berfikir dan perilaku menjadi lebih baik (F. D.

Lestari et al., 2021:4).

Dapat disimpulkan dari beberapa pendapat ahli bahwa hasil belajar

merupakan suatu keberhasilan yang dicapai oleh peserta didik dari proses

pembelajaran yang dilihat dari aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.

13 Pembelajaran Tematik

Poerwadarminta berpendapat bahwa pembelajaran tematik adalah

pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan

beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman

bermakna pada peserta didik (Lubis & Azizan, 2020:7). Selain itu,

Pembelajaran tematik adalah strategi pembelajaran terpadu yang

menggunakan tema sebagai pemersatu materi dalam beberapa mata

pelajaran sekaligus dalam satu pertemuan (Fatmawati et al., 2022:5).

Lebih lanjut menurut Kadir dan Asrohah pembelajaran tematik adalah

pembelajaran yang diawali dengan suatu pokok bahan atau tema tertentu

yang dilakukan secara spontan atau direncanakan, baik dalam suatu bidang

18
studi atau lebih dan dengan beragam pengalaman peserta didik, maka

pembelajaran akan lebih bermakna (Mar’atusholihah et al., 2019:254).

Dapat disimpulkan dari beberapa pendapat para ahli diatas mengenai

pembelajaran tematik yaitu pembelajaran terpadu yang menggunakan tema

untuk mengaitkan materi dari beberapa mata pelajaran menjadi satu

pembelajaran yang dapat dipahami oleh siswa.

14 Manfaat Pembelajaran Tematik

Dengan menerapkan pembelajaran tematik, peserta didik dan guru

mendapatkan banyak manfaat diantaranya yaitu:

1. Pembelajaran mampu meningkatkan pemahaman konseptual peserta

didik terhadap realitas sesuai dengan tingkat perkembangan

intelektualitasnya.

2. Pembelajaran tematik memungkinkan peserta didik mampu

mengeksporasi pengetahuan melalui serangkaian proses kegiatan

pembelajaran.

3. Pembelajaran tematik mampu meningkatkan keeratan hubungan

antar peserta didik.

4. Pembelajaran tematik membantu guru dalam meningkatkan

profesionalismenya.

5. Menyenangkan karena bertolak dari minat dan kebutuhan anak.

6. Mengembangkan keterampilan berpikir anak sesuai dengan

permasalahan yang dihadapi.

19
7. Menumbuhkan keterampilan sosial dalam bekerja, toleransi,

komunikasi dan tanggap terhadap gagasan orang lain (Moh.Mukhlis,

2019:69).

I. Penelitian Relevan

Penelitian relevan merupakan penelitian terdahulu yang dilakukan sebelum

penelitian ini. Penelitian terdahulu berfungsi sebagai pendukung dalam penelitian

ini. Adapun penelitian terdahulu yang telah dilakukan ialah:

1. Megawati Sianipar, dkk 2023 “Pengembangan Media Pembelajaran Video

Animasi Berbasis Powtoon Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dongeng

Pada Kelas III Sekolah Dasar di SDN Rawamangun 09 Jakarta Timur”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan produk berupa media

pembelajaran video animasi berbasis powtoon. Metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah penelitian Research and Deveopment (R&D)

dengan menggunakan model ADDIE. Teknik pengumpulan data yang

dilakukan melalui observasi, wawancara, kuesioner, tes hasil belajar dan

dokumentasi. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini menunjukkan

kelayakan media pembelajaran video animasi berbasis powtoon dengan

persentase 76,92%, ahli bahasa 67,50% dan 91,67% dari ahli media

dengan rerata sangat baik. Dai hasil uji coba pengguna kepada guru

sebesar 72,6% dengan kategori baik dan dari hasil tes belajar siswa

memperoleh rata – rata 87,1% dengan kategori sangat baik. Maka dapat

disimpulkan bahwa media pembelajaran video animasi berbasis powtoon

20
mata pelajaran bahasa Indonesia kelas III materi Dongeng layak digunakan

(Sianipar et al., 2022).

