TENTANG
PEDOMAN PELAYANAN REKAM MEDIS
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WAMENA
i
tanggal Desember 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah
Sakit Umum Daerah Wamena;
5. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 436/MENKES/SK/VI/
1993, tanggal 3 Juni tahun 1993, tentang berlakunya Standar
Pelayanan Rumah Sakit dan Standar Pelayanan Medis di Rumah
Sakit;
6. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 382/MENKES/SK/III/
2007, tanggal 27 Maret 2007, tentang pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan lainnya;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PEDOMAN PELAYANAN REKAM MEDIS RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH WAMENA
KESATU : Memberlakukan Pedoman Pelayanan Rekam Medis sebagaimana lampiran
keputusan ini merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dari
keputusan ini;
KEDUA : Menginstruksikan kepada seluruh Unit Kerja yang melakukan tahapan
proses Rekam Medis untuk mengikuti Pedoman Pelayanan Rekam Medis;
KETIGA : Surat Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Wamena
Pada Tanggal 28 November 2018
DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WAMENA
ii
PEDOMAN
PELAYANAN REKAM MEDIS
iii
DAFTAR ISI
PENGESAHAN …………………………………………………………................ i
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengelolaan rekam medis adalah salah satu unsur penunjang yang diperlukan untuk
mendukung pelayanan rumah sakit. Hampir seluruh ilmu pelayanan medis membutuhkan
rekam medis sebagai bukti pendokumentasian pelaksanaan tindakan atau pelayanan.
Rekam Medis sebagai suatu Instalasi yang terkait dengan Unit atau instansi lain, harus
didukung dengan modalitas yang memadai agar memudahkan sistem pelayanan dan
kerjasama dengan seluruh Instalasi terkait.
Untuk itu diperlukan suatu Instalasi yang mandiri dan mampu melayani seluruh kebutuhan
Rumah Sakit akan berkas rekam medis dan pendokumentasian lainnya dan untuk menjadi
suatu Unit yang mampu bersaing di era globalisasi.
B. Tujuan
Menunjang tercapainya tertib administrasi dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan
RSUD Wamena.
D. Batasan Operasional
1. Managemen Rekam Medis
Merupakan kegiatan Penyelengaraan rekam medis di RSUD Wamena yang terdiri dari
Coding, Assembling, Filling, Reporting, dan Analiting.
2. Rekam Medis
Merupakan keterangan baik yang tertulis maupun terekam tentang identifikasi,
anamnesis, penentuan fisik laboratorium, diagnosis segala pelayanan dan tindakan
medik yang diberikan kepada pasien dan pengobatan, baik dirawat inap, rawat jalan,
maupun yang mendapatkan pelayanan kegawatdaruratan.
3. Pendaftraan Poliklinik.
Merupakan kegiatan tempat pendaftaran pasien rawat jalan.
1
4. Pendaftraan rawat Inap
Merupakan kegiatan untuk tempat pendaftran rawat inap dan UGD.
5. Tracer
Merupakan Pembatas Rekam Medis atau Pengganti rekam medis yang sedang
dipinjam atau keluar.
6. ICD X
Merupakan Kepanjangan dari International Classification of Disease Ten Revision.
ICD X digunakan untuk mengkode diagnosa penyakit rawat jalan, UGD, maupun
Rawat inap.
7. Kartu Berobat.
Merupakan Kartu berobat yang diberikan oleh pasien dimana kartu tersebut berisikan
Nama Pasien dan Nomor rekam medis, Kartu tersebut untuk mempermudah pencarian
kembali jika pasien tersebut berobat.
E. Landasan Hukum
Keseluruhan aturan hukum yang berhubungan dengan bidang pemeliharaan atau pelayanan
kesehatan berpedoman kepada aturan sebagai berikut:
1. Pedoman Pengelolaan Rekam Medis di Rumah Sakit, Depkes tahun 1997.
2. Pedoman Penyelenggaraan dan Prosedur Rekam Medis Rumah Sakit, Depkes 2006
3. Pedoman Manjemen Informasi Kesehatan di Sarana Pelayanan Kesehatan, 2008
Peraturan berlandaskan sebagai berikut:
1. Permenkes 749a/Menkes/Per/XII/1989 tentang Rekam Medis
2. Kep. Dirjen Yanmed 78/1991 tentang Penyelenggaraan Rekam Medis di RS
3. Dirjen Yanmed HK.00.06.1.5.01160 tentang Petunjuk Teknis Pengadaaan Formulir
Rekam Medis Dasar dan Pemusnahan Arsip Rekam Medis Di RS, 1995
4. Permenkes 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis
5. SK Menkes No. 290/ MENKES/PER/III/2008 Tentang Persetujuan Tindakan
Kedokteran.
6. UU No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
7. UU praktek kedokteran No. 29 tahun 2004
2
8. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 699/Menkes/SK/V/2003 Tentang Petunjuk
Tehnis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Perekam Medis.
Instalasi Rekam Medis RSUD Wamena memiliki kebijakan dalam Penyelenggaraan Rekam
Medis di Rumah sakit meliputi:
1. Pelayanan di Instalasi Rekam Medis harus selalu berorientasi kepada mutu dan kesela-
matan pasien.
2. Semua petugas Rekam Medis unit wajib berpendidikan Diploma 3 Rekam Medis dan
memiliki izin kompetensi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3. Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas Rekam Medis wajib mematuhi ketentuan
dalam K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja).
4. Setiap petugas harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar prosedur opera-
sional yang berlaku, etika profesi, etiket, dan menghormati hak pasien.
5. Pelayanan Instalasi Rekam Medis dilaksanakan 24 jam sehari, 7 hari dalam seminggu.
6. Penyediaan tenaga harus mengacu kepada pola ketenagaan.
7. Untuk melaksanakan koordinasi dan evaluasi wajib dilaksanakan rapat rutin bulanan
minimal satu bulan sekali.
