Anda di halaman 1dari 16

BAB II

SINGAPURA SECARA UMUM


A. Letak Geografis dan Demografi Negara Singapura
Singapura merupakan salah satu negara di Asia Tenggara
yang terletak sekitar 137 km sebelah utara dari khatulistiwa di
ujung selatan Semenanjung Malaysia dan terletak di antara
Samudera Hindia dan Laut Cina Selatan. Tepatnya di ujung
pantai selatan Semenanjung Malaya, berbatasan dengan Johor
(Malaysia) dan Kepulauan Riau (Indonesia). Republik Singapura
merupakan sebuah negara kepulauan yang terdiri dari Pulau
Singapura (Tumasek) dan 63 pulau kecil di sekitarnya.
Singapura memiliki iklim tropis khatulistiwa, dengan suhu
berkisar antara 22 – 34 oC (71,6 – 93,2 oF). Dalam sistem
klasifikasi iklim Koppen, Singapura memiliki kesamaan suhu,
kelembapan tinggi, serta curah hujan yang melimpah.1 Curah
hujan di Singapura rata-rata 26o dengan temperatur dan
kelembapan udara tinggi. Rata-rata kelembaban relatif berkisar
antara 90% di pagi hari dan 60% di sore hari. 2 Musim hujan
biasanya terjadi pada bulan September sampai Maret dan

1
Eka Setyawati, Laksa Sebagai Kuliner Favorit di Singapura,
Foreign Case Study Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta
2018. Hlm. 5. Diakses 26 Oktober 2021 pukul 23.48 WIB.

2
Arip Gunawan, Merlion Park Sebagai Daya Tarik Wisata Utama di
Singapura, Foreign Case Study Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo
Yogyakarta 2018. Hlm. 3. Diakses 21 Oktober 2021 pukul 01.15 WIB.

1
kemarau terjadi pada bulan April sampai Agustus.3 Pada cuaca
hujan yang berkepanjangan, kelembapan relatif mencapai 100%.4
Suhu terendah dan tertinggi yang tercatat dalam sejarah maritim
Singapura adalah 19,4 oC (66,9 oF) dan 35,8 oC (96,4 oF).5
Singapura tidak memiliki waktu musim panas atau perubahan
zona waktu musim panas. Jarak waktu hari hampir sama
sepanjang tahun dikarenakan letak Singapura berdekatan dengan
letak garis khatulistiwa.
Negara ini memiliki luas 716 km persegi yang merupakan
dari hasil reklamasi tanah yang diperoleh dari bukit, dasar laut,
dan negara tetangga. Sekitar 23% daratan Singapura terdiri dari
hutan dan cagar alam.6 Sejak tahun 1891 persentase jumlah
penduduk Cina Singapura yaitu 67.1%, Melayu 19.7%, India
8.8% dan lainnya, termasuk Eropa dan Arab 4.3%. Pada tahun
1990 dilakukan sensus yang menunjukkan keseluruhan
penduduk Singapura berjumlah 2.7 juta jiwa dengan komposisi
penduduknya terdiri dari mayoritas Cina 77.7%, Melayu 14.1%,
India 7.1% dan warga lainnya 1.1%.7 Dari komposisi keagamaan
pada sensus yang sama di tahun 1990 yaitu agama Budha 31.1%;

3
Mely Anita Sari, Garden By The Bay Sebagai Tujuan Wisata di
Singapura, Foreign Case Study Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo
Yogyakarta 2018. Hlm. 4

