Anda di halaman 1dari 3

Rabi’ul Awwal: Tonggak Lahirnya

Wali Allah
ِ ِ ِ َ‫قُل َأ َغير اللَّ ِه َأخَّتِ ُذ ولِيًّا ف‬
ِ َّ ‫اط ِر‬
ُ ‫ض َو ُه َو يُطْع ُم َوال يُطْ َع ُم قُ ْل ِإيِّن ُأم ْر‬
‫ت َأ ْن َأ ُكو َن ََّأو َل‬ ِ ‫األر‬
ْ ‫الس َم َاوات َو‬ َ َْ ْ
ِ ِ
َ ‫َأسلَ َم َوال تَ ُكونَ َّن م َن الْ ُم ْش ِرك‬
‫ني‬ ْ ‫َم ْن‬
Katakanlah: "Apakah akan aku jadikan (wali) pelindung selain dari Allah
yang menjadikan langit dan bumi, padahal Dia memberi makan dan tidak
diberi makan?" Katakanlah: "Sesungguhnya aku diperintah supaya aku
menjadi orang yang pertama sekali menyerah diri (kepada Allah), dan
jangan sekali-kali kamu masuk golongan orang-orang musyrik."
(Qs. al-An’aam [6]:14)

Jum’at ini merupakan tanggal 11 Rabi’ul Awal 1444 H. Sabtu


Esok, 12 Rabi’ul Awwal umat Islam di negeri ini akan memperingati
kelahiran Rasulullah Muhammad saw. Sebenarnya terdapat silang
pendapat yang mengemuka dari hari, tanggal, dan bulan kelahirannya.
Ibnu Rajab Al-Hambali (736-795 H) menjelaskan bahwa para
ulama menyepakati kelahiran Rasulullah saw. pada hari Senin adapun
pendapat yang jatuh pada hari Jum’at ditinggalkan. Pendapat bulan
Ramadhan dan Rajab sebagai bulan kelahirannya ditinggalkan dan
disepakati bulan Rabi’ul Awwal. Namun berselisih mengenai tanggal
kelahirannya, ada yang mengatakan tanggal 2, 8, 10, 12, 17, dan 18
Rabi’ul Awwal. Ibnu Ishak menetapkan pada tanggal 12 Rabi’ul Awwal.
Adapun tahun kelahirannya adalah tahun Gajah, masyhurnya 50 hari
setelah peristiwa penghancuran pasukan gajah Abrahah. Ada juga yang
mengatakan sebulan, 40 hari, 55 hari, 10 tahun, 23 tahun, dan 40
tahun setelah peristiwa penghancuran tentara gajah. Ada juga yang
mengatakan 15 tahun sebelum peristiwa gajah (Lathaa’iful Ma’aarif, hal.
181-185)
Tahun Gajah diperkirakan terjadi pada tahun 570 M (54 SH) atau
571 M (53 SH). Hasil penelusuran hisab, hari Senin pada bulan Rabi’ul
Awwal di tahun 570 M jatuh pada tanggal 6, 13, 20, dan 27 yang secara
berurutan bertepatan dengan 30 April, 7 Mei, 14 Mei, dan 21 Mei. Hari
Senin pada bulan Rabi’ul Awwal di tahun 571 M jatuh pada tanggal 2, 9,
16, dan 23 yang secara berurutan bertepatan dengan tanggal 15 April,
22 April, 29 April, dan 6 Mei. Hasil hisab menunjukkan bahwa tanggal
12 Rabi’ul Awwal itu bukan hari Senin.
Jika menetapkan kelahiran Rasulullah itu Senin tanggal 9 Rabi’ul
Awwal tahun 571 M, sebagaimana ulama sirah kontemporer, Shafiyyur
Rahman Mubarakfurry, maka kelahiran Rasulullah saw. bertepatan
dengan tanggal 22 April 571 M. Wallahu a’lam.
Berbeda dengan waktu lahirnya, waktu wafatnya tidak banyak
ikhtilaf, para ulama ijma’ bahwa beliau wafat pada hari Senin bulan
Rabi’ul Awwal tahun 11 H. Adapun tanggal wafatnya terjadi ikhtilaf, ada
yang mengatakan awal bulan, 8, 12, 13, dan 15. Mayoritas ulama
menetapkan tanggal 12 Rabi’ul Awwal. (Ibn Rajab dalam Lathaa’iful
Ma’aarif, hal. 212). Perbedaannya tidak terlalu tajam, masih bisa
ditolerir. Hasil penelusuran hisab, hari Senin pada bulan Rabi’ul Awwal
tahun 11 H secara berurutan jatuh pada tanggal 7, 14, 21, dan 28 yang
bertepatan secara berurutan dengan tanggal 4, 11, 18, dan 25 Juni 632
M. Waktu wafatnya ini menjadi perhatian ulama karena ada kepentingan
syariat yaitu kepastian tidak adanya wahyu yang turun setelah wafat
beliau. Hal ini berimplikasi terhadap susunan Al-Quran yang
dikodifikasi dan diterima oleh umat manusia.
Kelahiran Rasulullah saw. membawa keberkahan yang tiada
terkira untuk peradaban manusia hingga akhir zaman. Sepak terjangnya
dilihat dan dipelajari untuk menyelesaikan masalah-masalah yang
terjadi di masyarakat, baik itu masalah yang bersifat terbatas pada
pribadi dan keluarga maupun masalah-masalah yang bersifat komunal,
nasional dan internasional.
Risalahnya membawa masyarakat yang bertabiat rendah menjadi
masyarakat yang memiliki tabiat luhur dan berpengaruh kuat. Michael
H. Hart (lahir 27 April 1932) seorang astrofisikawan Yahudi-Amerika,
aktivis separatis kulit putih, dan seorang pengarang beragama Nasrani
menulis buku paling kontroversial “The 100: A Ranking of the Most
Influential Persons in History” yang terbit tahun 1978, yang telah terjual
lebih dari 500.000 eksemplar dan telah diterjemahkan ke dalam 15
bahasa, memberi kesaksian bahwa Nabi Muhammad saw. merupakan
orang yang paling berpengaruh dalam sejarah peradaban manusia.
