Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH PELANGGARAN HAM BERKAITAN DENGAN

FUNDAMENTAL RIGHTS

Disusun untuk Memenuhi Tugas Individu Mata Kuliah Hukum Hak Asasi Manusia

DOSEN

DR. A. WIDIADA GUNAKAYA SA., S.H., M.H.

Disusun oleh :

Muhammad Syaiful Islam 19.4301.157

SEKOLAH TINGGI HUKUM BANDUNG

2022
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena
berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini.
Maksud dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum
Hak Asasi Manusia.

Untuk menyelesaikan makalah ini penyusun berusaha sepenuhnya demi


tersusunnya makalah ini sebaik-baiknya. Walaupun sebenarnya makalah ini masih
belum sempurna dan masih banyak kesalahan di sana sini. Oleh karena itu penyusun
berharap pembaca dapat memberi kritik dan saran yang membangun agar makalah ini
lebih baik lagi.

Akhir kata penyusun berharap agar makalah ini dapat berguna dan bermanfaat
sebagai sumber informasi seputarPelanggaran HAM Berkaitan dengan Fundamental
Rights.
i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................i


DAFTAR ISI ...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah..............................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................5
C. Tujuan Penulisan ........................................................................................6

BAB III PEMBAHASAN.........................................................................................7


A. Pengertian Hak Asasi Manusia....................................................................7
B. Pengertian Fundamental Rights..................................................................11
C. Pelanggaran-Pelanggran Ham Terkait Fundamental Rights.......................12
D. Lembaga Penyelesaian Ham terkait Fundamental Rights…………………20

BAB III PENUTUP..................................................................................................21


Kesimpulandan Saran.......................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................22
ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu tuntutan yang banyak mengemuka dalam masa reformasi ialah
penyelesaian kasus-kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM). Tuntutan ini
menghasilkan peningkatan kesadaran dan pemahaman yang lebih tinggi terhadap
HAM. Kesadaran dan pemahaman yang lebih tinggi etrsebut kemudian menghasilkan
berbagai hal positif, diantaranya kecenderungan untuk menyusun berbagai peraturan
perundang-undangan yang mengatur perlindumgan etrhadap HAM.

Salah satu episode sejarah perkembangan HAM  sangat terkait dengan pemikiran-


pemikiran liberal. Semua pemikiran liberal ini sangat mempengaruhi dunia barat pada
akhir abad ke 18 dan awal abad ke 19.Bersamaan dengan praktik revolusi inggris 1688
yang menghasilkan Bill Of Rights, terbukti bahwa memberikan dasar pemikiran bagi
gelombang agitasi revolusioner yang kemudian mempengaruhi Barat, terutama Amerika
Utara dan Perancis.Tommas Jefferson -yang telah mempelajari pemikiran Locke-
kemudian menguntaikan kata-kata puitis pada Declaration of independence tertanggal 4
juli 1766 sebagai berikut :” We holds the thruts to be self-evindents that all men are
created equal, that they are endowed by the creator with certain unalianable Rights that
among these are life,liberty and persuit of happiness.”

Hak atas kebebasan memperoleh informasi publik sebagai bagian dari HAM juga
berkembang sejalan dengan pemikiran- pemikiran liberal ini.Hak Asasi Manusia (HAM)
merupakan hak-hak yang dimiliki manusia sejak ia lahir yang berlaku seumur hidup dan
tidak dapat diganggu gugat siapapun.Hak Asasi merupakan sebuah bentuk anugrah
yang diturunkan oleh Tuhan sebagai sesuatu karunia yang paling mendasar dalam
hidup manusia yang paling berharga. Hak Asasi dilandasi dengan sebuah kebebasan
setiap individu dalam menentukan jalan hidupnya, tentunya Hak asasi juga tidak lepas
dari kontrol bentuk norma-norma yang ada.
1
Hak-hak ini berisi tentang kesamaan atau keselarasan tanpa membeda-bedakan
suku, golongan, keturunanan, jabatan, agama dan lain sebagainya antara setiap
manusia yang hakikatnya adalah sama-sama makhluk ciptaan Tuhan.Terkait tentang
hakikat hak asasi manusia, maka sangat penting sebagai makhluk ciptaan Tuhan harus
saling menjaga dan menghormati hak asasi masing-masing individu. Namun pada
kenyataannya, kita melihat perkembangan HAM di Negara ini masih banyak bentuk
pelanggaran HAM yang sering kita temui.

Banyak macam Pelanggaran HAM di Indonesia, dari sekian banyak kasus ham
yang terjadi, tidak sedikit juga yang belum tuntas secara hukum, hal itu tentu saja tak
lepas dari kemauan dan itikad baik pemerintah untuk menyelesaikannya sebagai
pemegang kekuasaan sekaligus pengendali keadilan bagi bangsa ini.

Sejak berabad-abad yang lalu manusia telah mencatat hidup dan kehidupan
dengan berbagai dimensi fenomena perilakunya, sehingga melahirkan berbagai
persoalan dengan sederetan pola-pola kepentingan yang sangat menajam. Sering kali
berbagai kepentingan menjadi buah pertengkaran yang tak kunjung selesai. Persoalan
menjadi berat ketika sekelompok manusia dihadapkan pada persoalan penindasan
penguasa atas hak-hak yang dimilikinya. Manusia cenderung melakukan perlawanan 
atas hak yang semestinya. Perlawanan yang berlabelkan perjuangan tersebut
kadangkala juga mengkorbankan Jiwa dan raga, oleh karenanya diperlukan sebuah
kata sepakat mengenai seperangkat hak tersebut. Telah menjadi kenyataan yang harus
dibeli bahwa memperjuangkan hak seakan – akan mendapatkan legitimasi “suci” dan
benar, apalagi hal-hal yang dianggap menyinggung perasaan sekaligus merendahkan
martabat manusia.