4
Ibid.

5
Eka Setyawati, Op.Cit.,

6
Ibid.

7
Ajat Sudrajat. Perkembangan Islam Di Singapura. Kertas Kerja
Prodi Ilmu Sejarah FISE UNY, Yogyakarta (2015). Hlm. 12

2
Taoisme 22.4%; Islam 15.3%; Kristen 12.5%; Hindu 3.7% dan
agama lain 0.6%.8 Sebagian besar etnis Melayu menganut
mazhab Sunni. Muslim yang berasal dari Timur Tengah dan
Afrika menganut mazhab Maliki, sementara Muslim Saudi
Arabia menganut mazhab Hambali.9
Karena lajunya arus urbanisasi dan migrasi global,
pemerintah telah membangun rumah susun (flat) dan
mewajibkan seluruh rakyat, termasuk warga muslim untuk
tinggal di perumahan yang telah disediakan pemerintah.10 Dalam
lingkungan perumahan tersebut terdapat berbagai etnis dan
agama yang berbeda, seperti etnis Cina, India, Melayu dan
sebagainya. Kebijakan ini memiliki dampak yang sangat besar,
khususnya bagi Melayu-Muslim.11 Mereka harus beradaptasi
karena perubahan kondisi sosial budaya yang semula tinggal di
kampung tradisional yang homogen dan melakukan kegiatan
bersama dalam menjalankan agama, sekarang harus tinggal
terpencar di tempat tinggal modern yang terdiri dari berbagai
etnik dan agama. Mereka diharuskan membaur dengan
masyarakat yang berbeda etnik dan pemeluk agama lainnya.

8
Asep Saefullah. Op.Cit., Hlm. 11

9
Helmiati. Sejarah Islam Asia Tenggara. (Pekanbaru : CV. Nuansa
Jaya Mandiri. 2014). Hlm. 188.

10
Helmiati. Dinamika Islam Singapura: Menelisik Pengalaman
Minoritas Muslim di Negara Singapura yang Sekular & Multikultural.
Toleransi vol.5 No.2 2013. Hlm.88
11
Ibid.

3
B. Asal-Usul Singapura
Dalam sejarahnya, Singapura pernah menjadi satu di
antara pusat Islam paling penting di Asia Tenggara. Hal itu
disebabkan oleh keunggulannya sebagai pintu masuk bagi
perdagangan internasional antara Eropa, Timur Tengah,
Australia, dan Timur Jauh.12 Selain sebagai transit perdagangan,
posisinya yang strategis juga telah memungkinkannya menjadi
pusat informasi dan komunikasi dakwah Islam, baik pada masa
kesultanan Malaka (sebelum kedatangan kolonial Eropa), masa
kolonial, sampai pada awal abad ke-20.13
Berdasarkan naskah Pararaton abad ke-15 dari Kerajaan
Majapahit, sejak akhir abad ke-12 Singapura merupakan salah
satu dari sepuluh kota yang indah yang berada di bawah
kekuasaan Majapahit.14 Dalam naskah Negarakertagama
disebutkan pula bahwa Singapura termasuk kota yang masuk
dalam jajahan Kerajaan Majapahit di Jawa.15 Dalam kitab
tersebut dijelaskan bahwa pada masa itu Singapura digunakan
sebagai kota pelabuhan dan pusat perdagangan hingga komersil
untuk berbagai kepentingan.

12
Petra Weyland, ”International Muslim Networks and Islam in
Singapore” dalam Journal SOJOURN, Social Issues in Southeast Asia, vol. 5
Nomor 2, hlm. 219-254.
13
Helmiati, Op. Cit., hlm. 88.
14
Asep Ahmad Hidayat, Samsudin, dkk. Studi Islam di Asia
Tenggara. (Bandung : CV Pustaka Setia. 2014). Hlm. 62
15
Ibid.

