Makalah Sabar Dan Tawakal
Makalah Sabar Dan Tawakal
MENGHADAPI SAKIT
DISUSUN OLEH:
JANDRA JAESA PUTRA
NIM : 2221272
4
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa segala rahmatnya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan
banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya. Dan harapan kami
semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun
pengalaman kami, kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini.
Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ........................................................................................... i
Daftar Isi .....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 2
1.3 Tujuan .................................................................................................. 2
1.4 Manfaat ................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sabar ..................................................................................................... 6
2.2 Tawakal ................................................................................................ 9
BAB III PENUTUP
Kesimpulan dan Saran ................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 13
2
BAB I
PENDAHULUAN
1
sabar pada umumnya dikaji dalam konteks moralitas dan religius
Sementara itu, tawakal merupakan pelengkap sejati sifat sabar. Tawakal merupakan kerja
hati memasrahkan seluruh ujian dan cobaan kepada kehendak-Nya. Tawakal berkaitan erat
dengan keridaan kita menjadikan Allah sebagai pelindung dalam kehidupan. Kehadiran
tawakal dalam diri akan menghadirkan kemudahan mengatasi persoalan. Hal ini menunjukkan
bahwa sikap tawakal merupakan hal yang terpenting ada dalam diri manusia, karena tawakal
sendiri adalah kepercayaan dan penyerahan diri kepada takdir Allah dengan sepenuh jiwa dan
raga (Tamami, 2011) dan dengan sikap tawakal ini manusia dapat menunjukan sikap
penyerahan dirinya terhadap Sang Pencipta dengan sepenuh jiwanya dan pasrah akan takdirnya
setelah berbagai usaha yang dia lakuan
2
yang mendalam mengenai konsep sabar yang dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-
hari sesuai dengan kondisinya.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sabar
2.1.1. Pengertian
Sabar ialah salah satu sifat yang di miliki oleh setiap individu. Secara etimologi kata
sabar diartikan sebagi “menahan pada tempat yang sempit”. Selanjutnya, apabila sabar
dikaitkan dengan manusia, maka dapat bermakna menahan jiwa dari hal yang bisa dibenarkan
oleh wahyu dan logika. Sedangkan ibnu faris berpendapat kata sabar mempunyai tiga makna
yaitu: pertama ujung tinggi; kedua membelenggu; ketiga sejenis batuan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sabar adalah tahan terhadap cobaan,
tidak lekas marah (patah hati).5 Seorang tokoh agama di Indonesia, Quraish Shihab,
memberikan definisi bahwa sabar merupakan aktifitas menahan diri atau membatasi keinginan
demi memperoleh sesuatu yang baik atau luhur (lebih baik).6 Menurut Ibnu alQayyim, sabar
adalah sikap menahan diri atas segala keluhan, rintihan, merobek pakaian, menampar pipi, dan
sejenisnya. Hamka Hasan berpendapat, pengertian diatas tersebut mengindikasikan bahwa
sabar secara etimologi berarti sebagai proses yang aktif bukan pasif. Proses yang aktif ialah
proses yang bergerak dalam satu ruang dan waktu. Sabar dapat terwujud apabila ada proses
aktif untuk “menahan”,”menutup” dan “membelenggu”. Apabila hal ini dilaksanakan secara
aktif, maka proses ini akan berujung dengan sebuah hasil yang disebut dengan sabar.
Achmad Mubarok mengartikan sabar sebagai tabah hati tanpa berkeluh kesah saat
menghadapi rintangan dan godaan dalam kurun waktu tertentu dalam rangka mencapai tujuan.
Karena sabar berarti kemampuan mengendalikan emosi, maka nama sabar berbeda satu sama
lain tergantung obyeknya:
a. Ketabahan saat menghadapi musibah, dinamakan sabar, kebalikanya ialah keluh kesah dan
gelisah.
b. Kesabaran saat menghadapi godaan hidup nikmat di sebut mampu menahan diri.
c. Kesabaran dalam menghadapi peperangan disebut pemberani
d. Kesabaran saat menahan amarah di sebut santun.
e. Kesabaran saat menghadapi bencana yang sangat mencekam di sebut lapang dada
f. Kesabaran saat mendengar gosip disebut mampu menyembunyikan rahasia.
g. Kesabaran terhadap kemewahan disebut zuhud. h. Kesabaran saat menerima yang sedikit di
sebut kaya hati.