2. Elly anjarsari, dkk 2020 “Pengembangan media audio visual powtoon

pada pembelajaran matematika untuk siswa sekolah dasar”. Penelitian ini

dilakukan pada siswa kelas IV SDN. Mantup 1. Metode yang digunakan

adalah R&D. Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh bahwa media

audio visual powtoon memenuhi nilai kelayakan sebagai media

pembelajaran yang dilakukan dalam proses pembelajaran. Dengan

mendapatkan data validasi materi diperoleh persentase 3, 53. Untuk aspek

media memperoleh nilai 3,28 dari aspek tampilan program 3,5 dan dari

aspek kualitas serta keefektifan memeroleh nilai 3,5.(Anjarsari et al.,

2020).

3. Rama Donna, dkk (2021) “Pengembangan multimedia interaktif berbasis

powtoon pada pembelajaran tematik di sekolah dasar”. Penelitian ini

bertujuan untuk mengembangkan dan menghasilkan multimedia interaktif

powtoon pada pembelajaran tematik dikelas V SD. 20 Rejang Lebang.

Jenis penelitian yaitu R&D dengam model pengembangan 4D. Subjek

pada penelitian ini adalah siswa – siswi kelas V SD Negeri 20 Rejang

Lebong. Teknik pengumpulan data yang digunakan wawancara, observasi,

angket dan tes. Hasil pada penelitian ini berdasarkan ahli bahasa,ahli

materi dan media memenuhi kriteria valid dengan rata – rata skor 0,78.

Sedangkan dari hasil analisis penilaian lembar kepraktisan guru dan siswa

diperoleh rata – rata skor 99%, pada uji lapangan diperoleh skor 0,979

dengan klasifikasi tinggi. Dapat disimpulkan bahwa multimedia interaktif

21
berbasis powtoon terbukti valid, praktis dan memiliki aspek potensial pada

pembelajaran tematik di kelas V SD. (Donna et al., 2021).

J. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pengembangan video pembelajaran berbasis powtoon untuk

meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SD menggunakan jenis penelitian

dan pengembangan R&D (Research and Development). Menurut (Sugiyono,

2018 :407) menyebutkan metode penelitian dan pengembangan atau Research

and Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk

menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut.

Penelitian ini dirancang dengan menggunakan desain pengembangan

model ADDIE yang terdiri dari sejumlah tahap sistematis yang meliputi

analysis (analisis), design (desain), development (pengembangan),

implementation (implementasi) dan evaluation (evaluasi). Model ADDIE

merupakan suatu pendekatan yang menekankan pada suatu analisis

bagaimana setiap komponen yang dimiliki saling berinteraksi satu sama lain

dengan berkoordinasi sesuai dengan fase yang ada (Rayanto & Sugianti,

2020:29).

2. Tempat dan Waktu penelitian

22
Penelitian pengembangan video pembelajaran berbasis powtoon ini

dilakukan di SD Negeri 10 Langsa pada siswa kelas III dengan jumlah 20

siswa. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun 2022/2023.

3. Prosedur Penelitian dan pengembangan

Prosedur pengembangan menggunakan model ADDIE memiliki 5 tahap

(Batubara, 2020:43):

3.1 Tahap Analisis (analysis)

Dalam model penelitian pengembangan ADDIE tahap pertama

yaitu pengembang harus mengumpulkan informasi yang terkait

dengan penyebab masalah belajar dan jenis media pembelajaran yang

paling tepat untuk mendukung proses belajar peserta didik serta

menganalisis perlunya pengembangan produk (model,

metode,media,bahan ajar) baru dan menganalisis kelayakan serta

syarat-syarat pengembangan produk.

3.2 Tahap Perancangan (Design)

Pada tahap kedua ini, pengembangan produk dilanjutkan dengan

penulisan ide kedalam sebuah rumusan atau desain yang

menggambarkan media pembelajaran secara rinci. Rumusan atau

desain perancangan media pembelajaran berfungsi untuk

mengarahkan pengembang media dalam memproduksi dan

mengembangkan media pembelajaran.

