Anda di halaman 1dari 39

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Sistem

Sistem adalah kumpulan atau himpunan dari unsur atau variabel-variabel yang

saling terkait, saling berinteraksi, dan saling tergantung satu sama lain untuk

mencapai tujuan (Tohari, 2013).

Selain itu sistem juga dapat didefinisikan sebagai sekumpulan objek-objek

yang saling berelasi dan berinteraksi serta hubungan antar objek bisa dilihat sebagai

satu kesatuan yang dirancang untuk mencapai satu tujuan yang telah ditetapkan.

2.2 Pengertian Informasi

B.davis (1985) mendefenisikan informasi sebagai data yang telah diolah

menjadi bentuk yang lebih berarti dan berguna bagi penerimanya untuk mengambil

keputusan masa kini maupun yang akan datang.

Raymond McLeod (1995) mendefenisikan informasi sebagai data yang telah

diolah menjadi bentuk yang lebih berarti bagi penerimanya.

2.3 Pengertian Sistem Informasi

Ladjamudin (2005) Sistem informasi adalah suatu sistem didalam organisasi

yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi, mendukung operasi, bersifat

10
manajerial, dan kegiatan strategi dari suatu organisasidan menyediakan pihak luar

tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.

Sedangkan Indrajit (2000) sistem informasi dapat dianalogikan sebagai sebuah

permintaan (demand) dari masyarakat industri, ketika kebutuhan akan saran

pengolahan data komunikasi yang cepat dan murah (menembus ruang dan waktu).

Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi

adalah suatu sistem yang terdiri dari kombinasi yang dibutuhkan oleh organisasi

untuk mencapai tujuan (mengolah input menjadi output).

2.3.1 Karakteristik Sistem

Menurut (Tohari, 2013), suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat

tertentu, yaitu :

1. Komponen atau elemen (Components)

Suatu sistem terdiri dari komponen-komponen yang berinteraksi, yang artinya

saling bekerja sama membentuk satu kesatuan.

2. Batas Sistem (Boundary)

Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara sistem yang satu

dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Adanya batas

sistem, maka sistem dapat membentuk suatu kesatuan, karena dengan batas

sistem ini, fungsi dan tugas dari subsistem satu dengan yang lainnya berbeda

tetapi tetap saling berinteraksi. Dengan kata lain, batas sistem merupakan

ruang lingkup atau scope dari sistem atau subsistem itu sendiri.

11
3. Lingkungan Luar Sistem (Environment)

Lingkungan luar sistem adalah segala sesuatu diluar batas sistem yang

mempengaruhi operasi suatu sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat

menguntungkan atau merugikan. Lingkungan luar sistem yang bersifat

menguntungkan harus dipelihara dan dijaga supaya tidak hilang pengaruhnya.

Sedangkan, lingkungan yang bersifat merugikan harus dihilangkan supaya

tidak menggangu operasi dari sistem.

4. Penghubung Sistem (Interface)

Penghubung sistem merupakan suatu media (penghubung) antara satu

subsistem dengan subsistem lainnya yang membentuk satu kesatuan, sehingga

sumber-sumber daya mengalir dari subsistem yang satu ke subsistem lainnya.

Dengan kata lain, melalui penghubung, output dari subsistem akan menjadi

input bagi subsistem lainnya.

5. Masukan (Input)

Input adalah energi atau sesuatu yag dimasukkan ke dalam suatu sistem yang

dapat berupa masukkan yaitu energi yang dimasukkan supaya sistem dapat

beroperasi atau masukkan sinyal yang merupakan energi yang diproses untuk

menghasilkan suatu luaran.

6. Luaran (Output)

Merupakan hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi luaran

yang berguna, juga merupakan luaran atau tujuan akhir dari sisem.

12
7. Pengolah (Proses)

Suatu sistem mempunyai bagian pengolah yang akan mengubah input menjadi

output.

8. Sasaran (Objektive)

Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan

sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. Suatu sistem dikatakan

berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya.

2.4 Model Pengembangan Sistem

Dalam pengembangan sistem informasi, salah satu model dinamakan siklus

hidup pengembangan sistem (Systems Development Life Cycle/SDLC) yang memuat

langkah-langkah yang semestinya diikuti dalam perancangan basis data dan

pemrogram, untuk menspesifikasikan, mengembangkan, serta memelihara sistem

informasi. Proses ini sering digambarkan secara bertingkat seperti yang diperlihatkan

pada gambar 2.1. Metafora bertingkat atau air terjun (waterfall) digunakan untuk

menggambarkan bahwa keluaran dari suatu tahap merupakan masukan untuk tahap

berikutnya. Walaupun demikian, seperti yang diperlihatkan di gambar 2.1 proses ini

tidak benar-benar berjalan secara linear, suatu tahap mungkin berjalan secara parallel

serta dimungkinka untuk kembali pada langkah berikutnya (proses iterasi) saat suatu

keputusan tertentu perlu dipertimbangkan kembali (Nugroho, 2011).

13
Identifikasi Proyek
& Seleksi

Inisiasi Proyek &


Perencanaan

Analisis

Perancangan
Logika

Perancangan Fisik

Implementasi

Pemeliharaan

Gambar 2.1 Pengembangan Sistem SDLC

Gambar 2.1 diatas adalah tahapan dari model SDLC yang dipecahkan

menjadi 7 tahapan meskipun secara garis besar sama dengan tahapan pada umumnya.

Berikut adalah penjelasan dari tahap-tahap yang dilakukan di dalam model ini :

1. Identifikasi Proyek & Seleksi

Tujuan : pemahaman awal situasi proyek

Hasil : permintaan formal untuk mengembangkan sistem informasi untuk

menyelesaikan permasalahan proyek

2. Inisiasi Proyek & Perencanaan

Tujuan : untuk menentukan spesifikasi kebutuhan dan bagaimana sistem dapat

membantu menyelesaikan permasalahan.

14
Hasil : permintaan tertulis untuk pembuatan sistem atau pengembangan yang

sudah ada.

3. Analisis

Tujuan : menganalisis situasi proyek untuk menspesifikasikan dan

menstrukturkan kebutuhan pengguna dan menyeleksi fitur sistem yang lain.

Tujuan : spesifikasi fungsional sistem

4. Perancangan logika

Tujuan : mendapatkan dan menstrukturkan kebutuhan sistem secara keseluruhan

Hasil : spesifikasi terperinci untuk data, laporan, tampilan, dan aturan

pemrosesan.