Imam al-Ghazali mendefinisikan sabar secara umum sebagai upaya dan proses untuk
4
menjauhi perbuatan yang penuh dengan nafsu syahwat dan amarah akibat munculnya suatu
keadaan. Proses tersebut mengaktifkan pendorong agama untuk mengalahkan pendorong hawa
nafsu dan kemalasan. Dalam menekankan sifat sabar, Imam Al-Ghazali mengaitkan peristiwa-
peristiwa yang terjadi dalam hidup dengan kesabaran. Sebagaimana Abu Muhammad al-Jaziri
mengatakan bahwa hati yang sabar senantiasa tenang ketika menghadapi berbagai peristiwa,
baik itu ujian berupa kenikmatan maupun kemalangan. Sehingga kadangkala sabar beriringan
dengan syukur.
Sabar memang merupakan ikhtiar untuk menjauhi perbuatan yang penuh dengan nafsu
dan amarah akibat munculnya suatu peristiwa dalam hidup. Ikhtiar tersebut membuat
pendorong agama semakin kuat dan menang diatas liarnya hawa nafsu dan kemalasan. Maka
tak heran bila karya Imam Al-Ghazali pada bab pertama menyajikan tema keutamaan sabar.
5
beberapa indikator yaitu:
a. Dapat memegang teguh pendirian atau prinsip artinya tetap kuat dalam mempertahankan
atau memegang teguh untuk mencapai tujuan yang direncanakan.
b. Konsekuen artinya siap menerima segala kemungkinan resiko yang akan diterima.
c. Konsisten artinya tetap atau tidak berubah-ubah dalam melakukan sesuatu.
d. Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang dipercaya merupakan
tanggung jawabnya.
e. Tabah artinya kemampuan seseorang untuk tetap kuat dalam menghadapi ujian dan cobaan.
f. Tekun dalam melaksanakan pekerjaan secara terus menerus dalam mencapai tujuan.
g. Dapat mengendalikan diri merupakan dengan mengontrol emosi serta tutur kata.
h. Tidak mengeluh dan mengadu ketika mendapat perlakuan yang kurang menyenangkan atau
sesuatu hal yang tidak diharapkan.
i. Dapat mengekang hawa nafsu dalam hal ini sama dengan dapat mengendalikan diri dari
segala emosi.
6
segala sesuatu yang menghalangi jalannya. Tanpa kehadiran rasa sabar, seseorang akan mudah
putus asa. Agar kita senantiasa menjadi pribadi yang sabar, pahamilah bahwa tak ada satu
kejadianpun di dunia ini yang tak berada dalam kendaliNya. Dengan mengembalikan kejadian,
kita akan menjadi makhluk yang senantiasa tenang dan memasrahkan kekuatan penolong
utama pada Allah Swt. Apapun kejadian yang menimpa manusia, apabila mereka
menyikapinya sebagai perbekalan untuk akhirat maka kesabarannya akan meningkat. Orang
mukmin memang diperintah Allah untuk senantiasa bersabar dan menguatkan kesabaran
sebagaimana firmanNya dalam surat al-Imran ayat 200:
ْ أ َ ُ ْكم
تَُ ف ي ِل ُحى ن ل ٱ َََ لل ل ع ۟ وٱتقُىا ۟ ُطىا ِ و راب ۟ ِ ُزوا و صاب ۟ ِ ُزوا ٱ ْصب ۟ مىُىا ِذي ه ءا ها ٱل ي
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu
dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya
kamu beruntung”.
2.2. Tawakal
2.2.1. Pengertian
Ungkapan-ungkapan wakil dan tawakkal, yang berasal dari bahasa Al-Qur’an ini, telah
digunakan dalam kosa kata bahasa Indonesia, walaupun belum jelas alasan mengapa para ahli
bahasa dahulu hanya mengambil dua kata dari akar kata wakila ini, bahkan salah satunya
menggunakan ungkapan kata kerja perintah (fi`il amar), yaitu tawakkal, tidak kata benda
(masdar) “tawakkul”. Secara bahasa kata ‘tawakkal’ diambil dari Bahasa Arab )كل َو َالت
tawakkul) dari akar kata ) َل كَ َوwakala) yang berarti lemah. Adapun )كل َو َالتtawakkul) berarti
menyerahkan atau mewakilkan. Contohnya seseorang mewakilkan suatu benda atau urusan
kepada orang lain. Artinya, dia menyerahkan suatu perkara atau urusannya dan dia menaruh
kepercayaan kepada orang itu mengenai perkara atau urusan tadi. Adapun kata )كي ِل َوwakil)
shighahnya sama dengan )عيل َف
ِ fa’il), artinya adalah pihak yang melakukan perintah orang
yang berwakil kepadanya.
