Anda di halaman 1dari 4

PANDUAN ASUHAN KEPEPRAWATAN

(PAK)

NEPHROLITHIASIS
1 Pengertian Nephrolithiasis adalah suatu penyakit ginjal, dimana terdapat batu di
(Definisi) dalam pelvis atau kaliks dari ginjal yang mengandung komponen
kristal dan matriks organik (Fauzi & Putra, 2016).
Batu ini terdiri atas garam kalsium, asam urat, oksalat, sistin, xantin,
dan struvit (Patofisiologi keperawatan, 2000 ).

2 Asesmen Etiologi:
Keperawatan Ada beberapa penyebab terbentuknya batu ginjal yaitu hiperkalsiuria,
hiperurikosuria, hipositraturia, dan hiperoksaluria (Sakhaee et al.,
2012). Hal tersebut dapat dipicu oleh berbagai macam faktor seperti
faktor keturunan, makanan, dan obat-obatan.
1. Hiperkalsiuria
Peningkatan penyerapan kalsium usus, menurunnya reabsorbsi
kalsium di ginjal dan peningkatan mobilisasi kalsium dari tulang.
2. Hiperurikosuria
Kadar asam urat di dalam urin yang melebihi 850mg/24 jam.
Hiperurikosuria terdeteksi dari 10% pembentuk batu kalsium.
3. Hipositraturia
Sitrat merupakan inhibitor endogen pembentukan batu kalsium.
Rendahnya ekskresi sitrat urin ditemukan pada 20-60%
nefrolitiasis. Penentu utama ekskresi sitrat urin adalah
keseimbangan asam basa. Hipositraturia umumnya terjadi dengan
asidosis metabolik. Peran penghambatan sitrat juga melibatkan
pembentukan larutan kompleks dan pengurangan kejenuhan
(Sakhaee et al., 2012).
4. Hiperoksaluria
Merupakan eksresi oksalat urin yang melebihi 45 gram perhari
yang diakibat dari gangguan metabolisme, peningkatan
penyerapan oksalat usus, peningkatan asupan makanan dan
bioavailabilitas, dan urin pH.
5. Hipomagnesuria
Magnesium yang bertindak sebagai penghambat timbulnya batu
kalsium kadarnya sedikit dalam tubuh. Penyebab seringnya
hipomagnesuria adalah penyakit inflamasi usus yang diikuti
dengan gangguan malabsorbsi.

Manifestasi Klinis:
1. Nyeri/kolik
Nyeri hebat atau kolik pada sekitar pinggang merupakan penanda
penting dan paling sering ditemukan. Nyeri yang dirasakan rata-
rata mencapai skala 9 atau 10 diikuti keluhan mual, wajah pucat,
dan keringat dingin. Kondisi terjadi akibat batu mengiritasi
saluran kemih atau obstruksi batu yang menimbulkan peningkatan
tekanan hidrostatik dan distensi pelvis ginjal serta ureter
proksimal yang menyebabkan kolik.
2. Gangguan pola berkemih
PANDUAN ASUHAN KEPEPRAWATAN
(PAK)

NEPHROLITHIASIS
Pasien merasa ingin berkemih, namun hanya sedikit urine yang
keluar, dan biasanya mengandung darah akibat aksi abrasif batu
(Harmilah, 2020). Terkadang urine yang keluar tampak keruh dan
berbau.
3. Demam
Batu bisa menyebabkan infeksi saluran kemih. Jika batu
menyumbat aliran kemih, bakteri akan terperangkap didalam air
kemih yang terkumpul diatas penyumbatan, sehingga terjadilah
infeksi yang ditandai dengan demam dan menggigil. (Harmilah,
2020).
4. Gejala gastrointestinal
Respon dari rasa nyeri biasanya didapatkan keluhan
gastrointestinal, meliputi keluhan anoreksia, mual, dan muntah
yang memberikan manifestasi penurunan asupan nutrisi umum.
Gejala gastrointestinal ini akibat refleks retrointestinal dan
proksimitas anatomis ureter ke lambung, pankreas, dan usus besar
(Harmilah, 2020). Meliputi mual, muntah, diare, dan perasaan
tidak mual diperut berhubungan dengan refluks reointestinal dan
penyebaran saraf (ganglion coeliac) antara ureter dan intestinal.

3 Diagnosa 1. Gangguan Eliminasi Urin berhubungan dengan Iritasi


Keperawatan Kandung Kemih
2. Nyeri Kronis berhubungan dengan penekanan saraf
3. Gangguan Pola Tidur berhubungan dengan kurang kontrol
tidur
4. Nausea berhubungan dengan faktor psikologis
5. Risiko Termoregulasi Tidak Efektif berhubungan dengan
proses penyakit (infeksi).