5. Perancangan fisik

Tujun : mengembangkan spesifikasi teknologi

Hasil : struktur program dan basis data, perancangan struktur fisik

6. Implementasi

Tujuan : menulis program, membuat basis data, menginstal, dan menguji sistem

Hasil : program dan dokumentasi

7. Pemeliharaan

Tujuan : memantau kegunaan / fungsi sistem

Hasil : audit sitem secara periodic

15
2.5 Sistem Informasi Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Sistem Informasi Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat yang

selanjutnya disebut Simlitabmas. Dengan Simlitabmas, proses pengajuan dan

seleksi proposal, monitoring dan evaluasi pelaksanaan, laporan akhir, penggunaan

anggaran, serta pelaporan hasil-hasil penelitian dan pengabdian kepada

masyarakat dapat dikelola dengan baik sehingga transparansi, efisiensi dan

akuntabilitas dapat dijamin.

Perguruan tinggi berkewajiban menyelenggarakan penelitian dan

pengabdian kepada masyarakat disamping melaksanakan pendidikan

sebagaimana diamanahkan oleh Undang- undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional Pasal 20. Sejalan dengan kewajiban tersebut, Undang-

undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi Pasal 45 menegaskan

bahwa penelitian di perguruan tinggi diarahkan untuk mengembangkan ilmu

pengetahuan dan teknologi, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan

daya saing bangsa. Dalam pasal tersebut juga ditegaskan bahwa pengabdian

kepada masyarakat merupakan kegiatan sivitas akademika dalam mengamalkan

dan membudayakan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk memajukan

kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Selanjutnya dalam Pasal 1 Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan

Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2015 tentang Standar

Nasional Pendidikan Tinggi juga telah menyebutkan bahwa Standar Nasional

16
Pendidikan Tinggi, adalah satuan standar yang meliputi Standar Nasional

Pendidikan, ditambah dengan Standar Nasional Penelitian, dan Standar Nasional

Pengabdian kepada Masyarakat. Dalam pasal tersebut juga dijelaskan bahwa

Standar Nasional Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat adalah kriteria

minimal tentang sistem penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat pada

perguruan tinggi yang berlaku di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan

Republik Indonesia.

Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2015 tentang Kementerian Riset,

Teknologi, dan Pendidikan Tinggi yang disebutkan dalam pasal 2 bahwa

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi mempunyai tugas

menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang riset, teknologi, dan pendidikan

tinggi untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara.

Dalam pelaksanaannya Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi telah

menetapkan visi tahun 2015-2019 sebagai berikut : “Terwujudnya pendidikan

tinggi yang bermutu serta kemampuan iptek dan inovasi untuk mendukung daya

saing bangsa” Pendidikan tinggi yang bermutu dimaksudkan untuk menghasilkan

lulusan yang berpengetahuan, terdidik, dan terampil, sedangkan kemampuan

iptek dan inovasi dimaknai oleh keahlian SDM dan lembaga litbang serta

perguruan tinggi dalam melaksanakan kegiatan penelitian, pengembangan, dan

penerapan iptek yang ditunjang oleh penguatan kelembagaan, sumber daya, dan

jaringan.

Sementara itu, peningkatan daya saing bangsa bermakna bahwa iptek dan

17
pendidikan tinggi dapat memberikan kontribusi dalam penguatan

perekonomian yang ditunjukkan oleh keunggulan produk teknologi hasil

litbang yang dihasilkan oleh industri/perusahaan yang didukung oleh lembaga

litbang (LPNK, LPK, Badan Usaha, dan Perguruan Tinggi) dan tenaga terampil

pendidikan tinggi.

Dalam upaya untuk mewujudkan visi tersebut di atas Kemenristekdikti

mempunyai misi yaitu 1). Meningkatkan akses, relevansi, dan mutu pendidikan

tinggi untuk menghasilkan SDM yang berkualitas; dan 2). Meningkatkan

kemampuan Iptek dan inovasi untuk menghasilkan nilai tambah produk inovasi.

Misi ini mencakup upaya menjawab permasalahan pembangunan iptek dan

pendidikan tinggi pada periode 2015-2019 dalam segi pembelajaran dan

kemahasiswaan, kelembagaan, sumber daya, riset dan pengembangan, dan

penguatan inovasi. Dalam Lampiran Permen Ristekdikti No. 13 Tahun 2015

tentang Rencana Strategis Kementerian Riset, Teknologi Dan Pendidikan Tinggi

Tahun 2015–2019 disebutkan juga bahwa untuk dapat memenuhi harapan

masyarakat agar Perguruan Tinggi juga bisa berperan sebagai agent of economic

development, maka Perguruan Tinggi dituntut untuk dapat menghasilkan inovasi

yang dapat memberikan manfaat ekonomis bagi masyarakat secara luas. Perguruan

Tinggi Indonesia telah banyak menghasilkan inovasi yang mendatangkan manfaat

langsung bagi masyarakat. Ke depan, Perguruan Tinggi harus lebih didorong dan

difasilitasi untuk dapat menghasilkan lebih banyak lagi inovasi yang bermanfaat

langsung pada masyarakat. Sebagaimana tertuang dalam Lampiran Permen

18
Ristekdikti No. 13 Tahun 2015, sasaran program dan indikator kinerja program

yang berkaitan langsung dengan luaran penelitian dan pengabdian kepada

masyarakat meliputi :

a. Meningkatnya kualitas pembelajaran dan kemahasiswaan pendidikan tinggi.

b. Meningkatnya kualitas kelembagaan Iptek dan Dikti.

c. Meningkatnya relevansi, kualitas, dan kuantitas sumber daya Iptek dan

Dikti.

d. Meningkatnya relevansi dan produktivitas riset dan pengembangan.

e. Menguatnya kapasitas inovasi.

Agar amanah di atas dapat dilaksanakan dengan baik, pelaksanaan

penelitian dan pengabdian kepada masyarakat di perguruan tinggi harus diarahkan

untuk mencapai tujuan dan standar tertentu. Secara umum tujuan penelitian di

perguruan tinggi adalah:

a. Menghasilkan penelitian yang sesuai dengan prioritas nasional yang

ditetapkan oleh Pemerintah dan mengacu pada Permen Ristekdukti Nomor

13 Tahun 2015 Tentang Rencana Strategis Kementerian Riset, Teknologi,

dan Pendidikan Tinggi Tahun 2015-2019.

b. Menjamin pengembangan penelitian unggulan spesifik berdasarkan keunggulan

komparatif dan kompetitif.

c. Mencapai dan meningkatkan mutu sesuai target dan relevansi hasil

penelitian bagi masyarakat Indonesia.

d. Meningkatkan diseminasi hasil penelitian dan perlindungan kekayaan

19
intelektual secara nasional dan internasional.