8. Untuk peningkatan kualitas penyelenggaraan rekam medis perlu dilakukan rapat rutin
Instalasi Rekam Medis dua kali dalam satu bulan.
9. Ka. Instalasi Rekam Medis wajib berpendidikan Diploma 3 Rekam Medis dan menjadi
Sekretaris Komite Rekam Medis.
10. Setiap minggu, bulan dan tahun wajib membuat laporan.
11. Melakukan proses identifikasi pasien dengan benar dan lengkap.
12. Pemberian 1 (satu) nomor Rekam Medis untuk selamanya bagi setiap pasien baru.
13. Memprioritaskan proses pendaftaran pasien UGD.
14. Proses pendaftaran pasien rawat jalan memiliki waktu < 10 menit / pasien sesuai
15. dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM).
16. Proses pendaftaran pasien rawat inap memiliki waktu < 15 menit / pasien sesuai den-
gan Standar Pelayanan Minimal (SPM).
17. Dokumen Rekam Medis wajib kembali dari Ruang Rawat inap ke unit rekam medis
maksimal 2 x24 jam sesuai dengan standar pelayanan minimal (SPM).
18. Mengupayakan pencapaian pengisian informed consent untuk pasien pre operasi 100%
terisi lengkap sesuai standar pelayanan minimal (SPM).
19. Mengupayakan pencapaian Kelengkapan Pengisian catatan Medis (KLPCM) 100%
3
terisi lengkap sesaat sebelum pasien pulang.
20. Resume medis harus terisi lengkap sesaat sebelum pasien pulang.
21. Mengupayakan pengisian Dokumen Pemberian Informasi 100 % terisi lengkap sesuai
dengan standar akreditasi.
22. Setiap Pengambilan dokumen Rekam Medis dari Rak penyimpanan wajib menggu-
nakan tracer / pelacak / out guide.
23. Perlu dilakukannya assembling untuk menata dan mengurutkan Dokumen Rekam
Medis. Untuk setiap dokumen rekam medis yang telah digunakan untuk pelayanan.
24. Perlu dilakukannya evaluasi kelengkapan pengisian Catatan Medis (KLPCM) dan
melaporkannya ke Panitia Rekam Medis untuk setiap dokumen rekam medis yang
telah digunakan untuk pelayanan.
25. Perlu dilakukannya koding diagnose dengan mengunakan International Code Disease
revisi ke 10 (ICD 10 CM) untuk setiap dokumen rekam medis yang telah digunakan
untuk pelayanan.
26. Perlu dilakukannya koding tindakan dengan mengunakan International Code Disease
revisi ke 9 (ICD 9 CM) untuk setiap dokumen rekam medis yang telah digunakan un-
tuk pelayanan.
27. Pendataan pasien rawat inap secara berkesinambungan guna menentukan tingkat
efisiensi.
28. Melakukan kegiatan retensi terhadap Dokumen Rekam Medis setiap tahun secara peri-
odik guna memisahkan Dokumen Rekam Medis aktif dan in aktif.
29. Melakukan Pemusnahan Dokumen Rekam in aktif yang sudah tersimpan di dalam rak
penyimpanan in aktif dengan masa peyimpanan lebih dari 2 (dua) tahun kecuali untuk
resume dan surat keterangan kematian dan laporan operasi.
30. Dokumen Rekam Medis terbagi 3 (tiga) bagian:
a. Sisi atas dokumen Rekam Medis Rawat Jalan.
b. Sisi tengah Dokumen Rekam Medis Rawat Inap.
c. Sisi paling bawah dokumen penunjang.
31. Pemberian Informasi Hak dan Kewajiban pasien dan pelayanan yang ada di RSUD
Wamena, terhadap setiap pasien baru.
32. Perubahan terhadap isi Dokumen Rekam Medis yang didasarkan atas kebutuhan
terkini.
33. Pemberian copyan isi resume medis kepada setiap pasien RS apabila diminta.
34. Pemberian Informed Consent terhadap setiap pasien sebelum di lakukan tindakan
4
medis.
35. Rekam medis harus disimpan dan dijaga kerahasiannya oleh dokter atau dokter gigi
dan pimpinan rumah sakit.
36. Pelepasan Informasi pasien hanya bisa diberikan kepada:
a. Pasien sendiri.
b. Keluarga pasien dengan membawa surat kuasa bermaterai yang di tanda tangani
pasien.
c. Kuasa Hukum pasien membawa surat kuasa bermaterai yang di tanda tangani
pasien.
d. Pihak berwajib dengan menunjukkan surat tugas dari atasan dan mendapat
persetujuan dari Direktur RSUD Wamena.
37. Untuk menghidari terjadinya kehilangan, kerusakan dan penyalahgunaan BRM setiap
Peminjaman Dokumen Rekam Medis wajib di lakukan di ruang filling melalui petugas
rekam medis dan mengisi buku ekspedisi peminjaman dan dokumen tidak boleh di
bawa keluar RS.
38. Peminjaman Dokumen Rekam medis hanya diperuntukan sebagai:
a. Penelitian tentang suatu kesehatan pasien (oleh dokter DPJP pasien dan Komite
Medik)
b. Pendidikan (mendapat izin tertulis dari direktur)
c. Hukum (membawa bukti dari pengadilan dan mendapat izin tertulis dari direktur)
39. Setiap Petugas Rekam Medis wajib simpan rahasia pasien:
a. Data Sosial pasien
b. Diagnosa Penyakit dan tindakan medis yang dilakukan terhadap pasien
40. Ruang Penyimpanan Dokumen Rekam Medis wajib terkunci dan terjaga Selama 24
jam.
41. Rekam Medis melakukan penyimpanan Dokumen Rekam Medis rawat inap dan rawat
Jalan.
