Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.

DP DENGAN GANGGUAN
SISTEM KARDIOVASCULAR: CORONARY ARTERY DISEASE + NON
ST ELEVASI MIOCARD INFARK DINDING INFERIOR & LATERAL +
OLD MIOCARD INFARK INTFERIOR
DI RUANG CICU RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG

Disusun Oleh :
Anton Furqon Fathoni
PK. 03. 001

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BHAKTI KENCANA


PROGRAM PROFESI KEPERAWATAN
BANDUNG
2010
LAPORAN KASUS

A. Tinjauan Kasus
1) Pengkajian
a. Pengumpulan Data
1) Identitas Klien
Nama : Tn. DP
Umur : 62 Tahun
Jenis Kelamin : Pria
Agama : Islam
Pendidikan : Perguruan tinggi
Pekerjaan : Pensiunan PNS + Wiraswasta
Status marital : Menikah
Suku bangsa : Jawa
No. Medrek : 10011050
Tanggal masuk : 02 Oktober 2010
Tanggal pengkajian : 06 Oktober 2010
Diagnosa medis : Coronary Artery Disease + Non St
Elevasi Miocard Infark Dinding
Inferior & Lateral + Old Miocard
Infark Intferior
Alamat : Jl.Karang Tinggal Dalam No. 41
Sukajadi, Bandung
2) Penanggung jawab
Nama : Nn. EP
Umur : 21 Tahun
Jenis Kelamin : Wanita
Agama : Islam
Hubungan dengan klien : Anak
Alamat : Jl.Karang Tinggal Dalam No. 41
Sukajadi, Bandung

1
b. Keluhan Utama
Sesak Nafas
c. Riwayat Kesehatan
(a) Riwayat Kesehatan Sekarang
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien mengatakan sesak namun sudah berkurang, sesak hanya
muncul ketika klien bangun dari tempat tidur dan berkurang
jika kien beristirahat total di tempat tidur. Sesak biasanya
dirasakan didaerah dada. Sesak dirasakan seperti tertekan
benda berat, akibat sesak tersebut klien harus istirahat sehingga
mengganggu aktivitasnya.
b. Alasan masuk rumah sakit
Empat hari SMRS klien mengeluh sesak nafas yang dirasakan
semakin memberat. Sesak dirasakan saat istirahat (tidak
berkurang dengan istirahat) sesak disertai nyeri dada dan berat
di dada. Ada keluar keringat dingin, tidak ada keluhan mual
dan muntah.
10 hari SMRS penderita mengeluh sesak nafas, saat itu sesak
jika beraktiv itas dan berkurang ketika istirahat, tidak berubat
untuk keluhannya tsb.
Satu tahun SMRS ada keluhan sesak jika beraktivitas berat dan
berkurang jika istirahat, ada keluhan bangun karena sesak, tidur
dengan 3-4 bantal, tidak ada bengkak tungkai.
Klien mengatakan punya riwayat darah tinggi (TD: 150/...
mmHg) sejak usia 30 tahun, tidak ada riwayat DM, tidak ada
keluhan trias poly. Riwayat merokok sejak 40 tahun yang lalu
dan berhenti 2 tahun yang lalu.
2) Riwayat kesehatan dahulu
Menurut klien mengatakan bahwa dirinya belum pernah di
rawat di RS sebelumnya, klien memiliki riwayat penyakit

2
Hipertensi sejak usia 30 tahun, klien mengatakan tidak
memiliki riwayat penyakit DM, penyakit menular seperti TBC.
3) Riwayat kesehatan keluarga
Menurut anggota keluarga klien, dalam keluarga klien tidak
ada yang memiliki penyakit yang sama dengan penyakit yang
diderita klien, juga tidak ada yang memiliki riwayat keturunan
atau penyakit menular menular.
a. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum
Klien terlihat sakit sedang, kesadaran Composmentis, GCS:
E4M6V5: 15.
2) Sistem Pernafasan
Bentuk hidung simetris, septum terletak di tengah, tidak terdapat
luka pada hidung, tidak terdapat PCH, tidak terdapat kelainan
bentuk dada seperti: barrel chest, gerak dada simetris, tidak
terdapat retraksi dinding dada, perkusi paru sonor, saat diauskultasi
terdengar rochi basah halus di paru kanan dan kiri ½ lapang paru,
tidak ada suara whezing. Frekuensi nafas: 16x/ menit. Pada hidung
terpasang Binasal canule dengan O2 3 liter/ menit.
3) Sistem Kardiovaskuler
Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik, akral hangat, CRT <
2 detik, KGB tidak membesar, JVP tidak meninggi dengan nilai 5
+ 0 cmH2O, tidak terdapat sianosis pada daerah bibir dan ujung
jari. Arteri radialis teraba lemah dan teratur. Bunyi jantung S1 dan
S2 murni regular serta tidak ada suara jantung tambahan (S3, S4,
Murmur, Gallop), TD: 103/63 mmHg, nadi: 86x/ mnt.
4) Sistem Pencernaan
Bentuk bibir simetris, mukosa bibir lembab, lidah dan bagian
dalam mulut bersih. Bentuk abdomen cembung dan lembut, bising
usus 9x/ menit lemah, tidak terdapat distensi abdomen, palpasi
hepar tidak teraba, ginjal tak teraba.

