Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH EKONOMI PENDIDIKAN

Disusun oleh:
INDRA WAHYUDI nim 211D10389
PRODI PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI ARGOPURO JEMBER
2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabbil’alamin puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayahnya sehingga
makalah yang berjudul “Ekonomi Pendidikan “ pada mata kuliah Ekonomi Pendidikan ini dapat tersusun hingga selesai.
Tidak lupa juga shalawat serta salam yang selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang selalu kita nanti-
nantikan syafaatnya di yaumul kiamat kelak. Harapan kami, semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca dan untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah ini agar
menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penulis, kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah
ini, Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan bimbingan ibu serta saran dan kritik yang membangun dari ibu demi
kesempurnaan makalah ini.

Jember, 05 Januari 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
2.1 Sejarah Ekonomi Pendidikan 3
2.2 Pengertian Ekonomi Pendidikan 4
2.3 Pusat Perhatian Dari Ekonomi Pendidikan 7
2.4 Fungsi Ekonomi Pendidikan 7
2.5 Persoalan Ekonomi Pendidikan 8
BAB III PENUTUP 10
3.1 Kesimpulan 10
3.2 Saran 10
DAFTAR PUSTAKA 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Samuelson dan Nordhaus (2005), mendifisikan ekonomi (economics) sebagai suatu bidang studi tentang
bagaimana masyarakat menggunakan sumber-sumber daya yang terbatas (scarcity) untuk memproduksi berbagai
komoditi yang bernilai (valuable), dan mendistribusikannya untuk konsumsi individu dan kelompok-kelompok
masyarakat pada saat kini dan mendatang. Kata kunci ekonomi adalah ‘sumber daya yang terbatas’ (scarce
resources)
Ekonomi mempelajari tentang efisiensi dalam penggunaan sumberdaya (produksi) dan dalam aktivitas
distribusi terhadap produk (hasil produksi) agar memenuhi dan memuaskan kebutuhan-kebutuhan masyarakat secara
efektif. Semakin terbatas sumber daya yang tersedia, maka unsur efesiensi, efektivitas dan produktivitas
menjadi persoalan penting dalam ekonomi.
Dalam menghadapi masalah keterbatasan sumber daya (scarcity of resource), dan persoalan “supply and
demand”, maka para ahli ekonomi (economist) berupaya untuk melakukan hal-hal sebagai berikut. Pertama
adalah meneliti berlangsungnya sistem- sistem ekonomi (resource allocation, supply-demand, production system,
delivery system, dan lain-lain) baik dalam skala luas (makro: bangsa, masyarakat) dan juga dalam skala mikro
(organisasi atau perusahaan); Kedua, adalah menggunakan pendekatan-pendekatan ilmiah (penggunaan teori-teori
ekonomi, model-model teoritik, statistic, econometrics, dan lain lain) untuk memahami dan memecahkan
masalah- masalah ekonomi di dalam kehidupan masyarakat dan bangsa.

1
1.2 Rumusan Masalah
Sehubungan dengan latar belakang di atas , maka yang menjadi rumusan masalah di dalam makalah ini adalah
:
1. Bagaimana sejarah ekonomi pendidikan ?
2. Apa yang dimaksud dengan ekonomi pendidikan ?
3. Apa sajakah fungsi dan isu-isu yang terdapat didalam ekonomi pendidikan ?
4. Bagaimana pusat perhatian dalam ekonomi pendidikan ?

1.3 Tujuan Penulisan


Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui dan paham tentang sejarah ekonomi pendidikan, fungsi dan
isu yang terdapat dalam ekonomi pendidikan serta

