Disusun Oleh :
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas hasil observasi yang berjudul
“Observasi Lapangan ke SKh N 01 Serang” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada
Mata Kuliah Pembelajaran ABK. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang anak berkebutuhan khusus di lingkungan sekolah bagi
para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perkembangan dunia teknologi saat ini sudah sedemikian pesat dan
merambat ke berbagai sisi kehidupan manusia. Perkembangan
teknologi informasi memiliki dampak yang sangat besar dalam
berbagai sisi kehidupan. Dalam bidang pendidikan mulai banyak yang
memanfaatkan teknologi informasi untuk menyampaikan suatu
pembelajaran atau yang dikenal dengan istilah pembelajaran jarak jauh.
1
tersebut anak tunarungu memiliki hambatan dalam perkembangan
bahasanya. Sesuai dengan pendapat Hallahan & Kauffman (1991:266)
dan Hardman, et al (1990:276):
2
secara lisan maupun tulisan. Pemanfaatan teknologi informasi seperti
pembelajaran jarak jauh yang salah satunya melalui web based learning
diharapkan akan ber dampak terhadap penyusunan kalimat bentuk SPO
kepada anak. Tujuan pendidikan dikatakan tercapai apabila hasil belajar
siswa mengalami peningkatan dan perkembangan. Suasana belajar pun
berpegaruh terhadap pencapaian belajar anak, jika suasana bellajar
yang tidak menyenangkan membuat siswa menjadi mudah bosan dan
tidak dapat menerima ilmu yang diberikan dan biasanya siswa tersebut
akan menjadi malas untuk mempelajarinya. Oleh karena itu, guru perlu
menciptakan suasana belajar sedemkan rupa agar siswa dapat menerima
pelajaran dan siswa tertatik untuk mempelajarinya. SKH Negeri 01
Kota Serang merupakan salah satu sekolah khusus yang sigap dan siap
menerapkan Pembelajaran Jarak Jauh kepada peserta didiknya.
B. RUMUSAN MASALAH
3
BAB II
GAMBARAN UMUM SKH NEGERI 01 KOTA SERANG
4
kekosongan kepala sekolah. Tepatnya pada tahun 1992 SDLB Negeri
Serang dipimpim oleh seorang kepala sekolah yaitu : Drs. Raden Dadi
Ruswandi, beliau menjabat menjadi kepala sekolah sampai tahun 2001.
Dengan jumlah siswa pada waktu itu kurang lebih 70 orang dan
jumlah guru 8 orang. Dengan terbentuknya Provinsi Banten pada
tanggal 04 Oktober tahun 2002 maka SDLB Negeri Serang di bawah
naungan langsung Dinas Pendidikan Provinsi Banten. Karena kepala
sekolah Drs. Raden Dadi Ruswandi mutasi ke Dinas Pariwisata, maka
kepala sekolah dimpimpin oleh Budiati, S. Pd sampai tahun 2010.
Kemudian digantikan dengan Bapak Deden Sumpena, S. Pd sampai
tahun 2014, dan digantikan dengan Bapak Arman Tohopi, M. Pd
sampai sekarang. Pada tanggal 30 Mei 2010 keluar Surat Keputusan
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Banten Nomor : 421.9/
147.bdispend/2010 tentang Perubahan Nama Sekolah Luar Biasa
(SLB), Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), Sekolah Dasar Khusus
(SDKh) menjadi Sekolah Khusus (SKh), maka SLB Negeri Serang
berubah nama menjadi SKh. Negeri 01 Kota Serang sampai sekarang.
Peran serta Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Dinas Pendidikan
Provinsi Banten serta semangat yang penuh dari dari dewan guru,
orang tua siswa, serta masyarakat, maka SKh. Negeri Kota Serang
berkembang dengan baik dari tahun ke tahun hingga tahun 2016
sekarang ini.Hal ini terbukti dengan jumlah siswa sekarang sebanyak
148 siswa yang terdiri dari siswa tunarungu, siswa tunagrahita, siswa
Tunadaksa dan siswa autis. Siswa tersebut dibimbing oleh 36 orang
yang semua telah menyelesaikan pendidikan sarjana.
5
B. MOTTO, VISI, MISI DAN TUJUAN SKH. NEGERI 01 KOTA
SERANG
1. MOTO
Aku juga bisa
2. VISI
Terwujudnya pelayanan yang optimal bagi anak yang
berkebutuhan khusus sehingga dapat mandiri dan dapat
berperan serta dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa.