3
5) Sistem Perkemihan
Pembesaran ginjal tidak ada. Kandung kemih teraba kosong, Klien
terpasang dower kateter, banyaknya urine dalam urine bag 1380 cc/
24 jam. Genitalia eksterna bersih, meatus uretra eksterna bersih.
6) Sistem Endokrin
Tidak terdapat moon face, tidak terdapat pembesaran kelenjar
thiroid dan parathiroid, riwayat DM tidak ada.
7) Sistem Muskuloskeletal
Ekstremitas Atas
Panjang dan bentuk simetris, kekuatan otot 4/4, pergerakan be bas,
refleks trisep ++/++, bisep ++/++, radialis ++/++.
Ekstremitas Bawah
Panjang dan bentuk simetris, kekuatan otot 4/4, pergerakan bebas
ke semua arah, sensasi panas dan dingin baik, patella ++/++,
tendon achiles ++/++.
8) Sistem Integumen
Keadaan rambut klien bersih, kuku tangan dan kaki pendek dan
bersih, turgor kulit cepat kembali, suhu 360C. Rambut hitam,
penyebaran merata, keadaan bersih.
9) System Persyarafan
a) Kesadaran : Composmentis
b) Glaslow Coma Scale : Eye = 4, Motoris = 6, Verbal = 5
c) Orientasi klien terhadap waktu, tempat dan orang baik. Klien
dapat mengenali keluarganya, dan perawat. Klien mengetahui
hari dan dimana ia sekarang.
d) Tes Fungsi Nervus Cranial
(1) Nervus I (Olfaktorius)
Klien dapat membedakan bau kayu putih dengan mata
tertutup.

4
(2) Nervus II (Optikus)
Klien dapat membaca papan nama perawat dengan jarak 30
cm tanpa menggunakan kacamata. Tidak terjadi
penyempitan lapang pandang.
(3) Nervus III (Okulomotoris)
Adanya kontriksi pupil 2 mm, bentuk pupil bulat isokor
pada kedua mata.
(4) Nervus IV (Trochlearis)
Pada kedua mata tidak terdapat nistagmus, diplopia dan
deviasi mata.
(5) Nervus V (Trigeminus)
Mata klien mengedip saat bulu mata disentuh dengan
kapas, klien dapat merasakan usapan pada kelopak mata,
dahi dan dagu.
(6) Nervus VI (Abducend)
Klien mampu menggerakkan bola mata ke kanan dan ke
kiri.
(7) Nervus VII (Facialis)
Klien dapat membedakan rasa asin dan manis.
(8) Nervus VIII (Auditorius)
Klien dapat mendengar suara detik jam dan menjawab
semua pertanyaan perawat.
(9) Nervus IX ( Glosofaringeus)
Uvula terdapat di tengah dan terangkat saat mengatakan
“ah”.
(10) Nervus X (Vagus)
Klien dapat menelan dengan baik.
(11) Nervus XI (Accesoris)
Klien dapat mengangkat bahu kanan dan kiri saat perawat
menahannya.