4
Asal usul nama Singapura semula bernama Temasik,
Tumasik (Jawa), Tamasek (Cina), seperti yang dikutip dalam
kitab Tufat al-Nafis16 oleh Asep Saefullah dalam jurnal Tumasik:
Sejarah Awal Islam di Singapura (1200-1511 M), di mana saat
itu Sultan Singapura dipimpin oleh Sultan Husein Syah (1819). 17
Versi lain menyebutkan, nama Singapura muncul ketika
pangeran dari Sumatera bernama Sang Nila Utama yang bergelar
Sri Tan Buana18 beserta istrinya berangkat ke Banten bersama
para pengikutnya pada tahun 1299, kemudian mereka singgah di
sebuah pulau di Selatan Semenanjung Malaya. Ketika di daratan,
Sang Nila Utama melihat seekor binatang buas, yaitu singa
melintasi jalan yang akan mereka lalui. Sang Nila Utama
menganggap peristiwa tersebut merupakan pertanda baik.
Kemudian ia memberi nama wilayah tersebut dengan nama
Singapura (Lion City) yang artinya Kota Singa.19 Nila Utama
beserta rombongannya menetap dan membangun wilayah baru

16
Tuhfat al-Nafis adalah buku sejarah karangan Raja Ali Haji,
sastrawan dari Riau dan pangeran Kesultanan Riau-Lingga keturunan Bugis.
Buku ini ditulis pada tahun 1885 dalam huruf Jawi. Dalam buku ini dicatat
kejadian-kejadian yang berlangsung pada abad ke-18 dan 19 di berbagai negeri
Melayu.
17
Arisman, Historikal Islam Asia Tenggara. (Yogyakarta: Kalimedia,
2017), Hlm. 348
18
Helmiati, Opcit., hlm. 189
19
Asep Saefullah, Tumasik: Sejarah Awal Islam di Singapura (1200-
1511 M). Jurnal Lektur Keagamaan. Vol. 14, No.2 (2026). Hlm.425

5
tersebut dan menamai wilayah itu dengan nama “Singapura”. 20
Versi lain juga menyebutkan bahwa nama Singapura berasal dari
kata “singgah” dan “pura” yang berarti kota.21 Sebelum
Kesultanan Malaka dan Kesultanan Johor menguasai Singapura,
diceritakan bahwa di daerah tersebut pernah berdiri “Kesultanan
Tumasik”.22 Beberapa sultan yang memerintah Tumasik sebelum
dikuasai oleh Kesultanan Malaka adalah :
1. Raja I Sri Tri Buana (1299-1347)
2. Raja II Sri Pikrama Wira (1347-1362)
3. Raja III Sri Rana Wikema (1362-1375)
4. Raja IV Sri Maharaja (1375-1388)
5. Raja V Sri Sultan Iskandar Syah, memerintah selama lima
tahun di Singapura (1388-1391), kemudian di Malaka (1393-
1397).
Pada akhir abad ke 14 Singapura menjadi bagian dari
wilayah kekuasaan Malaka. Hal ini berawal ketika Singapura
dikuasai oleh Raja Parameswara yang awalnya beragama Hindu
diserang oleh armada Majapahit. Akibatnya, Parameswara
tersingkir ke Malaka dan mendirikan kerajaan di Malaka.23 Pada
masa itu, pulau Singapura ditinggalkan, dilupakan dan menjadi
tempat singgah para bajak laut dan perompak. Sungai-sungai di
Singapura telah dihuni oleh berbagai kelompok masyarakat yang

20
Arisman. Loc. cit.
21
Ibid.
22
Asep Saefullah. Op. Cit., hlm. 429.
23
Arisman. Loc. Cit.

6
hidup di atas perahu, mereka disebut “Orang Laut”.24 Orang Laut
ditemukan di Sungai Singapura, Sungai Kallang, dan sungai-
sungai lain di sekitar Singapura. Selain itu, terdapat pula
komunitas Orang Laut hidden yang hidup di sekitar Telok
Blangah (sekarang dekat World Trade Centre).
Setelah berhasil direbut kembali, daerah Tumasik
(Singapura) menjadi bagian kekuasaan Sultan Malaka. Akibat
hubungan yang erat dengan pedagang-pedagang muslim,
Parameswara memeluk agama Islam, kemudian berganti nama
menjadi Megat Iskandar Syah atau Sultan Iskandar Syah.25 Pada
saat itu Malaka berkembang menjadi pusat perdagangan yang
penting di kawasan ini, bahkan dapat disebut sebagai pusat
perdagangan di Asia. Banyak pedagang dari penjuru manapun
singgah di sana, seperti pedagang dari tanah Arab, Gujarat, Persi,
Benggali, Pegu, Siam, negeri Cina, dan pedagang dari Sumatera,
Jawa, Maluku dan kepulauan kecil lainnya.26 Selain sebagai pusat
perdagangan, Malaka juga berfungsi sebagai pusat penyebaran
Islam di Asia Tenggara.

