(Usul Penelitian)
Oleh
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2022
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Menyetujui
1. Komisi Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
SANWACANA
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta
hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan usul penelitian dengan judul
“Pengaruh Penggunaan Tepung Darah Sebagai Pakan Performa Pertumbuhan Ikan
Patin (Pangasionodon hypophthalmus)” dengan sebaik-baiknya.
Tugas akhir skripsi yang dilaksanakan di Laboratorium Budidaya Perikanan
Jurusan Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Lampung, dari tanggal
Desember 2022 sampai Februari 2023. Dalam penyusunan usul penelitian ini
penulis telah dibantu oleh berbagai pihak baik dalam pengambilan data, informasi,
pemberian bimbingan, maupun hal-hal lain yang mendukung penelitian penulis
sekaligus penyusunan tugas akhir skripsi. Pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si. sebagai Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Lampung yang telah memberikan izin untuk melaksanakan
Praktik Umum;
2. Dr. Indra Gumay Yudha, S.Pi., M.Si. sebagai Ketua Jurusan Perikanan dan
Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Lampung;
3. Munti Sarida, S.Pi., M.Sc., Ph.D. selaku Ketua Program Studi Budidaya
Perairan Universitas Lampung;
4. Limin Santoso, S.Pi., M.Si. sebagai Pembimbing I yang telah memberikan
dukungan, bimbingan, saran dan kritik dalam proses penyelesaian usul
penelitian ini;
5. Ir. Siti Hudaidah, M.Sc. sebagai Pembimbing II yang telah memberikan
dukungan, bimbingan, saran dan kritik dalam proses penyelesaian usul
penelitian ini;
iv
6. Deny Sapto Chondro Utomo, S.Pi., M.Si. sebagai penguji yang telah
memberikan dukungan, bimbingan, saran dan kritik dalam proses
penyelesaian usul penelitian ini;
7. Dr. Yudha Trinoegraha A, S.Pi., M.Si. selaku Pembimbing Akademik
8. Seluruh dosen dan staf Jurusan Perikanan dan Kelautan yang penuh dedikasi
dalam memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis, serta segala bantuan
yang diberikan selama penulis menyelesaikan studi.
9. Keluarga di rumah yang memberikan doa dan dukungan yang tiada hentinya;
10. Keluarga besar Budidaya Perairan 2019 yang telah memberikan kenangan
selama masa perkuliahan;
11. Semua pihak secara langsung maupun tidak langsung yang telah banyak
membantu selama pembuatan usul penelitian.
Dalam penyelesaian usul penelitian ini penulis menyadari bahwa usul penelitian
ini belum sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat diharapkan penulis. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih dan
semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya.
Penulis,
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI.................................................................................................v
DAFTAR TABEL.......................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................viii
I. PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1. Latar Belakang.........................................................................................1
1.2. Tujuan Penelitian ....................................................................................3
1.3. Manfaat Penelitian...................................................................................3
1.4. Kerangka Pemikiran................................................................................4
1.5. Hipotesis..................................................................................................6
II. TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................8
2.1. Biologi Ikan Patin Siam...........................................................................8
2.1.1. Klasifikasi......................................................................................8
2.1.2. Morfologi Ikan Patin Siam............................................................8
2.2. Habitat dan Kebiasaan Hidup..................................................................9
2.3. Kandungan Tepung Darah.....................................................................10
2.4. Pertumbuhan Ikan Patin.........................................................................11
2.5. Kualitas Air............................................................................................12
2.5.1. Suhu.............................................................................................12
2.5.2. Derajat Keasaman.......................................................................12
2.5.3. Oksigen Terlarut..........................................................................12
III. METODE PENELITIAN....................................................................14
3.1. Waktu dan Tempat...............................................................................14
3.2. Alat dan Bahan ....................................................................................14
3.3. Rancangan Penelitian...........................................................................15
vi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Alat-Alat Penelitian..........................................................................................14
2. Bahan-Bahan Penelitian....................................................................................15
3. Perlakuan dari Rancangan Penelitian................................................................16
4. Formulasi Pakan Uji Ikan Patin Siam...............................................................18
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
I. PENDAHULUAN
ikan (Iskandar et al., 2017). Alternatif bahan baku pakan diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan konsumsi lobster air tawar dengan berbagai bahan baku
pakan alternatif yang tersedia. Bahan baku pakan alternatif sebagai sumber protein
dapat menjadi pilihan lain yang mempunyai sumber protein nabati yang cukup
tinggi yaitu bungkil inti sawit. Bungkil inti sawit (BIS) ini telah umum
dimanfaatkan sebagai sumber bahan baku pakan bagi ikan. Sedangkan pada
lobster air tawar, bungkil inti sawit sebagai pengganti atau substitusi bahan baku
pakan lain yang bersumber dari protein nabati seperti bungkil kedelai dan lain-
lain.