42. Data Rekam Medis yang disimpan adalah data yang akurat dan dapat dipertanggung
jawabkan. Data rekam medis yang sudah tertulis tidak boleh diubah oleh siapapun dan
kepentingan apapun.
43. Melakukan Sosialisasi setiap kebijakan yang di keluarkan oleh pihak eksternal RSUD
Wamena.
44. Melakukan sosialisasi setiap kebijakan yang sudah tidak relevan.
45. Rumah Sakit menentukan akses terhadap Dokumen Rekam Medis pasien adalah:
5
a. Pimpinan RSUD Wamena.
b. Dokter.
c. Perawat.
d. Petugas Rekam Medis.
e. Petugas Layanan Perusahaan Asuransi
f. Petugas Bagian Keuangan.
g. Petugas Farmasi
46. Rumah Sakit menentukan otoritas dalam memberikan asuhan terkait dengan kasus
pasien:
a. Dokter DPJP pasien
b. Dokter jaga
c. Perawat yang bertugas
d. Petugas Fisioterapi
e. Petugas Gizi
47. Rumah Sakit menentukan tempat penulisan DRM, yakni di:
a. Tempat Pendaftaran Pasien.
b. Ruang perawatan.
c. Ruang pasien mendapatkan pelayanan medis dan tindakan medis.
48. Rumah Sakit menentukan Format Pengisian DRM sebagai berikut yaitu Format Rekam
Medis yang dipakai adalah format yang telah ditetapkan oleh Rumah Sakit sesuai
dengan judul yang ada pada formulir Rekam Medis.
49. Pengisian formulir Rekam Medis sesuai dengan petunjuk teknis pengisian Rekam
Medis.
50. Instalasi Rekam medis melakukan orientasi terhadap setiap pegawai baru sesuai
dengan ketentuan RS.
51. Penyimpanan Berkas Rekam Medis pasien rujukan bidan di simpan di bindek sesuai
tanggal masuk pelayanan.
52. Penyimpanan Berkas rekam medis Bayi Baru Lahir yang tidak ada kasus tertentu.
Berkas penyimpanannya di simpan dan di index sesuai tanggal lahir, terkecuali bayi
lahir yang control kembali berkas rekam medisnya bayi lahirnya dicari dan dijadikan
satu.
6
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
SEKSI
REKAM MEDIS
PJ. INSTALASI
REKAM MEDIS
7
1.2.2 Hubungan Kerja dengan Uniti Lain
REKAM MEDIS
KEPERAWATAN HOUSKEPENG
LABORATORIUM MARKETING
FARMASI
RADIOLOGI
2. Eksternal
PORMIKI: Penyelenggaraan diklat/seminar/workshop
Dinas Kesehatan: Pelaporan Rutin Eksternal
Puskesmas: Pelaporan Rutin Eksternal
3. Internal
Komite Medik : Komite Rekam Medis
Pelayanan Medik : Pendokumentasian kegiatan pelayanan medik
Keperawatan : Pendomumentasian kegiatan keperawatan
Laboratorium : Pendokumentasian kegiatan pelayanan laboratorium
Farmasi : Pendokumentasian kegiatan pelayanan perbekalan
farmasi
Radiologi : Pendokumentasian kegiatan pelayaan radiologi
Keuangan : Biaya dan tagihan pasien
Marketing : Data untuk pengembangan strategi marketting
Personalia : Ketenagaan dan Diklat
8
Rumah tangga : Pemeliharaan ruangan dan pengadaan ATK.
d. Uraian Tugas:
Mengawasi, mengevaluasi dan memberikan usulan terhadap kegiatan Unit
rekam medis
Menyusun program kerja Unit Rekam Medis
Mengawasi pelaksanaan pengisian formulir rekam medis
Mengusulkan pedoman teknis kerja staf
Mengawasi pelaporan Unit-Unit (harian, bulanan, dan tahunan)
Membimbing dan membina kinerja staf
10
Mengawasi penyusunan laporan dan pengembalian berkas rekam medis dari
ruangan
e. Wewenang:
Memberikan penilaian kinerja dan kedisiplinan staf
Memberi saran dan masukkan ke bagian terkait baik lewat pimpinan rumah sakit
maupun Komite rekam medis.
Pemberian ijin peminjaman berkas rekam medis
f. Persyaratan Jabatan:
Pendidikan formal: Sarjana / DIII Rekam Medis
Pendidikan Non formal: Pelatihan Rekam Medis
Masa Kerja: Minimal 3 tahun sebagai karyawan tetap
Pengalaman Kerja Sebelumnya: -
13
Mengindeks penyakit dan operasi sesuai kebutuhan
Memeriksa kelengkapan permohonan keterangan diagnosa untuk asuransi dll
Meminta pengisian blanko asuransi/keterangan dokter
Menyusun lembaran-lembaran rekam medis rawat inap
Memisahkan berkas rekam medis rawat jalan dan rawat inap dari aktif ke
inaktif
Memonitoring jumlah berkas rekam medis yang ke luar dari Unit rekam
medis.
Mencari berkas rekam medis sesuai nomor rekam medis pasien.
Memberikan berkas rekam medis yang telah ditemukan keperawat poliklinik.
Memasang tracer di tempat rekam medis yang diambil.
Menerima berkas rekam medis rawat jalan yang relah kembali dari poliklinik.
Memeriksa, mengecek, menghitung jumlah berkas rekam medis rawat jalan
yang telah kembali dari poliklinik.
Memberi tanda check list pada formulir ekspedis rawat jalan, menginput
harapan partus, menginput diagnosa jika berkas rekam medis telah kembali ke
Uniti rekam medis.
Memonitoring berkas rekam medis yang belum kembali dari poliklinik dan
ruang perawatan.
Menyimpan berkas rekam medis sesuai dengan nomor rekam medis yang
sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
Menerima berkas rekam medis pasien pulang dan formulir sensus harian dari
ruang perawatan untuk diserahkan ke bagian pengelolaan dan pelaporan
Menyusun lembaran-lembaran rekam medis rawat inap untuk kasus Obsgyn,
Anak, dan Umum.