Sejak abad ke 15, pedagang Muslim menjadi unsur


penting dalam perniagaan wilayah Timur, tidak terkecuali
Singapura. Beberapa di antara para pedagang ada yang menetap,
dan menjalin hubungan perkawinan dengan penduduk setempat.

24
Asep Saefullah. Op.Cit., hlm. 9.

25
Ibid., hlm. 349.
26
Helmiati, Op.Cit., hlm.190.

7
Lama kelamaan mereka membentuk suatu komunitas tersendiri.
Para pedagang ini tidak jarang merangkap menjadi guru agama
dan imam.27 Dalam komunitas ini juga sudah terdapat sistem
pendidikan agama yang bersifat tradisional. Pada umumnya
mereka belajar agama di rumah-rumah, kemudian dilanjutkan di
surau-surau dan masjid.28

C. Singapura Masa Kolonial


Kejatuhan Malaka oleh serbuan Portugis yang disertai
mundurnya para Sultan Malaka ke Selatan Johor merupakan awal
kemunduran dan kehancuran wilayah Singapura.29 Pada abad ke
18, Singapura berada di bawah wilayah kekuasaan Kesultanan
Johor, dengan seorang temanggung sebagai kepala
pemerintahannya. Pada -abad ke 19, Singapura sudah menjadi
pelabuhan transit karena jalurnya yang sangat penting. Hal
tersebut menyebabkan Inggris mengambil langkah untuk
menciptakan Singapura sebagai pusat kota perdagangan di Asia
Tenggara. Pada tahun 1818 M, Gubernur Jenderal Inggris di India
memerintahkan Sir Thomas Stamford Raffles untuk merebut serta
menguasai Singapura dan wilayah penting lainnya yang berada di
daerah kawasan Melayu.30

27
Ibid., hlm. 191.
28
Ibid.
29
Ibid.
30
Asep Ahmad Hidayat, Samsudin, dkk, Op.Cit., hlm. 63.

8
Pada tahun 1819, Sir Thomas Stamford Raffles berhasil
mendarat di sebuah pulau yang penduduknya orang Melayu Islam
serta sekumpulan orang-orang laut31 yang berdiam di
Semenanjung Tanah Melayu. Raffles berhasil menjadikan
Singapura sebagai pelabuhan bebas dan pasar internasional di
Asia Tenggara. Dalam merebut Singapura dan merawat daerah
jajahan yang masih muda ini, Raffles banyak dibantu oleh
Kolonel William Farquhar, yang menjabat sebagai Residen
Malaka sejak 1803-1818.32 Pada tanggal 28 Januari 1819, Raffles
mengadakan perundingan dengan Sultan Husain dari Johor dan
tumenggungnya di Singapura, Abdul Rahman, untuk sebuah
pusat perdagangan di Singapura. Perundingan tersebut disetujui
pada tanggal 30 Januari 1819 untuk menjadikan Singapura
sebagai wilayah yang dapat diatur bersama dalam satu sistem.33
Dari hasil perundingan tersebut, Singapura telah menjelma
sebagai kota transit jalur perdagangan antara India dengan Cina,
serta menjadi pintu masuk bagi kawasan Asia Tenggara. Berbagai
barang perniagaan seperti sutera, keramik, candu (opium),
kerajinan, emas berlian, dan sebagainya dengan mudah bisa
didapatkan di sana.34 Sejak abad ke-18, Inggris memiliki
hubungan dagang yang baik dengan Cina. Inggris juga

31
Orang Laut merupakan perompak yang sering mengganggu kapal-
kapal dagang di tengah-tengah pertumbuhan pelabuhan yang semakin cepat.
Orang Laut Sungai Singapura diusir antara tahun 1842-1843.