Kandungan nutrisi pada bungkil inti sawit sangat berpotensi sebagai bahan pakan
karena mengandung kadar protein antara 14,19-21,66%, lemak 9,5-10,5% dan
serat kasar 12-63% (Pasaribu, 2018). Lobster air tawar ukuran konsumsi
mempunyai permintaan pasar yang relatif tinggi namun jumlahnya sangat terbatas
karena masih sedikit kegiatan pembenihan lobster air tawar. Salah satu
kendalanya adalah waktu pemeliharaan untuk mencapai ukuran konsumsi
memerlukan waktu yang cukup lama, yaitu sekitar 7-10 bulan. Kandungan protein
dalam pakan harus tepat. Kekurangan protein dalam pakan dapat menyebabkan
kondisi organisme akuatik terganggu sehingga dapat menghambat pertumbuhan,
tetapi semakin tinggi kandungan protein dalam pakan maka pertumbuhannya
semakin baik. Selain itu, nutrisi dan keberhasilan molting memiliki peranan
penting dalam pertumbuhan lobster air tawar (Nainggolan, 2008).
Kualitas dan kuantitas pakan pada lobster air tawar diperlukan agar dapat memacu
dan merangsang pertumbuhan lobster itu sendiri. Lobster air tawar menjadi salah
satu komoditas yang menjanjikan di pasar karena lobster air tawar dapat
memenuhi dan menutup permintaan pasar pada lobster air laut, karena memiliki
harga yang relatif lebih murah serta tetap dapat memenuhi kebutuhan konsumsi
lobster di masyrakat. Selain itu rasa daging yang gurih khasnya lobster menjadi
daya tarik sendiri untuk mengonsumsi lobster air tawar tersebut. Pakan lobster
yang dibutuhkan adalah bahan baku alternatif yang dapat menghemat biaya
produksi dan budidaya lobster air tawar. Pakan bungkil inti sawit adalah salah
11
satu sumber protein nabati yang dapat menjadi pengganti dan dapat memenuhi
konsumsi pakan pada lobster. Penggunaan pakan bungkil inti sawit telah
dilakukan pada ikan lele sangkuriang yang berukuran 20 cm dengan bobot 50
gram memberikan hasil bahwa penggunaan pakan bungkil inti sawit
menghasilkan kinerja pertumbuhan dengan pertumbuhan bobot total sebesar 88,11
gram, panjang total sebesar 5,90 cm, dan laju pertumbuhan harian 2,51 gram/hari
(Nikhlani et al., 2022). Selain itu diketahui bahwa penelitian yang dilakukan oleh
Amri (2007) penggunaaan pakan bungkil inti sawit pada ikan mas selama 60 hari
menghasilkan performa pertumbuhan terbaik pada bungkil inti sawit fermentasi
(BISF) 18% dengan konsumsi pakan 304,66 gram/ekor dan pertambahan berat
142,60 gram/ekor. Kajian mengenai pemanfaatan bungkil imti sawit sebagai
pakan masih dianggap kurang sehingga penting untuk dikaji kembali.
Berdasarkan hal tersebut diharapkan bahwa penggunaan bungkil inti sawit sebagai
pakan mampu meningkatkan performa pertumbuhan sehingga dapat menjadi
solusi bagi pembudidaya lobster air tawar dengan alternatif bahan baku pakan
yang cukup murah.
memiliki nilai jual dengan kandungan nutrisi ditubuhnya. Ikan patin menjadi salah
satu keunggulan dengan rasa daging yang gurih dan kandungan lemak yang tinggi
dan mudah dijumpai di pasar serta memiliki kandungan kolesterol yang cukup
rendah. Jumlah produksi yang tinggi pada budi daya ikan patin untuk memenuhi
kebutuhan pasar perlu pakan yang berkuantitas dan berkualitas.
Tepung ikan memiliki harga produksi pakan yang cukup tinggi, sehingga
diperlukan bahan baku pakan alternatif bagi pembudidaya untuk menghemat
pengeluaran dalam pemberian pakan dan biaya produksi budi daya. Bahan baku
alternatif berupa tepung darah bisa memenuhi konsumsi pakan pada ikan.
Substitusi tepung ikan dengan tepung darah menjadi sumber protein alternatif bagi
ikan. Selain itu tingginya kandungan protein pada pakan darah bisa meningkatkan
laju pertumbuhan ikan patin yang dibudidayakan. Ketersedian darah yang
melimpah dari rumah potong hewan mampu menghemat pengeluaran biaya
pakan. Harga yang relatif murah karena merupakan limbah dari rumah potong
hewan berpotensi menguntungkan pembudidaya.