Penilaiannya didasarkan pada: keberlangsungan kekuatan, keluasan,
dan ketahanan pengaruh yang dimilikinya masih terasa dan terlihat
sampai saat ini; serta peran langsung, terjun bersama sahabatnya dalam
memahamkan dan menyebarluaskan ajaran al-Quran sehingga Islam
berkembang merambah ke pelosok dunia hingga saat ini.
Peradaban Barat modern yang dicapai saat ini terkait erat dengan
umat Islam yang menyinari Eropa pada era kegelapannya. Umat Islam
mengenalkan metode ilmiah, menumbuhkan kecintaan terhadap buku
dan mengajari mereka. Sistem pendidikan dan tradisi kepustakaan
Barat saat ini, yang menjadi lokomotif dan kiblat negara-negara
berkembang, berutang budi pada peradaban Islam yang ratusan tahun
lamanya pernah berjaya di Eropa. Diantara ilmuwan muslim yang
mempengaruhi Barat antara lain Al-Farabi dan Ibnu Sina. Keduanya
banyak berkontribusi terutama pada bidang matematika, filosofi, dan
pengobatan. Al-Farabi digelari “guru kedua” setelah Aristoteles. Adapun
Ibnu Sina digelari “bapak kedokteran modern”.
Romantisme kejayaan masa lalu perlu disampaikan agar dapat
menumbuhkan motivasi dan membentuk karakter generasi masa depan
yang tangguh dan mumpuni dalam meraih kejayaan Islam kembali.
Keteladanan generasi terbaik masa lalu akan menjaadi standar perilaku
dirinya dalam bertindak. Salah satu keteladanan yang dapat dipetik dari
masa lalu tergambar dalam cuplikan ayat ke-14 surat al-An’am di atas.
Ayat ini mengajarkan, pertama jadikan Allah sebagai wali-mu.
Allah al-Walii (Allah adalah waliku). Wali memiliki dimensi al-wilayah
dan al-walayah. Al-wilayah erat kaitannya dengan kekuasaan dan
daerah yang dikuasai. Al-walayah terkait dengan dukungan,
perlindungan, dan pembelaan. Allah menciptakan langit dan bumi,
kekuasaan Allah meliputi keduanya. Dengan begitu, Allah memiliki al-
wilayah terhadap ciptaan-Nya. Allah menyediakan sarana dan prasarana
untuk kehidupan makhluk yang hidup di wilayah-Nya, terutama
makanan sebagai kebutuhan pokok kehidupan ciptaan-Nya. Dengan
begitu, Allah memiliki al-walayah. Dikarenakan al-wilayah dan al-
walayah dimiliki oleh Allah maka satu-satunya yang pantas dijadikan
wali oleh manusia adalah Allah semata. Di saat Allah menetapkan
bahwa “Sesungguhnya wali (penolong) kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya,
dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan
zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah).” (Qs. al-Maidah [5]: 55)
maka dapatlah dipahami bahwa al-wilayah dan al-walayah dalam sistem
Allah al-Walii memiliki hirarki struktural dengan segenap
karakteristiknya, sebagaimana terbaca dalam ayat 55 dari surat al-
Maidah di atas. Kita diingatkan jika ber-wala kepada orang-orang kafir
akan mendapatkan siksaan Allah dan lepasnya pertolongan Allah dari
kita. Perhatikan ayat-ayat berikut ini. “Janganlah orang-orang mukmin
mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-
orang mukmin. Barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari
pertolongan Allah kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu
yang ditakuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri
(siksa) Nya. Dan hanya kepada Allah kembali (mu). (Qs. Ali Imran [3]: 28);
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang
kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Inginkah
kamu mengadakan alasan yang nyata bagi Allah (untuk menyiksamu)?”
(Qs. an-Nisa [4]: 144).
Kedua, jadilah wali Allah. Dalam urusan al-wilayah, berarti
jadilah orang yang dengan atas nama Allah menyediakan dan
mempertahankan daerah yang akan ditempati oleh kaum mukminin
sehingga syariat Allah tegak. Dalam urusan al-walayah, berarti jadilah
orang yang dengan atas nama Allah mendukung, menolong, dan
melindungi kaum mukminin dalam mengabdi kepada Allah tanpa syirik.
“Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran
terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-
orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa. (Qs. Yunus [10]: 62-
63)”
‫ب الْ َع ْر ِش الْ َع ِظي ِم‬ ِ
ُ ‫فَِإ ْن َت َولَّْوا َف ُق ْل َح ْسيِب َ اللَّهُ اَل ِإٰلهَ ِإاَّل ُه َو َعلَْيه َت َو َّك ْل‬
ُّ ‫ت َو ُه َو َر‬
“Jika mereka berpaling (dari keimanan), maka katakanlah:
"Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya
aku bertawakal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki Arasy yang agung".
(Qs. at-Taubah [9]: 129)

Anda mungkin juga menyukai