Anda di halaman 1dari 38

PERILAKU PRODUKSI

twarsito@pknstan.ac.id
Pendahuluan

• Sebelumnya kita telah membahas salah satu unit ekonomi : konsumen.


• Pada pembahasan kali ini, bahasan ekonomi mikro kita akan beralih ke unit
ekonomi lainnya : Perusahaan.
• Bahasan tentang perusahaan ini akan mencakup 3 hal utama:
1. Fungsi Produksi
2. Biaya Produksi
3. Optimalisasi Proses Produksi

2
Bahasan 1

Input dan Fungsi Produksi


Input/ Faktor Produksi

• Kegiatan produksi merupakan aktivitas yang mentransformasi input menjadi


barang dan jasa.
• Input atau faktor produksi adalah sumber daya seperti pekerja, barang modal,
dan bahan mentah yang digunakan untuk memproduksi barang dan jasa.
• Proses ini biasa digambarkan secara ringkas dalam sebuah persamaan yang
disebut dengan fungsi produksi (production function).

4
Fungsi Produksi

• 

5
Technically Efficient vs Inefficient

• Sebelumnya sudah dijelaskan bahwa fungsi


produksi menggambarkan jumlah maksimum
output atas berbagai kombinasi input.
• Jika output yang dihasilkan lebih kecil dari
output maksimal yang bisa dihasilkan oleh
kombinasi input disebut technically inefficient.
• Jika output yang dihasilkan sama dengan
jumlah maksimal output dari kombinasi input
yang digunakan disebut technically efficient.
• Titik A dan B adalah technically inefficient
sedangkan titik C dan D adalah technically
efficient.
6
Bahasan 2

Fungsi Produksi dengan Satu Input

Bahasan ini akan menjelaskan fungsi produksi dengan menggunakan


satu input yaitu labor saja (atau bisa juga capital saja).
Total Product Function
• Gambar di bawah menunjukkan total product function, dengan output semikonduktor
dan input labor.
• Total production function adalah fungsi yang menunjukkan hubungan antara total
output dengan jumlah input yang digunakan.
• Terlihat bahwa fungsi
tersebut naik kemudian
turun dan terdapat 3 area:
1. Increasing marginal
returns
2. Diminishing marginal
return
3. Diminishing total return

8
Increasing vs Diminishing Marginal Return
• Increasing marginal return adalah keadaan dimana penambahan 1 input akan menambah
output dan jumlah penambahan output ini semakin lama semakin besar (increasing rate).
• Increasing marginal return biasa terjadi pada saat perusahaan mulai melakukan spesialisasi.
Pada fungsi produksi, keadaan ini berada pada daerah cekung.
• Diminishing marginal return adalah keadaan dimana penambahan 1 input akan menambah
output, namun jumlah penambahan output ini semakin lama semakin berkurang (decreasing
rate). Hal ini umum terjadi di perusahaan dan sering disebut law of diminishing marginal
return.
• Diminishing marginal return terjadi pada saat perusahaan tidak bisa lagi menaikkan
produktivitas input dengan spesialisasi. Walaupun demikian, pada keadaan ini penambahan
input masih menambah output.
• Diminishing total return adalah keadaan dimana penambahan input akan menurunkan total
output.
• Diminishing total return biasa terjadi saat jumlah input (labor misalnya) terlalu banyak
sehingga melebihi area optimal perusahaan dan sulit untuk dikoordinasikan.
9
Average Product
• 

10
Marginal Product
• 

11
Bahasan 3

Fungsi Produksi dengan Dua Input

Bahasan ini akan menjelaskan fungsi produksi dengan menggunakan


dua input yaitu labor dan capital.
Total Product Hill

• Di bahasan sebelumnya, analisis fungsi produksi hanya menggunakan 1 input,


sehingga hubungan antara input dan output bisa digambarkan dalam diagram x-y
dimana sumbu x adalah input dan sumbu y adalah output.
• Bagaimana jika inputnya ada 2? Digambarkan dalam gambar 3 dimensi, dimana
sumbu x nya input 1, sumbu y input 2, dan sumbu vertikalnya total output.
Gambaran ini disebut total product hill.

