New Bab 2
New Bab 2
KAJIAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Terkait dengan Penelitian ini, peneliti melakukan kajian pada beberapa skripsi
terdahulu, diantaranya:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Ira Nur Hasanah pada tahun 2021 dengan judul
kelas dari segi manajemen siswa dengan cara mengelompokkan siswa laki-laki
dan perempuan ke dalam kelas yang berbeda, berpakaian seragam syar'i, selektif
kelas berbasis syariah ditinjau dari tata letak tapak, terutama penataan tempat
2. Penelitian yang dilakukan oleh Eva Helia pada tahun 2022 dengan judul
Pelajaran 2021-2022”.
1
Ira Nur Hasanah, “Implementasi Manajemen Kelas Berbasis Syariat dalam Pembentukan Akhlak Karimah
Peserta Didik di Madrasah Aliyah Al-Ishlah Jengawah Jember” (Skripsi: UIN KHAS Jember, Jember,2021)
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dimana jenis penelitian
kedisiplinan kelas, bulanan berupa evaluasi kehadiran dan evaluasi kinerja, tiap
semester berupa ujian tengah semester dan tiap tahun berupa evaluasi kemajuan
3. Penelitian yang dilakukan oleh Imron pada tahun 2022 dengan judul “Manajemen
Kelas dalam Meningkatkan Kompetensi Siswa di SMP Ainul Yaqin jung Jember”.
pelestarian kesempatan belajar yang ada. e) Hal-hal apa yang harus dicapai,
intinya berorientasi pada tujuan, bagaimana cara mencapainya, kapan hal tersebut
dapat dicapai, pada tahapan apa hal tersebut dicapai, siapa yang
harus mampu menciptakan suasana kelas, tetapi justru harus menciptakan suasana
4. Penelitian yang dilakukan oleh Algi Firdaus pada tahun 2021 dengan judul
Bondowoso”.
yaitu. H. selama proses belajar mengajar baik di kelas putra maupun putri. 2)
Paksaan, i. H. dimulai dari penerimaan siswa baru dan jika kuota melebihi batas
5. Penelitian yang dilakukan oleh Yuli Pratiwi pada tahun 2017 dengan judul
3
Imron, “Manajemen Kelas dalam Meningkatkan Kompetensi Siswa di SMP Ainul Yaqin Ajung Jember”
(Skripsi: UIN KHAS Jember, Jember, 2022)
4
Algi Firdaus, “Manajemen Kelas Berbasis Single Sex Area di Madrasah Aliyah Negri Bondowoso” (Skripsi:
IAIN Jember, jember, 2021)
terhadap hasil belajar siswa di sekolah, dibuktikan dengan hasil penelitian yang
menunjukkan t sebesar 3,12 jauh lebih tinggi dari nilai signifikan “t” pada tabel .
5% (2,03) dan tingkat signifikan 1% (2,72) sehingga sesuai dengan 2,03 < 3 >
2,64. Oleh karena itu, hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima:
belajar siswa.5
Table 1.1
1. Manajemen Kelas
universal yang dapat diterima oleh semua orang. Akan tetapi sebagian besar
pedoman ilmiah dan juga dapat menonjolkan keunikan atau gaya manajer
dalam penggunaannya.
yang dimiliki oleh seseorang untuk melakukan suatu kegiatan baik secara
individu maupun bersama orang lain atau melalui orang lain dalam upaya
sajdah ayat 5:
6
Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen Pendidikan,
(Bandung:Alfabeta, 2014), 86.
Artinya: Dia mengatur segala urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan)
itu naik kepada-Nya dalam suatu hari yang kadarnya (lamanya)
adalah seribu tahun menurut perhitunganmu” (QS. As-Sajdah:5)7
efektif dan menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan
kelas adalah usaha sadar untuk mengatur proses belajar mengajar secara
berjalan dengan baik dan lancer. tujuan yang ingin dicapai kurikulum dapat
mendisiplinkan siswa merupakan tindakan yang sudah tidak sesuai lagi pada
saat itu. Tugas guru yang paling utama sekarang adalah mengarahkan,
pembelajaran.