Hal inilah yang memungkinkan sebuah bentuk penyadaran melalui pemahaman


tentang hak asasi manusia. Hak asasi manusia bersifat mendasar dan umum
(universal) artinya : bahwa hak ini dimiliki tanpa membedakan atas dasar bangsa,
ras, suku, agama, warna kulit, gender dan sebagainya.
2
Tuhan membekali setiap manusia tiga peralatan hidup, yakni nyawa,
rohaniah,dan jasmaniah. Manusia yang bersangkutan selaku penerima yang diserahi
oleh Tuhan, adalah berhak penuh menggunakan ketiga peralatan hidup tersebut untuk
hidupnya. Inilah disebut HAM yang dibawa lahir dan dikenal sebagai hak pribadi.

Sebagai bangsa yang berdasarkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, jelas kita
adalah umat yang religus, umat beragama dimana agama mengajarkan kepada kita
melalui kitap sucinya (Al-Quran) bahwa Tuhan telah menciptakan manusia bersuku-
suku agar saling kenal mengenal antara satu sama lain, sebaik-baik manusia adalah
orang bertakwa kepadaNya. Ajaran agama ini menunjukkan bahwa kita harus melihat
manusia sebagai suatu saudara dengan mempererat hubungan antar sesama. Oleh
sebab itu kita dilarang saling bermusuhan apalagi saling membunuh satu sama lain,
merusak, melukai dan menghina manusialain dilarang oleh agama, apalagi melanggar
hak-hak asasi orang lain.

Setiap manusia selalu memiliki dua keinginan, yaitu keinginan berbuat baik, dan
keinginan berbuat jahat. Keinginan berbuat jahat itulah yang menimbulkan dampak
pada pelanggaran hak asasi manusia, seperti membunuh, merampas harta milik orang
lain, menjarah dan lain-lain.

Pelanggaran hak asasi manusia dapat terjadi dalam interaksi antara aparat
pemerintah dengan masyarakat dan antar warga masyarakat. Namun, yang sering
terjadi adalah antara aparat pemerintah dengan masyarakatDalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sering terjadi pelanggaran HAM dalam
berbagai bentuk dan jenisnya, baik yang berat maupun yang ringan.

Di samping pelanggaran HAM berat sering juga ditemukan dalam kehidupan


masyarakat pelanggaran HAM ringat,  Kasus pelanggaran  HAM ringan  dapat dilihat
dalam bentuk pelanggaran HAM bermotif rasialisme, yaitu  merupakan bentuk
perlakuan dengan memberi pembedaan hak-hak terhadap rasa atau etnis tertentu.
3

Pelanggaran HAM bermotif diskriminasi apartheid, adalah pembedaan hak-hak


terhadap etnis tertentu berdasarkan warna kulit , dan berbagai bentuk kejahatan
lainnya.Salah satu kesulitan utama dalam hal menghormati harkat martabat manusia
ialah kenyataan bahwa pihak yang tidak menghormati atau yang melanggar hak
tersebut adalah kelompok yang berkuasa serta istimewa, artinya menyangkut hubungan
antara yang kuat dan lemah. Pelanggaran terhadap HAM pada akhirnya akan
melemahkan seluruh bangunan pergaulan hidup bangsa, karena yang dirusak adalah
nilai kemanusiaan yang mengikat hidup bersama. Siapa pun pada akhirnya tidak
memperoleh keuntungan moril, sehingga setiap orang berharap keadaan semacam itu
tidak terjadi.

Masalah HAM terlihat dalam aneka ragam dalam persoalan dan pelanggarannya
, Misalnya; perlakuan terhadap pencandu narkotika yang ditempatkan dalam suatu
bangunan dan disuplai obat narkotik secara gratis dengan maksud mereka tidak
melakukan tindak kriminal diluar / jalanan berupa penodongan , merampok, memeras
demi memperoleh uang membeli narkotika. Ada bangsa yang mengasingkan kaum
pecandu pada sebuah pulau terpencil dan dibiarkan tanpa suplai narkotika dengan
harapan, mereka mati atau berhenti menjadi pecandu narkotika. Ada juga negara yang
menghukum mati setiap pecandu narkotika dengan alasan bahwa hal itu merupakan
pemborosan atau perongrongan.

Masalah HAM yang tidak kalah peliknya adalah dalam aspek politik internasional
, berupa gejala pengkaitan bantuan luar negeri, dengan norma kemanusiaan dalam
HAM yang sifat pelanggarannya hanya ditentukan sipemberi bantuan. Walaupun
masalah HAM masih kontraversial antara retorika dan prakteknya, namun prinsip-
prinsip HAM sudah semakin menjadikan norma global di penjuru dunia. Prinsip HAM
merupakan pernyataan dan pengakuan yang dapat difahami atau dihormati setiap
insan, telah menjadi  ukuran pemerintahan yang bersih. Sekalipun aspek The Human
Rights menurut PBB  telah mendapat pengakuan semua negara, namun batasan
masing-masing hak itu belum sama di setiap negara, akan tetapi sudah semua negara
bahkan individu memahami betapa pentingnya aspek HAM tersebut dalam kehidupan
sejahtera.