Setiap perguruan tinggi diharapkan dapat mengelola penelitian yang

memenuhi standar yang telah dijelaskan dalam Permenristekdikti Nomor 44

Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi terkait dengan ruang

lingkup dan penjelasan Standar Nasional Penelitian sebagai berikut:

1. Standar hasil penelitian, yaitu mencakup kriteria minimal tentang:

a. Mutu hasil penelitian.

b. Diarahkan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta

meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan daya saing bangsa.

c. Semua luaran yang dihasilkan melalui kegiatan yang memenuhi kaidah dan

metode ilmiah secara sistematis sesuai otonomi keilmuan dan budaya

akademik.

d. Terpenuhinya capaian pembelajaran lulusan serta memenuhi ketentuan

dan peraturan di perguruan tinggi.

e. Tidak bersifat rahasia, tidak mengganggu dan/atau tidak membahayakan

kepentingan umum atau nasional wajib disebarluaskan dengan cara

diseminarkan, dipublikasikan, dipatenkan, dan/atau cara lain yang dapat

digunakan untuk menyampaikan hasil penelitian kepada masyarakat.

2. Standar isi penelitian, yaitu merupakan kriteria minimal yang meliputi:

a. Kedalaman dan keluasan materi penelitian dasar dan penelitian terapan.

b. Berorientasi pada luaran penelitian yang berupa penjelasan atau penemuan

20
untuk mengantisipasi suatu gejala, fenomena, kaidah, model, atau

postulat baru.

c. Orientasi pada luaran penelitian yang berupa inovasi serta pengembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi yang bermanfaat bagi masyarakat, dunia

usaha, dan industri.

d. Mencakup materi kajian khusus untuk kepentingan nasional.

e. Memuat prinsip-prinsip kemanfaatan, kemutahiran, dan mengantisipasi

kebutuhan masa mendatang.

3. Standar proses penelitian, yaitu meliputi:

a. Kegiatan penelitian yang terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, dan

pelaporan.

b. Memenuhi kaidah dan metode ilmiah secara sistematis sesuai dengan

otonomi keilmuan dan budaya akademik.

c. Mempertimbangkan standar mutu, keselamatan kerja, kesehatan,

kenyamanan, serta keamanan peneliti, masyarakat, dan lingkungan.

d. Penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa dalam rangka melaksanakan

tugas akhir, skripsi, tesis, atau disertasi, selain harus memenuhi ketentuan

dan juga harus mengarah pada terpenuhinya capaian pembelajaran lulusan

serta memenuhi ketentuan dan peraturan di perguruan tinggi.

4. Standar penilaian penelitian, yaitu merupakan kriteria minimal penilaian yang

meliputi:

a. Proses dan hasil penelitian yang dilakukan secara terintegrasi dengan

21
prinsip penilaian paling sedikit edukatif, objektif, akuntabel, dan transparan

yang merupakan penilaian yang prosedur dan hasil penilaiannya dapat

diakses oleh semua pemangku kepentingan.

b. Harus memperhatikan kesesuaian dengan standar hasil, standar isi, dan

standar proses penelitian.

c. Penggunaan metode dan instrumen yang relevan, akuntabel, dan dapat

mewakili ukuran ketercapaian kinerja proses dan pencapaian kinerja hasil

penelitian dengan mengacu ketentuan dan peraturan di perguruan tinggi.

5. Standar peneliti, merupakan kriteria minimal peneliti yang meliputi:

a. Kemampuan peneliti untuk melaksanakan penelitian.

b. Kemampuan tingkat penguasaan metode penelitian yang sesuai dengan

bidang keilmuan, objek penelitian, serta tingkat kerumitan dan tingkat

kedalaman penelitian yang ditentukan berdasarkan kualifikasi akademik

dan hasil penelitian.

c. Menentukan kewenangan melaksanakan penelitian diatur dalam

pedoman rinci yang dikeluarkan oleh Direktur Jenderal.

6. Standar sarana dan prasarana penelitian, merupakan kriteria minimal:

a. Sarana dan prasarana yang diperlukan untuk menunjang kebutuhan isi

dan proses penelitian dalam rangka memenuhi hasil penelitian.

b. Sarana perguruan tinggi yang digunakan untuk memfasilitasi penelitian

paling sedikit terkait dengan bidang ilmu program studi serta dapat

dimanfaatkan juga untuk proses pembelajaran dan kegiatan

22
pengabdian kepada masyarakat.

c. Memenuhi standar mutu, keselamatan kerja, kesehatan, kenyamanan, dan

keamanan peneliti, masyarakat, dan lingkungan.

7. Standar pengelolaan penelitian, merupakan kriteria minimal tentang:

a. Perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pemantauan dan evaluasi, serta

pelaporan kegiatan penelitian.

b. Pengelolaan penelitian sebagaimana dimaksud dilaksanakan oleh unit

kerja dalam bentuk kelembagaan yang bertugas untuk mengelola penelitian

seperti lembaga penelitian, lembaga penelitian dan pengabdian kepada

masyarakat, atau bentuk lainnya yang sejenis sesuai dengan kebutuhan dan

ketentuan perguruan tinggi.

8. Standar pendanaan dan pembiayaan penelitian, yaitu:

a. Kriteria minimal sumber dan mekanisme pendanaan dan pembiayaan

penelitian yang berasal dana penelitian internal pergruan tinggi,

pemerintah, kerja sama dengan lembaga lain baik di dalam maupun di luar

negeri, atau dana dari masyarakat.

b. Digunakan untuk membiayai perencanaan penelitian, pelaksanaan

penelitian, pengendalian penelitian, pemantauan dan evaluasi penelitian,

pelaporan hasil penelitian, dan diseminasi hasil penelitian.

c. Dana pengelolaan penelitian wajib disediakan oleh perguruan tinggi

digunakan untuk membiayai manajemen penelitian (seleksi proposal,

23
pemantauan dan evaluasi, pelaporan penelitian, dan diseminasi hasil

penelitian), peningkatan kapasitas peneliti, dan insentif publikasi ilmiah atau

insentif Hak Kekayaan Intelektual (HKI).

d. Perguruan tinggi tidak dibenarkan untuk mengambil fee dari para peneliti.