Tujuan pembelajaran, manajemen waktu, tata letak ruang dan peralatan, serta
7
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemah. (Surabaya: Karya Agung, 2006) 757
8
Ibid. 106
Cooper, J.M. menyebutkan lima definisi dalam bukunya Keterampilan
perilaku siswa. Dalam konteks ini, tugas guru adalah menciptakan dan
memelihara suasana tertib di dalam kelas. Oleh karena itu sudut pandang
9
Mulyadi, Classroom Management, (Malang: UIN Malang Press, 2009), 2-3
Siswa adalah orang yang melakukan tindakan dan kegiatan di dalam
tugas sebagai subjek. Artinya, peserta didik bukanlah objek atau objek yang
l l l l l l l l l l l
hanya berupa subjek, tetapi juga objek yang memiliki kemungkinan dan
l l l l l l l l
tujuan tidak sembarangan, artinya dalam hal ini peran guru tetap besar
l l l l l l l l l l l l l
yang harus dilakukan siswa. Oleh karena itu, penempatan orang atau siswa
l l l l l l l l l l l l l
kondisi dan situasi fisik kelas. Oleh karena itu lingkungan fisik kelas berupa
l l l l l l l l
ruang kelas dan sarana prasarana harus dapat memenuhi dan menunjang
l l l l l l l l l l l l l l l
berlangsung dari awal hingga akhir pengajaran. dan masa studi. dari belajar
l l l l l l l l l l l l l l l
dan mengajar. Kriteria minimal aman, estetis, sehat, cukup, berkualitas dan
l l l l l l l l l l l
nyaman. Yang paling penting adalah dapat dikelola dengan baik dengan
l l l l l l l l l l l l l
merupakan titik akhir dari kegiatan dan tujuan ini juga merupakan titik awal
l l l l l l l l l l l l l
tujuan apa yang ingin dicapai. Oleh karena itu, guru harus menentukan
l l l l l l l l l l
manajemen kelasnya.
l l l l
perilaku siswa. l l
guru berupa model kegiatan dan tingkah laku orang dewasa dalam l l l l l l l l l l l
10
Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. , Manajemen Pendidikan,
(Bandung:Alfabeta, 2014), 108-109
kaitannya dengan nilai dan norma, sebaliknya merupakan tiruan
l l l l l l l l l l l l
dan teladan dari anak didik, baik atau buruknya sangat bergantung
l l l l l l l l l l l l l
(kurikulum satu tingkat) adalah sebagai produsen, yaitu peserta didik mengalami l l l l l l l l l l l
kemampuannya ada yang luar biasa, cerdas, normal, dll. Oleh karena itu, guru
l l l l l l l l l l l l l
suatu kelas dapat memilihh sendiri secara bebas dan rahasia tentang:
l l l l l l l l l l l l
b. Penempatan Siswa l l l
11
Ibid, 110-111
Di kelas sekolah tradisional, para siswa sudah memiliki tempat duduk l l l l l l l l l
khusus, yaitu. ada tempat duduk terpisah, ada juga dua atau lebih di bangku
l l l l l l l l l l l l
yang sama.
l l l
dipertimbangkan: l l
1) Gangguan indera
l l l
a) Indra rasa l l l 1%
kelas, sehingga tidaklah terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, baik ditinjau
l l l l l l l l l l l l
c. Pengelompokan Siswa l l
Untuk melatih guru menghadapi masalah tersebut, dalam Hilda Karli (2004),
l l l l l l l l l l
yaitu:
l
henti.
bersama teman-temannya. l l l l l
tidak akur dengan teman atau gurunya, atau tidak memiliki kemampuan
l l l l l l l l l l l l
menyelesaikan masalah dengan baik. Adaptables adalah orang yang l l l l l l l l l l l l l l l
merasa cocok dengan guru dan teman atau pandai memecahkan masalah.