5
(12) Nervus XII (Hipoglosus)
Pergerakan lidah klien bebas ke segala arah.
10) System Endokrin
Tidak terdapat moonface, tidak terdapat pembesaran kelenjar
tiroid, tidak ada keluhan polidipsi, poliurie, dan polifagi.
11) System Penginderaan
 Indera Penglihatan
Konjungtiva tidak anemis. Klien dapat membaca papan nama
perawat dengan jarak 30 cm tanpa menggunakan kacamata.
Tidak terjadi penyempitan lapang pandang. Adanya kontriksi
pupil 2 mm, bentuk pupil bulat isokor pada kedua mata.
 Indera Pendengaran
Bentuk telinga simetris, pinna fleksibel, tidak terdapat nyeri
tekan. Klien dapat mendengar suara detik jam dan menjawab
semua pertanyaan perawat.
 Indera Penciuman
Bentuk hidung simetris, septum nasal di tengah, tidak terdapat
nyeri tekan pad sinus-sinus, tidak terdapat polip. Klien dapat
membedakan bau kayu putih dan bau kopi dengan mata
tertutup.
 Indera Perasa
Lidah klien bersih, pergerakan bebas, klien dapat membedakan
rasa asin dan manis.
 Indera Peraba
Klien dapat membedakan sensasi halus kapas, tumpul pulpen,
panas air.
b. Data Psikologis
(1) Status Emosi
Emosi klien stabil, ekspresi wajah klien tanpak tenang..
(2) Kecemasan
Klien tidak terlihat cemas.

6
(3) Pola Koping
Menurut klien bila mendapat masalah ia sering membicarakan
dengan istri dan anak-anaknya.
(4) Gaya Komunikasi
Klien dapat berkomunikasi verbal dan non verbal dan klien dapat
berkomunikasi dengan perawat, dokter, keluarga klien, bahasa yang
digunakan bahasa Indonesia dengan logat jawa.
(5) Konsep Diri
(a) Gambaran Diri
Klien menyukai semua bagian anggota tubuhnya karena
semuanya ini adalah anugrah Tuhan Yang Maha Kuasa yang
harus disyukuri.
(b) Ideal Diri
Klien mengatakan ingin segera sembuh dan beraktivitas seperti
biasa.
(c) Identitas Diri
Klien merasa bangga dilahirkan sebagai laki-laki.
(d) Harga Diri
Klien merasa senang karena banyak yang menyayanginya.
(e) Peran
Klien adalah seorang kepala rumah tangga namun sudah
pensiun dari PNS dan klien berwiraswasta.
c. Data Sosial
Hubungan klien dengan perawat, dokter, keluarga klien serta tim
kesehatan berlangsung baik dan dapat bekerja sama dengan baik.
d. Data Spiritual
Klien seorang muslim dan taat menjalankan ibadah, klien selalu berdoa
dan beribadah untuk kesembuhannya, klien mengatakan bahwa sakit
ini merupakan cobaan dari allah.

7
e. Pola Aktifitas Sehari-hari
N
Pola Aktifitas Di rumah Di rumah sakit
o
1 Nutrisi
a. Makan
Frekuensi 3x/ hari Diet lunak 1600 kkal +
protein 1 g/kgBB
Porsi 1 habis 1 porsi
Jenis nasi, lauk pauk, sayur Roti, Nasi + lauk pauk
b. Minum
Jenis Air putih dan teh Air putih, teh manis,
susu.
Jumlah 8 gelas sehari: ( 1800  1400cc
cc)
2 Personal higiene
a. Mandi 2x/ hari dengan air 1x/ hari di seka dgn
dingin diguyur sabun
b. Keramas 2x/ minggu dengan 1x/ hari di seka dgn
shampo sabun
c. Gosok gigi 2 x/ hari pada waktu 1 x/ hari pada waktu
mandi dengan pasta mandi dengan pasta
gigi. gigi.
3. Pola eliminasi
BAK  6x/ hari = 1200 cc terpasang kateter
Frekuensi kuning jernih kuning jernih
Warna
a. BAB
Frekuensi 1x/ hari 2 hari 1 kali
Warna Kuning khas Kuning khas
Konsistensi lembek lembek
4 Istirahat dan tidur
a. Tidur siang klien jarang tidur siang klien tidur siang  5
jam
b. Tidur malam 6-7 jam malam klien dapat tertidur
malam 5-7 jam
5 Aktifitas gerak Klien dapat beraktifitas Klien hanya beraktifitas
secara mandiri tanpa diatas tempat tidur,
bantuan orang lain semua kebutuhan klien
dibantu oleh perawat
dan keluarga.