3. MISI
a. Memperluas kesempatan bagi semua anak berkebutuhan
khusus untuk memperoleh Pendidikan Luar Biasa sesuai
dengan potensi dan kemampuan dasar yang dimiliki.
b. Meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan luar biasa
baik pengetahuan, pengalaman dan keterampilan sehingga
para peserta didik memiliki bekal keimanan, pengetahuan
dan keterampilan yang memadai dalam memasuki
kehidupan bermasyarakat dan berbangsa.
c. Meningkatkan manajemen dan kapasitas tenaga - tenaga
kependidikan (kepala sekolah dan guru) sehingga
memberikan pelayanan optimal dan profesional terhadap
peserta didik.
d. Memperluas jejaring (Net Working) dalam upaya
mengembangkan dan mensosialisasikan pendidikan luar
biasa.
4. TUJUAN
a. Siswa beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
dan berakhlak mulia
b. Siswa sehat jasmani dan rohani
6
c. Siswa memiliki dasar-dasar pengetahuan, kemampuan, dan
ketrampilan untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang
yang lebih tinggi
d. Mengenal dan mencintai bangsa, masyarakat, dan
kebudayaannya
e. Siswa kreatif, terampil, dan bekerja untuk dapat
mengembangkan diri secara terus menerus.
C. IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
Dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 ini pada
sekolah SLB tidak bisa sepenuhnya di lakukan dlm
pengimplementasiannya di lakukan modifikasi yaitu yg paling
menonjol terdapat pada media pembelajarannya, dalam
pengimplementasian pada anak berkebutuhan khusus strategi
pelaksanaan kurikulum reguler di sesuaikan dgn gradasi berat atau
ringannya kondisi peserta didik.
jenis layanan pendidikan yang terpisah yg di laksanakan
secara khusus dan terpadu yg di latar belakangi oleh kesadaran akan
hak memperoleh pendidikan sebagai hak asasi manusia.
media dan sumber belajar anak berkebutuhan khusis
mempunyai bnyak jenis macam permainan karna karakteristik yg
berbeda beda yaitu di dukung dgn alat permainan atau gambar yg
harus di sesuaikan dgn kebutuhan anak sesuai dgn tingkat
perkembangannya. Misalnya kalau untuk tuna grahita yaitu :
geometri tiga dimensi,gradasi balok,silinder, menara gelang dan
kotak bilangan.
7
Terdapat banyak program mata pelajaran kebutuhan khusus
yg bertujuan utk membantu anak memaksimalkan indra yg di
milikinya dan mengatasi keterbatasannya.seperti :
8
Keberhasilan anak sangat bergantung pada orang tua dan lingkungan
sekitarnya.
Peran dan fungsi orang tua sangatlah penting. Adapun peran dan
fungsi orang tua terhadap anak berkebutuhan khusus antara lain orang tua
sebagai pendamping utama, sebagai advokat, sebagai umber, sebagai guru
dan sebagai diagnostisian. Peran orang tua terhadap anak berkebutuhan
khusus terlihat dari keikutsertaan orang tua dalam pendidikan anak yang
menjadi faktor pendorong dan penentu dalam perkembangan pendidikan
inklusif.
9
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Anak Tunagrahita merupakan salah satu anak berkebutuhan
khusus yang harus diperhatikan pendidikannya. Anak tunagrahita
berhak untuk mendapatkan pendidikan yang layak sama seperti
anak normal lainnya. Dalam pembentukan kemampuan intelektual
anak tunagrahita, dapat diwadahi dengan program pendidikan
khusus yang berpengaruh dalam pembentukan intelektual anak
tunagrahita serta didukung oleh lingkungan sekitar. Perilaku yang
khusus dari mereka menuntut perlakuan yang khusus pula dalam
pengajaran maupun orientasi mereka terhadap ruang. Konsep
healing environment (lingkungan yang menyembuhkan) sebagai
wadah dalam mendukung proses pendidikan yang saling berkaitan
antara ruang dalam dan ruang luar sebagai media terapi motorik.
Desain diarahkan pada penciptaan kualitas ruang agar suasana
terasa aman, nyaman, dan tidak menimbulkan stres dan diterapkan
elemen-elemen healing environment pada peruangan, tapak, bentuk
dan tata massa bangunan.
10
B. Dokumentasi Hasil Kegiatan
11
12