7 8 9 10 11 12
LJJ Kesehatan Dashboard Galeri Unduh Panduan Bahasa Indonesia (id) Cari k
13 14 15 16 17 18
Depan Kursus Yang Saya Ikuti CSsmg1_4 Ujian Komprehensif Ujian Komprehensif
19 20 21 22 23 24
Dimulai pada Sabtu, 3 Juni 2023, 16:32
25 26 27 28 29 30 Keadaan Selesai
Selesai pada Sabtu, 3 Juni 2023, 17:26
Tampilkan satu halaman setiap kali Waktu yang
53 min 38 detik
dig unakan
Selesaikan ulasan
Tanda 29,00/30,00
Nilai 96,67 dari 100,00
Dalam standar akreditasi puskesmas maupun standar akreditasi kinik pada pelayanan kesehatan perseorangan mensyaratkan pelayanan kesehatan perorangan terjadi
kesinambungan mulai dari penerimaan pasien, skrining, kajian awal, penyusunan rencana asuhan, pelaksanaan asuhan, pemulangan, rujukan, dan bahkan pelayanan
home-care jika diperlukan. Standar tersebut mencerminkan diterapkannya prinsip:
Untuk membuktikan dilaksanakannya kewaspadaan terhadap obat-obat yang perlu diwaspadai, yang ditelusur oleh surveyor adalah:
a. Adanya kebijakan dan SPO pengelolaan obat yang perlu diwaspadai dan bukti penyimpanan yang benar dan wawancara pelabelan obat yang perlu diwaspadai
b. Adanya kebijakan dan SPO pengelolaan obat yang perlu diwaspadai dan bukti penyimpanan yang benar
c. Adanya SPO pengelolaan obat yang perlu diwaspadai, daftar obat yang perlu diwaspadai, proses penyimpanan, bukti pelabelan baik di ruang pelayanan obat maupun
di Gudang penyimpanan obat, bukti dilakukan double check pada penyiapan obat high alert
d. Adanya pelabelan LASA dan high alert pada obat-obat yang perlu diwaspadai
Untuk memastikan pasien mengerti dan memahami hak dan kewajibannya, telusur yang dilakukan oleh surveyor adalah:
a. Melihat dokumen bukti pemahanan pasien tentang hak dan kewajibannya yang ditanda tangani oleh pasien dan petugas
b. Melihat dokumen bukti pemahaman pasien tentang hak dan kewajibannya
c. Melihat hasil evaluasi penyampaian informasi petugas tentang hak dan kewajiban pasien.
d. Melihat dokumen bukti pemahaman pasien tentang hak dan kewajibannya dan diverifikasi dengan wawancara dengan pasien
a. Terdapat SPO rujukan, bukti puskesmas/ klinik memastikan fasyankes yang dituju dapat memenuhi kebutuhan pasien, pemberian informasi dan persetujuan rujukan,
dan ketersediaan sarana transportasi
b. Terdapat daftar fasyankes rujukan yang bekerjasama dan kepastian fasyankes tersebut dapat menyediakan pelayanan yang dibutuhkan dan ketersediaan sarana
transportasi
c. Terdapat daftar fasyankes rujukan yang bekerjasama dan SPO rujukan
d. Pedoman dan SPO rujukan
Jika terjadi pegawai terpapar penyakit infeksi, kekerasan atau cedera akibat kerja, sesuai yang diminta dalam standar akreditasi, Puskesmas harus melakukan:
a. Mengisolasi pegawai yang terpapar infeksi, dan memberi bantuan hukum untuk pegawai yang mengalami kekerasan, dan mengupayakan kompensasi untuk pegawai
yang cedera akibat kerja
b. Melakukan investigasi, konseling dan tindak lanjutnya
c. Mengisolasi pegawai yang terpapar penyakit infeksi
d. Melakukan investigasi terhadap kejadian
Pelaksanaan rekonsiliasi obat pada pasien rawat inap baik di Puskesmas maupun di Klinik dilakukan pada saat:
Regulasi dan implementasi langkah-langkah mencegah cedera pasien karena jatuh ditelusur dengan cara:
a. Melakukan observasi dan simulasi implementasi pencegahan pasien jatuh, dan wawancara terkait implementasi pencegahan pasien jatuh, dan wawancara terkait
