Anda di halaman 1dari 8

PROPOSAL ILMIAH

Pembentukan Karakter Berdasarkan Takhrif Surah


Al-Isra Ayat 28 Dan Al-Ahzab Ayat 70

Disusun Oleh :

Muhammad Alfayed (0302223082)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLMA NEGERI SUMATERA UTATA

2023
Pembentukan Karakter Berdasarkan Takhrif Surah
Al-Isra Ayat 28 Dan Al-Ahzab Ayat 70

Abstrak. Salah satu aspek kehidupan yang menjadi perhatian al-Qur'an adalah ajaran akhlak
berupa etika atau tata krama dalam bertutur kata sebagaimana tertuang dalam surat Al-Ahzab
ayat 70 . Manusia adalah makhluk sosial yang selalu bersosialisasi dan membutuhkan orang
lain. Dalam konteks ini, manusia khususnya umat Islam harus mampu menunjukkan akhlak
yang mulia, yang di dalamnya termasuk akhlak yang baik. berbicara Ada cukup banyak akibat
ketika orang tidak berhati-hati ketika berbicara dan tidak menjaga bahasanya dengan baik. Hal
ini sering menimbulkan perselisihan dan permusuhan antar manusia karena tidak ada
penguasaan bahasa. Padahal, jika kita memperhatikan anjuran ini yang terdapat dalam Al-
Qur'an dan Al-Hadits, jika kita perhatikan fenomena yang ada, maka perlu dilakukan
penelitian tentang etika berbahasa yang terkandung dalam etika bertutur. Al-Quran, Al-Ahzab
ayat 70 dan Al-Isra ayat 28. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran yang
jelas dan gamblang tentang isi surat Al-Ahzab ayat 70 dan Al-Isra ayat 28 untuk mengetahui
etika bertutur ahli pendidikan Islam. Efek pendidikan termasuk dalam bagian ini. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan metode interpretatif. Metode
deskriptif disebut juga dengan metode analitik yaitu analisis terhadap data yang ada. Metode
penafsiran adalah tentang pemecahan masalah dengan menelaah isi ayat, sehingga makna ayat
keluar dari visi pendidikan, sehingga dapat dipahami dan diamalkan.

Kata Kunci : Nilai Pendidikan, Tafsir Al-Azhar, , Al-Ahzab ayat 70, Al-Isra ayat 28

Abstract. One aspect of life that is of concern to the Qur'an is moral teachings in the form of
ethics or manners in speech as stated in the letter Al-Ahzab verse 70. Humans are social
creatures who always socialize and need other people. In this context, humans, especially
Muslims, must be able to show noble morals, which includes good morals. speaking There are
quite a number of consequences when people are not careful when speaking and do not control
their language properly. This often causes disputes and hostility between people because there
is no mastery of language. In fact, if we pay attention to this recommendation contained in the
Al-Qur'an and Al-Hadith, if we pay attention to the existing phenomena, it is necessary to
conduct research on language ethics contained in speech ethics. Al-Quran, Al-Ahzab verse 70
and Al-Isra verse 28. The purpose of this research is to get a clear and clear description of the
contents of Surah Al-Ahzab verse 70 and Al-Isra verse 28 to find out the ethics of speaking
Islamic education experts. Educational effects are included in this section. The method used
in this research is descriptive method and interpretive method. The descriptive method is also
known as the analytic method, namely the analysis of existing data. The method of
interpretation is about solving problems by examining the contents of the verse, so that the
meaning of the verse emerges from the educational vision, so that it can be understood and
practiced.