4
Munculnya gejala individual dalam arti negatif, egoistik, materialistik dan
eksklusif akan mempunyai dampak yang luas dan menjadi masalah sosial yang rawan
serta dapat terjadi pelanggaran HAM dalam semua masyarakat. Bila gejala itu
berkembang terus menjadi suatu pengelompokan kekuatan ekonomi yang tertutup,
pada pihak lain pun akan terbentuk pula satu kelompok  arus bawah yang akan
mengadakan kerja sama dengan keompok-kelompok, seperti penggangguran,
masyarakat  miskin, golongan yang tidak beruntung. Dua kelompok ini mudah 
bertabrakan kepentingan dalam berbagai periatiwa kecil sehingga akan membawa
kepada bentuk-bentuk pelanggaran HAM..

Sebagai suatu hamatan penegakan HAK di Indonesia menurut Adnan Buyung


Nasution bahwa di Indoensia tidak ada jaminan konstitusional HAM (Kasnya masa Orde
Baru), tidak ada kriteria  objektif penyelenggaraan kekuasaan, sehingga penguasa
dapat bertindak apa saja sesuai dengan kehendaknya . Dengan demikian usaha
penegakan hak asasi manusia bukan sekedar kewajiban moral, tetapi sudah
merupakan kewajiban hukum. Tingkah laku bermoral tidak saja berkaitan dengan
kelakukan baik, tetapi tingkah laku yang mengandung makna dan isi adanya kepedulian
sosial dalam bermasyarakat.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan pada latar belakang, rumusan
masalah dari makalah ini adalah :

1. Apa Pengertian Hak Asasi Manusia?


2. Apa Pengertian Fundamental Rights?
3. Apa sajaPelanggaran HAM berkaitan dengan Fundamental Rights?
4. Apa Saja Lembaga Penyelesaian Ham terkait Fundamental Rights?
C. Tujuan

Makalah ini bertujuan sebagai berikut :

1. Mengetahui Pengertian Hak Asasi Manusia

5
2. Mengetahui Pengertian Fundamental Rights
3. Mengetahui Pelanggaran HAM berkaitan dengan Fundamental Rights
4. Mengetahui Lembaga Penyelesaian Ham terkait Fundamental Rights
6
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Hak Asasi Manusia

Hak Asasi Manusia (HAM) adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat
dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Kuasa dan merupakan
anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum,
Pemerintah dan setiap orang, demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat
manusia (Pasal 1 angka 1 UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM dan UU No. 26 Tahun
2000 tentang Pengadilan HAM).
 
Hak asasi manusia dalam bahasa Prancis disebut “Droit L’Homme”, yang artinya
hak-hak manusia dan dalam bahsa Inggris disebut “Human Rights”. Seiring dengan
perkembangan ajaran Negara Hukum, di mana manusia atau warga negara mempunyai
hak-hak utama dan mendasar yang wajib dilindungi oleh Pemerintah, makamuncul
istilah “Basic Rights” atau “Fundamental Rights”. Bila diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia adalah merupakan hak-hak dasar manusiaatau lebih dikenal dengan istilah
“Hak asasimanusia”.
 
Meriam Budiardjo, mengemukakan bahwa : “Hak asasi manusia adalah hak yang
dimilikimanusia yang telah diperoleh dan dibawanya bersamaan dengan kelahirannya di
dalamkehidupan masyarakat. Dianggap bahwa beberapa hak itu dimilikinya tanpa
perbedaan atas dasar bangsa, ras, agama, kelamin dank arena itubersifat universal.
Dasar dari semua hak asasi ialahbahwa manusia memperoleh kesempatanberkembang
sesuai dengan harkat dan cita-citanya.
 
Secara umum Hak Asasi Manusia adalah hak dasar yang secara kodrat melekat
pada diri manusia, bersifat universal dan harus dilindungi secara hukum. Oleh karena
itu tidak dapat dikurangi, dirampas dan karenanya harus dipertahankan.

7
Di Indonesia dalam Bab XA Perubahan Undang-Undang Dasar 1945 ditentukan
mengenai Hak Asasi Manusia, Namun kaitannya dengan hak-hak di bidang ekonomi,
sosial dan budaya, identifikasinya belum rincidan jelas. Oleh karena hak-hak yang
berkaitan dengan hak di bidang ekonomi, sosial dan budaya, masih tersebar dalam
Pasal-Pasal Perubahan UUD 1945.Di dalam Undang-Undang Nomor 39 tahun 1999
tentang hak asasi manusia, dalam menimbang huruf b ditentukan bahwa :HAM
merupakan hak dasar yangsecara kodrati melekat pada diri manusia, bersifat universal
dan langgeng, oleh karena ituharus dilindungi, dihormati, dipertahankan dan tidak boleh
diabaikan, dikurangi atau dirampas oleh siapapun.Pengertian hak asasi dalam Undang-
undang No. 3 tahun 1999 adalah hak-hak alamiah dari manusia.Leach Levin seorang
aktivis Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsamengemukakan bahwa konsep
Hak Asasi Manusia ada dua pengertian dasar, yaitu :

Pertama, ialah bahwa hak asasi manusia tidak bias dipisahkan dan dicabut adalah hak
manusia karena ia seorang manusia. Hak adalah hak-hak moral yang berasal dari
kemanusiaan setiap insan dan hak-hak itu bertujuan untuk menjamin matabat setiap
manusia (Natural Rights).

Kedua, hak asasi manusia adalah hak-hak menurut hukum, yang dibuat melalui proses
pembentukan hukum dari masyarakat itu sendiri, baik secaranasional maupun secara
internasional. Dasar dari hak-hak ini adalah persetujuan dari yang diperintah, yaitu
persetujuan dari para warga negara, yangtunduk kepada hak-hak itu dan tidak hanya
tata tertib alamiah yang merupakan dasar dari arti yang pertama.