dengan implementasi pencegahan pasien jatuh
b. Meminta ditunjukkan SPO pencegahan pasien cedera karena jatuh, melakukan ovservasi implementasi pencegahan pasien jatuh, dan wawancara terkait
implementasi pencegahan pasien jatuh
c. Melakukan observasi implementasi pencegahan pasien jatuh, dan wawancara terkait implementasi pencegahan pasien jatuh
d. Meminta ditunjukkan kebijakan pencegahan pasien cedera karena jatuh dan implementasinya
Dalam standar akreditasi klinik maupun standar akreditasi puskesmas terkait dengan sumber daya manusia:
a. Evaluasi kinerja dan pemutakhiran kelengkapan file kepegawaian diserahkan pada aturan di klinik maupun di puskesmas
b. Evaluasi kinerja dilakukan secara berkala dan dilakukan kelengkapan dan pembaharuan file kepegawaian secara berkala
c. Evaluasi kinerja dilakukan paling lambat dua tahun sekali
d. File kepegawaian dilengkapi dan dievaluasi secara berkala paling lambat dua tahun sekali
Peran aktif dari klinik dalam mensukseskan program prioritas nasional dibuktikan dengan:
a. Bukti pencatatan dan pelaporan pelaksanaan program promotive dan preventif terkait dengan program prioritas nasional
b. Adanya bukti klinik sebagai jejaring puskesmas
c. Bukti pencatatan dan pelaporan program promotive dan preventif, dan pencatatan dan pelaporan pelaksanaan program prioritas nasional
d. Adanya bukti penatalaksanaan program nasional sesuai jenis klinik dan sesuai standar tata laksana program prioritas nasional
Untuk melakukan penilaian dan telusur terhadap pelaksanaan skrining, yang dilakukan oleh surveyor adalah:
a. Adanya bukti dilakukan skrining di pendaftaran dan kajian awal oleh perawat pada pelayanan rawat jalan dan wawancara dengan petugas pendaftaran dan pasien
terkait dengan pelaksanaan skrining
b. Adanya bukti-bukti dilakukan skrining baik oleh sekuriti, petugas pendaftaran dan perawat atau bidan
c. Adanya panduan skrining pada pendaftaran dan bukti pelaksanaan skrining
d. Adanya SPO skrining, bukti pelaksanaan skrining, observasi pelaksanaan skrining dan wawancara petugas dan pasien terkait dengan pelaksanaan skrining
Pelaporan insiden keselamatan pasien ke Komite Nasional Keselamatan Pasien (KNKP) melalui aplikasi adalah sebagai berikut:
a. KTD dan Kejadian sentinel harus dilaporkan ke KNKP setelah selesai dilakukan investigasi sesuai ketentuan batas waktu pelaporan
b. Semua jenis insiden keselamatan pasien harus dilaporan ke KNKP
c. Semua jenis insiden keselamatan pasien harus dilaporkan ke KNKP dalam batas waktu 2 x 24 jam
d. KTD dan Kejadian sentinel harus dilaporkan ke KNKP dalam batas waktu 2 x 24 jam
Bukti peran aktif dari klinik untuk mendukung pencapaian program prioritas nasional adalah:
a. Bukti keterlibatan klinik dan promotive dan preventif untuk program prioritas nasional
b. Bukti keterlibatan klinik dalam upaya kuratif dan rehabilitative dalam pelaksanaan program prioritas nasional
c. Bukti keterlibatan klinik untuk pelaksanaan program prioritas nasional sebagai jejaring dari Puskesmas termasuk kegiatan promotive dan preventif
d. Dalam standar akreditasi klinik tidak meminta peran aktif klinik dalam pencapaian program prioritas nasional
Dilakukannya upaya untuk mencegah terjadinya salah sisi, salah pasien, dan salah T indakan operatif, dibuktikan dengan adanya:
a. Bukti pengisian surgical safety check list, bukti penandaan sisi operasi oleh petugas kesehatan.
