Proposal Alfayed
Proposal Alfayed
Disusun Oleh :
2023
Pembentukan Karakter Berdasarkan Takhrif Surah
Al-Isra Ayat 28 Dan Al-Ahzab Ayat 70
Abstrak. Salah satu aspek kehidupan yang menjadi perhatian al-Qur'an adalah ajaran akhlak
berupa etika atau tata krama dalam bertutur kata sebagaimana tertuang dalam surat Al-Ahzab
ayat 70 . Manusia adalah makhluk sosial yang selalu bersosialisasi dan membutuhkan orang
lain. Dalam konteks ini, manusia khususnya umat Islam harus mampu menunjukkan akhlak
yang mulia, yang di dalamnya termasuk akhlak yang baik. berbicara Ada cukup banyak akibat
ketika orang tidak berhati-hati ketika berbicara dan tidak menjaga bahasanya dengan baik. Hal
ini sering menimbulkan perselisihan dan permusuhan antar manusia karena tidak ada
penguasaan bahasa. Padahal, jika kita memperhatikan anjuran ini yang terdapat dalam Al-
Qur'an dan Al-Hadits, jika kita perhatikan fenomena yang ada, maka perlu dilakukan
penelitian tentang etika berbahasa yang terkandung dalam etika bertutur. Al-Quran, Al-Ahzab
ayat 70 dan Al-Isra ayat 28. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran yang
jelas dan gamblang tentang isi surat Al-Ahzab ayat 70 dan Al-Isra ayat 28 untuk mengetahui
etika bertutur ahli pendidikan Islam. Efek pendidikan termasuk dalam bagian ini. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan metode interpretatif. Metode
deskriptif disebut juga dengan metode analitik yaitu analisis terhadap data yang ada. Metode
penafsiran adalah tentang pemecahan masalah dengan menelaah isi ayat, sehingga makna ayat
keluar dari visi pendidikan, sehingga dapat dipahami dan diamalkan.
Kata Kunci : Nilai Pendidikan, Tafsir Al-Azhar, , Al-Ahzab ayat 70, Al-Isra ayat 28
Abstract. One aspect of life that is of concern to the Qur'an is moral teachings in the form of
ethics or manners in speech as stated in the letter Al-Ahzab verse 70. Humans are social
creatures who always socialize and need other people. In this context, humans, especially
Muslims, must be able to show noble morals, which includes good morals. speaking There are
quite a number of consequences when people are not careful when speaking and do not control
their language properly. This often causes disputes and hostility between people because there
is no mastery of language. In fact, if we pay attention to this recommendation contained in the
Al-Qur'an and Al-Hadith, if we pay attention to the existing phenomena, it is necessary to
conduct research on language ethics contained in speech ethics. Al-Quran, Al-Ahzab verse 70
and Al-Isra verse 28. The purpose of this research is to get a clear and clear description of the
contents of Surah Al-Ahzab verse 70 and Al-Isra verse 28 to find out the ethics of speaking
Islamic education experts. Educational effects are included in this section. The method used
in this research is descriptive method and interpretive method. The descriptive method is also
known as the analytic method, namely the analysis of existing data. The method of
interpretation is about solving problems by examining the contents of the verse, so that the
meaning of the verse emerges from the educational vision, so that it can be understood and
practiced.
Keyword :The Value of Education, Interpretation of Al-Azhar, , Al-Ahzab verse 70, Al-Isra
verse 28
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Pelatihan ini dibagi menjadi dua bagian; Pertama, pendidikan jasmani, yaitu latihan
untuk pertumbuhan dan kesempurnaan jasmani, serta kekuatan mental dan intelektual. Kedua,
pendidikan spiritual, yaitu pendidikan untuk kesempurnaan fitrah manusia melalui
pengetahuan dan pengalaman yang sehat. Kedua unsur tersebut cenderung berkembang
melalui pendidikan, dan keduanya terus tumbuh dan berkembang, karena pendidikan
merupakan wahana yang paling tepat untuk menentukan perkembangan yang optimal dari
kedua unsur tersebut.