Ikan patin siam merupakan salah satu komoditas andalan ikan air tawar yang
banyak diminati masyarakat. Patin siam termasuk salah satu jenis ikan omnivora
yang memiliki potensi baik pasar lokal maupun luar negeri. Pemanfaatan tepung
darah sebagai bahan baku pakan karena tepung darah sendiri termasuk sumber
protein hewani yang dapat mengganti sebagian bahkan seluruh penggunaan
tepung ikan. Kandungan protein hewani yang tinggi menjadikan tepung darah
sebagai salah satu bahan baku pakan alternatif bagi ikan. Tepung darah sebagai
pakan mampu meningkatkan performa pertumbuhan pada ikan patin siam. Oleh
karena itu, perlu dilakukan kajian tentang penggunaan tepung darah sebagai pakan
terhadap performa pertumbuhan ikan patin siam (Pangasionodon hypophthalmus).
Secara umum kerangka pikir dalam penelitian ini ditunjukkan pada Gambar 1.
Berbeda
nyata
Uji
lanjut
1.5. Hipotesis
Hipotesis yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Laju Pertumbuhan Spesifik
H0: semua τ i = 0
14
Pengaruh pemberian pakan tepung darah tidak berbeda nyata terhadap laju
pertumbuhan spesifik.
H1: minimal ada satuτ i ≠ 0
Minimal ada satu pengaruh perlakuan pemberian pakan tepung darah yang
berbeda nyata terhadap laju pertumbuhan spesifik.
4. Efisiensi Pakan
H0: semua τ i = 0
Pengaruh pemberian pakan tepung darah tidak berbeda nyata terhadap efisiensi
pakan.
H1: minimal ada satuτ i ≠ 0
Minimal ada satu pengaruh perlakuan pemberian pakan tepung darah yang
berbeda nyata terhadap efisiensi pakan.
Pengaruh pemberian pakan tepung darah tidak berbeda nyata terhadap tingkat
kelangsungan hidup.
H1: minimal ada satuτ i ≠ 0
Minimal ada satu pengaruh perlakuan pemberian pakan tepung darah yang
berbeda nyata terhadap tingkat kelangsungan hidup.
16
Sirip ekornya berbentuk cagak dan bentuknya simetris. Sirip duburnya yang
panjang terdiri dari 30-33 jari-jari lunak. Sirip perutnya memiliki 8-9 jari-jari
lunak.
17
Penggunaan asam formiat serta asam propionat pada pengolahan silase berguna
untuk memperlunak jaringan serta menurunkan tingkat keasaman dari bahan.
Pemanfaatan asam-asam ini mampu menghasilkan enzim silase yang tak terlalu
asam sehingga bisa digunakan secara langsung untuk campuran makanan ikan
atau ternak lain tanpa dinetralkan dahulu (Wardhani, 2007). Laining dan
Rahmansyah (2002) menyatakan bahwa kecernaan protein tepung darah pada
kerapu rendah yaitu 55,2%, tetapi pada pembuatan silase darah bisa meningkatkan
kecernaan protein pada kerapu hingga 32,3%. Pembuatan pakan tepung darah
dengan menggunakan teknik silase darah bisa meningkatkan tingkat kecernaan
protein pada ikan. Menurut Kompiang (1983) bahwa penggunaan asam formiat
dan propionat pada tingkat yang sama 3% dengan perbandingan 1:1 memberikan
hasil terbaik pada pembuatan silase ikan. Diduga pada tingkat perbandingan ini
terjadi
19
kondisi optimal untuk proses terjadinya silase. Interaksi antara kedua proses
tersebut menghasilkan pemecahan protein menjadi unsur-unsur yang lebih
sederhana dan terjadi pemecahan ikatan peptida dengan bantuan asam. Proses
pemutusan
ikatan peptida ini dapat disebabkan oleh bakteri proteolitik yang dapat hiudup
dalam suasana asam, yang akan membentuk asam-asam amino yang lebih mudah
dicerna (Widyanto, 1992). Penelitian yang dilakukan oleh Nugraha dan
Mikradullah (2014) yaitu teknik pembuatan tepung darah silase sebagai bahan
pakan ikan, dan penelitian yang dilakukan Mulia et al. (2014) fermentasi dengan
B. licheniformis B2560 dapat mendegradasi keratin pada tepung bulu ayam.
Selain itu penelitian yang dilakukan Palinggi et al. (2016) pengaruh penggunaan
tepung darah hasil proses enzimatik baik ditambahkan enzim ekstrak protease dan
mikroba Flavo cytophaga dalam pakan terhadap pertumbuhan ikan kerapu macan.
Pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal
terdiri dari bobot tubuh, umur, kesuburan, kesehatan, pergerakan, aktivitas, bio
massa, dan konsumsi oksigen, sedangkan faktor eksternal terdiri dari faktor abio
tik dan faktor biotik (Rahayu et al., 2020). Faktor abiotik terdiri dari tekanan, su
hu, salinitas, kandungan oksigen air, buangan metabolit (CO2, NH3), pH, cahaya,
dan musim, sedangkan faktor biotik meliputi ketersediaan pakan, komposisi pa
kan, kecernaan pakan, dan kompetisi pengambilan pakan (Azhari et al., 2017).