b. Kebijakan dan SPO penandaan sisi operasi dan bukti pengisian surgical safety checklist oleh operator atau perawat yang ditunjuk oleh operator
c. Kebijakan dan SPO penandaan sisi operasi, SPO pelaksanaan surgical safety checklist, bukti penandaan sisi operasi oleh operator yang akan melakukan, dan bukti
pengisian surgical safety check-list
d. Bukti pengisian surgical safety checklist, bukti penandaan sisi operasi oleh perawat, dan adanya kebijakan dan SPO penandaan sisi operasi
Untuk menilai pelaksanaan pembinaan jaringan dan jejaring Puskesmas, yang dinilai oleh surveyor adalah:
a. Adanya program pembinaan jaringan dan jejaring, adanya indikator kinerja pembinaan jaringan dan jejaring, dan bukti-bukti pelaksanaan, monitoring dan evaluasinya
b. Adanya program pembinaan jaringan dan jejaring dan bukti pelaksanaannya
c. Adanya indikator kinerja pembinaan jaringan dan jejaring dan capaian indikator serta analisisnya
d. Adanya penanggung jawab pembinaan jaringan dan jejaring, program pembinaan monitoring kesesuaian pelaksanaan dengan jadwal pelaksanaan, dan bukti
pelaksanaan kegiatan pembinaan jaringan dan jejaring.
Pemberian tablet tambah darah pada remaja puteri, promosi/konseling pemberian makanan bayi dan anak, pemberian tablet tambah darah pada ibu hamil dalam
program prioritas nasional adalah bentuk dari intervensi:
Untuk menilai pemenuhan standar penyelenggaraan rekam medis, surveyor menilai adanya bukti:
a. Penyimpanan, peminjaman, dan pemusnahan rekam medis, serta bagaimana menjaga kerahasiaan isi rekam medis
b. Adanya bukti kelengkapan isi rekam medis, keterbacaan, dan kerahasiaan rekam medis
c. Kelengkapan isi rekam medis dan keterbacaannya
d. Pelaksanaan penyelenggaraan rekam medis sesuai dengan pedoman/ panduan/ SPO yang disusun, kelengkapan isi rekam medis oleh PPA, dan kerahasiaan rekam
medis
Salah satu program MFK adalah pengendalian B3 dan limbah B3, untuk memastikan program tersebut berjalan dengan baik, maka bukti-bukti telusur adalah:
T elusur untuk membuktikan ketersediaan APAR dan pemeliharaan APAR pada instrument akreditasi klinik adalah:
a. Tersedia APAR, Tersedia SPO dan bukti pemeliharaan APAR, observasi proses pemeliharaan APAR, dan simulasi penggunaan APAR
b. Ketersediaan APAR dan bukti pemeliharaan APAR
c. Tersedia SPO pemeliharaan APAR, ketersediaan APAR dan bukti pemeliharaan APAR
d. Tersedia APAR, Tersedia SPO dan bukti pemeliharaan APAR, wawancara proses pemeliharaan APAR, dan simulasi penggunaan APAR
a. Klinik tidak perlu menyusun perencanaan operasional karena tidak diminta dalam standar akreditasi
b. Perencanaan operasional puskesmas dalam bentuk Rencana Usulan Kegiatan
c. Visi, misi, dan tujuan Puskesmas/Klinik, analisis kebutuhan masyarakat akan jenis dan jumlah pelayanan, evaluasi capaian kinerja, peluang perkembangan ke depan,
dan analisis risiko
d. Visi, misi dan tujuan Puskesmas/Klinik dan ketersediaan SDM
Seorang perawat salah memberikan obat kepada pasien, obat telah diminum, tetapi pasien tidak mengalami cedera. Insiden ini adalah:
Keanggotaan tim etik yang diminta pada pokok pikiran pada standar 1.2.5. penyelenggaraan pelayanan UKM dan UKP dilaksanakan dengan pertimbangan etik dalam
pengambilan keputusan pelayanan adalah sebagai berikut:
a. Perwakilan pelayanan UKM, perwakilan pelayanan UKP, perwakilan dari tim mutu, dan perwakilan dari administrasi dan manajemen