3.3 Tahap Pengembangan (Development)

Tahap Pengembangan meliputi tahap produksi media pembelajaran

dan tahap pengembangan media pembelajaran berdasarkan saran dari

23
tim ahli. Pada tahap ini, pengembang media harus memproduksi

media pembelajaran seperti video dengan tambahan animasi pada

powtoon secara lengkap seperti yang sudah dirancang. Setelah selesai,

pengembang media pembelajaran juga perlu mengembangkan sebuah

instrumen yang dapat digunakan para tim ahli untuk memeriksa

kualitas media pembelajaran yang dikembangkan.

Setelah produk media pembelajaran dan instrument atau rubrik

penilaian telah selesai dikembangkan, pengembang media perlu

menentukan siapa tim ahli yang relevan yang mau diundang untuk

menelaah dan menilai serta memvalidasi kualitas media pembelajaran

yang dikembangkan.

3.4 Tahap Implementasi (Implementation)

Tahap implementasi adalah tahap uji coba media pembelajaran

seperti video animasi dengan aplikasi powtoon pada target pengguna

dan lingkungan belajarnya. Tahap uji coba ini dapat dilakukan setelah

media pembelajaran yang dikembangkan telah memperoleh penilaian

layak digunakan oleh tim ahli.

3.5 Evaluasi

Tahap evaluasi dapat dilakukan setelah keempat tahap awal telah

dilakukan. Tahap ini bertujuan untuk menganalisis respon pengguna

dan tim ahli terhadap media pembelajaran yang digunakan dan

pengaruh penggunaan media pembelajaran tersebut. Kegiatan evaluasi

ini harus dilakukan secara teliti agar pengembang media pembelajaran

dapat memeproleh sebuah kesimpulan yang valid tentang kelayakan

24
dan kualitas produk media pembelajaran yang telah dibuat dan

dikembangkan.

Analysis Design

Evaluation

Implementation Development

Gambar1. Bagian Pengembangan Model ADDIE (Rayanto & Sugianti, 2020:29)

4. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek pada penelitian ini yaitu peserta didik kelas III SDN.10 Langsa

ahli materi, ahli bahasa, ahli media dan objek penelitian adalah

pengembangan video pembelajaran berbasis powtoon untuk

meningkatkan hasil belajar pada pembelajaran tema cuaca subtema

keadaan cuaca.

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunkan pada pengembangan media

video pembelajaran berbasis powtoon yaitu:

1. Observasi

Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan, para ilmuan hanya

dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai kenyataan yang

diperoleh melalui observasi. Observasi merupakan suatu proses yang

25
kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis

dan psikologis (Sugiyono, 2018:203). Observasi pada penelitian ini

yaitu dengan melakukan pengamatan langsung untuk mengetahui

kondisi yang sebenarnya dilapangan dan mengumpulkan informasi

yang dibutuhkan peneliti dalam penelitian yang dilakukan.

Pelaksanaan observasi pada penelitian ini dilakukan sebagai penilaian

proses untuk mengetahui apakah media video pembelajaran berbasis

powtoon yang dikembangkan peneliti dapat meningkatkan hasil

belajar pada pembelajaran tematik tema cuaca di kelas III.

2. Wawancara

Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi

dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna

dalam semua topik tertentu,(Sugiyono, 2018:194). Tujuan dari

wawancara ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih

terbuka, dimana para responden dimintai pendapat, ide atau

permasalahan dalam penggunaan media pembelajaran.

3. Kuesioner (Angket)

Angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberikan pertanyaan tertulis kepada subjek penelitian terkait

dengan topik yang akan diteliti,(Sugiyono, 2018:199). Pertanyaan –

pertanyaan yang disajikan dalam koesioner akan disertai dengan

alternatif jawaban yang dipilih oleh para responden akan diukur

melalui sekala Linkert. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan

26
angket berupa angket validasi desain, ahli materi, ahli bahasa, angket

tanggapan ahli pembelajaran dan angket respon siswa.

4. Dokumentasi

Dokumentasi berisi bukti – bukti pertanggungjawaban yang dilakukan

untuk melengkapi data yang diperlukan pada pengembangan media

pembelajaran, instrument pada dokumentasi ini berupa gambar,

foto,vidio dan lainnya.

