Anda di halaman 1dari 2

KERUSUHAN TANJUNG PRIOK

Kerusuhan dipicu oleh tindakan oknum warga Tanjung Priok pada 10 September 1984 di
Masjid As Saadah terhadap salah seorang tentara, Sersan Hermanu. Pada saat itu, Sersan
Hermanu, anggota Bintara Pembina Desa tiba di masjid dan meminta pengurusnya, Amir Biki,
untuk menghapus brosur dan spanduk yang berisi tulisan kritik kepada pemerintah. Namun, Biki
menolak permintaan tersebut. Sehingga, Hermanu memutuskan untuk melakukannya sendiri.
Ketika sedang melakukannya, ia memasuki area masjid tanpa melepas alas kakinya. Mendengar
laporan tersebut, warga yang dipimpin pengurus masjid Syarifuddin Rambe dan Sofwan
Sulaeman, membakar motornya dan menyerang Hermanu. Akibat aksinya tersebut, Rambe,
Sulaeman, serta pengurus lain, Achmad Sahi dan Muhammad Noor ditangkap.

Peristiwa kerusuhan ini mengakibatkan sejumlah korban tewas dan luka-luka serta sejumlah
gedung rusak terbakar. Sekelompok massa melakukan defile (perarakan barisan) sambil merusak
sejumlah gedung dan akhirnya bentrok dengan aparat yang kemudian menembaki mereka.
Sedikitnya, 9 orang tewas terbakar dalam kerusuhan tersebut dan 24 orang tewas oleh tindakan
aparat.

Tanggapan

Seharusnya pemerintah atau pihak-pihak yang berwenang segera menyelesaikan masalah ini
secara damai sebelum terjadi polemik yang lebih besar. Jadi kemungkinan tidak akan terjadi
kerusuhan seperti ini.

Namun tetap saja, mereka seharusnya tidak melakukan hal seperti itu yang merenggut nyawa
seseorang. Dan mereka juga terlalu mudah untuk diprovokasi.
PELANGGARAN HAM
DI INDONESIA

Nama : Jesslyn Lio Chiaputri


Kelas : XII IPS

Anda mungkin juga menyukai