l l l l l l l l l l l l l l
adalah orang yang memiliki fokus dan fokus yang kuat serta pantang
l l l l l l l l l l l
dengan orang lain. Padahal koperasi adalah orang yang sangat bergantung
l l l l l l l l l l l l l l l
dalam suatu kelas cukup heterogen. Dalam rangka pembinaan minat dan bakat
l l l l l l l l l l l l l l
d. Penugasan Siswa l l l
Oleh karena itu, pembelajaran dengan metode tugas tidak hanya menuntut
l l l l l l l l l l
diperhatikan l l
4) Guru harus memantau tugas siswa secara terus menerus dan sistematis. l l l l l l l l l
tersebut.
2) Ada tugas baru dan ada pengulangan. Jika kita bisa membuat sesuatu yang
l l l l l l l l l l l l l l l
3) Siswa puas dengan tugas baru (update). Tugas yang dapat menimbulkan
l l l l l l l l l l l
7) Guru harus adil dalam memberikan tugas. Siswa berkinerja baik ketika l l l l l l l l l l
disiplin memeriksa tugas-tugas itu dan segera mengumumkan hasilnya. Hal ini l l l l l l l l l
penting artinya sebagai umpan balik (feed back) bagi kemajuan siswa yang
l l l l l l l l l l l l
bersangkutan.
l l
e. Pembimbingan Siswa l l
siswa siswi merupakan suatu fungsi educational yang tidak dapat dipisahkan
l l l l l l l l l l l l
dari fungsi instructional dan managerial seorang guru, terutama bagi petugas/
l l l l l l l l l l l
suatu sekolah.
l l
siswa dapat:
l l l
lain.l
1) Mari bantu siswa membuat pilihan pendidikan dan karier yang bijak.
l l l l l l l l l l
baik. l
dijelaskan. l l
pendampingan tersebut.
l l
pertimbangan. l l
seorang guru. Disiplin kelas adalah ruang yang terorganisir di mana guru dan
l l l l l l l l l l l
baik ditegakkan di dalam kelas didasarkan pada tiga konsep berikut: (a)
l l l l l l l l l l l l l
konsep otoriter bahwa disiplin yang baik terdiri dari siswa yang duduk diam l l l l l l l l
dan memperhatikan guru. Salah satu ekspresi dari suasana seperti itu adalah
l l l l l l l l l l l l l
guru harus tegas agar siswa disiplin; (b) paham liberal bahwa peserta didik
l l l l l l l l l l l
berikut:
kesadaran disiplin diri tumbuh dan berkembang dalam diri siswa menuju
l l l l l l l l
disiplin diri (self-discipline). Mengetahui standar dan aturan disiplin yang l l l l l l l
ditetapkan, siswa dapat mengatur diri mereka sendiri baik secara individu
l l l l l l l l l l
pemenuhan diri. Teknologi ini menca kup kontrol internal Bguru sendiri.
l l l
Hal ini karena merupakan syarat mutlak bagi guru bahwa guru itu sendiri
l l l l l l l l l l l
digunakan. l l
diinginkan baik oleh guru maupun siswa. Kelas merupakan tempat yang
l l l l l l l l l
nyaman dimana guru dan siswa dapat bekerja sama secara harmonis,
l l l l l l l l l l l l l l
mendorong disiplin kelas yang baik, harus ada kerjasama antara guru dan l l l l l l l l l l l l l
siswa untuk menyelaraskan situasi kelas dengan tujuan pembelajaran
l l l l l l l l l l l
masing-masing.
l l
Dalam suasana seperti itu, guru dan siswa dapat saling mendorong
l l l l l l l l l l
siswa dalam kesadaran diri dan pengendalian diri. Untuk itu diperlukan
l l l l l l l l l l
yang diidaqmkan. Adapun disiplin kelas yang baik yang dimaksud adalah
l l l l l l l l l l l l l
yang efektif.