Keyword :The Value of Education, Interpretation of Al-Azhar, , Al-Ahzab verse 70, Al-Isra
verse 28
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Pelatihan ini dibagi menjadi dua bagian; Pertama, pendidikan jasmani, yaitu latihan
untuk pertumbuhan dan kesempurnaan jasmani, serta kekuatan mental dan intelektual. Kedua,
pendidikan spiritual, yaitu pendidikan untuk kesempurnaan fitrah manusia melalui
pengetahuan dan pengalaman yang sehat. Kedua unsur tersebut cenderung berkembang
melalui pendidikan, dan keduanya terus tumbuh dan berkembang, karena pendidikan
merupakan wahana yang paling tepat untuk menentukan perkembangan yang optimal dari
kedua unsur tersebut.
Dalam Islam, dua elemen dasar ini disebut sebagai Fitrah. Oleh karena itu, menurut
Hamka, pendidikan adalah perkembangan yang seimbang antara jasmani dan rohani, dimana
keseimbangan ini dicapai melalui ilmu dan ilmu diperoleh melalui pendidikan. Oleh karena
itu, pendidikan sangat penting bagi perkembangan jasmani dan rohani, namun dewasa ini
terdapat pilihan antara ilmu umum dan ilmu agama, yang telah menggiring umat Islam ke
dalam keterbelakangan dan kebusukan peradaban karena ilmu umum dipandang di luar Islam
dan bersumber dari keyakinan Islam. non-Islam atau sebaliknya, dan seringkali malah
berlawanan dengan agama dan sains (dalam hal ini sains).
Agama dianggap tidak ada kaitannya dengan sains, sebagaimana sains dianggap
mengabaikan agama. Demikian gambaran praktik pendidikan dan kegiatan ilmiah di Indonesia
dewasa ini dengan berbagai dampak negatif yang ditimbulkan dan dirasakan oleh masyarakat.
Masalah pendidikan Islam saat ini dengan demikian terkait dengan keterbelakangan
pendidikan Islam, yang juga disebabkan oleh menyempitnya pemahaman pendidikan Islam
karena hanya berkisar pada aspek kehidupan spiritual yang terpisah dari kehidupan sekuler,
atau aspek-aspek spiritualnya. . kehidupan yang terpisah dari kehidupan fisik. Kemudian
tampak ada perbedaan antara yang beragama dan yang tidak beragama, yang suci dan yang
berhala, dan antara dunia dan akhirat.
Oleh karena itu, pendidikan Islam sangat penting artinya, yaitu untuk memajukan dan
melengkapi perkembangan fisik dan mental peserta didik
1. 2 Rumusan Masalah
1) Apa saja kandungan dan makna yang terdapat pada Surah Al-Isra ayat 28 dan Al-
Ahzab ayat 70
2) Apa saja nilai dan konsep yang termuat dalam Surah Al-Isra ayat 28 dan Al-Ahzab
ayat 70
3) Apa saja pendapat ahli mengenai tafsiran dalam kandungan dan makna yang terdapat
pada Surah Al-Isra ayat 28 dan Al-Ahzab ayat 70
1. 3 Tujuan Masalah
1) Untuk mengetahui kandungan dan makna yang terdapat pada Surah Al-Isra ayat 28
dan Al-Ahzab ayat 70
2) Untuk mengetahui nilai Pendidikan apa saja yang termuat dalam kandungan dan
makna yang terdapat pada Surah Al-Isra ayat 28 dan Al-Ahzab ayat 70
3) Untuk mengetahui pendapat ahli mengenai tafsiran dalam kandungan dan makna yang
terdapat pada Surah Al-Isra ayat 28 dan Al-Ahzab ayat 70
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Isi Penelitian