20
Penelitian Sularto et al. (2007) menyatakan bahwa laju pertumbuhan relatif patin
siam (Pangasius hypophthalmus) pada saat pembesaran di kolam selama 60 hari
sebesar 3,05% sedangkan untuk jenis patin pasupati (Pangasius sp.) dan jambal
(Pangasius djambal) masing-masing sebesar 2,82% dan 2,87%. Pertumbuhan
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor dalam dan faktor luar. Faktor luar
yaitu makanan, parasit, penyakit dan kualitas air dan faktor dalam umumnya sukar
dikontrol diantaranya genetik, jenis kelamin dan umur ikan (Effendie, 1997).
katnya bobot ikan akan mempengaruhi limbah metabolisme dan tingkat konsumsi
oksigen di perairan. Cholik et al. (1986) menyatakan bahwa kadar oksigen terlarut
yang optimum untuk kehidupan organisme adalah > 5 mg/l.
22
Bahan yang digunakan pada penelitian ini tercantum dalam Tabel 2 berikut.
Tabel 2. Bahan-bahan penelitian
No Nama Bahan Spesifikasi Fungsi
.
1. Benih patin siam Ukuran 10-12 cm Ikan uji
2. Tepung darah Bahan baku pakan uji
3. Tepung ikan Bahan baku pakan uji
4. Tepung bungkil Bahan baku pakan uji
kedelai
5. Polard Bahan baku pakan uji
6. Dedak Bahan baku pakan uji
7. Tepung tapioka Bahan baku pakan uji
8. Vit. Premix ikan Bahan baku pakan uji
9. Minyak ikan Bahan baku pakan uji
10. CMC Bahan baku pakan uji
11. Air tandon Media pemeliharaan
Y ij =μ+ τ i+ ϵ ij
Keterangan:
Y ij = Data pengamatan pengaruh pakan tepung darah ke- I terhadap performa
pertumbuhan ikan patin siam ulangan ke-j
μ = Nilai tengah umum
τi = Pengaruh pemberian pakan
24
∈ij = galat percobaan pada pengaruh pakan tepung darah ke-I terhadap
performa pertumbuhan ulangan ke-j
i = perlakuan pakan ke-i
j = ulangan ke-j
Tata letak wadah pemeliharaan ikan patin siam pada penelitian ini dapat dilihat
pada Gambar 3.
dilakukan 5 hari sebanyak dua kali sehari selama 15 menit. Setelah lima
hari, silase darah kemudian di oven dengan suhu 65°C hingga kering dan
digiling dengan menggunakan mesin penepung. Selanjutnya proses
formulasi pembuatan pakan uji dengan memformulasikan bahan baku
pakan sesuai formulasi (Tabel 4). Bahan baku ditimbang dan dimasukan
kedalam mesin penepung dibuat berbentuk pelet terapung. Pembuatan
pakan uji dilakukan di Laboratorium Budidaya Perairan, Fakultas
Pertanian, Universitas Lampung. Pelet uji masing-masing perlakuan
kemudian diuji proksimat.
Tabel 4. Formulasi pakan uji ikan patin siam (Supriadi et al., 2018).
No Jenis bahan baku Persentase Bahan Baku Pakan Sesuai Perlakuan (%)
. P1 P2 P3 P4 P5
1. Tepung ikan 14 10,5 7,0 3,5 0,0
2. Tepung darah 0,0 2,3 4,5 6,8 9
3. Tepung bungkil 25 25 25 25 25
kedelai
4. Polard 30 30 30 30 25
5. Dedak 25 25 25 25 30
6. Tepung tapioka 1,5 2,3 3,5 4,8 5,5
7. Vit Premix ikan 2 2 2 2 2
8. Minyak ikan 1 1,5 1,5 1,5 2
9. CMC 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5
Jumlah 100 100 100 100 100
3.4.7. Sampling
Sampling ikan patin siam dilakukan pada awal dan pada akhir pemeliharaan.
Sampling yang dilakukan berupa pengukuran bobot dan panjang total ikan.
Pengukuran bobot dan panjang dihitung dengan menimbang dan mengukur
individu ikan dan rata-rata total ikan di kolam.
Keterangan :
P = Pertumbuhan panjang mutlak (cm)
Pt = Panjang rata-rata pada akhir pemeliharaan (cm)
Po = Panjang rata-rata pada awal pemeliharaan (cm)
DAFTAR PUSTAKA
https://fpp.umko.ac.id/2022/08/03/potensi-besar-budidaya-lobster-air-tawar/