32
Helmiati, Op.Cit., hlm. 192

33
Ibid.
34
Ibid.

9
mendirikan perkantoran, perumahan, serta gudang di Singapura.
Dalam menjalin komunikasi, Inggris lebih dekat dengan para
Sultan Melayu dan Cina, ketimbang dari pos utama mereka di
Asia Tenggara seperti Bengkulu dan Sumatera bagian barat
daya.35
Pada tanggal 6 Februari 1819, Tumenggung dan Sultan
Husein dari Johor juga telah menandatangani sebuah persetujuan
pendirian basis dagang bagi East India Company. Kemudian
perjanjian berikutnya ditandatangani pada tahun 1824, yang
berisikan bahwa East India Company dan pewarisnya memiliki
hak yang kekal atas Singapura dan semua pulau-pulau dalam
jarak 10 mil dari pantai Singapura.36 Sejak tahun 1826, Singapura
menjadi jajahan Inggris bersama dengan Penang, Malaka dan
Wellesley sebagai bagian dari Straits Settlements (negara-negara
Selat).37 Singapura adalah koloni Inggris sampai tahun 1946,
karena bergabung dengan Persemakmuran setelah pembubaran
Straits Settlements. Pada tahun 1959, konstitusi Singapura diatur
sendiri oleh Gubernur Jenderal, Sir William Goode, dan Perdana
Menteri pertama, Lee Kuan Yew, diangkat pada 5 Juni 1959.38

35
M. Dien Madjid, Terpisah Namun Terhubung: Orang Melayu
Menghadapi Kolonialis Eropa di Melayu Nusantara Pada Abad XIX,
Bandung, Susurgalur: Jurnal Kajian Sejarah dan Pendidikan Sejarah Vol.6
No.01 2018, Hlm. 36.
36
Ibid., hlm. 193
37
Asep Ahmad Hidayat, Samsudin dkk, Op.Cit., hlm. 63
38
Ibid.

10
Pada tahun 1961, Perdana Mentri Malaya Tun Abdul
Rahman membuat gagasan untuk membentuk Negara Malaysia
yang disebut Federasi Malaya, yaitu terdiri dari Singapura,
Serawak, Borneo Utara, dan Brunei karena ia khawatir jika
Singapura menjadi basis komunis.39 Namun, hal ini menimbulkan
konflik dengan Indonesia, terkait dengan perebutan Borneo Utara
yang bergabung dengan Malaysia. Kemudian dimanfaatkan oleh
Lee Kuan Yew untuk memisahkan Singapura dari Malaysia pada
tanggal 9 Agustus 1965. Terbentuklah Negara baru di tengah-
tengah kebudayaan dan etnik Melayu secara umum. Sejak saat
itu, Singapura menjadi negara yang paling heterogen dari segi
etnik, sekalipun mayoritas Melayu. Selain Melayu, ada pula etnik
Cina, India, dan Arab.40 Negara Singapura menganut paham
“secular modern” di mana pemerintah bersikap netral terhadap
semua agama dan ras.41 Muslim Melayu kebanyakan hidup
dengan standar ekonomi yang lebih rendah dibandingkan dengan
non Melayu. Mereka juga tertinggal di bidang pendidikan sosial
ekonomi dan politik. Pada tahun 1980 hanya terdapat 679 orang
yang lulus sarjana.42
Pada 21 September 1965 Singapura menjadi anggota
Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) dan pada tanggal 15 Oktober
1965 menjadi anggota persemakmuran. Singapura merupakan