Pelanggaran HAM adalah setiap perbuatan seseoarang atau kelompok orang


termasuk aparat negara baik disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian yang
secara melawan hukum mengurangi, menghalangi, membatasi dan atau mencabut
HAM seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh Undang-undang, dan tidak
mendapatkan atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang
adil dan benar berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku

8
Oraganisasi HAM di Indonesia

Di Indonesia sendiri ada banyak organisasi yang menaungi HAM salah satu
induknya adalah Komnas HAM.Komnas HAM didirikan dengan latar belakang karena di
Indonesia memiliki berbagai macam suku, ras, budaya, dan agama yang dimana semua
itu hidup berdampingan. Demi mengantisi pasi pelanggran yang tercipta yang dianggap
berat maupun ringan.

Pengertian Pelanggaran HAM

Pelanggaran HAM adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang maupun


sekelompok orang bahkan aparat negara baik sengaja maupun tidak sengaja. Serta
membatasi, menghalangi, menghilangkan, dan mengabaikan mencabut hak seseorang
individu maupun kelompok. Yang dimana semua mendapat jaminan terhadap
kebebasanya oleh undang-undang dan mekanisme hukum sebagai salah satu warga
negara.Dalam pelanggaran HAM sendiri dibagi menjadi 2 macam yaitu ringan dan
berat:

Pelanggaran Hak Asasi Manusia Ringan

Pelanggaran Hak Asasi Manusia ringan adalah pelanggaran HAM yang dilakukan oleh
seseorang maupun kelompok tetapi tidak mengancam keselamatan jiwa
manusia.Tetapi pelanggaran ini bisa menjadi berbahaya jika tidak di tanggulangi secara
langsung. kejadian ini sering terjadi di masyarakat entah sadar maupun tidak sadar
sebab itu tak sedikit orang menganggapnya sebagai hal yang lumrah.
Pelanggaran Hak Asasi Manusia Berat

Pelanggaran termasuk pelanggaran Hak Asasi Manusia yang dinilai sebagai tindakan
yang berbahaya dan mengancam nyawa seseorang yang dilakukan oleh sekelompok
manusia maupun pribadi individu.

kesalahan tersebut sering menjadi sorotan banyak organinasi kemanusiaan, bahkan


banyak kasus pelangaran HAM yang terjadi di dunia menjadi dasar terbentuknya
organisasi-organisasi kemanusiaan.

Bentuk-bentuk Pelanggaran Hak Asasi Manusia Ringan

Beberapa bentuk-bentuk pelanggaran HAM ringan yang sering terjadi dalam kehidupan
sehari-hari

 Diskriminasi terhadap seseorang.


 Pengrusakan terhadap sesuatu.
 Kelalaian dalam menetapkan peraturan.
 Pencemaran nama baik dan masih banyak lagi yang lainya.

Dari beberapa contoh di atas hanya sebagian kecil dari bentuk-bentuk pelanggaran Hak
Asasi Manusia ringan.

Bentuk-bentuk Pelanggaran Hak Asasi Manusia Berat

Dalam UU Ri nomor 2 Tahun 2011 tentang pengadilan HAM telah di klasifikasikan


menjadi 2 bentuk berat yang pertamaadalah kejahatan manusia dan yang kedia adalah
genosia.Pengertian genosida sendiri  antara lain  merupakan suatu pembantaian
secara besar secara sistematis terhadap suatu ras, agama, suku, etnis, dan bangsa
dengan maksut ingin memusnahakan.

Contoh genosida :
 Membunuh anggpta kelompok.
 Menciptakan kondisi kehidupan yang tidak kondusif.
 Membunuh suatu peradaban dengan aturan.
 Menyebabkan penderitaan mental maupun fisik.
 Melakukan tindakan pencegahan kelahiran dalam suatu kelompok.

10
Penjelasan tentang kejahatan manusia, istilah ini dalam hukum internasional
mengacu dalam tindakan yang mengakibatkan pembunuhan secara masal.
Cara yang digunakan dalam pembunuhan ini seperti penyiksaan dan penyerangan.
Digunakan untuk mengurangi ras dengan tujuan kepentingan politik sebagai dasarnya.

Contohnya kejahatan manusia seperti:

 Kejahatan perang
 kejahatan agresi

Contoh Pelanggaran HAM Ringan

beberapa contoh pelanggaran HAM ringan :

 Kasus pencemaran nama baik seseorang karena ketidaksukaan.


 Pemukulan terhadap orang yang tidak di sukai.
 Menghalangi orang yang ingin mengekspresikan diri atau pendapatnya.
 Pencemaran lingkungan.
 Penganiayaan tehadap orang lain

B. Pengertian Fundamental Rights

Hak adalah tuntutan yang dapat diajukan seseorang kepada orang lain sampai
pada batas-batas pelaksanaan hak tersebut. Hak asasi manusia merupakan hak hukum
yang dimiliki setiap orang sebagai manusia dan bersifat universal, serta tidak
memandang apakah orang tersebut kaya atau miskin, laki-laki maupun perempuan.
Hak dasar adalah hak yang melekat pada diri manusia yang  ada sebelum lahir
atau anak yang masih dalam kandungan seorang wanita dan dianggap telah lahir,
setiap kali kepentingan yang menghendakinya.

11

Yang termasuk hak dasar ialah:


1. Hak untuk hidup
2. Hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan
3. Hak mengembangkan diri
4. Hak meperoleh keadilan
5. Hak atas kebebasan pribadi
6. Hak atas rasa aman
7. Hak atas kesejahteraan
8. Hak turut serta dalam pemerintah
9. Hak wanita
10. Hak anak

C. Pelanggaran HAM Berkaitan dengan Fundamental Rights

Terkait lambatnya respons pemerintah dalam menanggulangi bencana kabut asap


di Riau, Wakil Ketua Eksternal Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM)
Roichatul menyatakan bahwa pemerintah sudah melakukan pelanggaran, salah
satunya karena melakukan pembiaran dan tidak mengambil tindakan cepat.