2.6 Tujuan Pengabdian kepada Masyarakat di Perguruan Tinggi

a. Menciptakan inovasi teknologi untuk mendorong pembangunan ekonomi

Indonesia dengan melakukan komersialisasi hasil penelitian.

b. Memberikan solusi berdasarkan kajian akademik atas kebutuhan,

tantangan, atau persoalan yang dihadapi masyarakat, baik secara

langsung maupun tidak langsung.

c. Melakukan kegiatan yang mampu mengentaskan masyarakat tersisih

(preferential option for the poor) pada semua strata, yaitu masyarakat

yang tersisih secara ekonomi, politik, sosial, dan budaya.

d. Melakukan alih teknologi, ilmu, dan seni kepada masyarakat untuk

pengembangan martabat manusia dan kelestarian sumber daya alam.

Seperti halnya pelaksanaan penelitian, setiap perguruan tinggi diharapkan

dapat mengelola pengabdian kepada masyarakat berdasar Permenristekdikti

Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi terkait

dengan ruang lingkup dan penjelasan Standar Nasional Pengabdian kepada

Masyarakat sebagai berikut:

24
1. Standar hasil pengabdian kepada masyarakat, merupakan kriteria yang

meliputi:

a. Minimal hasil pengabdian kepada masyarakat dalam menerapkan,

mengamalkan, dan membudayakan ilmu pengetahuan dan teknologi guna

memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

b. Hasil pengabdian kepada masyarakat dapat berupa penyelesaian masalah

yang dihadapi masyarakat dengan memanfaatkan keahlian sivitas

akademik yang relevan, pemanfaatan teknologi tepat guna, bahan

pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi atau bahan ajar atau modul

pelatihan untuk pengayaan sumber belajar.

2. Standar isi pengabdian kepada masyarakat, merupakan kriteria minimal

tentang:

a. Kedalaman dan keluasan materi pengabdian kepada masyarakat mengacu

pada standar hasil pengabdian kepada masyarakat yaitu bersumber dari hasil

penelitian atau pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai

dengan kebutuhan masyarakat.

b. Hasil penelitian atau pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

yang dapat diterapkan langsung dan dibutuhkan oleh masyarakat

pengguna, memberdayakan masyarakat, teknologi tepat guna yang dapat

dimanfaatkan dalam rangka meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan

25
masyarakat, model pemecahan masalah, rekayasa sosial, dan/atau

rekomedasi kebijakan yang dapat diterapkan langsung oleh masyarakat,

dunia usaha, industri, dan/atau Pemerintah, serta Hak Kekayaan Intelektual

(HKI) yang dapat diterapkan langsung oleh masyarakat, dunia usaha dan

industri.

3. Standar proses pengabdian kepada masyarakat, merupakan kriteria minimal

tentang:

a. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang terdiri atas perencanaan,

pelaksanaan, dan pelaporan kegiatan.

b. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dapat berupa pelayanan kepada

masyarakat, penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai dengan

bidang keahliannya, peningkatan kapasitas masyarakat; atau pemberdayaan

masyaraka.

c. Pengabdian kepada masyarakat yang wajib mempertimbangkan standar

mutu, menjamin keselamatan kerja, kesehatan, kenyamanan, serta

keamanan pelaksana, masyarakat, dan lingkungan.

d. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa

sebagai salah satu dari bentuk pembelajaran harus mengarah pada

terpenuhinya capaian pembelajaran lulusan serta memenuhi ketentuan

dan peraturan di perguruan tinggi.

e. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yng harus diselenggarakan secara

terarah, terukur, dan terprogram.

26
4. Standar penilaian pengabdian kepada masyarakat, merupakan kriteria

minimal penilaian terhadap:

a. Proses dan hasil pengabdian kepada masyarakat.

b. Penilaian proses dan hasil pengabdian kepada masyarakat dilakukan secara

terintegrasi dengan prinsip penilaian paling sedikit dari sisi edukatif,

objektif, akuntabel, dan transparan.

c. Kesesuaian dengan standar hasil, standar isi, dan standar proses

pengabdian kepada masyarakat.

d. Tingkat kepuasan masyarakat, terjadinya perubahan sikap, pengetahuan,

dan keterampilan pada masyarakat sesuai dengan sasaran program, dapat

dimanfaatkannya ilmu pengetahuan dan teknologi di masyarakat secara

berkelanjutan, terciptanya pengayaan sumber belajar dan/atau pembelajaran

serta pematangan sivitas akademika sebagai hasil pengembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi, serta teratasinya masalah sosial dan

rekomendasi kebijakan yang dapat dimanfaatkan oleh pemangku

kepentingan.

e. Dapat dilakukan dengan menggunakan metode dan instrumen yang relevan,

akuntabel, dan dapat mewakili ukuran ketercapaian kinerja proses dan

pencapaian kinerja hasil pengabdian kepada masyarakat.

27
5. Standar pelaksana pengabdian kepada masyarakat, merupakan kriteria minimal

yang meliputi:

a. Kemampuan pelaksana untuk melaksanakan pengabdian kepada

masyarakat.

b. Wajib memiliki penguasaan metode penerapan keilmuan yang sesuai

dengan bidang keahlian, jenis kegiatan, serta tingkat kerumitan dan

kedalaman sasaran kegiatan yang ditentukan berdasarkan kualifikasi

akademik dan hasil pengabdian kepada masyarakat.

c. Kemampuan pelaksana pengabdian kepada masyarakat untuk menentukan

kewenangan melaksanakan pengabdian kepada masyarakat yang diatur

dalam pedoman rinci yang dikeluarkan oleh Direktur Jenderal.

6. Standar sarana dan prasarana pengabdian kepada masyarakat, merupakan

criteria minimal tentang:

a. Sarana dan prasarana yang diperlukan untuk menunjang proses pengabdian

kepada masyarakat dalam rangka memenuhi hasil pengabdian kepada

masyarakat yang ada di perguruan tinggi untuk memfasilitasi

pengabdian kepada masyarakat yang terkait dengan penerapan bidang ilmu

dari program studi yang dikelola perguruan tinggi dan area sasaran kegiatan.

b. Sarana dan prasarana pengabdian kepada masyarakat merupakan sarana

perguruan tinggi yang dimanfaatkan juga untuk proses pembelajaran dan

28
kegiatan penelitian serta harus memenuhi standar mutu, keselamatan

kerja, kesehatan, kenyamanan, dan keamanan.