13
Total Product Hill

14
Marginal Product

• Jika analisis menggunakan 2 faktor, marginal product adalah tambahan output


yang dihasilkan atas penambahan 1 unit input tertentu tanpa menambah input
jenis lain.

15
Isoquant

• Isoquant adalah kurva yang menggambarkan semua kombinasi input (labor


dan capital) yang menghasilkan output yang sama.

16
Bahasan 4

Konsep Biaya dalam Ekonomi


Konsep Biaya dalam Ekonomi

❖ Jenis biaya yang diperhitungkan dalam ekonomi adalah biaya kesempatan


(opportunity cost).
❖ Opportunity cost adalah nilai, manfaat, dan keuntungan lain yang harus
dikorbankan (hilang) akibat keputusan mengalokasikan sumber daya untuk
hal tertentu.
❖ Opportunity cost ini sebenarnya adalah nilai dari second-best option/
alternative yang tidak diambil.
❖ Opportunity cost ini mempunyai dua komponen : explicit cost (biaya
eksplisit) dan implicit cost (biaya implisit).

18
Konsep Biaya dalam Ekonomi

❖ Explicit cost adalah biaya yang jelas diidentifikasi karena adanya aliran uang
dari produsen/perusahaan.
❖ Sedangkan implicit cost adalah komponen biaya yang diperhitungkan dalam
ekonomi, termasuk opprtunity cost, namun tidak terdapat aliran uang dari
produsen/ perusahaan.
❖ Konsep biaya di akuntansi berbeda dengan di ekonomi. Biaya yang
diperhitungkan dalam akuntansi adalah biaya aktual (explicit) ditambah
dengan depresiasi.

19
Sunk Cost

❖ Sunk (unavoidable) cost adalah biaya yang sudah dikeluarkan/


direalisasikan dan tidak bisa dibatalkan atau dikembalikan lagi.
❖ Dalam ekonomi, sunk cost ini tidak termasuk yang dipertimbangkan dalam
analisis penentuan keputusan (decision making).
❖ Misal : Perusahaan X akan pindah lokasi dan sudah membayar $500K untuk
sebuah option pembelian gedung senilai $5.000K.

20
Sunk Cost

❖ Dari kasus sebelumnya, total cost untuk memperoleh gedung tersebut


adalah $5.500K.
❖ Setelah membayar option, ternyata ada bangunan sejenis dengan lokasi
yang sama dan harganya $5.250K. Apa yang dilakukan perusahaan,
meneruskan option (membeli Gedung 1) atau membeli Gedung 2?
❖ Meneruskan option, karena biaya yang dipertimbangkan adalah $5.000K
(Gedung 1) vs $5.250K (Gedung 2), sedangkan harga option $500 adalah
sunk cost yang tidak ikut dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan
secara ekonomi.

21
Fixed Cost vs Variable Cost

Dari biaya ekonomi yang dibahas sebelumnya, berdasarkan sifatnya, biaya bisa
dibedakan menjadi Biaya Tetap (Fixed Cost) dan Biaya Variabel (Variable Cost).

• Adalah biaya yang jumlahnya tidak bergantung


pada jumlah output yang diproduksi.
Fixed Cost
• Contoh umum : biaya pemeliharaan gedung,
asuransi, sewa, gaji executive, dll

• Adalah biaya yang jumlahnya berubah-ubah,


tergantung pada jumlah output yang
Variable Cost diproduksi.
• Contoh umum : upah tenaga kerja, biaya
bahan baku, dll

22
Fixed Cost vs Variable Cost

❖ Fixed cost akan tetap ada berapapun perusahaan memproduksi barang dan
jasa, bahkan saat produksinya 0 unit (shutdown).
❖ Karena walaupun operasi perusahaan berhenti untuk sementara (tidak
meninggalkan pasar), perusahaan masih harus membayar gaji manajer,
perawatan mesin, dsb.
❖ Komponen biaya tersebut akan hilang saat shutdown diikuti dengan
penutupan perusahaan termasuk merumahkan manajer, menjual mesin
yang tidak dipakai, dsb.