l
g. Kenaikan Kelas l l l
tujuan, padahal sebenarnya hanya merupakan jalan kea rah tujuan. Oleh karena
l l l l l l l l l l l l l l l l l
suit menerima anggapan, bahwa semua siswa adalah sama sehingga semua l l l l l l l l l l l l l l l
dapat dianikkan. Hal ini hanyalah membawa kepada suatu sistem mekanis
l l l l l l l l l l l l l l
kelas berlangsung pada setiap akhir tahun; b) Mahasiswa dianggap lulus jika
l l l l l l l l l l l l l
mata pelajaran pada semua indikator, hasil belajar, keterampilan dasar dan
l l l l l l l l l l l l l l l l l
jika: (1) Mendapat Nilai Kurang Baik pada kelompok mata pelajaran Agama
l l l l l l l l l l l l l l l l
Dasar (KD) dan Persyaratan Kualifikasi (SK) pada lebih dari tiga mata
l l l l l l l l l l l l l l
pelajaran dari semua kelompok mata pelajaran sebelum akhir tahun pelajaran;
l l l l l l l l l l l l l l l
pengajaran yang sama, nilai siswa pada semua takaran, Kompetensi Dasar
l l l l l l l l l l l l l l l l
(KD) dan persyaratan kualifikasi (SK) yang telah dicapai minimal S2 minimal
l l l l l l l l l l l l
kompetensi inti dan indikator kinerja hasil belajar dan sekolah dengan l l l l l l l l l
indikator. Lulus pada tahun ajaran sebelumnya. Apabila setiap anak dapat
l l l l l l l l l l l l l l l l
dengan kebutuhannya, maka tidak perlu ada anak yang tidak mengikuti
l l l l l l l l l l l l
kenaikan kelas, keputusan diserahkan kepada guru kelas dan kepala sekolah.
l l l l l l l l l l l l l
1) Naik Bersyarat l l l
adapula yang menentang. Namun yang sudah jelas adalah alasan berikut:
l l l l l l l l l l l l l l l
lain.
l
2) Ulang Kelasl l
tidak bekerja secara lebih baik dari yang dilakukannya pada tahun
l l l l l l l l l l l l l
Brown, 1972).
berikut:
mengganggu. Ukuran kelas tergantung pada jenis dan jumlah siswa yang l l l l l l l l l l
lain anak aktif belajar dan guru memimpin kelas dengan baik; b)
l l l l l l l l l l
ke tujuan lainnya dapat dilakukan dengan cara yang sesuai dengan jenis l l l l l l l l l l l l l
kegiatan yang diperlukan oleh tujuan yang ingin dicapai pada waktu
l l l l l l l l l l l
tertentu; (c) Pada saat anak mempelajari suatu konsep, terdapat alat l l l l l l l l l l l l l
model atau alat bantu lainnya agar konsep tersebut tidak bersifat verbal. l l l l l l l l l l l l
siswa tidak terbuang percuma. (d) Desain ruang kelas harus membantu
l l l l l l l l l
a) Ruang kelas bertujuan untuk memenuhi syarat berikut: (1) ruang kelas
l l l l l l l l
berukuran 8m x 7m; (2) dapat memberi kebebasan bergerak, l l l l l l
memadai; (4) Penataan furnitur agar guru dan siswa leluasa bergerak. (b)
l l l l l l l l l l l l
harus ada di dalam kelas antara lain: (1) Meja untuk guru dan kursi
l l l l l l l l l l l l
siswa; (2) papan tulis dan papan tulis; (3) lemari dan rak buku; (4)
l l l l l l l l l
Pancasila; (6) kalender dan jadwal pendidikan; (7) Ruang untuk bendera
l l l l l l l l l l
merah putih, ruang untuk bunga, RPP termasuk kursi siswa, tempat
l l l l l l
diubah jika perlu. Misalnya, dalam debat, kursi harus diatur dalam
l l l l l l l l l l l
dirasakan. l l l
sebagai berikut: l l
a) Kursi guru lebih tinggi dari kursi siswa, sehingga memudahkan guru l l l l l
e) Ketinggian tempat duduk yang tepat antara telapak kaki dan tekukan l l l l l l l l l l l l
lutut saat anak duduk dengan kaki lurus dan telapak kaki rata. Jika l l l l l l l l l l l l l
anak SD usia 6-9 tahun adalah 30 cm dan anak usia 9-12 tahun
l l l l l l l l l l l l
dibuat denah tempat duduk yang dapat diubah setiap bulan. Selain itu,
l l l l l l l l l l
nama setiap siswa adalah alat psikologis yang ampuh dalam proses
l l l l l l l l l l l l l
belajar mengajar.