4 Kriteria Evaluasi Dilaksanakan suatu penilaian terhadap asuhan keperawatan yang telah
diberikan atau dilaksanakan dengan berpegang teguh pada tujuan
yang ingin dicapai. Pada bagian ini ditentukan apakah perencanaan
sudah tercapai atau belum, dapat juga timbul masalah baru.
5 Intervensi Manajemen Eliminasi Urine (I.04152)
Keperawatan Observasi:
a. Identifikasi tanda dan gejala retensi dan inkontenensia urine.
b. Monitor eliminasi urine (frekuensi, konsistensi, aroma,
volume dan warna).
Terapeutik:
a. Catat waktu dan haluaran berkemih
Edukasi:
a. Ajarkan mengukur asupan cairan dan haluaran urine.
b. Anjurkan minum yang cukup
c. Anjurkan mengurangi minum menjelang tidur.
Kolaborasi:
Kolaborasi emberian supositoria uretra, jika perlu.
Manajemen Nyeri (I.08238)
PANDUAN ASUHAN KEPEPRAWATAN
(PAK)

NEPHROLITHIASIS
Observasi:
a. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas nyeri
b. Identifikasi skala nyeri.
c. Identifikasi repon nyeri non verbal
d. Monitor efek samping penggunaan analgetik.
Terapeutik:
a. Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri
b. Fasilitasi istirahat dan tidur.
Edukasi:
a. Jelaskan strategi meredakan nyeri.
b. Ajarkan teknik non farmakologis untuk mengurangi nyeri.
Kolaborasi:
c. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu.
Dukungan Tidur (I.05174):
Observasi:
a. Identifikasi pola aktivitas dan tidur.
b. Identifikasi faktor penggangg tidur.
Terapeutik:
a. Modifikasi lingkungan
b. Lakukan prosedur untuk meningkatkan kenyamanan
(pengaturan posisi)
c. Sesuaikan jadwl pemberian obat dan atau tindakan untuk
meunjang siklus tidur terjaga
Edukasi:
Anjurkan menghindari makanan/minuman yang mengganggu
tidur.
Manajemen Mual (I.03117)
Observasi:
a. Identifikasi penyebab mual.
b. Monitor mual (frekunesi, durasi dan tingkat keparahan)
c. Monitor asupan
Terapeutik:
a. Kendalikan faktor lingkungan penyebab mual (misal bau tak
sedap)
Edukasi:
a. Anjurkan untuk istirahat dan tidur yang cukup
b. Ajarkan teknik non farmakologis untuk mengatasi mual
Kolaborasi:
Kolaborasi untuk pemberian antimetik, jka perlu
Edukasi Termoregulasi (I.12457)
Obervasi:
a. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
Terapeutik:
PANDUAN ASUHAN KEPEPRAWATAN
(PAK)

NEPHROLITHIASIS
a. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai dengan kesepakatan.
Edukasi:
a. Ajarkan kompres hangat jika demam
b. Ajarkan cara pengukuran suhu
c. Anjurkan pemberian antipirerik, sesuai indikasi
d. Anjurkan memperbanyak minum
e. Anjurkan minum analgesik jika merasa pusing, sesuai
indikasi
6 Informasi dan Menjelaskan strategi meredakan nyeri
Edukasi
7 Evaluasi Evaluasi di lakukan untuk menilai tingkat keberhasilan pelayanan
asuhan keperaatan yang telah di lakukan, tahap ini akan terlihat
apakah tujuan yang telah disusun tercapai atau tidak (Doengoes,
2014)
8 Penelaah kritis Sub Komite Mutu Profesi Keperawatan
9 Kepustakaan Doengoes, M.E., Moorhouse, M F., & Murr, A. C. (2014) nursing
care plans guidddlines for individualizing client care cross the life
span
PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia:: Definisi
dan Indikator Diagnostik, Edisi 1. Jakarta:DPP PPNI

PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan


Tindakan Keperawatan, Edisi 1. Jakarta:DPP PPNI

PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan


Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1. Jakarta:DPP PPNI

Rokhayanti, Naddifatur (2021). Asuhan Keperawatan Pada


Nefrolithiasis Dextra. Diakses pada tanggal 25 Juni 2023.
http://repository.unissula.ac.id/23702/1/40901800065_fullpdf.pdf

Ketua Sub Komite Ketua Komite Keperawatan Direktur Mitra Keluarga Kenjeran
Mutu Profesi

Anda mungkin juga menyukai