Pentingnya pendidikan bagi manusia tidak hanya terletak pada terwujudnya
kepentingan internal sebagai makhluk yang dinamis, tetapi juga kepentingan eksternal, yaitu
tatanan peradaban manusia yang tertib dan harmonis. Untuk itu, keberadaan pendidikan
sangatlah penting keinginan untuk hidup untuk semua. Dengan bantuan pendidikan, manusia
mampu menciptakan peradaban yang tinggi dan mengakui keberadaannya sebagai makhluk
individu, sosial dan ilahi.
Dalam hal ini, pendidikan dapat mempertajam fitrah akal dan mengendalikan nafsu
manusia. Proses ini kemudian membantu orang untuk bertanggung jawab dalam tindakan
mereka dengan nilai-nilai baik dan buruk. Seseorang dapat membentuk kehidupan dan
pendidikannya sedemikian rupa sehingga didukung oleh pendidikan yang baik, sehingga
tercapai tujuan pendidikan yang sebenarnya.
Menurut Hamka, tujuan pendidikan memiliki dua dimensi; bahagia di dunia dan di
akhirat. Untuk mencapai tujuan tersebut, manusia harus melaksanakan tugasnya dengan baik,
yaitu ibadah. Oleh karena itu, semua proses pendidikan pada akhirnya ditujukan untuk
membimbing manusia dan menjadikan mereka hamba Tuhan. Menurut Hamka, tujuan
pendidikan Islam sama dengan tujuan penciptaan manusia, yaitu mengabdi dan beribadah
kepada Allah. Dia mengatakan bahwa ibadah berarti "mengenal diri sendiri sebagai budak atau
hamba Tuhan, dan tunduk pada kehendaknya baik secara sukarela maupun paksaan.
Untuk mencapai tujuan pendidikan Islam, tidak cukup hanya dengan membaca Al-
Qur’an secara lisan, tetapi Al-Qur’an harus dipahami, dipahami dan dipahami maknanya.
Muatan pendidikan Islam sendiri meliputi aspek pendidikan akidah, pendidikan agama,
pendidikan akhlak dan pendidikan sosial.
Pendidikan agama merupakan pendidikan Islam yang paling utama dan penting terkait
dengan tujuan besar, yaitu rukun iman. Dengan keyakinan yang dimiliki, langkah selanjutnya
adalah menerapkan apa yang diyakini dalam ajaran praktis, yaitu beramal. Kemudian
menjauhlah dari kejahatan dan taatilah kebenaran (konten ini sesuai dengan ilmu yang
bertujuan mengungkap kebenaran dan menemukan kebenaran) dan saling mengingatkan akan
kesabaran (konten ini melambangkan pendidikan akhlak, karena Sabar adalah inti dari akhlak).
disebutkan lebih dari seratus kali dalam Al-Qur'an). Dan yang terakhir adalah pendidikan
sosial, yang melibatkan kerja sama untuk memperkuat iman dan amal saleh, dan saling
mengingatkan untuk menaati kebenaran dan bersabar. Semua nilai-nilai pendidikan Islam di
atas semuanya tertuang dalam Al-Qur'an. Al-Qur'an dan pendidikan Islam tidak dapat
dipisahkan karena pendidikan Islam merupakan alat untuk mengembangkan perilaku manusia
dan penataan perilaku berdasarkan agama Islam. Padahal Al-Qur'an merupakan sumber utama
pendidikan.
Untuk mendapatkan nilai-nilai pendidikan dari Al-Qur'an, Anda harus serius
mempelajari dan memahaminya. Jika seseorang tidak mempelajarinya dengan sungguh-
sungguh, tetapi hanya membaca teksnya, sulit baginya untuk menguasainya, atau seseorang
tidak dapat belajar dari Al-Qur'an sama sekali, untuk memahami Al-Qur'an lebih dalam sesuai
dengan tujuannya. dan tujuan serta mempelajari Al-Qur'an.
2.2 Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif pencarian kepustakaan, yaitu
penelitian atau metode kerja yang khusus dan spesifik yang dirancang untuk memperoleh
pengetahuan ilmiah tentang dokumen yang disampaikan oleh para sarjana masa lalu dan masa
kini. Dalam karya ini, peneliti menganalisis isi subjek penelitian berupa dokumen yaitu teks
tafsir Al-Misbah Q.S. Surat Al-Isra ayat 28 dan Al-Ahzab ayat 70 dengan deskripsi secara
kata-kata dan bahasa, dalam konteks alam tertentu dan menggunakan berbagai metode ilmiah
(Kaelan, 2005).

Untuk menjawab fokus penelitian dan pertanyaan penelitian penelitian ini, penulis
menggunakan pendekatan kualitatif. Jenis penelitian kualitatif ini menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata dan catatan tentang makna, nilai dan pengertian (Lexi, 2018)

2.3 Pendapat Para Ahli

Pemikiran Tentang Kandungan Al-Qur’an Al-Isra ayat 28 Dalam Tafsir Al-


Azhar

ُ ‫ع ْن ُه ُم ا ْب ِتغ َۤا َء َرحْ َم ٍة ِ ِّم ْن َّر ِِّبكَ ت َْر ُج ْوهَا فَقُ ْل لَّ ُه ْم قَ ْو اًل َّم ْي‬
‫س ْو ارا‬ َ ‫واِ َّما ت ُ ْع ِر‬.
َ ‫ض َّن‬ َ
“Dan jika engkau berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari Tuhanmu
yang engkau harapkan, maka katakanlah kepada mereka ucapan yang lemah lembut.”

