Anda di halaman 1dari 2

Opinio necessitatis 

- keyakinan atas sesuatu menurut hukum adalah perlu sebagai


syarat untuk timbulnya hukum kebiasaan.

Lex posterior derogat legi priori atau lex posteriori derogat legi anteriori -
hukum (undang-undang) yang baru menyampingkan undang-undang yang lama.

Lex superior derogat legi inferiori - hukum yang lebih tinggi menyampingkan
undang-undang yang lebih rendah tingkatannya.

Lex prospicit, non respicit - hukum melihat ke depan, bukan ke belakang.

1. Reo negate actori incumbit probatio - jika tergugat tidak mengakui


gugatan, maka penggugat harus membuktikan.
2. Summum ius summa injuria, summa lex, summa crux - hukum yang keras
dapat melukai, kecuali keadilan yang dapat menolongnya.
3. Geen straf zonder schuld - tiada hukum tanpa kesalahan.
4. Facta sunt potentiora verbis - perbuatan atau fakta lebih kuat dari kata-kata.
5. Ei incumbit probatio quidicit, nonqui negat - beban pembuktian diberikan
pada orang yang menggugat, bukan tergugat.
6. Actory in cumbit probatio - siapa yang menggugat dialah yang wajib
membuktikan.

Absolute sentienfia expositore non indiget - sebuah dalil yang sederhana


tidak membutuhkan penjelasan lebih lanjut

7. Audi et alteram partem atau audiatur et altera pars - para pihak harus


didengar. Apabila persidangan dimulai, hakim harus mendengar dari kedua
belah pihak yang bersengketa, bukan hanya dari satu pihak saja.
8. Affirmanti, non neganti, incumbit probatio - pembuktian bersifat wajib
bagi yang mengajukan, bukan bagi penyangkal,

Salah satunya tertuang dalam Putusan MA No. 33 K/MIL/2009. Salah satu


pertimbangannya menyebutkan bahwa jika terjadi keragu-raguan apakah terdakwa
salah atau tidak, maka sebaiknya diberikan hal yang menguntungkan bagi
terdakwa, yaitu dibebaskan dari dakwaan. Hal ini sesuai asas In Dubio Pro Reo.

Ada pula adagium hukum yang diterapkan dalam peraturan perundang-undangan,


yakni adagium Unus Testis Nullus Testis yang berarti satu orang saksi bukanlah
saksi.
Adagium ini tergambar dalam Pasal 185 ayat (2) KUHAP yang menyebutkan
bahwa keterangan seorang saksi saja tidak cukup untuk membuktikan bahwa
terdakwa bersalah terhadap perbuatan yang didakwakan kepadanya.

Produk Hukum Harus Menghindari Redudansi agar


Tidak Multitafsir

Anda mungkin juga menyukai