Memeriksa kelengkapan berkas rekam medis.
14
Menyusun berkas rekam medis dalam rak penyimpanan
Melakukan pemisahan berkas rekam medis pasien yang sudah lima tahun
sejak tanggal kunjungan terakhirnya tidak berkunjung ke RSUD Wamena
(berkas inaktif) ke ruang penyimpanan inaktif
Melayani peminjaman berkas rekam medis atas persetujuan PJ Unit rekam
medis
e. Wewenang:
Memeriksa kelengkapan berkas dan ketersediaan berkas.
f.Persyaratan jabatan:
Pendidikan formal: SMA dan sederajat
Pendidikan non formal: Komputer
Masa Kerja: -Pengalaman Kerja Sebelumnya: -
e. Wewenang:
Mengganti sampul berkas yang tidak layak pakai
Mengambil formulir yang tidak terpakai agar dapat dipergunakan lagi
Menjaga kerahasiaan rekam medis
Meminta penjelasan tindakan dan diagnosa pada dokter yang menangani
pasien
Mengindeks penyakit sesuai kebutuhan
Meminta pengisian blanko asuransi/keterangan dokter
Menyusun lembaran-lembaran rekam medis rawat inap
Memisahkan berkas rekam medis rawat jalan dan rawat inap dari aktif ke
inaktif
16
f. Persyaratan jabatan:
Pendidikan formuliral: DIII Rekam Medis
Pendidikan non formal: -
Masa Kerja: -
Pengalaman Kerja Sebelumnya: -
I.2.2.5 Pelaksana Pelaporan
a. Jenis dan Kedudukan
Jenis jabatan: Fungsional
Atasan Langsung: Penanggung jawab Rekam Medis
Atasan Tidak langsung: Manajer Pelayanan
Bawahan Langsung: -
b. Hubungan kerja:
Hubungan kerja Internal: Bidang Pelayanan medis, Bidang Keperawatan, Bidang
Penunjang Medis, Bagian Marketing, Urusan Front Office, Urusan Keuangan.
Hubungan kerja Eksternal: Pasien, Pihak ketiga.
c. Tanggung Jawab:
Kegiatan pelaporan rumah sakit baik internal maupun eksternal.
d. Uraian tugas:
Membuat laporan harian kegiatan rumah sakit, yaitu kumpulan laporan dari
poliklinik, IGD, laboratorium, apotik, radiologi dan fisiotherapi serta data
kamar VK-OK-KT.
Merekapitulasi data sensus harian rawat inap dari ruang perawatan yang telah
diambil dan memasukkannya ke dalam Formulir rekapitulasi RP1 untuk
laporan kegiatan rumah sakit.
Membuat Laporan Interal dan Eksternal.
Membuat laporan harian, bulanan, triwulan, semesteran dan tahunan.
Mengirim laporan internal dan eksternal sesuai jadual yang ada.
Mengeluarkan data yang diperlukan dari komputer atau arsip laporan secara
manual.
Melayani permintaan data pasien rumah sakit dari bagian/bidang lain rumah
sakit yang memerlukan.
17
Menyerahkan/mengantar laporan-laporan ke PUSKESMAS, DINKES.
Mengarsipkan setiap laporan yang dibuat.
Mendistribusikan ke Direktur dan Manajer Pelayanan.
e. Wewenang:
Meminta data kegiatan rawat jalan, rawat inap dan data penunjang dari
kegiatan rumah sakit
Memberikan usulan terhadap program kegiatan pelaporan rekam medis baik
internal maupun eksternal.
f. Persyaratan jabatan:
Pendidikan Formal: DIII / SMA dan sederajat
Pendidikan non Formal: Menguasai Komputer
Masa Kerja: -
Pengalaman Kerja Sebelumnya: -
18
BAB III
REKAM MEDIS
20
Dipakai sebagai bahan studi sendiri untuk mengetahui kemajuan / hasil terapi
penyebab penyakit dan sebagi sumber data dalam rangka penyusunan kerja
dan sebagainya.
2. Untuk Perawat:
Dipakai untuk mencatat pelaksanaan pekerjaan yang diinstruksikan oleh
dokter yang bersangkutan.
Dipakai untuk mencatat pekerjaan perawat yang telah dilaksanakan misalnya
mengukur/ menghitung; suhu nadi, pernafasan dan sebagainya.
Dipakai sebagai bahan studi/penyelidikan.
3. Untuk Rumah Sakit:
Untuk bahan analisa kualitatif, kuantitatif, pemeriksaan dan pengobatan.
Bahan pengajaran bagi dokter yang menempuh spesialisasi, mahasiswa
kedokteran dan siswa paramedis.
Sebagai acuan yang berguna untuk perencanaan, budget dan pengambilan
keputusan.
21
terbatas pada tenaga kesehatan serta pasien, sehingga memberikan kepastian biaya yang
harus dikeluarkan. Dengan kata lain sifat Rekam Medis mencantumkan nilai
Administrasi, Legal, Finansial, Riset, Edukasi, Dokumen, Akurat Informuliratif dan
dapat dipertanggungjawabkan (ALFRED AIR).
22
Rencana penatalaksanaan.
Pengobatan atau tindakan.
Persetujuan tindakan jika diperlukan.
Catatan konsultasi.
Catatan perawat dan tenaga kesehatan lain.
Catatan observasi klinik dan hasil pengobatan.
Ringkasan pulang (Discharge Summary).
Nama dan tandatangan dokter, dokter gigi, atau tenaga kesehatan tertentu yang
memberikan pelayanan kesehatan.
Pelayanan lain yang dilakukan oleh tenaga kesehatan tertentu dan untuk pasien
kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinik.