l l l l
seni dalam penataan dan penempatan meja guru, papan tulis, lemari dan
l l l l l l l l l l l l l
adalah alat yang dapat digunakan guru untuk meninjau pelajaran untuk
l l l l l l l l l l l l l l
digunakan siswa selama pelajaran. Maka tutorial ini dapat dikelompokkan
l l l l l l l l l l l l l l
sebagai berikut:
l l
1) Alat peraga, misalnya: LCD, OHP, TV, Globe, Model dan sebagainya.
l l l l l l l l l l
asalnya.l l l
serta indah dan menarik. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi Muhammad
l l l l l l l l l l l l
SAW: l
(pemantulan suara) dalam suatu ruang kelas merupakan pula factor- factor
l l l l l l l l l l l l l l
Misalnya ruang kelas harus cerah dengan udara yang segar dan suara yang
l l l l l l l l l l l l l l l
a. Pengertian Kebosanan l l l
Belajar dapat diartikan sebagai suatu proses di mana tingkah laku terjadi
l l l l l l l l l l l l l l
atau berubah sebagai akibat dari tanggapan terhadap suatu keadaan. Belajar
l l l l l l l l l l l l l l l l l l l
dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor intra individu dan faktor lingkungan.
l l l l l l l l l
Faktor-faktor dalam diri individu atau siswa yang mempengaruhi belajar dan
l l l l l l l l l l l l
individu. Faktor lingkungan atau eksternal peserta didik, baik faktor fisik l l l l l l l l
masyarakat.13 l l l l
Kelelahan atau disebut juga kenyang berarti padat atau kenyang, dalam l l l l l l l l l l l l l l
hal ini kemampuan menyerap atau menyerap makanan tidak mencukupi. Lebih
l l l l l l l l l l l
beberapa anggota tubuh seperti kaki, jari tangan, lengan, tonus (ketegangan
l l l l l l l l l l l
otot) dan lain-lain. Masalah ini dapat dengan mudah diperbaiki dan diselesaikan
l l l l l l l l l l l l l l
sebagai berikut: Istirahat yang cukup terutama tidur, hindari aktivitas malam
l l l l l l l l l l l l
12
Ibid, 140-143
13
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologis Proses Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2005),162.