Pemerintah melakukan pelanggaran yang sangat fundamental, yaitu tidak


melaksanakan kewajibannya untuk bertindak .pelanggaran yang dilakukan pemerintah
adalah karena melakukan pembiaran dengan tidak mengambil tindakan atas bencana
tersebut. Dalam hal ini, pemerintah yang dimaksud adalah pemerintah pusat, provinsi,
maupun kabupaten kota.

Ada hak-hak masyarakat yang terganggu, yaitu hak atas lingkungan hidup yang
sehat dan hak atas kesehatan. Terkait hal tersebut, bahwa pemerintah harus segera
melakukan evakuasi warga, terutama kelompok rentan dan anak-anak.Selain upaya
menghilangkan asap dan api yang ada di lahan gambut, pemerintah perlu menyediakan
sejumlah fasilitas, terutama fasilitas pendidikan yang saat ini terganggu karena bencana
kabut asap tersebut.

12
Komnas HAM juga akan mempelajari beberapa hal terlebih dahulu untuk bisa
memberikan rekomendasi kepada pemerintah, terutama kepada pihak-pihak terkait
dengan penegakan hukumnya, kemudian terkait dengan investasi yang tidak ramah
lingkungan dan beberapa permasalahan lainnya.

Para ahli menuturkan secara definisi HAM  “HAM adalah hak-hak dasar yang
dimiliki setiap pribadi manusia sebagai anugerah Tuhan yang dibawa sejak lahir.” Dari
definisi tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa setiap manusia yang terlahir di muka
bumi memiliki hak dasar yang sama. Selama peradaban manusia, banyak terjadi
perampasan hak-hak yang menjadi hak dasar manusia baik berupa pelanggaran HAM
berat seperti genosida dan juga berbagai pelanggaran HAM ringan. Berikut ini
merupakan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di Indonesia dan dunia :

1. Pembantaian Rawagede

Pembantaian di Desa Rawagede, Karawang, Jawa Barat (Saat ini menajdi Balongsari,
Kecamatan Rawamerta, Kabupaten Karawang) terjadi pada 9 Desember 1947.
Pasukan Belanda yang dipimpin Mayor Alphons Wijman mencari keberadaan Kapten
Lukas Kustario yang merupakan pejuang Republik Indonesia. Pasukan belanda
menggeledah rumah warga dan mengumpulkan penduduk laki-laki di tanah lapang.
Sementara para perempuan bersembunyi di dalam rumah, para penduduk laki-laki dari
desa tersebut dibantai oleh pasukan Belanda karena tak ada satupun yang memberikan
informasi mengenai keberadaan Kapten Lukas. Laki-laki yang dieksekusi berumur
diatas 14 tahun. Setelah penembakan tersebut, tidak ada laki-laki dewasa di desa itu.
Setelah desa itu bersimbah darah dan dibanjiri tangisan, para perempuan bergotong
royong menguburkan anggota keluarga yang terbunuh dengan peralatan seadanya.
Karena kejadian tersebut, Rawagede yang hanya berisikan wanita dan anak-anak
menjadi kampung janda. Lelaki dewasa baru ada di kampung tersebut setelah
bertahun-tahun berlalu.

13

2. Tragedi Trisakti

Pada masa pemerintahan Presiden Soeharto, tidak ada kebebasan berpendapat dan
segala bentuk protes dilarang. Pada pemilu tahun 1997, golkar kembali memenangkan
pemilu dengan total 74% suara. Rakyat menuntuk adanya reformasi dan banyak
melakukan demonstrasi baik di jakarta dan juga didaerah lain seperti Medan. Puncak
kerusuhan terjadi pada 12 Mei 1998, mahasiswa yang melakukan aksi protes damai
ditembak oleh polisi dan tentara.  Karena kejadian ini, Elang Mulia Lesmana, Heri
Hertanto, Hafidin Royan, dan Hendriawan Sie yang merupakan mahasiswa Trisakti
meninggal dunia. Belasan orang lainnya terluka.

3. Gerakan G30S/PKI

Gerakan G30S/PKI terjadi pada tanggal 30 September 1965. Gerakan ini merupakan
gerakan yang dilaksanakan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang berambisi mengganti
ideologi pancasila menjadi ideologi komunis. Pada pemberontakan ini, para perwira
diculik dan dibunuh secara tragis dan jenasahnya dimasukkan kedalam sumur tua di
desa Lubang Buaya yang terletak si sebelah selatan Pangkalan Udara Utama Halim
Perdana Kusuma, Jakarta. Korban tersebut adalah Letnan Jenderal Ahmad Yani,
Mayor Jenderal R.Soeprapto, Mayor Jenderal Harjono Mas Tridarmo, Mayor Jenderal
Suwondo Parman, Brigadir Jenderal D.I Pandjaitan, Brigadir Jenderal Soetojo
Siswomiharjo, dan Letnan Satu Pierre Andreas Tendean.

4. Penculikan Aktivis pada Tahun 1997/1998


Sebelum pemilu tahun 1997 terdapat beberapa aktivis pro-demokrasi yang diculik.
Menurut catatan KONTRAS (Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak
Kekerasan), terdapat 23 orang yang hilang. Dari orang-orang yang diculik tersebu,
Leonardus Gilang meninggal dunia, terdapat 13 orang yang masih hilang hingga saat
ini, dan 9 orang lainnya telah dilepaskan.