23
BAB IV
PEMBERIAN IDENTITAS PASIEN
25
BAB V
PENULISAN NAMA DAN INDEKS PASIEN
27
IV.2. Kartu Indeks Utama Pasien (KIUP) dan Penyimpanannya
Kartu Indeks Utama pasien adalah salah satu cara untuk menunjang kelancaran pelayanan
terhadap pasien, sehingga memudahkan dalam menemukan berkas rekam medis pasien.
Kartu Indeks pasien menggunakan kartu atau sistem komputerisasi, sehingga pencarian
nomor rekam medis pasien dapat dilakukan dengan melihat pada data dasar pasien yang
tersimpan di dalam database Rumah Sakit. Kartu Indeks Utama Pasien (KIUP) diinput
menjadi data dasar pasien yang akan tersimpan didalam komputer menjadi master pasien.
Data yang diberikan pasien diinput secara manual di komputer untuk memudahkan
penyimpanan karena master data pasien secara otomatis tersimpan dan memiliki back up
di dalam server. Tetapi sejak berdiri RSUD Wamena tidak menggunakan KIUP berupa
kartu tetapi menggunakan Buku kesehatan dan data pasien yang didisi di formulir identitas
pasien diinput kedalam komputer dengan menggunakan microsoft exel. Dan data tersebut
yang dijadikan KIUP untuk mencari data jika pasien tidak membawa buku kesehatannya.
Dan diprint out berdasarkan abjadnya.
28
BAB VI
PENYIMPANAN BERKAS REKAM MEDIS
V.4. Penomoran
Penomoran menggunakan sistem unit numbering system yaitu satu nomor untuk satu
pasien dan digunakan selama pasien berobat. Penomoran terdiri dari 6 digit. 6 digit
berupa angka yang menunjukkan nomor rekam medis pasien.
Pemberian nomor rekam medis dilakukan secara manual yang setiap kali kali
dikeluarkan bank nomor oleh PJ. Rekam Medis
29
BAB VII
PEMINJAMAN, PENGAMANAN, DAN PEMELIHARAAN BERKAS REKAM MEDIS
VI.2. Pengambilan Berkas Rekam Medis Dan Pemasangan Petunjuk Keluar (Outguide)
Pengambilan berkas rekam mdis dilakukan atas dasar permintaan untuk kepentingan
berobat ulang, perawatan ulang, laporan kasus, edukasi, penelitian ataupun untuk kasus
di pengadilan.
Pengambilan berkas rekam medis dilakukan oleh petugas rekam medis sesuai prosedur
yang berlaku. Tempat dimana berkas diambil harus diberikan petunjuk keluar (outguide)
yang telah ada tanda bukti peminjaman.
31
Kegiatan ini dilakukan untuk :
Menjamin berkas pasien tidak hilang.
Mempercepat penyiapaan data.
Menjamin informasi yang keluar sesuai prosedur yaitu melalui dokter yang
merawat.
Kegiatan ini dilakukan dengan cara:
1. Ada tanda larangan untuk memasuki ruang penyimpanan rekam medis selain
petugas rekam medis.
2. Usahakan berkas rekam medis tidak dibawa keluar rumah sakit kecuali atas izin
tertulis dari pimpinan rumah sakit dan sepengetahuan PJ. Unit Rekam Medis.
3. Semua petugas rekam medis tidak dibolehkan untuk memberikan informasi medis
pasien tanpa seizin pasien bersangkutan yang ditunjukkan melalui surat kuasa
pasien karena yang berhak mengeluarkan adalah dokter penanggung jawab pasien
yang merawat pasien bersangkutan.
32
BAB VIII
PENCATATAN DAN PENGISIAN REKAM MEDIS
VII.1. Pencatatan Rekam Medis
Pengisian rekam medis dilakukan oleh dokter dan tenaga kesehatan lainnya dan rekam
medis harus di buat segera, jelas dapat dibaca oleh setiap orang yang berkepentingan,
benar sesuai dengan bukti diri pasien dan di lengkapi seluruhnya setelah pasien
menerima pelayanan kesehatan. Rumah Sakit sebagai salah satu sarana pelayanan
kesehatan, yang melakukan pelayanan rawat jalan maupun rawat inap wajib membuat
rekam medis. Yang membuat atau mengisi rekam medis adalah dokter dan tenaga
kesehatan lainnya:
Dokter umum, dokter spesialis, dokter gigi, dan dokter gigi spesialis yang melayani
pasien di rumah sakit.
Dokter tamu yang merawat pasien di rumah sakit.
Tenaga para medis perawat dan tenaga para medis non perawat yang langsung
terlibat di dalamnya antara lain; perawat, perawat gigi, bidan, tenaga laboratorium,
gizi, anestesi, penata rontgent, Rehabilitasi medik dan tenaga kesehatan lainnya.
Dan berkas rekam medis berwenang juga kepada petugas rekam medis, petugas
pelayanana medis, petugas administrasi pelayanan, dan keperawatan sesuai uraian
tugas masing – masing.
33
Tanda/Warna tahun kunjungan pasien ditempel pada forder rekam medis.
Tanda Dagger (+) dituliskan untuk pasien yang meninggal pada folder/sampul luar
pada bagian depan dari berkas rekam medis dengan menggunakan tinta warna
merah.
Tanda khusus/alergi diberi kotak pada sampul rekam medis dan ditulis jenis alergi.
Alergi juga ditulis pada lembar dimana pertama kali alergi ditemukan. Untuk alergi
obat dituliskan nama obatnya. Semua jenis alergi dituliskan dengan tinta warna
merah atau hitam.
Penulisan simbol atau singkatan, tidak digunakan dalam mengisi resume medis.
34
RSUD Wamena tidak malakukan visum et repertum pemeriksaan luar pada manusia
hidup. Untuk kasus meninggal, bagian tubuh dan otopsi dirujuk ke rumah sakit
Pemerintah.