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Ekonomi Pendidikan


Perkembangan ekonomi pendidikan bermula dari mazhab klasik yang dikembangkan oleh beberapa praktisi
ekonomi yaitu John Kay (1733) - Alat Tenun “Flying Skuttle”, James Hargreaves (1764), Alat Pintal Ark Wright
(1770), Alat Pintal Otomatis (tenaga kuda/air) James Watt (1782) – Mesin Uap Edward Cartwreight (1785) –
Mesin Tenun, Pada waktu revolusi industri (1760-1840) dengan ahli ekonomi yang paling diingat dan menjadi bapak
ekonomi dunia yaitu adam smith.
Dari pandangan-pandangan ahli ekonomi klasik inilah muncul pemahaman-pemahaman baru tentang ekonomi, mulai
dari pentingnya modal dan pembagian kerja, kemudian dari buah pikiran adam smith muncul pemahaman-pemahaman baru
yang berasal dari Thomas R. Malthus (1798), dan John Maynard Keynes (1936). Dari perkembangan revolusi industri
inilah akhirnya muncul berbagai teknologi dan erat hubungannya perkembangan teknologi dengan pendidikan, apalagi
ditambah dengan adanya buah pikiran dari para ahli ekonomi klasik mengenai pembagian kerja dengan menggunakan
spesialisasi kerja, sehingga timbulah Human Capital (SDM) dimana dari itu muncul pemikiran para ahli ekonomi
mengenai pentingnya ekonomi pendidikan.
Economic is the study of how man and society choose, with of without the use of money, to employ scare
productive resources to produce various commodities over time and distribute them for consumption now and in the
future, among various people and groups in society” Samuelson “Economics” (1961, p.6)
Ekonomi Pendidikan adalah “studi tentang pemilihan alternatif penggunaan sumber daya pendidikan yang
terbatas untuk melaksanakan proses pendidikan yang dapat menghasilkan manusia terdidik yang memiliki pengetahuan
dan kecerdasan, keterampilan dan kecakapan, serta sikap dan kepribadian yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan, dan
mendistribusikannya pada berbagai lapisan masyarakat” (Y. Achdiat, 2001)

3
Gambar 1. Sejarah Ekonomi Pendidikan

2.2 Pengertian Ekonomi Pendidikan


Ekonomi didefinisikan oleh P. Samuelson (1961) adalah “Suatu kegiatan tentang bagaimana manusia dan
masyarakat memilih, dengan atau tanpa menggunakan uang, untuk memanfaatkan sumber daya produksi yang langka untuk
menghasilkan barang dan mendistribusikannya untuk kebutuhan konsumsi, sekarang dan masa yang akan datang, oleh
sekelompok orang atau masyarakat.
Pendidikan, menurut Webster’s New World dictionary (1962), adalah “Suatu proses pelatihan dan pengembangan
pengetahuan, keterampilan, pikiran, watak dan lain-lain, khususnya melalui sekolah formal. Kegiatan pendidikan
menyangkut produksi dan distribusi pengetahuan baik di lembaga reguler maupun non reguler”. Karena mayoritas
kegiatan tersebut berlangsung di lembaga pengajaran seperti sekolah swasta dan negeri.

4
Berdasarkan definisi ekonomi dan pendidikan, maka ekonomi pendidikan adalah “Suatu kegiatan mengenai
bagiamana manusia dan masyarakat memilih, dengan atau tanpa uang, untuk memanfaatkan sumber daya produktif yang
langka untuk menciptakan berbagai jenis pelatihan, pengembangan pengetahuan, keterampilan, pikiran, watak, dan lain-
lain, terutama melalui sekolah formal dalam suatu jangka waktu dan mendistribusikannya, sekarang dan kelak, di
kalangan masyarakat”. Intinya, ekonomi pendidikan berkaitan dengan :
1. Proses pelaksanaan pendidikan
2. Distribusi pendidikan di kalangan individu dan kelompok yang memerlukan
3. Biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat atau individu untuk kegiatan pendidikan, dan jenis kegiatan apa
yang dibutuhkan.
Perhatian para ahli ekonomi pendidikan dipusatkan pada hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan,
yaitu:
1. Pendidikan menghasilkan ‘outcomes ’, yaitu sumber daya manusia (human capital) yang dapat memberikan
kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi, peningkatan kesejahteraan dan penghasilan masyarakat, serta
berdampak positif bagi kehidupan sosial-ekonomi masyarakat.
2. Penyelenggaraan pendidikan formal (sekolah-sekolah) telah berorientasi dan berupaya untuk memenuhi
prinsip “Economies of Scale ”, skala kegiatan usaha yang memegang prinsip-prinsip efisiensi, efektivitas,
dan produktivitas. Dalam konteks ini, pemerintah (government) memegang peranan penting dalam mencapai
keberhasilan kegiatan pendidikan.
3. Kebutuhan (demand) masyarakat yang sangat besar akan ketersediaan pendidikan, distribusi pendidikan bagi
individu dan kelompok-kelompok masyarakat, serta besarnya biaya (cost and expenses) yang dikeluarkan
masyarakat untuk pendidikan. Pada sisi lain, kesempatan masyarakat untuk menikmati pendidikan (supply)
masih belum dapat direalisasikan sepenuhnya.
Cohn, 1979 (dalam Fatah, 2002) menyatakan ekonomi pendidikan adalah studi tentang bagaimana manusia baik
secara individu maupun kelompok masyarakat membuat keputusan dalam rangka mendayagunakan sumber dayayang
langka/terbatas agar dapat menghasilkan berbagai bentuk pendidikan danlatihan, pengembangan ilmu pengetahuan dan
ketrampilan, pendapat, sikap, dannilai-nilai khususnya melalui pendidikan formal, serta mendiskusikannya secara
merata dan adil diantara berbagai kelompok masyarakat.
Ilmu ekonomi pendidikan berkembang menjadi perspektif investasi sumber daya manusia. Investasi ini
menganggap ada kaitan antara pendidikan, produktivitas kerja, dan pertumbuhan ekonomi. Pusat perhatian mendasar
dari konsep ekonomi adalah bagaimana mengalokasikan sumber-sumber yang terbatas untuk mencapai tujuan yang
beraneka ragam mungkin tak terhingga jumlahnya. Pertimbangan ekonomis didasarkan pada kemampuan anggaran,