b. Kepala Puskesmas ditambah dengan Perwakilan pelayanan UKM, perwakilan pelayanan UKP, perwakilan dari tim mutu, dan perwakilan dari administrasi dan
manajemen
c. Penanggung jawab UKM, Penanggung jawab UKP, Perwakilan pelayanan UKM, perwakilan pelayanan UKP, perwakilan dari tim mutu, dan perwakilan dari administrasi
dan manajemen
d. Perwakilan dari pelayanan UKM dan pelayanan UKP
Untuk menilai pelaksanaan pencegahan dan penurunan stunting yang dilakukan puskesmas, surveyor menlakukan penilaian terhadap:
a. Adanya penetapan indikator dan target kinerja stunting, program pencegahan dan penurunan stunting berdasar analisis capaian indikator, bukti koordinasi dan
pelaksanaan program, monitoring dan evaluasinya
b. Adanya pencatatan dan pelaporan program stunting
c. Adanya program kerja stunting, koordinasi pelaksanaan, monitoring dan evaluasi program
d. Adanya pencatatan dan pelaporan program stunting, monitoring dan tindak lanjutnya.
Standar kuantitas untuk kunjungan ANC sesuai yang diminta dalam standar akreditasi Puskesmas adalah:
Untuk menilai Perencanaan dan pelaksanaan asuhan pasien dilakukan sesuai dengan standar akreditasi, surveyor melakukan penelusuran bukti sebagai berikut:
Bukti peran aktif dari klinik untuk mendukung pencapaian program prioritas nasional adalah:
a. Bukti keterlibatan klinik untuk pelaksanaan program prioritas nasional sebagai jejaring dari Puskesmas termasuk kegiatan promotive dan preventif
b. Dalam standar akreditasi klinik tidak meminta peran aktif klinik dalam pencapaian program prioritas nasional
c. Bukti keterlibatan klinik dalam upaya kuratif dan rehabilitative dalam pelaksanaan program prioritas nasional
d. Bukti keterlibatan klinik dan promotive dan preventif untuk program prioritas nasional
Pemenuhan Kriteria 1.4.2. Puskesmas merencanakan dan melaksanakan manajemen keselamatan dan keamanan fasilitas dinilai dengan:
Asesmen risiko yang dilakukan dalam Hazard Vulnerability Assessment terdiri dari 4 kelompok yaitu:
a. Natural Hazard, Human Hazard, Internal House-hold Hazard, External Household Hazard
b. Natural Hazard, Technological Hazard, Hazardous Material, Household Hazard.
c. Natural Hazard, Technological Hazard, Human Hazard, Hazardous Materials
d. Natural Hazard, Occupational Hazard, Human Hazard, Technological Hazard
Dalam standar akreditasi puskesmas maupun klinik: Keterlibatan pasien dan keluarga dalam asuhan pasien ditunjukkan dengan adanya:
a. Adanya bukti pasien dijelaskan tentang hak dan kewajiban pasien pada saat pasien pertama kali datang ke puskesmas atau ke klinik.
b. Bukti PPA memberikan edukasi pada pasien dan keluarga yang dicatat dalam rekam medis pasien
c. Adanya bukti dilakukan rencana pemulangan pada pasien yang membutuhkan sejak awal pada perencanaan asuhan
d. Bukti bahwa pasien atau keluarga mengetahui rencana asuhan, diagnosis, dan kemungkinan hasil asuhan yang diberikan, dan bukti adanya informed consent ketika
akan dilakukan Tindakan yang memerlukan informed consent
Sebagai dasar untuk menyusun rencana program manajemen fasilitas dan keselamatan dan menyusun disaster plan, fasilitas pelayanan kesehatan perlu melakukan
analisis risiko dengan menggunakan alat:
a. Profil Risiko
b. ICRA Program
c. Register Risiko
d. Profil Risiko, dan Hazard Vulnerablity Assessment (HVA)
Selesaikan ulasan