39
Ibid.
40
Ibid.
41
Arisman, Op.Cit. hlm. 349.
42
Ibid.,hlm. 350.

11
sebuah Negara Republik pada tanggal 22 Desember 1965 dengan
sistem pemerintahan parlementer.43 Presiden Republik pertama
bernama Yusof bin Ishak beserta Perdana Mentrinya Lee Kuan
Yew. Dalam UUD Singapura ini terdiri dari Eksekutif, Legislatif,
dan Yudikatif. Presiden merupakan Kepala Negara, namun tidak
memiliki kekuatan politik. Sedangkan Perdana Mentri adalah
pemimpin kabinet dan administrasi pemerintahan sehingga
otomatis kekuatan politik dipegang oleh Perdana Mentri.44

D. Sistem Pemerintahan Singapura


Singapura merupakan sebuah republik parlementer
dengan sistem pemerintahan parlementer yang kepala negara
dipegang oleh Presiden yang dipilih langsung oleh rakyatnya
setiap enam tahun sekali. Kepala pemerintahan daerah dipilih
setiap lima tahun sekali melalui pemilihan umum parlemen.
Kepala pemerintahan dipegang oleh Perdana Menteri. Kepala
Negara adalah presiden, namun posisi Presiden hanyalah
simbolik, diberikan hak veto tahun 1991 untuk beberapa
keputusan kunci seperti pemakaian cadangan nasional dan
penunjukan jabatan yudisial dan kekuasaan pemerintah berada di
tangan Perdana Menteri yang merupakan ketua partai politik
yang

43
Bambang Dharwiyanto Putro. Critial Review: Singapore: a „New
Alexandria‟ of the Par East (Prof. Dr. I Ketut Ardhana, MA) Dan “Cruel
Temtation: “A Case Study of a Korean Drama and its Reception in the
Singaporean Community” (Kellie Chen). Jurnal Ilmu-Ilmu Budaya, 21(1), 82-
96. Hlm. 3.
44
Arisman, Op.Cit., hlm. 350.

12
memiliki kedudukan mayoritas di parlemen.45 Kekuasaan
eksekutif dilaksanakan oleh kabinet. Kabinet memiliki wewenang
untuk mengendalikan pemerintahan dan bertanggung jawab
secara kolektif kepada parlemen.46 Sistem Negara Singapura
demokrasi parlementer memiliki kewenangan pada Perdana
Menteri untuk menjalankan sistem pemerintahan. Sedangkan
Presiden berperan untuk menguasai sistem pemerintahan.47
Dalam pemerintahan Singapura, kabinet dibentuk sesuai
dengan kekuasaan di parlemen. Anggota kabinet secara
keseluruhan mencerminkan kekuasaan yang ada di parlemen.
Parlemen Singapura dapat menggulingkan Kabinet setiap saat
dan sebaliknya, Presiden Singapura juga dapat membubarkan
Parlemen dan menyelenggarakan pemilihan umum.48 Presiden
melakukannya atas saran Perdana Menteri. Kabinet merupakan
perwujudan kekuasaan parlementer, sehingga masa jabatan
kabinet tidak dapat ditentukan. Status kepala negara di Singapura
juga tidak dapat diganggu gugat, tetapi kepala negara tetap
bertanggung jawab atas penyelenggaraan pemerintahan.49

45
Zita Vangelisca. Daya Tarik Kebudayaan Multikultural Singapura
Sebagai Obyek Wisata Budaya. Makalah hasil laporan Foreign Case Study
2019. Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta. Hlm. 6.

46
Abdul Rani Usman, Azman Sulaiman dkk. Komunikasi Politik
Singapura (Studi Terhadap Adaptasi Budaya). At-Tanzir: Jurnal Prodi
Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. 11 No. 2 tahun 2020. Hlm. 278.