7. Standar pengelolaan pengabdian kepada masyarakat, merupakan kriteria

minimal tentang:

a. Perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pemantauan dan evaluasi, serta

pelaporan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan oleh

unit kerja dalam bentuk kelembagaan yang bertugas untuk mengelola

pengabdian kepada masyarakat dengan bentuk lembaga penelitian dan

pengabdian kepada masyarakat, atau bentuk lainnya yang sejenis sesuai

dengan kebutuhan dan ketentuan perguruan tinggi.

b. Kelembagaan yang wajib untuk menyusun dan mengembangkan rencana

program pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan rencana strategis

pengabdian kepada masyarakat perguruan tinggi, serta menyusun dan

mengembangkan peraturan, panduan, dan sistem penjaminan mutu internal

kegiatan pengabdian kepada masyarakat.

c. Kelembagaan yang dapat memfasilitasi pelaksanaan kegiatan pengabdian

kepada masyarakat yang meliputi pelaksanaan pemantauan, evaluasi

pelaksanaan, diseminasi hasil pengabdian kepada masyarakat.

d. Kelembagaan yang dapat memfasilitasi kegiatan peningkatan kemampuan

pelaksana pengabdian kepada masyarakat, memberikan penghargaan kepada

pelaksana pengabdian kepada masyarakat yang berprestasi,

29
mendayagunakan sarana dan prasarana pengabdian kepada masyarakat

pada lembaga lain melalui kerja sama.

e. Kemampuan lembaga untuk dapat melakukan analisis kebutuhan yang

menyangkut jumlah, jenis, dan spesifikasi sarana dan prasarana pengabdian

kepada masyarakat, serta menyusun dan menyampaikan laporan kegiatan

pengabdian pada masyarakat yang dikelolanya ke pangkalan data

pendidikan tinggi.

8. Standar pendanaan dan pembiayaan pengabdian kepada masyarakat,

merupakan kriteria minimal:

a. Sumber dan mekanisme pendanaan dan pembiayaan pengabdian kepada

masyarakat melalui dana internal perguruan tinggi, pendanaan

pemerintah, kerja sama dengan lembaga lain, baik di dalam maupun di luar

negeri, atau dana dari masyarakat.

b. Pengelolaan pendanaan pengabdian kepada masyarakat bagi dosen atau

instruktur yang digunakan untuk membiayai perencanaan, pelaksanaan,

pengendalian, pemantauan dan evaluasi, pelaporan, serta diseminasi hasil

pengabdian kepada masyarakat.

c. Mekanisme pendanaan dan pembiayaan pengabdian kepada masyarakat yag

harus diatur berdasarkan ketentuan di perguruan tinggi.

d. Perguruan tinggi wajib menyediakan dana pengelolaan termasuk

peningkatan kapasitas pelaksana pengabdian kepada masyarakat.

30
e. Perguruan tinggi tidak dibenarkan untuk mengambil fee dari

pelaksana pengabdian kepada masyarakat.

Agar tujuan dan standar penelitian dan pengabdian kepada masyarakat di

perguruan tinggi dapat dicapai, Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan

Pengembangan (Ditjen Penguatan Risbang), cq. Direktorat Riset dan Pengabdian

kepada Masyarakat (DRPM) mendorong dan memfasilitasi para dosen dalam

melaksanakan kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat guna

mendukung peningkatan mutu pendidikan tinggi, daya saing bangsa, dan

kesejahteraan rakyat secara terprogram dan berkelanjutan. Program penelitian dan

pengabdian kepada masyarakat pada DRPM Ditjen Risbang mencakup

bidang/rumpun ilmu.

Selain mengembangkan berbagai program penelitian dan pengabdian kepada

masyarakat langsung ke perguruan tinggi, DRPM juga senantiasa membangun kerja

sama dengan berbagai lembaga mitra, baik di tingkat nasional maupun

internasional. Di tingkat nasional, kerja sama dilakukan dengan lembaga

pemerintah, seperti kementerian/non-kementerian, pemerintah daerah, dan

lembaga kemasyarakatan. DRPM juga terus mengembangkan kerja sama

perguruan tinggi Indonesia dengan lembaga riset internasional, asosiasi

keilmuan, dan lembaga pendidikan di berbagai negara.

Disamping program hibah penelitian yang bersifat mono tahun, sejak Tahun

ke 1992 DRPM telah mengeluarkan berbagai program hibah penelitian jangka

31
panjang (multitahun) yang diharapkan dapat menghasilkan luaran yang benar-

benar bermutu dan bermanfaat bagi pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.

Mulai tahun 2011, sebagian kegiatan penelitian telah dilimpahkan kewenangan

pengelolaannya ke perguruan tinggi. Kebijakan ini diharapkan dapat lebih

meningkatkan budaya meneliti bagi para dosen serta merangsang terbentuknya

kelompok-kelompok peneliti handal secara merata di seluruh perguruan tinggi

Indonesia. Perguruan tinggi juga diwajibkan untuk mengembangkan program

penelitian unggulan guna memanfaatkan kepakaran, sarana dan prasarana yang ada

di perguruan tinggi selaras dengan kebutuhan pembangunan lokal, nasional

maupun internasional. Sementara itu, untuk menjawab tantangan yang lebih

luas dan bersifat strategis, Ditjen Penguatan Risbang melalui DRPM terus

mengembangkan program Penelitian Kompetitif Nasional yang pengelolaannya

dilakukan oleh DRPM.

