Anda di halaman 1dari 3

1.

Deretan Morfologis
Deretan morfologis atau paradigma adalah deretan atau daftar yang memuat kata – kata
yang berhubungan dalam bentuk dan arti (makna) Ramlan, (1987 : 43). Deretan
morfologis sangat berguna untuk menentukan suatu kata apakah bentuk dasar atau bentuk
kompleks. Dengan deretan morfologis, dapat diketahui morfem terikat yang ada pada
suatu kata, maka akan terlihat deretan bentuk dasar yang mempunyai kesamaan bentuk
dan arti(makna). Jika sebuah kata dalam deretan morfologis hanya mempunyai
persamaan bentuk, tetapi tidak memiliki persamaan arti(makna), maka kata tersebut
bukan anggota dari kata – kata dalam deretan morfologis tersebut.
Contohnya, kata berteriak. Dapat diketahui bahwa disamping kata berteriak terdapat
pula kata meneriakkan, diteriakkan, maka deretan morfologisnya
berteriak
meneriakkan
diteriakkan

Berdasarkan perbandingan kata – kata yang terdapat pada deretan morfologis di atas,
maka dapat diketahui bahwa ada salah satu unsure kata sebagai bentuk dasar yang
terdapat pada deretan morfologis, yaitu morfem teriak. Selain itu, dapat pula diketahui
morfem terikat yang merupakan unsure pembentuk lainnya, disamping bentuk dasarnya.

Kata berteriak terdiri dari morfem teriak dan morfem ber-


Kata meneriakkan terdiri dari morfem men-, teriak, dan kan-
Kata diteriakkan terdiri dari morfem di-, teriak, dan kan-

Deretan morfologis sangat amat berguna dalam penentuan morfem – morfem. Lebih
lanjut Ramlan (1987:36-37) memberikan contoh sebagai berikut; kata terlantar,apakah
terdiri dari satu morfem atau dua morfem. Ini dapat diketahui dari deret morfologisnya.
Kata terlantar harus dibandingkan dengan kata – kata lain yang berhubungan dalam
bentuk dan artinya (maknanya).

2. Hierarki Bahasa
Seperti halnya kehidupan dan masyarakat, bahasapun ada yang disebut hierarki bahasa.
Tarigan mengatakan bahwa hierarki bahasa dilihat dari sudut satuan – satuan gramatik
dari bawah ke atas yaitu morfem, kata, frase,klausa, kalimat, dan wacana. Pembahasan
pada bidang morfologi terbatas pada hierarki kata, yaitu pembentukan (hierarki) suatu
kata dari bentuk asal sampai pada bentuk kompleks. Dalam pembentukan kata(hierarki)
pada prinsipnya membicarakan tentang unsure langsung yang membentuk kata.
Misalnya, kata berpelukan, unsure langsungnya adalah ber-, dan pelukan (bukan ber- ,
peluk , dan –an ), pelukan unsure langsungnya adalah peluk dan –an . Jadi proses
terjadinya berpelukan itu adalah : peluk → pelukan → berpelukan
Diagram hierarki kata berpelukan sebagai berikut :
Berpelukan

ber- pelukan

Peluk -an

Dalam bentuk kata berpakaian, morfem –an melekat lebih dahulu pada morfem pakai
sehingga menjadi pakaian. Kemudian, sesudah itu baru morfem ber- melekat pada
bentuk pakaian sehingga menjadi berpakaian. Maka dapat dilihat kata berpakaian unsure
langsungnya adalah ber- dan pakaian, pakaian unsure langsungnya pakai dan –an. Jadi
proses terbentukknya berpakaian adalah : pakai →pakaian →berpakaian.

Diagram hierarki berpakaian sebagai berikut

Berpakaian

pakaian

ber

pakai -an

Dari diagram di atas dapat terlihat bahwa semua satuan gramatik kecuali morfem, terdiri dari
satuan yang lebih kecil dan ini dapat diketahui melalui proses pembentukannya, atau dengan kata
lain dapat dilihat dari hierarki pembentukannya atau kata tingkat bawahan langsungnya.

Ramlan (1987:45-49) mengatakan apabila satuan yang diselidiki itu hanya terdiri dari dua
unsure, maka dengan mudah dapat ditentukan bahwa kedua unsure itu merupakan unsure
langsung pembentuknya. Tetapi apabila satuan yang diselidiki itu terdiri dari tiga atau lebih,
maka haruslah diperhatikan dua taraf tersebut di bawah ini.

TARAF I : Mencari kemungkinan adanya satuan yang satu tingkat lebih kecil daripada satuan
yang diselidiki.

Contoh, kata berkemauan , satuan yang satu tingkat lebih kecil ialah kemauan . Satuan
berkemau tidak ada , maka dapat ditentukan bahwa bentuk berkemauan terdiri dari unsur ber-
dan kemauan.

TARAF II : Menyelidiki makna leksikal dan makna gramatikal satuan yang sedang diteliti.

Contoh, kata pembacaan , satuan yang satu tingkat lebih kecil dari padanya menurut syarat
kesatu terbentuk dari unsure pembaca dan –an , mungkin pula terdiri dari unsure peN- , dan
bacaan . Baik pembaca maupun bacaan terdapat dalam pemakaian bahasa. Untuk menentukan
unsure kata semacam itu diperlukan syarat kedua adalah arti leksikal dan gramatik. Kata
pembacaan satuan yang satu tingkat lebih kecil adalah baca , yang terbentuk dari peN-an dan
baca .

Anda mungkin juga menyukai