37
BAB IX
PELAPORAN
VIII.1. Laporan Internal
Laporan Intern berupa laporan rutin
38
Formulirulir RL2a memuat data kompilasi penyakit/morbiditas pasien rawat inap
yang dikelompokkan menurut Daftar Tabulasi Dasar KIP/10. Untuk masing-
masing kelompok penyakit dilaporkan mengenai jumlah Pasien Keluar menurut
golongan umur dan menurut seks, serta jumlah pasien mati untuk masing-masing
kelompok.
RL2b, Data Keadaan Morbiditas Pasien Rawat Jalan
Formulir RL2b memuat data kompilasi penyakit/morbiditas pasien rawat jalan
yang dikelompokkan menurut Daftar Tabulasi Dasar KIP/10. Untuk masing-
masing penyakit dilaporkan mengenai jumlah kasus baru menurut golongan umur
dan menurut seks dari kasus baru tersebut dan jumlah kunjungan.
RL2a1, Data Keadaan Penyakit Khusus Pasien Rawat Inap Rumah Sakit
Formulir RL2a1 memuat data keadaan penyakit khusus pasien rawat inap rumah
sakit.
RL2b1, Data Keadaan Penyakit Khusus Pasien Rawat Jalan Rumah Sakit
Formulir RL 2b1 memuat data keadaan penyakit khusus pasien rawat jalan rumah
sakit.
RL2.1, Data Individual Morbiditas Pasien Rawat Inap Obstetri, RL2.2, Data
Individual Morbiditas Pasien Rawat Inap Umum, dan RL2.3, Data Individual
Morbiditas Pasien Rawat Inap Perinatologi
Formulir RL2.1, RL2.2, RL2.3 memuat data individual morbiditas pasien rawat
inap Obstetrik, Umum dan Perinatologi setiap pasien pulang dari tanggal 1 – 10
pada periode khusus yaitu bulan Februari, Mei, Agustus dan November.
RL2c, Data Status Immunisasi
Formulir RL2c memuat data status immunisasi sebagai lampiran dari formulir
RL2a
RL3 tentang Data Dasar Rumah Sakit
Formulir RL3 memuat data identitas Rumah Sakit, Surat Izin, Penyelenggara,
Direktur Rumah Sakit, Fasilitas Kesehatan Gigi, Fasilitas Tempat Tidur, Fasilitas
Rawat Jalan
RL4, Data Ketenagaan Rumah Sakit
Formulir RL4 memuat data Ketenagaan Rumah Sakit, Tenaga Kesehatan Medis,
dan Tenaga Non Kesehatan Rumah Sakit.
39
RL5, Data Peralatan Medis Rumah Sakit
Formulir RL5 memuat semua data peralatan medis yang ada di rumah sakit
RL6, Pelaporan Data Infeksi Nosokomial
Formulir RL6 memuat data Infeksi Nosokomial yang ada di rumah sakit.
Laporan Keluarga Berencana
Laporan Kematian
a) Mengingat kebutuhan informulirasi yang lebih terperinci untuk keperluan analisa
dan penilaian upaya pelayanan Rumah Sakit maka telah ditetapkan formulirulir
standar data individual mengenai keadaan penyakit pasien rawat inap dan
ketenagaan Rumah Sakit yang dikirimkan hanya ke Departemen Kesehatan
Direktorat Jenderal Pelayanan Medik.
b) Data individual mengenai penyakit pasien rawat inap terdiri dari tiga (3) macam
sesuai dengan jenis pasien yaitu pasien umum, pasien obstetri dan bayi baru lahir,
yaitu:
Pasien umum (RL 2.1)
Pasien obstetri (RL 2.2)
Bayi baru lahir/lahir mati (RL 2.3)
40
immunisasi dibuat setiap bulan. Data yang dilaporkan keadaan mulai tanggal 1
sampai dengan tanggal 30/31 setiap bulan yang bersangkutan.
4. Data Inventarisasi – formulir RL3
Formulir RL3 diisi satu kali dalam setahun. Data yang dilaporkan pada RL3
merupakan data dasar sesuai dengan keadaan pada tanggal 31 Desember setiap
tahunnya.
4. Khusus untuk data yang hanya dikirimkan ke Departemen Kesehatan seperti formulir
data individual, mengenai penyakit pasien rawat inap (formulir RL2.1, RL2.2, dan
RL2.3), dibuat bagi setiap pasien yang keluar Rumah Sakit (hidup dan meninggal) pada
tanggal 1-10 bulan Februari, Mei, Agustus dan November.
41
exemplar laporan dikirimkan kepada pemilik/penyelenggara Rumah Sakit
yang bersangkutan.
Arsip Rumah Sakit Khusus formulir individual pasien rawat inap (RL2.1,
RL2.2, RL2.3) dibuat rangkap dua.
Lembaran pertama dikirimkan ke Depkes, sedangkan lembaran kedua
untuk arsip Rumah Sakit.
c. Khusus untuk data RL2a1, RL2b1 dan RL2c dibuat rangkap dua, lembaran
pertama untuk Dinas Kesehatan Dati II dan lembaran kedua untuk arsip. Tetapi
saat ini RSUD Wamena belum mengirim Laporan sampai ke Departemen
Kesehatan. Yaitu Laporan mingguan survilens terpadu, laporan bulanan yaitu
KIA dan Imunisasi serta pemakaian KB da kematian dan jadwal laporan
diserahkan awal minggu pertama tiap bulannya.
42
BAB X
ALUR PASIEN DAN ALUR BERKAS REKAM MEDIS
IX.1. Alur Pasien Rawat Jalan
IX.1.1 Pasien Baru
1) Kewajiban Pasien Baru
Pasien memberikan informasi tentang identitas dirinya secara jelas,
lengkap dan benar sesuai dengan identitas yang berlaku (KTP, SIM,
PASPORT).
Pasien menyelesaikan pembayaran diloket pembayaran ( kasir ).