47
Ibid.

48
Zita Vangelisca. Loc.Cit.,
49
Ibid.

13
Dunia politik diperintah oleh People's Action Party
(PAP), yang telah memerintah Singapura sejak kemerdekaannya.
Sistem kepartaian memiliki banyak segi. Partai Aksi Rakyat
(PAP) didirikan oleh mantan perdana menteri dari partai yang
berkuasa, Lee Kuan Yew, yang gagasan politiknya dapat
menciptakan pemerintahan yang kuat, yaitu bagaimana membuat
sistem politik memberikan ruang untuk reformasi politik,
memperkuat sistem presidensial, dan menjamin kursi untuk
oposisi.50 Sering juga dikatakan bahwa PAP memiliki undang-
undang yang tidak memungkinkan pembangkang berkembang
secara efektif. Dengan strategi ini, di satu sisi stabilitas sistem
dapat dijamin, di sisi lain diharapkan pengaruh oposisi dapat
dibatasi, dan kubu oposisi baru dapat dibawa ke parlemen.
Pemerintah Partai Aksi Rakyat telah berhasil membangun
Singapura menjadi negara maju, bebas dari gejolak dan dengan
pasar ekonomi yang terbuka.Para ahli politik berpendapat bahwa
Singapura adalah negara yang menganut konsep "demokrasi
sosialis".51
Selain memberi batas terhadap partai oposisi, pemerintah
Singapura juga terkenal dengan membatasi kemerdekaan pers dan
kebebasan mengekspresikan pendapat bagi warga sipil. Seperti
ketika ratusan organisasi masyarakat sipil (Civil Society
Organisation) mengajukan izin untuk menggelar pertemuan

50
Nirhayatul Masykuroh, Op.Cit., hlm. 33

51
Ibid.

14
publik bertema Internasional Forum pada bulan September, di
mana organisasi ini memiliki persatuan khusus terhadap sepak
terjang lembaga-lembaga keuangan internasional seperti IMF,
bank dunia dan lembaga-lembaga donor lainnya yang pada waktu
itu akan mengadakan Annual Meeting. Pemerintah Singapura
menanggapi hal tersebut dengan cara membatalkan Internasional
People Forum tersebut disertai campur tangan kepolisian daerah
Kepulauan Riau agar tidak memberikan izin penyelenggaraan IPF
di Batam, setelah diadakan di Singapura.52
Sejak memiliki pemerintahan sendiri tahun 1959 dan merdeka
pada tahun 1965, Singapura yang faktanya dipimpin oleh PAP
(People Action Party) mendeklarasikan diri sebagai partai non-
sekretarian, tidak berhubungan dengan keyakinan apapun.
Parlemen Singapura melalui garis ketentuan partai PAP akan
menghindari afiliasi tertentu atau pengaruh-pengaruh dari
keyakinan pribadi dalam pengambilan keputusan. Sebuah
kebijakan harus disusun tanpa terpengaruh atau tercampur aduk
dengan nilai-nilai salah satu agama atau dengan secara tidak adil
memengaruhi dan mendiskriminasi agama lainnya, paling tidak
mencegah terbukanya potensi perselisihan ras dan agama. Agama
dianggap sebagai keyakinan pribadi. Pemerintah Singapura
merupakan pemerintahan yang terpisah atau memisahkan diri dari
53
institusi agama. Untuk mencegah tercampurnya antara agama

52
Ibid., hlm. 34.

53
Reza William Martunus. 2015. Sekularisme Pragmatis Singapura.
https://www.academia.edu/39341918/SEKULARISME_PRAGMATIS_SING
APURA. Diakses pada tanggal 15 Juni 2021 pukul 03.26 WIB.

15
dengan politik, Singapura memberlakukan hukum di mana
seorang pemuka agama dapat dikenakan perintah penahanan
apabila terbukti terlibat dalam kegiatan politik. Ini merupakan
bagian dari undang-undang mengenai Maintenance of Religious
Harmony yang diberlakukan pemerintah Singapura sejak tahun
1990.54

54
Ibid.

16

Anda mungkin juga menyukai