Sebagai strategi dalam usahanya untuk menopang eksistensi dan

keberlanjutan penguatan penelitian dan pengabdian, Ditjen Penguatan Risbang

secara kontinu telah melaksanakan berbagai program bantuan dalam bentuk

kegiatan atau reward berdasarkan kinerja dan apa yang telah dicapai oleh

peneliti/dosen melalui kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat

sebagaimana diuraikan dalam Tabel 1.1 berikut :

32
Tabel 2.1 program insentif untuk mendukung keberlanjutan penelitian dan

pengabdian kepada masyarakat bagi dosen :

Tabel 2.1 Program Insentif Dosen

No Program Insentif Keterangan


Meningkatkan motivasi dan kemampuan
Pelatihan Penulisan Artikel
menulis artikel ilmiah Internasional dan
1 Ilmiah Internasional dan
Nasional bagi para dosen/peneliti
Nasional
perguruan tinggi
Pelatihan Pemanfaatan Hasil Meningkatkan motivasi dan kemampuan
Penelitian, Pengabdian kepada menulis artikel ilmiah Internasional dan
2 Masyarakat dan Kreativitas Nasional bagi para dosen/peneliti
Mahasiswa yang Berpotensi perguruan tinggi
Paten
Pelatihan Pengelolaan dan Meningkatkan pengelolaan proses jurnal
3
Akreditasi Jurnal Elektronik elektronik yang terstandar
Bantuan Pengelolaan/Tata Pembinaan dan peningkatan mutu jurnal
4
Kelola Jurnal Elektronik elektronik
Menggali dan meningkatkan motivasi,
Pelatihan dosen sebagai calon
dan kemampuan dosen sebagai Calon
5 asesor akreditasi Terbitan
Asesor Akreditasi Terbitan Berkala
Berkala Ilmiah
Ilmiah
Meningkatkan motivasi dan aktualisasi
dosen sebagai peneliti yang diakui
6 Bantuan Seminar Luar Negeri
Internasional melalui keikutsertaan
seminar luar negeri
Memotivasi dan menumbuh-kembangkan
minat dosen perguruan tinggi dalam
7 Insentif Buku Ajar menghasilkan publikasi ilmiah Buku Ajar
yang sesuai dengan disiplin ilmu dan
mata kuliah yang diampunya
Memberikan insentif bagi dosen untuk
menindaklanjuti hasil-hasil penelitian
8 Hibah Buku Teks
dilingkungan perguruan tinggi yang dapat
disusun dalam buku teks

33
Meningkatkan pengelolaan jurnal
Bantuan Internasionalisasi menjadi jurnal beruputasi yang terindeks
9 secara Internasional
Jurnal

Meningkatkan kapasitas dan kualitas


Bantuan Simposium Himpunan himpunan profesi di perguruan tinggi
10
Profesi melalui penyelenggaraan temu ilmiah
yang berbobot
Mendorong dan meningkatkan gairah
para dosen/peneliti untuk
Insentif Artikel Jurnal mempublikasikan artikel ilmiah dalam
11
Internasional berkala ilmiah Internasional bereputasi
sehingga terjadi peningkatan komunikasi
ilmiah antar peneliti tingkat Internasional
Mempublikasi karya dosen/peneliti dalam
Publikasi Elektronik (Profil bentuk profil hasil penelitian,
Hasil PKM, Profil Hasil PPM, pelaksanaan pengabdian kepada
12
Profil Hasil Penelitian, Profil masyarakat, invensi dan paten melalui
HKI) publikasi elektronik
(http://simlitabmas.ristekdikti.goid)
Melanggan dan Menyediakan Meningkatkan referensi ilmiah
13 referensi Ilmiah bagi dosen Internasional bagi para peneliti dosen
peneliti

Kebijakan desentralisasi penelitian pada hakekatnya adalah pelimpahan

tugas dan wewenang kepada perguruan tinggi dalam pengelolaan penelitian agar

tercipta iklim akademik yang kondusif untuk melaksanakan kegiatan penelitian

secara berkualitas, terprogram dan berkesinambungan. Pemberian kewenangan

pengelolaan penelitian ke perguruan tinggi pada akhirnya akan menghasilkan

kemandirian kelembagaan penelitian di perguruan tinggi dalam mengelola

penelitian secara transparan, akuntabel dan objektif. Guna mendukung program

pemberian kewenangan pengelolaan penelitian ke perguruan tinggi agar berjalan

dengan baik, Ditjen Penguatan Risbang melalui DRPM telah melakukan berbagai

34
upaya, yang mencakup hal-hal berikut:

a. Pemetaan kinerja penelitian yang telah mengklasifikasikan perguruan

tinggi kedalam empat kelompok, yaitu kelompok Mandiri, Utama, Madya,

dan Binaan. Pengelompokan ini digunakan sebagai dasar dalam pemberian

kewenangan dan alokasi dana penelitian. Pemetaan kinerja penelitian akan

dilakukan setiap tiga tahun sekali, dengan harapan bahwa setiap

perguruan tinggi akan terus berupaya untuk meningkatkan kinerja

penelitiannya sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan.

b. Penyusunan mekanisme kewenangan pengelolaan penelitian ke perguruan

tinggi sebagai landasan operasional.

c. Penyusunan Sistem Penjaminan Mutu Penelitian Perguruan Tinggi

(SPMPPT).

d. Penyusunan kriteria dan mekanisme pengangkatan penilai internal

perguruan tinggi serta penetapan sistem seleksi proposal.

e. Penyusunan mekanisme monitoring dan evaluasi pelaksanaan penelitia.

2.7 Perancangan UML (Unifield Modeling Language)

Unified Modeling Language (UML) adalah sebuah bahasa untuk menetukan,

visualisasi, kontruksi, dan mendokumentasikan artifact (bagian dari informasi yang

digunakan atau dihasilkan dalam suatu proses pembuatan perangkat lunak. Artifact

35
dapat berupa model, deskripsi atau perangkat lunak) dari sistem perangkat lunak,

seperti pada pemodelan bisnis dan sistem non perangkat lunak lainnya (Ashary, 2013)

2.7.1 Jenis – Jenis Diagram UML

2.7.1.1 Diagram Use Case

Use case diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari

sebuah sistem. Yangditekankan adalah “apa” yang diperbuat sistem, dan bukan

“bagaimana”. Sebuah use casemerepresentasikan sebuah interaksi antara aktordengan

sistem. Use case merupakan sebuahpekerjaan tertentu, misalnya login ke sistem,

meng-create sebuah daftar belanja, dan sebagainya.Seorang/sebuah aktor adalah

sebuah entitas manusia atau mesin yang berinteraksi dengan sistemuntuk melakukan

pekerjaan-pekerjaan tertentu.Use case diagram dapat sangat membantu bila kita

sedang menyusun requirement sebuah sistem,mengkomunikasikan rancangan dengan

klien, dan merancang test case untuk semua feature yangada pada sistem.

Tabel 2.2 merupakan simbol-simbol yang ada pada diagram use case :

Tabel 2.2 Simbol-Simbol Use Case Diagram

NO GAMBAR NAMA KETERANGAN

Menspesifikasikan himpuan peran yang

1 Actor pengguna mainkan ketika berinteraksi

dengan use case.