6. Instrument Pengumpulan Data

Instrument penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur

fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2019:222).

Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti yaitu dengan

memberikan pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden atau

para ahli untuk menjawabnya. Lembar angket digunakan untuk mengukur

validasi media pembelajaran yang dikembangkan. Instrument angket pada

penelitian ini digunakan untuk memperoleh data dari lembar hasil tes

peserta didik, lembar validasi ahli media, lembar validasi ahli materi dan

lembar validasi ahli bahasa. Angket digunakan untuk mengetahui hasil

validasi kualitas kelayakan dan efektifitas dari media video pembelajaran

berbasis powtoon.

7. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian

pengembangan ini yaitu dengan menggunakan teknik analisis deskriptif

kualitatif dan deskriptif kuantitatif (Rayanto & Sugianti, 2020:40).

27
1. Analisis Deskriptif Kualitatif

Teknik ini digunakan untuk menganalisis data berupa catatan, saran

ataupun komentar hasil penilaian dari lembar angket berdasarkan

tanggapan subjek uji coba dan lembar observasi dari para observer,

lembar validasi dan review dari ahli isi materi, pembelajar, tes dan

ahli media mengenai media pembelajaran berbasis powtoon.

2. Analisis Deskriptif Kuantitatif

Teknik ini,digunakan untuk menganalisis data hasil validasi, hasil

observasi, angket respon siswa dan hasil pengolahan tes penguasaan

siswa. Hal ini diperlukan untuk menentukan hasil kevalidtan,

kelayakan, kepraktisan dan keefektifan dari produk yang dihasilkan.

Penilaian yang digunakan dalam menentukan kelayakan produk media

pembelajaran yang dikembangkan yaitu menggunakan skala Linkert. Skala

Linkert merupakan pengembangan instrument digunakan untuk mengukur sikap,

perspepsi dan pendapat dari seseorang ataupun kelompok dalam suatu objek

permasalahan (Sugiyono, 2019:165).

a. Data Proses Pengembangan Produk

Data proses pengembangan produk merupakan data deskriptif. Data tersebut

diperoleh dari ahli materi, ahli media, ahli bahasa, praktisi pembelajaran

tematik tema cuaca dan peserta didik koreksi dan masukan. Koreksi dan

masukan tersebut digunakan sebagai acuan revisi produk yang dibuat.

b. Data penilaian kelayakan produk oleh ahli dan peserta didik.

Data penilaian kualitas produk diperoleh dari hasil isian angket oleh ahli

media, ahli materi, ahli bahasa, praktisi pembelajaran tematik tema cuaca

28
dan peserta didik. Data selanjutnya dianalisis dengan mengikuti langkah –

langkah sebagai berikut:

1. Mengubah penilaian kualitatif menjadi kuantitatif dengan ketentuan

yang dapat dilihat dari tabel 1.

Tabel 1. Ketentuan pemberian skor

Kategori Skor

ST (Sangat Tinggi) 5

T (Tinggi) 4

CT (Cukup Tinggi) 3

R (Rendah) 2

SR (Sangat Rendah) 1

Sumber (Sugiyono, 2019:167)

a) Menghitung nilai rata –rata tiap indikator dengan rumus:

∑×𝑖
Me =
𝑛

Keterangan:

Me = Rata – Rata Skor

∑ = Epsilon (baca jumlah)

𝑋𝑖 = Nilai x ke i sampai ke n

n = Jumlah individu / subjek uji coba

b) Menjumlahkan rata – rata skor tiap aspek.

c) Menginterprestasikan secara kualitatif jumlah rata – rata skor tiap

aspek dengan menggunakan rumus konversi skor skala 5 berikut:

29
Tabel 2. Rumus Konversi Jumlah rata-rata skor pada skala lima

Skor Rumus Nilai Klasifikasi

5 𝑋̅ > 𝑋̅ 𝑖 + 1,8 x SBi A Sangat Baik

4 𝑋̅i + 0,6 x SBi < ̅𝑋 ≤ ̅𝑋i 1,8x SBi B Baik

3 𝑋̅i – 0,6 x SBi < 𝑋̅ ≤ 𝑋̅i + 0,6 x SBi C Cukup

2 𝑋̅i – 1,8 xSBi < 𝑋̅ ≤ 𝑋̅i – 0,6 xSBi D Kurang

1 𝑋̅ ≤ 𝑋̅i -1,8 x SBi E Sangat Kurang

Sumber: (Widoyoko, 2020:238)

Keterangan:

Skor Maksimal =5

Skor Minimal =1

Skor Maksimal Ideal = jumlah indikator x skor tertinggi

Skor Minimal Ideal = jumlah indikator x skor rendah

𝑋̅ = skor yang diperoleh

1
𝑋̅i = 2 (skor maks ideal + skor min ideal)

1
SBi (simpangan baku ideal) = (skor maks ideal – skor min
6

ideal)

d. Data yang terkumpul dianalisis dengan analisis deskriptif kuantitatif

yang disajikan dalam distribusi skor dan persentase terhadap

kategori dengan skala penilaian yang ditentukan.

Persentase Kelayakan Tiap Aspek (%)

∑𝑟𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ


= x 100%
∑𝑟𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙

30
Tabel 3. Penilaian Kelayakan
Persentasi Penilaian Interprestasi

81% - 100% Sangat Layak

61% - 80% Layak

41% - 60% Cukup

21% - 40% Kurang Layak

0% - 20% Tidak Layak

Sumber: Suharsimi Arikunto (2010)

31
DAFTAR PUSTAKA

Andrew Pakpahan Fernando, dkk. (2020). Pengembangan Media Pembelajaran.

Yayasan kita Menulis;Indonesia.

Agustira, S., & Rahmi, R. (2022). Penggunaan Media pembelajaran untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Tingkat SD. Jurnal Pendidikan

Ibtidaiyah, 4(1), 72–80.

Anggita, Z. (2021). Penggunaan Powtoon Sebagai Solusi Media Pembelajaran Di

Masa Pandemi Covid-19. Konfiks Jurnal Bahasa Dan Sastra Indonesia, 7(2),

44–52. https://doi.org/10.26618/konfiks.v7i2.4538

Anjarsari, E., Farisdianto, D. D., & Asadullah, A. W. (2020). Pengembangan

Media Audiovisual Powtoon Pada Pembelajaran Matematika Untuk Siswa

Sekolah Dasar (Development of Audiovisual Based Powtoon Media in

Mathematics Learning for Elementary School Students). JMPM: Jurnal

Matematika Dan Pendidikan Matematika , 5(2), 40–50.

Annisa, M. N., Wiliah, A., & Rahmawati, N. (2020). Miftah Nurul Annisa, A. W.

(2020). Pentingnya Pendidikan Karakter pada Anak Sekolah Dasar di Zaman

Serba Digital. Jurnal Pendidikan Dan Sains, 2(1), 35–48.

https://ejournal.stitpn.ac.id/index.php/bintangPentingnya Pendidikan

Karakter pada Anak Sekolah Das. Jurnal Pendidikan Dan Sains, 2(1), 35–48.

https://ejournal.stitpn.ac.id/index.php/bintang

32
Audie, N. (2019). Peran Media Pembelajaran Meningkatkan Hasil Belajar Peserta

Didik. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan FKIP (Vol. 2, No. 1, Pp. 586-

595)., 2(1), 589–590.

Awalia, I., Pamungkas, A. S., & Alamsyah, T. P. (2019). Pengembangan Media

Pembelajaran Animasi Powtoon pada Mata Pelajaran Matematika di Kelas

IV SD. Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif, 10(1), 49–56.

https://doi.org/10.15294/kreano.v10i1.18534

Batubara, H. H. (2020). Media Pembelajaran Efektif (1st ed.). FATAWA

PUBLISHING.