2) Alur Pasien Baru
Setiap pasien yang datang baik datang sendiri, rujukan Dokter Praktek ,
rujukan Puskesmas atau Instansi Kesehatan lain, harus mendaftar
dibagian informasi atau pendaftaran.
Pasien yang datang dapat dilayani dengan membawa surat rujukan
maupun tidak.
Pasien atau keluarga pasien mengisi formulir Pendaftaran Pasien Baru
untuk mendapatkan Buku Kesehatan Ibu atau Kartu Berobat bagi pasien
yang berobat bukan pada dokter kebidanan.
Pasien ditimbang berat badannya, tinggi badan, dan lingkar kepala bagi
pasien bayi atau anak – anak dan untuk pasien dewasa diukur tensinya
dan di timbang berat badannya oleh petugas peneriman pasien.
Pasien dipersilahkan menunggu dipoliklinik dokter yang dituju.
Setelah pasien selesai berkonsultasi dengan dokter, pasien menyelesaikan
pembayaran di kasir.
43
menghubungi pihak rumah sakit sebelumnya.
Pasien yang datang atas kemauan sendiri atau tidak dengan perjanjian.
2) Kewajiban Pasien Lama
Pasien memberikan informasi tentang identitas dirinya secara jelas,
lengkap dan benar sesuai dengan identitas yang berlaku (KTP, SIM,
PASPORT).
Pasien menyelesaikan pembayaran diloket pembayaran ( kasir ).
3) Alur Pasien Lama
Pasien Perjanjian
Pasien mendaftar ke dokter yang dituju dengan memberitahukan nama, tgl
lahir, tlp, nomor buku (no.RM) Setelah itu pasien mendapatkan nomor tunggu
dan waktu kehadiran.
Setiap pasien yang datang baik datang sendiri, rujukan Dokter Praktek, rujukan
Puskesmas atau Instansi Kesehatan lain mendaftar dibagian informasi untuk
mendapatkan informasi nomor tunggu pasien. Pasien cukup menyebutkan nama
dokter yang dituju dan pasien akan mendapatkan informasi nomor antrian
pendaftaran untuk dokter yang dituju.
Pasien menyerahkan Buku Kesehatan Ibu atau anak dan kartu berobat atau
KIUP pasien (bagi pasien yang berobat bukan pada dokter kebidanan) kepada
petugas pendaftaran.
Pasien ditimbang berat badannya, Tinggi badan, lingkar kepala bagi pasien
anak atau bayi dan pasien dewasa diukur tekanan darahnya oleh petugas
peneriman pasien.
Pasien dipersilahkan menunggu diruang tunggu poliklinik dokter yang dituju.
Setelah pasien selesai berkonsultasi dengan dokter, pasien diantar perawat
poliklinik ke apotik atau penunjang lainnya.
Pasien kebagian kasir untuk menyelesaikan biaya administrasi.
44
menunjukkan Buku Kasehatan Ibu dan anak atau Kartu Berobat bagi pasien
yang berobat bukan pada dokter kebidanan kepada petugas informasi.
Pasien menyerahkan, Buku Kesehatan Ibu dan anak atau Kartu Berobat bagi
pasien yang berobat bukan pada dokter kebidanan kepada petugas penerimaan
pasien.
Pasien ditimbang berat badannya, Tinggi badan, lingkar kepala bagi pasien
anak atau bayi dan pasien dewasa diukur tekanan darahnya oleh petugas
peneriman pasien.
Pasien dipersilahkan menunggu diruang tunggu poliklinik dokter yang dituju.
Setelah pasien selesai berkonsultasi dengan dokter, pasien diantar perawat
poliklinik ke apotik atau penunjang lainnya.
Pasien kebagian kasir untuk menyelesaikan biaya administrasi.
45
2) Alur Pasien Lama
Pasien datang kebagian IGD untuk mendaftar.
Pasien ditolong terlebih dahulu oleh perawat IGD.
Pasien / keluarga pasien menyerahkan Buku Kesehatan kepada petugas
IGD dan Perawat IGD mencari berkas rekam medis pasien tersebut.
Setelah pasien selesai mendapatkan pertolongan dari dokter / perawat
IGD, pasien /keluarga pasien diantar perawat kebagian apotik/penunjang
lainnya atau langsung dirujuk ke RS lain.
Pasien kebagian kasir untuk menyelesaikan administrasi.
49
Petugas rekam medis menyiapkan berkas rekam medis baru dan menyertakan
Berkas rekam medis lama untuk di bawa ke ruang perawatan oleh petugas
rekam medis atau perawat.
Setelah pasien selesai menjalani perawatan, dalam waktu 1 x 24 jam Berkas
Rekam Medis dikembalikan ke bagian rekam medis.
Berkas Rekam Medis yang kembali ke bagian rekam medis, kemudian disusun
(assembling), diberi indeks penyakit
Berkas rekam medis difile kembali di rak penyimpanan / penjajaran dan dapat
dikeluarkan kembali untuk keperluan pengisian resume, pendidikan dan
berobat ulang.
50
BAB XI
KOMITE REKAM MEDIS
X.1. Pengertian
Komite rekam medis adalah kelompok kerja rekam medis yang terdiri dari dokter
atau dokter gigi atau tenaga kesehatan lain yang terlibat di dalam pelayanan
kesehatan dalam rangka membantu komite medis agar penyelenggaraan rekam medis
bermutu langsung di bawah Komite rekam medis. Kegiatan lain di Unit rekam medis
RSUD Wamena adalah pembentukan Komite Rekam Medis.
X.2. Keanggotaan
Keanggotaan Komite rekam medis terdiri dari:
Ketua : Dr.
Sekretaris : PJ. Instalasi Rekam Medis
Anggota : Semua PPA (Profesi Pemberi Asuhan) baik itu Dokter,
Perawat/Bidan, Gizi dan Farmasi.