Dalam KBBI arti tawakal yaitu berserah (kepada kehendak Allah SWT) dengan sepenuh
hati percaya kepada Allah SWT dalam segala penderitaan, ujian, setelah berikhtiar barulah
berserah kepada Allah SWT dan pengalaman pahit dihadapi dengan penuh kesabaran.28 Imam
Al-Ghazali yang mendefinisikan tawakal sebagai penyandaran diri kepada Allah SWT sebagai
satu-satunya al-wakil (tempat bersandar) dalam menghadapi setiap kepentingan, bersandar
kepada-Nya pada saat menghadapi kesukaran, teguh hati ketika ditimpa bencana, dengan jiwa
yang tenang dan hati yang tenteram. Tawakal menjadi salah satu syarat yang penting dalam
mendapatkan pertolongan dari Allah, maka dari itu ketika kita bertawakal, kita harus berserah
7
diri sepenuhnya hanya kepada Allah. Dengan bertawakal kepada Allah, kita pasti akan menjadi
lebih tenang sehingga bisa menerima apapun cobaan dan musibah yang diberikan oleh Allah.
Sementara dalam ensiklopedi Tematis dunia islam dijelaskan tawakal merupakan norma
terpuji yang menjadi salah satu tujuan yang ingin dicapai oleh manusia yang berbudi pekerti
luhur. Norma ini dapat didefinisikan sebagai kondisi jiwa yang senantiasa menyandarkan
kepada Allah SWT. Baik ketika memiliki kepentingan (cita-cita) maupun ketika sedang
menghadapi kesukaran. Lawan dari norma tawakal adalah sikap putus asa dan keluh kesah
yang mencerminkan kelemahan jiwa dalam kaitannya dengan janji dan kehendak tuhan.11 Dari
berbagai pendapat diatas dapat disimpukan bahwa tawakal adalah sikap berserah diri kepada
Allah swt atas segala urusan, setelah terlebih dahulu melakukan usaha dan ikhtiar dibarengi
dengan keikhlasan menerima apapun hasil yang akan didapatkan.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pembahasan tentang sabar yang saya bahas hanyalah pokok-pokoknya sajayaitu
tentang pengertian sabar, konsep sabar dalam al-qur’an dan hadist, jenis-jenis sabar dan
manfaat sabar. Pada intinya, bahwa sabar merupakan salah satu sifat dankarakter orang
mu'min, yang sesungguhnya sifat ini dapat dimiliki oleh setiapinsan. Karena pada
dasarnya manusia memiliki potensi untuk mengembangkansikap sabar ini dalam
hidupnya.Sabar tidak identik dengan kepasrahan dan menyerah pada kondisi yang
ada,atau identik dengan keterdzoliman. Justru sabar adalah sebuah sikap aktif,
untukmerubah kondisi yang ada, sehingga dapat menjadi lebih baik dan baik lagi. Oleh
karena itulah, marilah secara bersama kita berusaha untuk menggapai sikap ini.Insya
Allah, Allah akan memberikan jalan bagi hamba-hamba-Nya yang berusahadi jalan-
Nya.Mudah-mudahan apa yang telah saya sajikan dalam pembahasan tentangsabar yang
sederhana ini dapat mendorong pembaca untuk melakukan kajian yanglebih luas dan
mendalam lagi tentang pembahasan sabar diatas.
Tawakal merupakan suatu kerja hati, kerja spiritual, suatu ibadah yang maknanya
amat sulit, namun perlu diterapkan dalam kenyataan. Tawakal harus dikaitkan dengan
hukum sebab dan musababnya, sehingga tawakal tidak lagi diartikan sebagai diam tanpa
ada aktivitas. Tawakal akan mendorong seseorang supaya memiliki rasa optimis dan
keberanian dalam menghadapi segala persoalan kehidupan. Tawakal dalam menghadapi
penyakit adalah muara dari segala upaya yang harus dilakukan dalam mencegah dan
menghindari dari tertularnya penyakit, inilah yang disebut dengan ikhtiar.
3.2 Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempuranaan,
oleh karena itu kami meminta agar pembaca berkenan memberikan kritik dan
saran demi kesempurnaan makalah ini dimasa datang.
9
DAFTAR PUSTAKA
Sitoresmi, Ayu. 2022. “Pengertian Tawakal dalam Agama Islam, Beserta Keutamaan dan
Jenis-Jenisnya”. diakses pada https://www.liputan6.com/hot/read/4879751/pengertian-
tawakal-dalam-agama-islam-beserta-keutamaan-dan-jenis-jenisnya tanggal 9 Juli 2023
Subandi. 2011. “Sabar: Sebuah Konsep Psikologi : Jurnal Psikologi Volume 38, No. 2“
diakses pada https://subandi.staff.ugm.ac.id/files/2016/05/sabar-
sebuah_konsep_psikologi.pdf tanggal 9 Juli 2023
Sopian, Hadi. 2018. “Konsep Sabar Dalam Al-Qur’an Issn : 2615-1995, E-Issn : 2615-0654
Madani Vol. 1, No. 2” diakses pada https://core.ac.uk/download/pdf/294835978.pdf
tanggal 9 Juli 2023
10