5
sedangkan pertimbangan politis didasarkan pada tujuan masyarakat secara menyeluruh.
Di negara yang sedang berkembang seperti Indonesia skala prioritas tertinggi adalah pertumbuhan ekonomi
dan keadilan.Investasi sebagai suatu konsep umum dapat diartikan sebagai upaya untukmeningkatkan nilai tambah
barang atau jasa di kemudian hari dengan mengorbankan nilai konsuksi sekarang (Cohn, 1979, dalam Fattah 2002)
investasi dalam SDM dapat diartikan sebagai suatu entitas yang nilainya bisa berkembang dikemudian hari melalui
suatu proses pengembangan nilai seperti peningkatan sikap.
Rich (1992) mengakui bahwa seseorang memiliki potensi keuangan yang berhubungan dengan kualitas
pengetahuan yang diperolehnya. Rich (1992) menyatakan manfaat pendidikan juga dapat dilihat sebagai nilai tambah
yangdiperoleh seseorang karena mendapat pendidikan tertentu. Nilai tambah secara umum merupakan peningkatan
derajat, harkat, dan martabat seseorang. Secara khusus dipandang sebagai peningkatan kemampuan berpikir, bersikap
dan berperilaku, dan keterampilan.
Sedangkan manfaat ekonomi dari pendidikan merupakan nilai tambah secara ekonomi karena bertambahnya
tingkat pendidikan. Manfaat dibagai menjadi manfaat pribadi dan manfaat masyarakat. Manfaat bagi pribadi adalah
tambahan penghasilan bersih (setelah pajak) seumur hidup dari tenaga kerja karena bertambahnya tingkat pendidikan
tenaga kerja tersebut. Manfaat bagi masyarakat adalah tambahan output yang dihasilkan oleh tenagakerja bagi
masyarakat karena meningkatnya pendidikan tenaga kerja tersebut(Sumarno, 2005).
Investasi Sumber Daya Manusia menurut Todaro (2000) menyatakan bahwa peran pendidikan formal tidaklah
terbatas memberikan pengetahuan dankeahlian kepada masing-masing individu untuk dapat bekerja sebagai agen
perubahan ekonomi yang baik bagi masyarakatnya, tetapi juga menanamkan tata nilai luhur, norma-norma, cita-cita,
tingkah laku, dan aspirasi yang saling berkaitan baik langsung maupun tidak langsung. Pendidikan juga
diharapkan mendapatkan tenaga tenaga kerja terdidik dalam berbagai tingkatan dalam rangka menyelenggarakan
pembangunan bangsa.