Al-Quran adalah kitab suci yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad melalui
malaikat Jibril dan berangsur-angsur melihatnya selama 23 tahun. Tanpa bimbingan dan
arahan, orang kehilangan arah dalam hidupnya. Larangan dan segala perintah yang
diwahyukan oleh Allah SWT dan dititipkan kepada hamba-hamba-Nya merupakan jalan yang
paling ideal untuk kemaslahatan kehidupan individu dan sosial umat, terutama untuk
membentuk akhlak dan kepribadian umat itu sendiri. terkandung dalam surat tersebut Ayat 28
dari al-Isra dijelaskan dalam Tafsir al-Misbah:

1) Nilai Kesopanan
Menurut Hamka, ayat selanjutnya yaitu ayat 28 sangat baik untuk orang yang
dermawan, berhati mulia, dan rela membantu orang yang membutuhkan. Tapi apa yang
bisa saya lakukan, maka tidak ada yang bisa diberikan atau dibantu. Kisah mengatakan
bahwa ayat ini diturunkan sehubungan dengan penolakan Nabi terhadap orang miskin
yang meminta bantuan.

Maka dalam ayat ini dikatakan jika terpaksa berpaling dari mereka, berarti
berpaling karena tidak tega melihat orang yang membutuhkan pertolongan, tetapi kita
yang dimintai pertolongan itu “kering” dan dalam hati kita. hati kecil Kami mengatakan
bahwa suatu hari, ketika saya dalam pemeliharaan, saya akan membantu orang ini. Jadi
jika Anda mengirimnya pulang dengan tangan kosong, beri dia harapan dengan kata-kata
yang baik. Karena kata-kata yang lembut dan baik lebih menyenangkan dan berharga
daripada uang yang tak terhitung jumlahnya.

Demikianlah ayat 28 mengajarkan bagaimana memelihara kedua orang tua,


dengan kata lain segala sesuatu harus dilakukan dengan penuh keikhlasan tanpa
mengharapkan imbalan atau imbalan apapun dari kedua orang tua atau keluarga. Tapi
semuanya terjadi hanya karena Allah. Selain itu, orang diajarkan untuk bertindak atau
berperilaku ketika mereka tidak mampu atau tidak mau membantu mereka yang
membutuhkan, bahkan ketika ada niat untuk membantu atau membantu tetapi keadaan
tidak memungkinkan. Karena itu, Anda harus menolaknya dengan perilaku sopan dan
wajah ramah serta kata-kata yang baik.

Ayat ini diturunkan ketika Nabi Muhammad atau kaum muslimin menghindari
orang yang meminta pertolongan karena malu tidak bisa memberikannya. Allah telah
memberikan petunjuk melalui ayat ini tentang cara menghadapinya, memberikan
perkataan yang baik dan mengharap pertolongan. untuk memenuhi keinginan pemohon di
masa depan.

Pemikiran Hamka Tentang Kandungan Al-Qur’an Surah al-Ahzab Ayat 70


Dalam Tafsir Al-Azhar.

‫س ِد ْيد ۙاا‬ َ ‫ ٰ ٰٓيا َ ُّي َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُوا اتَّقُوا ه‬.
َ ‫ّٰللا َوقُ ْولُ ْوا قَ ْو اًل‬
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu kepada Allah dan
ucapkanlah perkataan yang benar,”
Dalam Qs. al-Ahzab ayat 70 menurut tafsir al-azhar karya Hamka tersebut dijelaskan
bahwasannya ada tiga konsep utama dalam penafsiran Hamka yaitu memupuk iman dengan
takwa, memilih kata-kata yang tepat dalam berbicara, dan menegakkan budi pekerti yang
mulia.

1) Konsep Memupuk Iman Dan Taqwa


Dalam ayat tersebut, Hamka menjelaskan dalam tafsirnya: “Peringatan dari ayat
ini adalah orang yang mengaku beriman kepada Allah sangat perlu mengembangkan
keimanannya dengan baik agar tumbuh dan berkembang.