36
Hubungan dimana perubahan yang terjadi

pada suatu elemen mandiri(independent)

2 Dependency akan mempengaruhi elemen yang

bergantung padanya elemen yang tidak

mandiri (independent).

Hubungan dimana objek anak

Generalizatio (descendent) berbagi perilaku dan struktur


3
n data dari objek yang ada di atasnya objek

induk (ancestor).

Menspesifikasikan bahwa use case


4 Include
sumber secara eksplisit.

Menspesifikasikan bahwa use case target

5 Extend memperluas perilaku dari use case sumber

pada suatu titik yang diberikan.

Apa yang menghubungkan antara objek


6 Association
satu dengan objek lainnya.

Menspesifikasikan paket yang


7 System
menampilkan sistem secara terbatas.

Deskripsi dari urutan aksi-aksi yang

8 Use Case ditampilkan sistem yang menghasilkan

suatu hasil yang terukur bagi suatu actor

37
Interaksi aturan-aturan dan elemen lain

yang bekerja sama untuk menyediakan


9 Collaboration
prilaku yang lebih besar dari jumlah dan

elemen-elemennya (sinergi).

Elemen fisik yang eksis saat aplikasi

10 Note dijalankan dan mencerminkan suatu

sumber daya komputasi

2.7.1.2 Diagram Activity

Activity diagrams memodelkan workflow proses bisnis dan urutan aktivitas

dalam sebuah proses. Diagram ini sangat miripdengan flowchart karena bermodelkan

workflow dari suatu aktivitaske aktivitas lainnya atau dari aktivitas ke status.Activity

diagram juga bermanfaat untuk menggambarkan parallel behavior atau

menggambarkan interaksi antara beberapa use case.

Tabel 2.3 merupakan simbol-simbol yang ada pada activity diagram :

Tabel 2.3 Simbol-Simbol Activity Diagram

NO GAMBAR NAMA KETERANGAN

Memperlihatkan bagaimana masing-

1 Actifity masing kelas antarmuka saling

berinteraksi satu sama lain

38
State dari sistem yang mencerminkan
2 Action
eksekusi dari suatu aksi

3 Initial Node Bagaimana objek dibentuk atau diawali.

Actifity Final Bagaimana objek dibentuk dan


4
Node dihancurkan

Satu aliran yang pada tahap tertentu


5 Fork Node
berubah menjadi beberapa aliran

2.7.1.3 Diagram Class

Class diagram adalah sebuah sfesifikasi yang jika diinstansiasi akan

menghasilkan sebuah objek dan merupakan inti dari pengembangan dan perancangan

berorientasi objek. Kelas menggambarkan keadaan (atribut/property) suatu

sistem.Sekaligus menawarkan layanan untuk memanipulasi keadaan tersebut.

Berikut Tabel 2.4 adalah symbol yang ada pada diagram kelas :

Tabel 2.4 Simbol-Simbol Class Diagram

NO GAMBAR NAMA KETERANGAN

1 Generalization Hubungan dimana objek anak

(descendent) berbagi perilaku dan

struktur data dari objek yang ada di

39
atasnya objek induk (ancestor).

Nary Upaya untuk menghindari asosiasi


2
Association dengan lebih dari 2 objek.

Himpunan dari objek-objek yang


3 Class
berbagi atribut serta operasi yang sama.

Deskripsi dari urutan aksi-aksi yang

4 Collaboration ditampilkan sistem yang menghasilkan

suatu hasil yang terukur bagi suatu actor

Operasi yang benar-benar dilakukan


5 Realization
oleh suatu objek.

Hubungan dimana perubahan yang

terjadi pada suatu elemen mandiri

6 Dependency (independent) akan mempegaruhi

elemen yang bergantung padanya

elemen yang tidak mandiri

Apa yang menghubungkan antara objek


7 Association
satu dengan objek lainnya

2.7.1.4 Diagram Komponen

Diagram komponen digunakan untuk memodelkan aspek fisik dari suatu

sistem. Aspek fisik ini berupa modul-modul yang berisikan code, baik library

40
maupun executable, file atau document yang ada dalam node. Aspek fisik inilah yang

disebut komponen dalam UML.

Diagram komponen ini sangat penting karena apabiladiagram komponen ini

diabaikan, maka aplikasi tidak dapat dilaksanakan secara efesien.Diagram komponen

yang dipersiapkan dengan baik juga sangat penting keberadaannya untuk aspek-aspek

lain dalam aplikasi, misalnya kinerja (performance), perawatan (maintance), dan lain

sebagainya.

Berikut Tabel 2.5 adalah symbol yang ada pada diagram komponen :

Tabel 2.5 Simbol-Simbol Component Diagram

SIMBOL NAMA KETERANGAN


Komponen Sebuah komponen
melambangkan sebuah
entitas software dalam
sebuah sistem. Sebuah
komponen dinotasikan
sebagai sebuah kotak
segiempat dengan dua kotak
kecil tambahan yang
menempel disebelah
kirinya.
Depedency Sebuah Dependency
digunakan untuk
menotasikan relasi antara
dua komponen. Notasinya

41
adalah tanda panah putus-
putus yang diarahkan
kepada komponen tempat
sebuah komponen itu
bergantung.

2.7.1.5 Sequence Diagram

Sequence Diagram menggambarkan interaksi antara sejumlah objectdalam

urutan waktu. Kegunaannya untuk menunjukkan rangkaian pesan yang dikirim antara

object juga interaksi antar object yang terjadi pada titik tertentu dalam eksekusi

sistem.Dalam UML, objectpada diagram sequence digambarkan dengan segi empat

yang berisi nama dariobjectyang digarisbawahi.