Batubara, H. H., Sumantri, mohammad S., & Marini, A. (2023). Media

Pembelajaran Komprehensif (1st ed.). CV Graha Edu.

https://play.google.com/store/books/details?id=Fu9ZEAAAQBAJ

Delima, & Hidayat. (2022). Pengembang Media Pembelajaran Berbasis Powtoon

Pada Mata Pelajaran IPA Materi Daur Hidup Hewan. Jurnal Ilmiah

Pendidikan, 8, No. 1, 96–101.

Donna, R., Egok, A. S., & Febriandi, R. (2021). Pengembangan Multimedia

Interaktif Berbasis Powtoon pada Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar.

Jurnal Basicedu, 5(5), 3799–3813.

https://jbasic.org/index.php/basicedu/article/view/1382

Fatikh. (2019). Media Pembelajaran. Jurnal Studi Islam, 14(2), 87–99.

http://ejournal.kopertais4.or.id

Fatmawati, E., Yalida, A., Jonata, Marlina, Agusta, A. R., Kusumawardani, R. N.,

33
Pratiwi, D. A., Mustika, D., Pratiwi, E. Y. R., & Dewanto, J. (2022).

Pembelajaran Tematik (N. Saputra (ed.); 1st ed.). Yayasan Penerbit

Muhammad Zaini.

Fitriyani, N. (2019). Pengembangan Media Pembelajaran Audio-Visual Powtoon

Tentang Konsep Diri Dalam Bimbingan Kelompok Untuk Peserta Didik

Sekolah Dasar. Jurnal Tunas Bangsa, 6(1), 104–114.

Gabriela, N. D. P. (2021). Pengaruh Media Pembelajaran Berbasi Audio Visual

Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Sekolah Dasar. Mahaguru: Jurnal

Pendidikan Guru Sekolah Dasar , 2(1), 104–113.

https://doi.org/10.33487/mgr.v2i1.1750

Hamid, M. A., Ramadhani, R., Juliana, M., Safitri, M., Munsarif, M., & Janner

simamata. (2020). Media Pembelajaran (T. Limbong (ed.); 1st ed.). Yayasan

Kita Menulis.

Hasan, M., Milawati, Darodjat, Harahap, T. K., Tahrim, T., Ahmad, Rahmat, A.,

Masdiana, & Indra, M. (2021). Media Pembelajaran (1st ed.). Tahta Media

Group.

Heru Aliwardhana. (2021). Upaya Meningkatkan Keterampilan Guru dalam

Pembuatan Video Pembelajaran Berbasis Power Point dan Filmora Melalui

in House Training. AL-FIKRAH: Jurnal Studi Ilmu Pendidikan Dan

Keislaman, 4(1), 22–43. https://doi.org/10.36835/al-fikrah.v4i1.109

Ilahi, L. R., & Desyandri. (2020). Pengembangan Media Pembelajaran Tematik

Terpadu Berbasis Powtoon di Kelas III Sekolah Dasar. Journal of Basic

Education Studies, 3(2), 1058–1077.

34
Ilmiawan, & Arif. (2018). Pengembangan Buku Ajar Sejarah berbasis Situs

Sejarah Bima (studi kasus pada siswa kelas X MAN 2 Kota Bima). Jurnal

Ilmu Sosial Dan Pendidikan, 2 No. 3(2598–9944), 102–106.

Kustandi, C., & Darmawan, D. (2020). Pengembangan Media Pembelajaran (1st

ed.). KENCANA.

Lestari, F. D., Ibrahim, M., Ghufron, S., & Mariati, P. (2021). Pengaruh Budaya

Literasi terhadap Hasil Belajar IPA di Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 5(6),

5087–5099. https://doi.org/10.31004/basicedu.v5i6.1436

Lestari, N. (2020). Media Pembelajaran Berbasis Multimedia Interaktif

(Andriyanto (ed.); 1st ed.). Penerbit Lakeisha.

Lubis, M. A., & Azizan, N. (2020). Pembelajaran Tematik SD/MI (1st ed.).

KENCANA.

Magdalena, I., Kauniyah, N., & Nurfalah, K. (2021). Metode Dalam Pembelajaran

Tematik Kelas V Di Sdn Dangdeur 1. Jurnal Pendidikan Dan Dakwah, 3(1),

89–100. https://ejournal.stitpn.ac.id/index.php/pandawa

Mar’atusholihah, H., Priyanto, W., & Aries Tika Damayanti. (2019).