6
2.3 Pusat Perhatian Dari Ekonomi Pendidikan
1. Ekonomi Pendidikan memandang bahwa pendidikan merupakan suatu industri. Hal mana dapat dilihat dari:
(a) siswa yang mendaftar (enrollment) mencapai jumlah jutaan individu (pasar yang besar),
(b) tenaga kerja (guru dan karyawan) yang bekerja pada sektor pendidikan sangat besar (kesempatan kerja),
(c) pembiayaan pendidikan mencapai jumlah yang besar (di indonesia saat kini mencapai sekitar 12% dari
APBN), dan
(d) penerimaan (revenues) sektor pendidikan (dari masyarakat) mencapai nilai yang sangat besar.
2. Ekonomi Pendidikan memusatkan perhatian pada kegiatan pendidikan yang menghasilkan ‘outcomes’ berupa
Human Capital yang memberikan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi, yang menghasilkan peningkatan
kesejahteraan atau penghasilan masyarakat yang berdampak positif bagi kehidupan sosial-ekonomi masyarakat.
“Human Capital adalah pengetahuan, pengalaman dan keterampilan yang relevan, serta potensi dan kapasitas
pembelajaran yang dimiliki individu dalam organisasi yang dapat meningkatkan keunggulan kompetitif
organisasi.
3. Ekonomi Pendidikan memusatkan perhatian pada penyelenggaraan pendidikan yang memenuhi prinsip “economies
of scale” (efisiensi, produktivitas, kuantitas dan kualitas, dll). Dalam hal ini dikenal konsep-konsep
“Production Function” dan Cost Function”.
4. Ekonomi Pendidikan memusatkan perhatian pada kebutuhan dan distribusi pendidikan bagi individu dan
kelompok-kelompok masyarakat, serta biaya dan investasi yang dikeluarkan pemerintah dan masyarakat untuk
pendidikan.

2.4 Fungsi Ekonomi Pendidikan


Fungsi ekonomi dalam dunia pendidikan adalah untuk menunjang kelancaran proses pendidikan atau belajar
mengajar. Bukan merupakan modal untuk dikembangkan ataupun bukan untuk mendapatkan keuntungan. Disini peran
ekonomi dalam sekolah juga merupakan salah satu bagian dari sumber pendidikan yang membuat anak mampu
mengembangkan kognisi, afeksi, psikomotor untuk menjadi tenaga kerja yang handal dan mampu menciptakan lapangan
kerja sendiri, memiliki etos kerja dan bisa hidup hemat. Selain sebagai penunjang proses penunjang proses
pendidikan ekonomi pendidikan juga berfungsi sebagai materi pelajaran dalam masalah ekonomi dalam kehidupan
manusia. Dengan demikian kegunaan ekonomi dalam pendidikan terbatas dalam hal-hal berikut (Pidarta, 2013):
1. Untuk membeli keperluan pendidikan yang tidak dapat dibuat sendiri atau bersama para siswa, orang tua,
masyarakat, atau yang tidak bisa dipinjam dan ditemukan di lapangan, seperti prasarana, sarana, media,

7
alat belajar/peraga, barang habis pakai, materi pelajaran.
2. Membiayai segala perlengkapan gedung seperti air, listrik, telepon, televisi dan radio
3. Membayar jasa segala kegiatan pendidikan seperti pertemuan-pertemuan, perayaan-perayaan, panitia-panitia,
darmawisata, pertemuan ilmiah dan sebagainya.
4. Untuk materi pelajaran pendidikan ekonomi sederhana, agar bisa mengembangkan individu yang berperilaku
ekonomi, seperti hidup hemat, bersikap efisien, memiliki keterampilan produktif, memiliki etos kerja,
mengerti prinsip-prinsip ekonomi.
5. Untuk memenuhi kebutuhan dasar dan keamanan para personalia pendidikan.
6. Meningkatkan motivasi kerja.
7. Membuat para personalia pendidikan lebih bergairah bekerja.

