Anda di halaman 1dari 2

Rumah

Matahari pagi ini sangat cerah membuatku terbangun dari tidurku yg benar benar
nyaman semalaman.Kemarin memang aku sangat kelelahan yang disebabkan pekerjaanku
yang benar benar banyak.Seperti biasa pagi hari kuawali dengan mandi dan sarapan,
seharusnya aku lebih banyak istirahat sekarang tapi entah mengapa aku tidak ingin
meninggalkan pekerjaanku yang padat ini.Jarak dari rumahku menuju kantor memang cukup
jauh butuh waktu sekitar 10 sampai 15 menit untuk menuju kesana dikarekan memang
rumahku yang berada didesa Batu Birawan yg cukup dalam.Di sebelah desaku memang
banyak sekali desa seperti Batu Beran,Batu Newan,dan lainnya.Setiap menuju ke kantor aku
akan selalu melewati rumah kosong yang menurutku agak angker didaerah Batu Jandi.Setiap
haripun aku selalu melihat orang yang seperti mengawasiku di jendela rumah itu dan
parahnya lagi setiap aku pulang malam selalu kudengar suara minta tolong.Dari kabar yg
beredar memang pemilik sebelumnya mati karena alasan yg tidak jelas.Yap, lupakan semua
itu sekarang waktunya aku pergi ke kantor

***

Sesampainya dikantor aku akan selalu menyapa beberapa orang yang bekerja disana
terlebih lagi Zaidan yg memang berada disebelah mejaku.Kami memang sudah kenal sejak
lama mulai dari SMP hingga saat ii memang dialah sahabatku yg terbaik.

“Assalamualaikum, yoopo kabare?” Aku bertanya kepadanya.

“Waalaikumsalam, Apik suwun yo” Zaidan menjawab dengan sedikit senyuman yg biasa
kulihat samapi aku bosan dengan senyuman itu.

“Gimana pekerjaanmu dah selesai?” Aku bertanya kembali, karena memang dialah yang
bersamaku tadi malam saat lembur.

“Belum , Ini mau ngelanjutin” Dia menjawab dengan wajah malasnya.


Tidak ada percakapan setelah itu sampai istirahat dimulai.Istirahat kantor dimulai pukul 10.45
sampai 12.45 memang cukup sabentar tapi lumayanlah untuk mengisi tenaga sedikit seblum
kembali bekerja.Seperti biasa kuajak Zaidan untuk sholat dzuhur karena sifatnya yang agak
malas membuat aku harus memaksanya untuk sholat dan pastinya tidak lupa setelah sholat
kami langsung menuju ke warung makan Bu Darwin.Aku memang suka kesana bahkan aku
kenal beliau yg sudah meiliki 3 anak, 2 perempuan dan 1 anak laki laki.Bukan , bukan karena
anaknya aku menuju kesini tapi karena memang makanan disini murah dan mengenyangkan,
Suerrr!!!

“Mau pesen apa le?” Tanya Bu Darwin sembari menawarkan menu.

“Kayak biasa aja bu, Nasi Goreng yang satu pedas dan yg satu gak pedes sama soda gembira
dan es teh!” Ujarku pada Bu Darwin.

“Siap Nak Hisyam” Ujarnya sembari pergi untuk menyiapkan makanan.

Anda mungkin juga menyukai