14

5. Petrus
Penembakan misterius atau disebut juga petrus adalah penembakan rahasia yang
dilakukan pada masa pemerintahan Presiden Soeharto. Penculikan dan pembunuhan
dilakukan kepada orang-orang yang dianggap sebagai kriminal dan dianggap
menggagu kemanan serta ketentraman masyarakat. Tanpa dilaksanakan proses
peradilan terlebih dahulu, orang-orang tersebut dieksekusi oleh orang yang tak dikenal
dan tak pernah tertangkap siapa pelakunya. Diketahui 532 orang tewas tahun 1983,
107 tewas tahun 1984, dan 75 orang tewas tahun 1985. Korban petrus ditemukan
dalam kondisi tangan dan lehernya terikat, banyak pula yang dimasukkan dalam
karung, dibuang kesungai, laut, hutan dan kebun.

6. Politik Apartheid di Afrika Selatan


Setelah perang dunia kedua, partai Nasional memenangkan pemilu pada tahun 1948.
Pada tahun 1950, undang-undang baru Afrika Selatan mengelompokkan warga Afrika
Selatan menjadi kulit hitam, kulit putih, dan kulit berwarna (orang-orang asia). Warga
kulit hitam dikucilkan dan ditempatkan di wilayah yang miskin. Fasilitas umum juga
dipisahkan antara fasilitas untuk warga kulit putih dan warga kulit hitam. Pada tahun
1964, pejuang kesetaraan ras Nelson Mandela dan Walter Sisulu dipenjara seumur
hidup.  Nelson Mandela menjadi tokoh gerakan anti-apartheid. Terjadi kerusuhan tahun
1976 yang menewaskan 500-1000 warga Afrika Selatan berkulit hitam. Dukungan
internasional terhadap kesetaraan kulit putih dan kulit hitam semakin besar sehingga
tahun 1990 Nelson Mandela dibebaskan dari penjara dan terpilih menjadi presiden
pada tahun 1994.

7. Nasib Kaum Muslim Rohingnya di Myanmar


Di negara Myanmar terdapat entis minoritas yang beragama islam yaitu Etnis
Rohingnya yang terletah di negara bagian Rakhine. Mereka tidak diakui sebagai warga
negara. Mereka tidak mendapatkan haknya untuk mendapatkan pendidikan layak,
beribadah, dan menikah legal. Etnis menerima perlakuan buruk dan penganiayaan di
Myanmar. Pemerintahan Presiden Thein Sein menganggap etnis Rohingnya sebagai
orang Bengali atau Bangladesh. Namun Etnis Rohingnya juga tidak diakui oleh
pemerintah Bangladesh.

15

Kerusuhan besar antar agama terjadi pada tahun 2012 dikarenakan seorang gadis
yang diduga diperkosa dan dibunuh oleh pemuda Rohingnya, disusul dengan
pembunuhan sepuluh muslim oleh orang Rakhine. Dari kerusuhan tersebut, pemerintah
Myanmar mengemukakan bahwa 78 orang tewas, 87 orang luka, dan 140.000 orang
Rohingnya dan Rakhine terlantar. Pada tahun 2015 Myanmar mencabut
kewarganegaraan orang Rohingnya.Akhirnya banyak etnis Rohingnya yang memilih
untuk pergi menggunakan perahu,  terapung-apung di lautan yang luas, dan mengungsi
ke Thailand, Malaysia , dan Indonesia.

8. Kasus Munir
Munir Said Thalib atau yang dikenal dengan Munir adalah seorang pejuang HAM.
Beliau membela beberapa kasus dalam bidang HAM contohnya kasus Araujo yang
dianggap pejuang kemerdekaan Timor Timur dari Indonesia, kasus Marsinah yang
merupakan aktivis buruh, kasus pembunuhan petani di tahun 1993, dan lain
sebagainya. Pada tahun 2004 Munir melakukan penerbangan ke Belanda, namun
dipesawat Munir mengalami sakit dan beberapa kali ke toilet. Terdapat seorang
penumpang yang berprofesi sebagai seorang dokter dalam pesawat tersebut yang
mencoba menolongnya, namun sesampainya di Amsterdam Munir telah meninggal.
Setelah dilakukan otopsi, ditemukan senyawa arsenikum. Setelah dilakukan
penyelidikan, tahun 2005 pollycarpus Budihari Priyanto yang merupakan seorang pilot
dijatuhi hukuman selama 14 tahun sebagai tersangka pembunuh Munir. Pada tahun
2008, Mayjen (purn) Muchdi Pr ditangkap karena dianggap sebagai dalang
pembunuhan. Namun akhir tahun 2008 ia dibebaskan dengan sangat kontroversial.
(Baca juga: Hak dan Kewajiban Warga Negara)

9. Pembunuhan Marsinah
Marsinah adalah aktivis buruh yang dianggap sebagai penggerak demo buruh pada
tahun 1993. Saat itu buruh menginginkan kenaikan upah yang awalya Rp1700
dinaikkan menjadi Rp2250. Tanggal 6 Mei 1993, Marsinah mulai menghilang dan tidak
ada yang mengetahui keberadaannya. Hingga akhirnya, tangga 8 Mei 1993 Marsinah
ditemukan dalam keadaan tewas.

16

Dari hasil otopsi disimpulkan bahwa Marsinah meninggal karena dianiyaya.  Telah
dilakukan penyelidikan terhadap kasus ini, namun hasil penyelidikan tidak memuaskan
sejumlah pihak dan ada anggapan bahwa hasil penyelidikan kasus ini direkayasa.
Salah seorang pengacara yang membela kaum buruh adalah Aktivis HAM Munir. Ia
membela 22 buruh yang telah mengalami pemutusan hubungan kerja secara sepihak
karena dianggap otak dari unjuk rasa. Munir membela buruh tersebut dalam sidang
terhadap Kodam V/Brawijaya, Depnaker Sidoarjo dan PT.CPS Porong.