23
Fixed Cost vs Variable Cost

❖ Sifat biaya yang fixed atau variable tergantung pada jangka waktu analisis.
❖ Pada rentang waktu yang sangat pendek (short term), hampir semua biaya
adalah fixed. Dalam rentang waktu ini perusahaan sudah menandatangani
kontrak bahkan untuk pembelian baku dan hiring pekerja.
❖ Pada rentang waktu yang panjang (long term), hampir semua biaya adalah
variabel karena perusahaan mempunyai fleksibilitas untuk mengubah
(menambah atau mengurangi) komponen biaya, termasuk perubahan luas
pabrik (plant), penjualan mesin, rekrutmen/ memberhentikan pekerja, dsb.

24
Total Cost (TC), Marginal Cost (MC), dan Average Cost (AC)

TC = FC + VC
TC = Total Cost
FC = Total Fixed Cost
VC = Total Variable Cost

25
Total Cost (TC), Marginal Cost (MC), dan Average Cost (AC)

• 

26
Total Cost (TC), Marginal Cost (MC), dan Average Cost (AC)

• 

27
Total Cost (TC), Marginal Cost (MC), dan Average Cost (AC)

28
Kurva TC, FC, dan VC

❖ Karna nilainya tetap


(dalam hal ini adalah
capital) berapapun
diproduksi, kurva FC
bentuknya mendatar.
❖ Kurva TC merupakan
penjumlahan dari kurva
FC dan VC. Sehingga
bentuknya seperti di
samping.

29
Hubungan MC dan ATC & AVC

❖ Mengapa MC memotong ATC di titik minimum?


❖ Bayangkan ATC adalah rata-rata biaya sedangkan MC adalah sub rata-rata
yang akan diperhitungkan dalam ATC. Jika MC lebih kecil dari ATC maka
rata-rata biaya totalnya akan menurun. Jika MC lebih besar dari ATC maka
rata-rata biaya totalnya akan naik.
❖ Oleh karena itu, MC akan memotong ATC (dan juga AVC) di titik
minimumnya (titik balik).

30
Kurva MC, ATC, AVC, dan AFC

31
Bahasan 5

Optimalisasi Produksi
Konsep Biaya dalam Jangka Panjang
❖ Dalam jangka panjang, sebagian besar biaya adalah variable.
❖ Analisis kita kali ini beranggapan bahwa ada dua input : Capital dan Labor.
Karena jangka panjang nilai capital dan labor termasuk komponen variabel.
❖ Dalam bagian ini tujuan utama kita adalah menganalisis berapa capital dan
labor yang digunakan sehingga bisa mencapai output tertentu dengan biaya
yang minimal.

33
Isocost

• 

34
Kombinasi Input Optimal

❖ Kita sudah mengenal Isoquant yaitu kurva yang menggambarkan semua


kombinasi input (labor dan capital) yang menghasilkan output yang sama.
❖ Kita juga sudah mengenal Isocost, yaitu garis yang menggambarkan semua
bundle labor dan capital yang bisa digunakan (dibeli) dengan biaya (cost)
tertentu.
❖ Untuk menghasilkan output tertentu, input optimal adalah kombinasi input
yang bisa menghasilkan output tersebut dengan biaya paling kecil (minimal).
❖ Input optimal, pada umumnya, adalah titik singgung antara Isoquant dengan
Isocost.

35
Kombinasi Input Optimal

• 

36
Soal

• 

37
SELESAI

Anda mungkin juga menyukai