Pengembangan Media Pembelajaran Tematik Ular Tangga Berbagai

Pekerjaan. Jurnal Mimbar PGSD Undiksha, 7(3), 253–260.

https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPGSD/article/view/19411.

Mashuri, D. K., & Budiyono. (2020). Pengembangan Media Pembelajaran Video

Animasi Materi Volume Bangun Ruang untuk SD Kelas V. Jpgsd, 8(5), 893–

903.

35
Maslikhah, M., Janah, M. I., Amalia, S., Agustin, L., & Shilla, R. A. (2021).

Penerapan Media Audiovisual berbasis Animasi sebagai Penunjang

Pembelajaran Jarak Jauh Tingkat Sekolah Dasar. 519–530.

Moh.Mukhlis. (2012). Pembelajaran Tematik PEMBELAJARAN TEMATIK

Mohamad Muklis STAIN Samarinda. Fenomena, IV(14), 66.

Muslim, A. H. (2020). Media Pembelajaran PKn di SD. Pena Persada, 1–141.

https://thesiscommons.org/qnpkm/

Ningsih, S. O. (2022). Peranan Media Audio Visual Dalam Meningkatkan Proses

Dan Hasil Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Dasar. 2,

281–288.

Novita, L., Sukmanasa, E., & Pratama, M. Y. (2019). Penggunaan Media

Pembelajaran Video terhadap Hasil Belajar Siswa SD. Indonesian Journal of

Primary Education, 3(2), 64–72. https://doi.org/10.17509/ijpe.v3i2.22103

Nurfadhillah, S. (2021). Media Pembelajaran (Resa Awahita (ed.); 1st ed.). 2021.

Nurfadhillah, S., Cahyani, A. P., Haya, A. F., Ananda, P. S., Widyastuti, T., &

Tangerang, U. M. (2021). Penerapan Media Audio Visual Berbasis Video

Pembelajaran Pada Siswa Kelas IV di SDN Cengklong 3. Jurnal Pendidikan

Dan Dakwah, 3(2), 396–418. https://ejournal.stitpn.ac.id/index.php/pandawa

Nurhabibi, R. (2020). Media Pembelajaran Powtoon Berbasis Teknologi

Informasi Sebagai Upaya dalam Menciptakan Pembelajaran yang Menarik

dan Kreatif. Seminar Nasional Pendidikan Dasar, 5(1), 262–266.

Pakpahan, A. F., Ardiana, D. P. Y., Mawati, A. T., Wagiu, E. B., Ili, L., Purba, B.,

36
Chamidah, D., Kaunang, F. J., Jamaludin, & Iskandar, A. (2020).

Pengembangan Media Pembelajaran (A. Karim & S. Purba (eds.); 1st ed.).

Yayasan Kita Menulis.

Prahesti, S. I., & Fauziah, S. (2021). Penerapan Media Pembelajaran Interaktif

Kearifan Lokal Kabupaten Semarang. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan

Anak Usia Dini, 6(1), 505–512. https://doi.org/10.31004/obsesi.v6i1.879

Purwono, Joni, D. (2014). Penggunaan Media Audio-Visual Pada Mata Pelajaran

Ilmu Pengetahuan Alam Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Pacitan.

Jurnal Teknologi Pendidikan Dan Pembelajaran., 2(2), 127–144.

Putri, A., & Reinita, R. (2022). Pengembangan Media Video Powtoon Pada

Pembelajaran Tematik Terpadu Berbasis Model Problem Based Learning

(Pbl) Di Kelas Iv Sekolah Dasar. Jurnal Muara Pendidikan, 7(1), 1–8.

https://doi.org/10.52060/mp.v7i1.692

Rahmawati, A. (2022). Kelebihan dan Kekurangan Powtoon Sebagai Media

Pembelajaran. Jurnal Ilmiah Kependidikan, 17 No.1, 1–8.