10. Pelarangan penggunaan Jilbab Pada Masa Orde Baru


Jilbab merupakan pakaian yang seharusnya dikenakan oleh seorang muslimah.
Indonesia memiliki populasi penduduk muslim terbesar di dunia, sudah sepantasnya
penggunaan jilbab menjadi suatu hal yang wajar dan menjadi hak setiap muslimah.
Namun pada pemerintahan orde baru (masa pemerintahan Presiden Soeharto) pernah
terjadi pelarangan penggunaan jilbab di lingkungan sekolah. Pada tahun 1982,
dikeluarkanlah SK 052/C/Kep/D.82 tentang seragam sekolah nasional. Para siswa yang
mengenakan jilbab dianggap tidak mengikuti aturan seragam sekolah. Mereka
mengalami teror dan ada pula yang dikeluarkan dari sekolah. Setelah berbagai
perjuangan untuk mendapatkan izin pemakaian jilbab, pada tanggal 16 Februari 1991
secara resmi ditandatangani SK 100/C/Kep/D/1992 mengenai aturan bahwa siswa
dibebaskan untuk berhijab.
11. Pembunuhan Salim Kancil
Salim Kancil adalah seorang aktivis yang menolak penambangan pasir ilegal di
Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Ia menolak penambangan pasir ilegal tersebut
karena khawatir mengenai kelestarian alam di desa nya. Salim yang berprofesi sebagai
petani merasakan dampak buruk dari aktivitas penambangan pasir ilegal, lahannya
sejumlah 8 petak hancur. Salim melakukan perlawanan secara diam diam dengan
mengirimkan surat ke pihak keamanan dan pemerintah. Namun perlawanan Salim
kemudian diketahui penambang ilegal dan dia mulai diancam dan diintimidasi.
Meskipun sudah dilarang oleh istrinya karena khawatir, namun Salim tidak berhenti
berjuang untuk menolak penambangan pasir.
17
Salim dan warga telah melaporkan ancaman pembunuhan terhadapnya dan warga lain
kepada aparat yang berwenang, akan tetapi tidak ada tanggapan dari aparat. Tanggal
26 September 2015 rekan Salim memulai aksi damai dengan menyebarkan selebaran.
Kemudian, Salim didatangi oleh puluhan orang dan ia dianiaya hingga meninggal di
Balai Desa. Setelah dilakukan sidang oleh Pengadilan Negeri Surabaya bulan Juni
2016, dua pelaku utama pembunuhan dihukum penjara selama 20 tahun.

12. Kasus Pembantaian di Banyuwangi


Kasus ini terjadi pada tahun 1998. Pembunuh dalam kasus ini sering disebut ninja.
Terdapat informasi yang menyebutkan bahwa ninja yang dimaksud adalah orang yang
mengenakan pakaian hitam dan bersenjata, namun ada pula yang berpendapat bahwa
ninja tersebut mampu bergerak sangat cepat seperti ninja dalam tokoh Jepang.
Kejadian dilaksanakan dengan sistematis, dengan mematikan listrik secara tiba-tiba
dan kemudian terdapat korban pembunuhan saat listrik padam. Target pembunuhan ini
adalah para warga yang diduga sebagai dukun santet. Akan tetai setelah dilakukan
pendataan, diketahui bahwa diantara korban terdapat tokoh masyarakat (RT/RW), guru
mengaji, dan dukun penyembuh.  Menurut Pemkab terdapat total 115 orang yang
menjadi korban, dengankan menurut Tim Pencari Fakta Nahdlatul Ulama terdapat 147
orang meninggal.

13. Tragedi Semanggi I


Pada tahun 1998 mahasiswa dan masyarakat melaksanakan demonstrasi setiap hari
saat diadakan Sidang Istimewa MPR 1998. Mereka juga menentang adanya dwifungsi
ABRI/TNI. Tanggal 12 November 1998 demonstran menuju gedung DPR/MPR. Namun,
tidak ada yang dapat menembus barisan ketat tentara, brimob, dan Pamswakarsa.
Pamswakarsa adalah pengamanan sipil yang menggunakan bambu runcing. Terjadi
bentrok di kawasan slipi pada malam hari yang menyebabkan puluhan mahasiswa
masuk rumah sakit, salah satu diantaranya yaitu Lukman Firdaus meninggal beberapa
hari kemudian setelah kejadian karena terluka parah.Pada tanggal 13 November 1998,
demonstran dikepung menggunakan kendaraan lapis baja.

18
Kendaraan tersebut digunakan untuk membubarkan massa, kemudian terjadi
penembakan oleh aparat sehingga mengakibatkan kematian pada beberapa
mahasiswa. Peristiwa itu telah menewaskan 17 orang yang terdiri dari mahasiswa,
pelajar SMA, POLRI,satpam Hero Swalayan, anggota Pam Swakarsa, dan masyarakat.
Selain itu, terdapat 456 korban mengalami luka akibat tembakan, pukulan benda keras.
Korban tersebut terdiri dari berbagai kalangan mulai dari mahasiswa, pelajar, wartawan,
aparat keamanan, anggota masyarakat, hingga anak berumur 6 tahun.