Dalam Islam, dua elemen dasar ini disebut sebagai Fitrah. Oleh karena itu, menurut
Hamka, pendidikan adalah perkembangan yang seimbang antara jasmani dan rohani, dimana
keseimbangan ini dicapai melalui ilmu dan ilmu diperoleh melalui pendidikan. Oleh karena
itu, pendidikan sangat penting bagi perkembangan jasmani dan rohani, namun dewasa ini
terdapat pilihan antara ilmu umum dan ilmu agama, yang telah menggiring umat Islam ke
dalam keterbelakangan dan kebusukan peradaban karena ilmu umum dipandang di luar Islam
dan bersumber dari keyakinan Islam. non-Islam atau sebaliknya, dan seringkali malah
berlawanan dengan agama dan sains (dalam hal ini sains).
Agama dianggap tidak ada kaitannya dengan sains, sebagaimana sains dianggap
mengabaikan agama. Demikian gambaran praktik pendidikan dan kegiatan ilmiah di Indonesia
dewasa ini dengan berbagai dampak negatif yang ditimbulkan dan dirasakan oleh masyarakat.
Masalah pendidikan Islam saat ini dengan demikian terkait dengan keterbelakangan
pendidikan Islam, yang juga disebabkan oleh menyempitnya pemahaman pendidikan Islam
karena hanya berkisar pada aspek kehidupan spiritual yang terpisah dari kehidupan sekuler,
atau aspek-aspek spiritualnya. . kehidupan yang terpisah dari kehidupan fisik. Kemudian
tampak ada perbedaan antara yang beragama dan yang tidak beragama, yang suci dan yang
berhala, dan antara dunia dan akhirat.
Oleh karena itu, pendidikan Islam sangat penting artinya, yaitu untuk memajukan dan
melengkapi perkembangan fisik dan mental peserta didik
1. 2 Rumusan Masalah
1) Apa saja kandungan dan makna yang terdapat pada Surah Al-Isra ayat 28 dan Al-
Ahzab ayat 70
2) Apa saja nilai dan konsep yang termuat dalam Surah Al-Isra ayat 28 dan Al-Ahzab
ayat 70
3) Apa saja pendapat ahli mengenai tafsiran dalam kandungan dan makna yang terdapat
pada Surah Al-Isra ayat 28 dan Al-Ahzab ayat 70
1. 3 Tujuan Masalah
1) Untuk mengetahui kandungan dan makna yang terdapat pada Surah Al-Isra ayat 28
dan Al-Ahzab ayat 70
2) Untuk mengetahui nilai Pendidikan apa saja yang termuat dalam kandungan dan
makna yang terdapat pada Surah Al-Isra ayat 28 dan Al-Ahzab ayat 70
3) Untuk mengetahui pendapat ahli mengenai tafsiran dalam kandungan dan makna yang
terdapat pada Surah Al-Isra ayat 28 dan Al-Ahzab ayat 70
BAB II
PEMBAHASAN
Untuk menjawab fokus penelitian dan pertanyaan penelitian penelitian ini, penulis
menggunakan pendekatan kualitatif. Jenis penelitian kualitatif ini menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata dan catatan tentang makna, nilai dan pengertian (Lexi, 2018)
ُ ع ْن ُه ُم ا ْب ِتغ َۤا َء َرحْ َم ٍة ِ ِّم ْن َّر ِِّبكَ ت َْر ُج ْوهَا فَقُ ْل لَّ ُه ْم قَ ْو اًل َّم ْي
س ْو ارا َ واِ َّما ت ُ ْع ِر.
َ ض َّن َ
“Dan jika engkau berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari Tuhanmu
yang engkau harapkan, maka katakanlah kepada mereka ucapan yang lemah lembut.”