Ramadannia, S. (2022). PENGARUH EDUKASI DISKUSI KELOMPOK

MENGUNAKAN VIDEO ANIMASI TERHADAP PENGETAHUAN DAN

SIKAP TENTANG OBESITAS PADA ANAK DI SDN 08 KOTA BENGKULU.

Rayanto, Y. H., & Sugianti. (2020). Penelitian Pengembangan Model Addie dan

R2D2:Teori dan Praktek (T. Rokhmawan (ed.); 1st ed.). lembaga Akademik

% Research Institute.

Ridha Yoni Astika, Bambang Sri Anggoro, & Siska Andriani. (2020).

37
Pengembangan Video Media Pembelajaran Matematika Dengan Bantuan

Powtoon. Jurnal Pemikiran Dan Penelitian Pendidikan Matematika (JP3M),

2(2), 85–96. https://doi.org/10.36765/jp3m.v2i2.29

Rosmawati, Khosiah, S., & Fahmi. (2022). PENGARUH MEDIA

PEMBELAJARAN VIDEO ANIMASI TERHADAP KEMAMPUAN

MENYIMAK ANAK USIA 5-6 TAHUN SELAMA BELAJAR DARI RUMAH

DI PAUD KOTA SERANG - BANTEN. 9, 41–48.

Rosyid, M. Z., Sakdiah, H., & Septiana, N. (2019). Ragam Media Pembelajaran

(Taufikurrahman (ed.); 1st ed.). CV. Literasi Nusantara Abadi.

Sakdiah, H. (2022). Video Animasi Sebagai Media Pembelajaran Virtual di Masa

Pandemi Covid 19 (R. R. Rerung (ed.); 1st ed.). CV. Media Sains Indonesia.

Saputro, K. A., Sari, C. K., & Winarsi, S. (2021). Peningkatan Keterampilan

Membaca Dengan Menggunakan Media Audio Visual Di Sekolah Dasar.

Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan, 3(5), 1910–1917.

https://edukatif.org/index.php/edukatif/article/view/690

Sari, N. A., Akbar, S., & Yuniastuti. (2018). Penerapan pembelajaran tematik

terpadu di sekolah dasar. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, Dan

Pengembangan, 3(12), 1572–1582.

http://journal.um.ac.id/index.php/jptpp/article/view/11796

Sianipar, M., Fahrurrozi, & Herlina. (2022). Pengembangan Media Pembelajaran

Video Animasi Berbasis Powtoon Untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Dongeng Pada Kelas III Sekolah Dasar di SDN Rawamangun 09 Jakarta

Timur. Pendidikan Dan Konseling, 4, 1707–1715.

38
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D (12th ed.). ALFABETA. CV.

Sugiyono. (2019). Metode Penelitian & Pengembangan Research and

Development (S. Y. Suryandari (ed.); 4th ed.). ALFABETA.CV.

Susilo, A., Pitoyo, A., & Suryani, T. (2018). Media Dan Sumber Belajar Pada Era

Digital. Kementerian Riset Teknologi Dan Pendidikan Tinggi, 0–21.

https://lp3.unitri.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/PKT.-05.-Media-dan-

Sumber-Belajar.pdf

Tafonao, T. (2018). Peranan Media Pembelajaran Dalam Meningkatkan Minat

Belajar Mahasiswa. Jurnal Komunikasi Pendidikan, 2(2), 103.

https://doi.org/10.32585/jkp.v2i2.113

Wibawanto, W. (2019). Desain dan Pemrograman Multimedia Pembelajaran

Interaktif (2nd ed.). Cerdas Ulet Kreatif.

Widoyoko, E. P. (2020). Evaluasi Program Pembelajaran (B. B. Atijah (ed.); IX).

PUSTAKA PELAJAR.

Yaumi, M. (2018). Media dan Teknologi Pembelajaran (S. F. S. Sirate (ed.); 1st

ed.). PRENADAMEDIA GROUP.

Yaumi, M.H. (2018). Media Dan Teknologi Pembelajaran. Prenademedia

Group;Indonesia.

39

Anda mungkin juga menyukai