2.5 Persoalan Ekonomi Pendidikan


1. Identifikasi dan pengukuran nilai-nilai ekonomis pendidikan: berapa besar kebutuhan masyarakat akan
pendidikan. Berapa besar investasi (sarana dan prasarana pendidikan) dan biaya-biaya (gaji guru dan biaya
operasional pendidikan) yang diperlukan dalam penyelenggaraan pendidikan (formal)
2. Alokasi sumber-sumber daya dalam pendidikan: berapa besar sumber-sumber daya yang digunakan dalam elemen-
elemen sistem Input-Process-Output pada penyelenggaraan pendidikan. Pada sisi Input antara lain adalah
banyaknya calon peserta didik, kemampuan orangtua, potensi anak, sumber daya manusia (guru), sarana dan
prasarana pendidikan, dan lain-lain; Pada sisi Process antara lain adalah manajemen pendidikan, kurikulum,
proses belajar mengajar, evaluasi pendidikan dan lain-lain; Pada sisi Output antara lain adalah jumlah
lulusan, kualitas lulusan, bekal pendidikan lanjutan, pemenuhan kebutuhan tenaga kerja, dan lain-lain.
3. Gaji guru merupakan faktor kritis dalam pembiayaan pendidikan, baik karena menyangkut jumlah biaya yang
besar (gaji, tunjangan, transport, jaminan kesehatan, dan lain-lain), serta dampaknya bagi proses pendidikan
(kompetensi, motivasi kerja, komitmen profesional, dan lain-lain pada guru).
4. Perencanaan penyelenggaraan pendidikan wajib memperhitungkan dampak pada penggunaan sumber-sumber daya
yang terbatas (tanah/lahan, sarana dan prasarana transportasi public, sumber daya listrik dan air, dan lain-
lain).
5. Alternatif penggunaan sumber daya (Tingkat efektivitas & efisiensi , Besarnya investasi dan biaya,
Komposisi dan alokasi, Pemilihan investasi )
6. Distribusi output Kebutuhan tenaga kerja terdidik, Nilai ekonomis dari Pendidikan, Kesesuaian Pendidikan
dan income, Proyeksi dunia kerja/industri, Kontribusi Pendidikan terhadap pembangunan)

8
7. Produktivitas Pendidikan (Pengukuran besarnya output Pendidikan, Pemilihan kombinasi bahan dan metode
yang paling efektif, keseimbangan Pendidikan akademik dan professional, serta keseimbangan Pendidikan
umum dan kejuruan)

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pendidikan mempunyai peranan penting dalam peningkatan sumber daya manusia. Pendidikan mempengaruhi
secara penuh pertumbuhan ekonomi bangsa. Hal ini bukan saja karena pendidikan akan berpengaruh terhdap
produktivitas, tetapi juga berpengaruh terhadap fertilitas(angka kelahiran) masyarakat. Dengan pendidikan
menjadikan sumber daya manusia lebih cepat mengerti dan siap dalam meghadapi perubahan-perubahan dalam
kehidupan. Jadi, pada umumnya pendidikan diakuai sebagai investasi sumber daya manusia.
Ekonomi pendidikan adalah suatu studi tentang bagaimana manusia, baik secara perorangan maupun didalam
kelompokmasyarakatnya membuat keputusan dalam rangka mendayagunakan sumber-sumber daya yang terbatas agar
dapat menghasilkan berbagai bentuk pendidikan dan pelatihan, pengembangan ilmu pengetahuan dan
keterampilan, pendapat,sikap khususnya melalui pendidikan formal, serta bagaimana mendistribusikannya secara
merata dan adil diantara berbagai kelompok masyarakat.

3.2 Saran
Ekonomi sangatlah penting bagi kehidupan manusia, untuk itu ekonomi harus selalu berkembang melalui
dunia pendidikan, dan besar harapan bahwa instansi terkait dapat memberikan peran yang lebih dalam dunia
pendidikan dengan melihat konsep-konsep ekonomi pendidikan. Yang amat begitu relevan dengan dunia pendidikan
saat ini.
Semoga dengan dibuatnya makalah ini kita dapat mempelajari dan meningkatkan banyak tentang anggaran
perusahaan. Kami berharap semoga semua sekolah dan orang tua murid dapat diberikan sosialisasi mengenai
ekonomi pendidikan. Akhir kata kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para pembaca, semoga
makalah ini bermanfaat bagi kita.

10
DAFTAR PUSTAKA

Sunaryo, Widodo. 2017. Ekonomi Pendidikan. Bogor: Yayasan Warkat Utama


http://eduarduslebe.blogspot.com/2015/11/landasan-ekonomi-pendidikan.html diakses pada tanggal 05 Januari 2023
Achdiat, H.Y. Ekonomi Pendidikan. diakses pada tanggal 05 Januari 2023
http://file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI._EKONOMI_DAN_KOPERASI/196302211987032-
NETI_BUDIWATI/Handout_Ekpend/Handout_Ekpend_.pdf

11

Anda mungkin juga menyukai