Tabel 2.6 merupakan simbol yang ada pada diagram squence :

Tabel 2.6 Simbol-Simbol Squence Diagram

No Komponen Nama Penjelasan


Komponen ini berfungsi sebagai
Actor
1 actor atau orang yang berperan
didalam sistem yang dibuat.
Komponen ini berfungsi sebagai
tujuan arah kemana selanjutnya
2 Message
proses akan berlanjut/komunikasi
antar object – object.
3 Boundary Mengambarkan interaksi antara
satu atau lebih actor dengan

42
sistem, memodelkan bagian
darisistem yang bergantung pada
pihak lain disekitarnya dan
merupakan pembatas sistem
dengan dunia luar
Menggambarkan “perilaku
mengatur”, mengkoordinasikan
Control perilaku sistem dan dinamika dari
4
suatu sistem, menangani tugas
utama dan mengontrol alur kerja
suatu system
Menggambarkan informasi yang
Entity
5 harus disimpan oleh sistem
(struktur data dari sebuah sistem)

Menggambarkan pesan/hubungan
6 Object Message antar obyek yang menunjukkan
urutan kejadian yang terjadi

Mengambarkan pesan/hubungan
Message to Self obyek itu sendiri, yang
7
menunjukkan urutan kejadian yang
terjadi

Eksekusi obyek selama sequence


Lifeline
8 (message dikirim atau diterima
dan aktifasinya)

43
2.7.1.6 Deployment Diagram

Diagram deploymentmenunjukkan tata letak sebuah sistem secara fisik,

menampakkan bagian-bagian softwareyang berjalan pada bagian-bagian hardware

yang digunakan untuk mengimplementasikan sebuah sistem dan keterhubungan

antara komponen-komponenhardwaretersebut.

Tabel 2.7 merupakan simbol yang ada pada deployment Diagram

Tabel 2.7 Simbol-Simbol Deployment Diagram

SIMBOL NAMA KETERANGAN


Node Node menggambarkan
bagian-bagian hardware
dalam sebuah sistem.
Notasi untuk node
digambarkan sebagai
sebuah kubus 3 dimensi.
Association Sebuah association
digambarkan sebagai
sebuah garis yang
menghubungkan dua node
yang mengindikasikan
jalur komunikasi antara
element-elemen hardware.

2.8 Microsoft Visual Basic

44
Visual basic merupakan develoment tools untuk membangun aplikasi dalam

lingkungan windows. Dalam pengembangan aplikasi, visual basic menggunakan

pendekatan visualuntuk merancang user interface dalam bentuk form. Namun, untuk

kodingnya menggunakan dialek bahasa basicyang cendrung mudah dipelajari. Visual

basic telah menjadi tools yang terkenal bagi para pemula maupun para developer

andal.

Pada pemrograman visual, pengembangan aplikasi dimulai dengan

pembentukan user interface, kemudian mengatur properti dari objek-objek yang

digunakan dalam user interface, dan baru dilakukan penulisan kode program untuk

menangani kejadian-kejadian. Tahap pengembangan aplikasi demikian dikenal

dengan istilah pengambangan aplikasi dengan pendekatan bottom up (Andi, 2014).

2.8.1 Tipe-Tipe Data Visual Basic

Sebelum memulai pemrograman dengan Visual Basic, maka ada baiknya kita

mengenal tipe data yang dipakai dalam Visual Basic. Cakupan tipe data dalam Visual

Basic dapat dilihat pada gambar 2.7 berikut ini :

Tabel 2.8 merupakan simbol yang ada pada visual basic

Tabel 2.8 Simbol-Simbol Visual Basic

TIPE SIMBOL JANGKAUAN UKURAN


Boolean Tidak ada True atau False 2 byte
Byte Tidak ada 0 s/d 255 1 byte
Integer % -32.768 s/d 32.7672 2 byte

45
Long & -2.147.486.648 s/d 2.147.483.647 4 byte
Integer
Single  -3.402823E s/d –401298-E-45 4 byte
Double  -1.79769313486232E308 s/d 8 byte
-4.940564584124E-324
Currenc @ -922.337.203.685.477.5808 s/d 8 byte
y -922.337.203.685.477.5808
Date Tidak ada 1 Januari 100 s/d 31 Desember 9999 8 byte
Object Tidak ada Semua objek 4 byte
Text $ 1 s/d 2 trilyiun untuk Win 3.1 hanya Sepanjang
/String sampai 65400 teksnya +
10 byte
Variant Tidak ada Semua angka yang mungkin sebesar Sepanjang
tipe double string dan
teks
User Tidak ada Sepanjang yang telah didefinisikan Sepanjang
Defined oleh pemrogram yang
(ditentuk dibutuhkan
an oleh oleh
pemakai) definisi
tersebut

2.9 MySQL

MySQL adalah sebuah perangkat lunak sistem manajemen basis data SQL

atau yang dikenal dengan DBMS (Database Management System), database ini

multithread, multi user.MySQL AB membuat MySQL tersedia sebagai perangkat

46
lunak gratis di bawah lisensi GNU General Public Licence (GPL), tetapi mereka juga

menjual di bawah lisensi komersial untuk kasus-kasus yang bersifat khusus. Kekuatan

MySQL tidak ditopang oleh sebuah komunitas, seperti Apache, yang dikembangkan

oleh komunitas umum, dan hak cipta untuk kode sumber dimiliki oleh pemillik

masing-masing, tetapi MySQL didukung penuh oleh sebuah perusahaan profesional

dan komersial, yakni MySQL AB dari Swedia. MySQL adalah Relational Database

Mangement System (RDBMS) yang didistribusikan secara gratis di bawah lisensi

GPL (General Public License). Di mana setiap orang bebas untuk menggunakan

MySQL, namun tidak boleh dijadikan produk turunan yang bersifat closed Source

atau komersial. MySQL sebenarnya merupakan turunan salah satu konsep utama

dalam database sejak lama, yaitu SQL (Structured Query Language).SQL adalah

sebuah konsep pengoperasian database, terutama untuk pemilihan atau seleksi dan

pemasukan data, yang memungkinkan pengoperasian data dikerjakan dengan mudah

secara otomatis (Huda dan Komputer, 2010).

Tabel 2.9 merupakan simbol yang ada pada mysql

Tabel 2.9 Simbol-Simbol MySQL

Tipe Data Keterangan


Angka
INT(M)[UNSIGNED]
-2147483648 s/d 2147483647
FLOAT(M,D) Angka Pecahan
Tanggal dan Waktu
DATETIME
Format : YYYY-MM-DD

47
String dengan tetap sesuai dengan yang
CHAR(M) ditentukan. Panjang 1-255 karakter.

String dengan panjang yang berubah-


VARCHAR(M) ubah sesuai dengan yang di simpan saat
itu. Panjang 1-255 karakter.
Teks dengan panjang maksimum 65535
BLOB
karakter
Teks dengan panjang maksimum
LONGBLOB
294967295 karakter

2.10 Crystal Report

Crystal Report adalah suatu progaram aplikasi yang dirancang untuk membuat

laporan-laporan yang dapat diguanakan dengan bahasa pemrograman berbasis

windows, seperti Visual Basic 6.0, Visual C++, Visual Interdev (Hadi, 2007).

48

Anda mungkin juga menyukai