14. Tragedi Semanggi II

Pada tahun 1999, tepatnya pada tanggal 24 September mahasiswa melakukan demo
besar-besaran menolak Undang-Undang Penanggulangan Keadaan Bahaya yang
dianggap memberi keleluasaan militer menggunakan kekuasaan untuk kepentingannya.
Aparat melakukan kekerasan kepada pergerakan mahasiswa tersebut yang
mengakibatkan Yun Hap yang merupakan mahasiswa Universitas Indonesia harus
meregang nyawa karena luka tembak di depan Universitas Atma Jaya. Aksi penolakan
UU ini juga menelan korban di Lampung sebanyak 2 orang mahasiswa meninggal
tertembak dan seorang mahasiswa di Palembang juga tewas dengan luka tusukan.

15. Bom Bali


Bom bali terjadi pada tanggal 12 Oktober 2002. Ledakan terjadi 3 kali, dua diantaranya
terjadi di Paddy’s Pub dan Sai Club. Sedangkan satu ledakan lagi terjadi di daerah
kantor Konsulat Amerika Serikat. Pengeboman pada tahun 2002 tersebut merupakan
pengeboman pertama, pengeboman dengan skala kecil terjadi kembali pada tahun
2005. Diketahui bahwa terdapat 202 meninggal dunia dan 209 orang terluka. Korban
dari bom ini kebanyakan adalah turis mancanegara yang sedang berada dilokasi
kejadian. Kejadian bom bali ini merupakan terorisme paling parah di Indonesia. Dari
investigasi yang dilakukan tim gabungan POLRI dan kepolisian mancanegara diketahui
bahwa bom yang digunakan adalah TNT dengan berat mencapai 1 kg, sedangkan bom
yang dilepaskan di Sari Club adalah bom RDX dengan berat sekitar 50-150 kg.

19

D. Lembaga Penyelesaian Ham terkait Fundamental Rights

PBB merupakan lembaga internasional yang beranggotakan hamper semua


negara-negara yang ada di dunia, dan Indonesia merupakan salah satu anggotanya.
Dalam masalah Hak Asasi Manusia, PBB telah mengupayakan menyelesaikan dan
menyempurnakan “Rule of Producer” atau “Hukum Acara” bagi berfungsinya
Mahkamah Internasionalyang status pembentukannya telah disahkan melalui
Konferensi Intenasional di Roma, Italia pada bulan Juni 1998. Yuridiksi ICC berlaku
atas kasus-kasus pelanggaran HAM dan kejahatan humaniter lainnya seperti genocide,
kejahatan perang, agresi dsb. Negara-negara anggota PBB tidak secara otomatis
terikat oleh yuridiksi ICC, tetapi melalui pernyataan mengikatkan diri dan menjadi
“pihak” pada ICC. Saat ini kedudukan ICC berada di Den Haag, Belanda, tetapi iding-
sidang dapat diadakan di Negara lain sesuai kebutuhan.Peradilan Internasional HAM
yang dibentuk oleh Dewan Keamanan PBB sebagaimana tercantum dalam Bab VII
Piagam PBB, untuk mengadili kejahatan humaniter sebagai berikut :
1. Mahkamah Internasional untuk bekas Yugoslavia (International Criminal Tribunal
for Former Yugoslavia) yang dibentuk pada thaun 1993 dan berkedudukan di Den
Haag, Belanda.
2. Mahkamah Internasional untuk Rwanda (International Tribunal for Rwanda) yang
dibentuk apda tahun 1994 dan berkedudukan di Arusha, Tanzania, dan di Kagali,
Rwanda.
Di Indonesia sendiri pada zaman pemerintahan Presiden B.J. Habibie yang
hanya 15 bulan, penghormatan dan pemajuan HAM telah menemukan momentum
dengan Ketetapan MPR No.XVII/MPR/1998 tentang HAM.

20
BAB III
PENUTUP
 
1. KESIMPULAN

Para ahli menuturkan secara definisi HAM  “HAM adalah hak-hak dasar yang
dimiliki setiap pribadi manusia sebagai anugerah Tuhan yang dibawa sejak lahir.” Dari
definisi tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa setiap manusia yang terlahir di muka
bumi memiliki hak dasar yang sama. Selama peradaban manusia, banyak terjadi
perampasan hak-hak yang menjadi hak dasar manusia baik berupa pelanggaran HAM
berat seperti genosida dan juga berbagai pelanggaran HAM ringan.

2. SARAN

Komnas HAM seharusnya mempelajari beberapa hal terlebih dahulu untuk bisa
memberikan rekomendasi kepada pemerintah, terutama kepada pihak-pihak terkait
dengan penegakan hukumnya, sehingga penegakan HAM atas pelanggaran HAM yang
terjadi di Indonesia dapat diselesaikan dengan baik.
21

Daftar Pustaka

https://jakaroni.wordpress.com/2011/03/16/hak-asasi-manusia-human-right/

http://nasional.kompas.com/read/2015/09/19/06384631/
Komnas.HAM.Pemerintah.Melakukan.Pelanggaran.Fundamental.dalam.Kabut.Asap

http://badingati-istinganah.blogspot.co.id/2013/03/makalah-tentang-hak-asasi-
manusia.html

http://wwwmakalahkimiadasar.blogspot.co.id/2015/10/makalah-ham.html

http://ueu5483.weblog.esaunggul.ac.id/2016/05/25/pelanggaran-dan-penegakan-ham-
di-indonesia/

https://hamparan.net/contoh-pelanggaran-ham/

https://guruppkn.com/pelanggaran-hak-asasi-manusia

https://anditamal.wordpress.com/2014/10/07/perbedaan-hak-dasar-dengan-hak-asasi-
manusia/

http://sandman1999.blogspot.co.id/2015/12/hukuman-hukuman-terhadap-pelanggar-
ham_8.html
22

Anda mungkin juga menyukai