51
diperlukan untuk menilai pelayanan yang diberikan kepada pasien.
Menjamin telah dilaksanakan dengan baik kegiatan pengelolaan rekam medis.
Mengajukan usulan kepada direktur rumah sakit tentang perubahan dalam isi
dan bentuk berkas rekam medis.
BAB XII
PENGENDALIAN MUTU REKAM MEDIS
XI.1. Pengertian
Kegiatan pengendalian mutu rekam medis adalah salah satu sarana untuk dapat
mengetahui seberapa jauh mutu manajemen medis di RSUD Wamena. Kegiatan
rekam medis pada dasarnya merupakan salah satu tugas pokok pengelolaan rekam
medis, yaitu kegiatan secara terus menerus menyeluruh dan terpadu terhadap
terselenggaranya sistem atau program kerja rekam medis yang telah ditetapkan.
Hal ini juga dijelaskan dalam UU Praktik Kedokteran No.29 tahun 2004 pasal 46 ayat
(1): “Setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran wajib
membuat rekam medis.” Selanjutnya dalam ayat (2) disebutkan bahwa “RekamMedis
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus segera dilengkapi setelah pasien selesai
menerima pelayanan kesehatan. Dalam ayat (3) disebutkan bahwa “Setiap catatan
Rekam Medis harus dibubuhi nama, waktu dan tanda tangan petugas yang
memberikan pelayanan atau tindakan.”
XI.2. Tujuan
Tujuan dilakukan pengendalian mutu rekam medis adalah:
Terbentuknya dokumen rekam medis yang lengkap, akurat, tepat dan otentik.
Agar rekam medis lengkap dan dapat digunakan sebagai referensi pelayanan
kesehatan, melindungi minat hukum, sesuai dengan peraturan yang ada.
Menunjang informasi untuk aktifitas penjamin mutu (quality assurance).
Membantu penetapan diagnosis dan prosedur pengkodean penyakit.
Bagi riset medis, studi administrasi dan penggantian biaya perawatan.
53
XI.3. Metode Pengendalian Mutu Rekam Medis
Metode pengendalian mutu rekam medis meliputi dua kegiatan:
54
Analisa kualitatif meliputi:
a. Menelaah konsistensi pengisian lembar rekam medis baik oleh staf medis,
paramedis dan Unit penunjang medis lainnya.
b. Memahami terminologi medis, anatomi, fisiologi, dasar proses kepenyakitan, isi
rekaman.
Pengukuran dan pelaporan kegiatan analisa kualitatif adalah sebagai audit kualitas
pengisian rekam medis rawat jalan dan rawat inap bekerjasama dengan bidang
pelayanan medis.
55
N SASARAN STANDAR TUGAS METODE SAMPLE/
o FREKUENSI
A Kelengkapa Diagnosis Cek kembali Cek list Setiap berkas
n Terapi ada setiap berkas Ada/lengkap pasien yang
Laporan operasi pasien pulang Bila tidak pulang
ada lengkap Sampling
Laporan anesthesi hubungi setiap tiga
ada dokternya/pera bulan sekali
Riwayat penyakit watnya
dan pemeriksaan
fisik ada
Resume medis ada
Tindakan harus
ada informed
consent
B Rekam Dapat ditemukan Monitor waktu Pencatatan Sampling 10
Medis tempatnya setiap anatara pasien waktu dengan berkas setiap
siap pakai saat datang dan pendaftaran 3 bulan
Berkas rawat jalan berkas sampai Cek pasien dalam 2 shift
untuk pasien baru di poli/ruangan datang dan
harus sampai di berkas siap
poli 10 menit, pakai (dengan
pasien lama 5 formulir
menit. khusus)
Berkas rawat inap Cek tracer
untuk pasien
baru/lama siap 5
menit.
Keluar dari rak
paling lama 1
minggu
56
C Kerahasiaan Rekam medis dan Cek tempat Cek di dalam: Cek 2 bulan
berkas yang sampah dilihat -Kantor RM sekali:
terkait tidak boleh: bila ada -RS Kantor RM
dipakai oleh lembar-lembar RS
orang-orang yang yang salah
tidak berhak /
dibawa keluar RS
D Keamanan Ruang kantor dan Cek apakah Apakah ada Mulai dari:
ruang ada orang- berkas yang Poli
penyimpanan RM orang lain tercecer, catat Ruangan
hanya untuk selain petugas nama Dilaksana
petugas RM di ruang RM Memonitor kan teratur
orang-orang acak 1 X
lain seminggu
E Penomoran Tidak ada nomor Cek buku cek pasien Terus
dobel laporan lama/baru menerus
nomor-nomor (komputer)
dobel
F Hasil-hasil Hasil penunjang Setiap hari Catat tanggal 1 minggu
Penunjang medis pasca rawat memasukkan terima dan setiap 3 bulan
Medis Pasca masuk berkas 3 hasil masukkan
Rawat hari setelah hasil laboratorium hasil
tiba di kantor yang diterima laboratorium
rekam medis ke dalam
berkas
G Pemaparan Pemaparan hanya Cek SPO dan Sampling
Informasi dengan buku berdasarkan
persetujuan ekspedisi. buku
tertulis dari pasien Setiap ekspedisi
atau wali permintaan sejumlah 10
formulir di berkas
dokumentasi
57
kan
H Penjajaran Berkas harus Cek di 15 berkas
berkas dijajarkan 24 jam ekspedisi setiap 3 bulan
setelah berkas
diterima di RM
I Koding Harus tepat Cek kesalahan Sampling
harus yang Jumlah koding mengkoding 1 x 2 bulan
tepat Koding tindakan 10
dan penyakit berkas/bulan
(tgl. 15_)
58
Disamping beberapa indikator seperti diatas, data penyakit juga dapat digunakan
untuk mencari ”Underlying Couse of Death” yaitu penyakit-penyakit yang didasari
suatu kematian.
60
61