Karena Hamka menyatakan bahwa taqwa dapat menguatkan iman, maka taqwa
sama halnya dengan seorang muslim melakukan berbagai amal dan amal yang telah Allah
SWT perintahkan baik dalam ibadah maupun muamalah. (Qaraḍāwī 2002)

2) Konsep Memilih Kata Yang Tepat Dalam Berbicara


Keberhasilan komunikasi adalah mencapai makna yang sama antara orang-
orang yang berkomunikasi tanpa multitafsir. Ini akan menjadi mimpi bagi kita
semua untuk mengetahui bagaimana menggunakan kata-kata dan tindakan kita
untuk memberi manfaat bagi diri kita sendiri dan orang lain, karena sebaik-baik
orang adalah mereka yang membawa manfaat besar bagi orang lain.

3) Konsep Menegakkan Budi Pekerti Yang Mulia


Memilih Pemilihan kata yang teratur, jujur, tepat dan tepat berdampak besar pada
pekerjaan dan aktivitas hidup yang dipilih, serta amal. Kata-kata nyata mengarah pada
tindakan nyata. Atau lebih tepatnya, tindakan nyata menghasilkan kata-kata nyata.
2.4 Kajian Relevan
Dalam menyusun proposal ilmiah, harus diketahui apakah ada penelitian sebelumnya
yang telah melakukan penelitian serupa dengan penelitian saat ini. Oleh karena itu, penelitian
penelitian sebelumnya harus disajikan. Studi sebelumnya dijelaskan di bawah ini:

Disertasi oleh Yunie, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan, IAIN Ponorogo. Berjudul “Etika Berbahasa dalam Al-Qur’an Surah Al-Ahzab,
Ayat 70-71”. Tujuan dari hasil penelitian ini adalah untuk membahas bagaimana etika
komunikasi yang terkandung dalam Al-Qur'an dalam penelitian ini menekankan bagaimana
orang memiliki etika berbicara yang baik yaitu seperti yang terkandung dalam surat al-Ahzab
Al-Quran ayat 70 dan etika monolingual yang baik digunakan. Baik dan benar serta pentingnya
dalam pembentukan Achlakul Karimahi. Persamaannya, bagaimanapun, sama-sama
membahas ilmu tentang etika berbahasa, atau komunikasi yang baik antar manusia (Juaeriah
n.d.)

2.5 Tinjauan Pustaka


1) Lexy J. Moleong (penulis). (2018). Metodologi penelitian kualitatif / penulis, Prof.
DR.
2) Lexy J. Moleong, M.A.. Bandung :: PT Remaja Rosdakarya,.
3) Kaelan., 2005, Metode Penelitian Kualitatif Bidang Filsafat , Yogyakarta: Paradigma
4) Juaeriah, Eulis. “‘Qaulan Sadiidan.’” : 70–71.
5) Qaraḍāwī, Yūsuf. 2002. “Al-Quds.” Silsilat Kitāb al-Quds 1(1): 168 p.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Uraian di atas mengarah pada kesimpulan berikut sebagai reaksi terhadap masalah
yang disajikan sebelumnya: Ayat-ayat itu menyangkut: kontrol moral kepada Tuhan untuk
tidak mempersekutukan syirik dengannya dan berterima kasih padanya, menghormati orang
tua Anda, rendah hati kepada mereka, karena orang diminta untuk mendengarkan, melihat dan
hati. Juga menganjurkan agar manusia di muka bumi tidak bersikap sombong dan diakhiri
dengan perintah agar manusia tidak melakukan kemusyrikan karena akan membinasakan
manusia di Neraka. Perlu diingat bahwa Tuhan memulai pengendalian moral ini dengan
larangan menyakiti hati orang lain.

Nilai pendidikan yang terkandung di dalamnya terdapat dalam Q.S. mengandung


Dalam Al-Ahzab ayat 70 dan Al-Isra ayat 28 dikatakan bahwa orang memahami komunikasi
melalui etika lisan untuk berkomunikasi antara pembicara dan pendengar yang saling
memahami karakter dan ingin mendengar dan menyukainya dalam setiap komunikasi.
Akibatnya, etika bahasa harus mencapai tujuan komunikasi yang bermakna, membuat
hubungan antara etika bahasa dan pendidikan moral, orang tua harus dapat mendidik anak-
anaknya untuk berbicara dengan baik, dan pendidikan bahasa harus baik. dalam
berkomunikasi dengan etika berbahasa

Anda mungkin juga menyukai