yang membuat stres agar tidak memaksa tubuh untuk tidur larut malam,
l l l l l l l l l l
dengan memijat bagian tubuh yang lelah atau menggunakan beberapa obat yang
l l l l l l l l l l l l l l
Ada anak yang tidak mau mengajar tugas (PR), tidak bisa konsentrasi,
l l l l l l l l l l l l l
merasa lelah, mereka merasa terlalu lelah baik secara mental maupun
l l l l l l l l l l l l l
ketika berhadapan dengan kelas atau orang lain. Kelelahan ini merupakan
l l l l l l l l l l l l l l
reaksi stres pertama akibat tuntutan kelas. Aspek kelelahan ini terdiri dari
l l l l l l l l l l l
14
NI’matul Fauziyah, “Faktor Penyebab Kejenuhan Belajar Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) pada Siswa Kelas
XI Jurusan Keagamaan di MAN Tempel Sleman,” Pendidikan Agama Islam X (2013): 100-101
https://ejournal.uin-suka.ac.id/tarbiyah/jpai/article/view/1297/1267 di akses pada 2 Januari 2023 Pukul 19.31
15
Moh Agus Rohman, “Kejenuhan Belajar pada Siswa di Sekolah Dasar Full Day School” (Skripsi: UINSA,
2018), 17
Menurut Vitasari (2016) bahwa aspek-aspek dari kejenuhan belajar yaitu l l l l l l l l l l l
sebagai berikut:
l l
1) Keletihan emosi l
Bosan saat belajar atau bosan saat belajar bukanlah suatu kebetulan.
l l l l l l l l l l l l l l l l
1) Dipaksa untuk membuktikan layak orang lain. Ini memaksa individu untuk
l l l l l l l l l
2) Individu bekerja keras agar orang lain tidak mengubah cara berpikirnya l l l l l l l l l l l
dasarnya seperti makan, tidur dan bersantai bersama keluarga dan teman.
l l l l l l l l l l l l l l
terdekatnya. l l
16
Ibid, 19
6) Munculnya perasaan yang tidak seharusnya dimiliki, seperti B. Tidak l l l l l l l l l
toleran terhadap orang lain, tidak memahami masalah orang lain, terlalu
l l l l l l l l l l l l l l
agresif dan selalu menyalahkan orang lain atas masalah yang ada.
l l l l l l l l l l l l l l l l
7) Mengisolasi atau menarik diri dari kehidupan sosial karena terlalu banyak l l l l l l l l l l l l
bekerja. l
8) Perasaan malu, takut dan apatis timbul karena terlalu banyak pekerjaan dan
l l l l l l l l l l l l l l l l
tekanan. l l
10) Kekosongan yang timbul dalam diri membuat individu mulai putus asa dan l l l l l l l l l
lari dari berbagai hal, mulai dari seks bebas, merokok, minum alkohol dan
l l l l l l l l l l
11) Perasaan depresi yang membuat dirinya dikenal, seperti apatis, putus asa,
l l l l l l l l l l l
17
Mutakbir, “Perbandingan Tingkat Kejenuhan Peserta Didik Sekolah yang Meenerapkan full Day School dan
Non Full Day School di kabupaten Pangkep provinsi Sulawesi Selatan” (Skripsi: UIN Alauddin Makasar, 2019),
30-32
5) acuh tak acuh atau ceroboh,
l l l l l
10) Murung
sistem penalaran tidak berjalan sesuai harapan saat mengolah informasi atau
l l l l l l l l l l l l l l l l
2) mengubah atau mengatur ulang waktu belajar agar siswa dapat belajar l l l l l l l l l l l l l l l
lebih intensif;
mengubah posisi meja, lemari, rak buku, perlengkapan belajar, dan lain- l l l l l l l l l l
lain, sehingga siswa serasa berada di ruang belajar baru yang lebih
l l l l l l l l l l l l
nyaman; l l
18
Nihayah, “Pengaruh Bimbingan Belajar terhadap Kejenuhan dalam Belajar pada Siswa kelas XI di SMAN 1
Gerung Kabupaten Lombok Barat,” Jurnal Kajian dan Penelitian Pendidikan Islam 12, no. 1 (Juni 2018): 61-62
https://journal.uinmataram.ac.id/index.php/elhikmah/article/view/241/220 diakses pada 1 februari 2023 pukul
21.03
4) Memberikan motivasi dan rangsangan baru sehingga siswa merasa
l l l l l l l l l l l
5) Siswa harus melakukan sesuatu yang nyata (tidak menyerah atau berdiam
l l l l l l l l l l l l l
19
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, 183.