Anda di halaman 1dari 14

Pengertian dan Kemukjizatan

Al-Qur’an
Pengertian Al-Qur’an:
Secara Bahasa?
▶ Lafadzh Qara`a mempunyai arti mengumpulkan dan
menghimpun, dan qira`ah berarti menghimpun huruf-huruf
dan kata-kata satu dengan yang lain dalam suatu ucapan yang
tersusun rapi. Qur`an pada mulanya seperti qira`ah , yaitu
masdar (infinitif) dari kata qara` qira`atan, qur`anan.
Sebagaimana dalam firman Allah SWT :

(18-17 ‫▶ إِنﱠ ﻋَ َﻠ ْﯾﻧَﺎ ﺟَ ﻣْ ﻌَ ُﮫ َوﻗُرْ آَ َﻧ ُﮫ َﻓﺈِذَ ا ﻗَرَ ْأﻧَﺎهُ ﻓَﺎ ﱠﺗﺑِﻊْ ﻗُرْ آَ َﻧ ُﮫ )اﻟﻘﯾﺎﻣﺔ‬
Artinya : "Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah
mengumpulkannya dan membacanya. Apabila Kami telah selesai
membacakannya maka ikutilah bacaannya itu`. (Al;-Qiyamah
:17-18)
Definisi Istilah (Terminologi)?
Kelompok yang mendefisikan Al-Qur’an yang
panjang adalah firman Allah yang bermukjizat yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad saw., yang ditulis
dalam mushaf-mushaf yang diriwayatkan secara
mutawatir bernilai ibadah bagi yang membacanya.

Kelompok yang mendenisikan Al-Qur’an dengan


sedang-sedang saja adalah lafadz yang diturunksn
kepada Nabi Muhammad yang diriwayatkan secara
mutawatir dan bernilai ibadah bagi yang membacanya.

Kelompok yang mendefisikan Al-Qur’an


dengan singkat dengan menyebut satu sifat
atau dua sifat untuk mensifati kalam Allah .
Nama Lain Al-Qur’an
● Al-Kitab: karena ayat-ayat AL-Qur’an tertulis dalam
bentuk kitab. Dalilnya:
‫ذﻟك اﻟﻛﺗﺎب ﻻرﯾب ﻓﯾﮫ ھدى ﻟﻠﻣﺗﻘﯾن‬
● Al-Furqon (Pembeda): membedakan yang hak dan
bathil, antara yang benar dan yang salah dan antara
yang baik dan yang buruk. Seperti firman-Nya:
‫َﺗﺑَﺎرَ َك ا ﱠﻟذِي ﻧَزﱠ ل َ ا ْﻟﻔُرْ ﻗَﺎنَ ﻋَ ﻠَﻰ ﻋَ ْﺑدِه ﻟِ َﯾﻛ ُْونَ ﻟِﻠْﻌَ ﺎ َﻟ ِﻣﯾْنَ َﻧ ِذﯾْرً ا‬
● Al-Dzikr: peringatan karena menurut al-Zarkasyi,
Al-Qur’an mengandung peringatan-peringatan,
nasihat-nasihat, serta mengenai informasi mengenai
umat yang telah lalu.
‫َوأَﻧْزَ ْﻟﻧَﺎ إِ َﻟ ْﯾ َك اﻟﱢﻛْ رَ ﻟِ ُﺗ َﺑﯾﱢنَ ﻟِﻠﻧﱠﺎسِ ﻣَﺎ ﻧُزﱢ ل َ إِ َﻟ ْﯾ ِﮭ ْم‬
Perbedaan Al-Qur’an
dengan Hadist Qudsi
1. Al-Qur’an adalah Kalam Allah yang diwahyukan kepada
Rasulullah dengan lafalnya, dan lafalnya adalah mu’jizat.
Sedangkan Hadist Qudsi lafalnya bukan mu’jizat.
2. Al-Qur’an dinisbahkan langsung kepada Allah SWT.,
terlihat dari redaksi yang dipakai “Allah Ta’ala telah
berfirman.” Sedangkan Hadist Qudsi periwayatannya
disandarkan kepada Allah SWT.
3. Al-Qur’an dinukil secara mutawatir, sedangkan Hadist
Qudsi periwayatanya kebanyakan adalah Hadist Ahad.
4. Al-Qur’an itu lafal dan maknanya dari Allah SWT.,
sedangkan Hadist Qudsi hanya dalam makna tetapi tidak
dalam lafalnya.
5. Membaca al-Qur’an bernilai ibadah dan mendapatkan
pahala khusus. Sementara membaca Hadist Qudsi akan
mendapat pahala secara umum saja.
Mu’jizat adalah:
● I’jaz (kemu’jizatan) adalah menetapkan kelemahan.
● Apabila kemu’jizatan telah terbukti, maka nampaklah
kemampuan mu’jiz (sesuatu yang melemahkan).
● Dalam hal pembuktian al-Qur’an adalah mu’jizat,
Nabi menantang orang Arab untuk membuat yang
sama dengan al-Qur’an dalam tiga tahapan:
1. Menantang untuk membuat al-Qur’an yang lengkap.
(QS al-Isra’/17: 88)
2. Menantang mereka dengan sepuluh surat saja. (QS.
Huud/17: 13-14)
3. Menantang dengan hanya satu surah saja. (QS.
Yunus/10: 38
Contoh Surat buatan Musailamah
al-Kadzdzab:

● Sumber:
https://www.kiblat.net/2017/07/08/142616/
Sumber: https://www.kiblat.net/2017/07/08/142616/
Aspek Kemu’jizatan
al-Qur’an
Kemu’jizatan al-Qur’an Kemu’jizatannya
dengan cara sirfah terletak pada balaghoh Mengandung badi’ yang
unik.
(pemalingan) nya yang tinggi

Pemberitaan hal-hal Mengandung ilmu dan


yang ghaib yang akan hikmah yang sangat
datang dalam
Macam Kemu’jizatan Al-Qur’an:
1. Kemu’jizatan Bahasa
1. Pengakuan dari Walid bin Mughiroh saat awal-awal
kedatangan Islam:
“Demi Allah, di antara kamu tak ada seorang pun yang
lebih tahu dari aku tentang syair, rajaz, dan
qasidah-nya tentang syair-syair jin. Demi Allah, apa
yang dikatakan Muhammad itu sedikitpun tidak
serupa dengan syair-syair tersebut. Demi Allah,
kata-kata yang diucapkannya sungguh manis; bagian
atasnya berbuah dan bagian bawahnya mengalirkan
air segar. Ucapannya itu sungguh tinggi, tak dapat
diungguli, bahkan dapat menghancurkan apa yang
ada di bawahnya.”
2. Al-Qur’an bisa menyesuaikan khitab nya,
dimana berbagai golongan manusia
dengan tingkat intelektualitas yang
berbeda dapat memahami khitabitu sesuai
dengan tingkatan akalnya.
3. kemu’jizatannya dapat ditemukan dalam
sifatnya yang dapat memuaskan akal dan
menyenangkan perasaan.
2. Kemu’jizatan Ilmiah
“Kemu’jizatan al-Qur’an secara ilmiah terletak
pada dorongannya kepada umat Islam untuk
berpikir disamping membukakan bagi mereka
pintu-pintu pengetahuan dan mengajak mereka
memasukinya, maju di dalamnya dan menerima
segala ilmu pengetahuan baru yang mantap dan
stabil.”

“Al-Qur’an datang dengan membawa sesuatu yang


lebih besar dari pengetahuan-pengetahuan yang
bersifat partial.”
3. kemu’jizatan Tasyri’
(Perundang-undangan)
“Kebaikan individu tercapai karena kebaikan
kelompok dan kebaikan kelompok pun terpenuhi
disebabkan kebaikan individu.”
Al-Qur’an telah melandasi perlindungan terhadap lima
kebutuhan primer manusia:

Jiwa Agama Kehormatan

Harta
Akal Benda
Referensi:
Sebagian besar materi di atas, disarikan dari:
Manna’ Khalil al-Qattan. Studi Ilmu-ilmu Qur’an.
Mudzakir (terj.). Cetakan ke-17. Bogor: Litera
AntarNusa. 2016

Anda mungkin juga menyukai