Al-Quran adalah kitab suci yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad melalui
malaikat Jibril dan berangsur-angsur melihatnya selama 23 tahun. Tanpa bimbingan dan
arahan, orang kehilangan arah dalam hidupnya. Larangan dan segala perintah yang
diwahyukan oleh Allah SWT dan dititipkan kepada hamba-hamba-Nya merupakan jalan yang
paling ideal untuk kemaslahatan kehidupan individu dan sosial umat, terutama untuk
membentuk akhlak dan kepribadian umat itu sendiri. terkandung dalam surat tersebut Ayat 28
dari al-Isra dijelaskan dalam Tafsir al-Misbah:
1) Nilai Kesopanan
Menurut Hamka, ayat selanjutnya yaitu ayat 28 sangat baik untuk orang yang
dermawan, berhati mulia, dan rela membantu orang yang membutuhkan. Tapi apa yang
bisa saya lakukan, maka tidak ada yang bisa diberikan atau dibantu. Kisah mengatakan
bahwa ayat ini diturunkan sehubungan dengan penolakan Nabi terhadap orang miskin
yang meminta bantuan.
Maka dalam ayat ini dikatakan jika terpaksa berpaling dari mereka, berarti
berpaling karena tidak tega melihat orang yang membutuhkan pertolongan, tetapi kita
yang dimintai pertolongan itu “kering” dan dalam hati kita. hati kecil Kami mengatakan
bahwa suatu hari, ketika saya dalam pemeliharaan, saya akan membantu orang ini. Jadi
jika Anda mengirimnya pulang dengan tangan kosong, beri dia harapan dengan kata-kata
yang baik. Karena kata-kata yang lembut dan baik lebih menyenangkan dan berharga
daripada uang yang tak terhitung jumlahnya.
Ayat ini diturunkan ketika Nabi Muhammad atau kaum muslimin menghindari
orang yang meminta pertolongan karena malu tidak bisa memberikannya. Allah telah
memberikan petunjuk melalui ayat ini tentang cara menghadapinya, memberikan
perkataan yang baik dan mengharap pertolongan. untuk memenuhi keinginan pemohon di
masa depan.
س ِد ْيد ۙاا َ ٰ ٰٓيا َ ُّي َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُوا اتَّقُوا ه.
َ ّٰللا َوقُ ْولُ ْوا قَ ْو اًل
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu kepada Allah dan
ucapkanlah perkataan yang benar,”
Dalam Qs. al-Ahzab ayat 70 menurut tafsir al-azhar karya Hamka tersebut dijelaskan
bahwasannya ada tiga konsep utama dalam penafsiran Hamka yaitu memupuk iman dengan
takwa, memilih kata-kata yang tepat dalam berbicara, dan menegakkan budi pekerti yang
mulia.
Karena Hamka menyatakan bahwa taqwa dapat menguatkan iman, maka taqwa
sama halnya dengan seorang muslim melakukan berbagai amal dan amal yang telah Allah
SWT perintahkan baik dalam ibadah maupun muamalah. (Qaraḍāwī 2002)
Disertasi oleh Yunie, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan, IAIN Ponorogo. Berjudul “Etika Berbahasa dalam Al-Qur’an Surah Al-Ahzab,
Ayat 70-71”. Tujuan dari hasil penelitian ini adalah untuk membahas bagaimana etika
komunikasi yang terkandung dalam Al-Qur'an dalam penelitian ini menekankan bagaimana
orang memiliki etika berbicara yang baik yaitu seperti yang terkandung dalam surat al-Ahzab
Al-Quran ayat 70 dan etika monolingual yang baik digunakan. Baik dan benar serta pentingnya
dalam pembentukan Achlakul Karimahi. Persamaannya, bagaimanapun, sama-sama
membahas ilmu tentang etika berbahasa, atau komunikasi yang baik antar manusia (Juaeriah
n.d.)
PENUTUP
Kesimpulan
Uraian di atas mengarah pada kesimpulan berikut sebagai reaksi terhadap masalah
yang disajikan sebelumnya: Ayat-ayat itu menyangkut: kontrol moral kepada Tuhan untuk
tidak mempersekutukan syirik dengannya dan berterima kasih padanya, menghormati orang
tua Anda, rendah hati kepada mereka, karena orang diminta untuk mendengarkan, melihat dan
hati. Juga menganjurkan agar manusia di muka bumi tidak bersikap sombong dan diakhiri
dengan perintah agar manusia tidak melakukan kemusyrikan karena akan membinasakan
manusia di Neraka. Perlu diingat bahwa Tuhan memulai pengendalian moral ini dengan
larangan menyakiti hati orang lain.