8
f. Data Penunjang
(a) Laboratorium
1. 02 Oktober 2010
Pemeriksaan Hasil Nilai normal
Hematologi darah rutin
Hemoglobin 16,1 13,5 – 17,5 gr/ dl
Leukosit 16.100 4.400 – 11.300 mm3
Hematokrit 50 40 - 52 %
Eritrosit 5.74 4.5 – 6.5 juta/ ul
Trombosit 2810.000 150.000 – 450.000 /mm3

Indeks Eritrosit
MCV 86.4 80 – 100 ul
MCH 28.0 26 – 34 p.g
MCHC 32.5 32 – 36 %

HbsAG Kromatiografi Negatif Negatif


Anti HCV Negatif Negatif
CK-MB 151 < 25 u/L

2. 03 Oktober 2010
Pemeriksaan Hasil Nilai normal
Analisa Gas Darah
PH 7,477 7,34 – 7,44
PCO2 70,1 35 – 45 mmHg
PO2 128,7 69 – 116 mmHg
HCO3 22,1 22 – 26 mmol/L
TCO2 23,0 22 – 29 mmol/L
BE - 0,1 - 2 ~ + 3 meq/L
SO2 98,9 95 – 98 %

3. 04 Oktober 2010
Pemeriksaan Hasil Nilai normal
Kimia Klinik
Ureum 46 15 – 50 mg/dL
Kreatinin 2,85 0,7 – 12 mg/dL
Natrium (Na) 136 135 – 145 mEq/L
Kalium (K) 3.0 3,6 – 5,5 mEq/L
Kalsium (Ca. Bebas) 4,55 4,7 – 5,2 mEq/L
Analisa Gas Darah
PH 7,393 7,34 – 7,44

9
PCO2 31,7 35 – 45 mmHg
PO2 157,9 69 – 116 mmHg
HCO3 18,9 22 – 26 mmol/L
TCO2 19,8 22 – 29 mmol/L
BE - 04,5 - 2 ~ + 3 meq/L
SO2 99,2 95 – 98 %
Kimia Klinik
AST (SGOT) 149 < 50 u/L 370C
ALT (SGPT) 48 < 50 u/L 370C
Ureum 84 15 – 50 mg/dL
Kreatinin 4,67 0,7 – 12 mg/dL
Natrium (Na) 135 135 – 145 mEq/L
Kalium (K) 3,3 3,6 – 5,5 mEq/L
Kalsium (Ca. Bebas) 4,71 4,7 – 5,2 mEq/L
Magnesium (Mg) 2,12 1,7 – 2,55 mEq/L

4. 05 Oktober 2010
Pemeriksaan Hasil Nilai normal
Kimia Klinik
Ureum 83 15 – 50 mg/dL
Kreatinin 4,60 0,7 – 12 mg/dL
Natrium (Na) 134 135 – 145 mEq/L
Kalium (K) 3,3 3,6 – 5,5 mEq/L
Kalsium (Ca. Bebas) 4,49 4,7 – 5,2 mEq/L
Magnesium (Mg) 1,93 1,7 – 2,55 mEq/L

5. 06 Oktober 2010
Pemeriksaan Hasil Nilai normal
Kimia Klinik
Kreatinin 3,5 0,7 – 12 mg/dL
Kimia Klinik
Ureum 119 15 – 50 mg/dL
Kreatinin 5,73 0,7 – 12 mg/dL
Kimia Klinik
Natrium (Na) 130 135 – 145 mEq/L
Kalium (K) 3,3 3,6 – 5,5 mEq/L
Kalsium (Ca. Bebas) 4,64 4,7 – 5,2 mEq/L
Magnesium (Mg) 2,16 1,7 – 2,55 mEq/L

(b) ECG:
(06 Oktober 2010)
Irama jantung reguler.

10
Frekuensi jantung (HR) 88 x/Menit (Sinus Ritm).
Gelombang P sinus dengan tinggi 0,1 mvolt dan lebar 0,1 detik.
P – R interval 0,12 detik.
Gelombang Q fisiologis dengan lebar 0,04 detik dan dalam kurang
dari 1/3 gelombang R.
QRS kompleks lebar 0,1 detik.
ST segmen isoelektrik.
Gelombang T memiliki lebar 0,2 detik dan tinggi 0,2 mvolt.
Sehingga disimpulkan gambaran EKG secara umum normal.

(c) Thorax photo:


(02 Oktober 2010)
Hasil:
 Kardiomegali dengan edema paru
(03 Oktober 2010)
Hasil:
 Kardiomegali tanpa bendungan paru
 Tidak tampak TB paru aktif / Bronchopneumonia

(d) Therapi
- Clorpidogrel 75 mg 1x
- Aspilet 81 mg 1x
- Simvastatin 20 mg 1x
- Xarax 0,5 mg 1x
- Laxadine 15 mg 1x
- Cardaron 200 mg 2x
- Calos 1 tab 3x
- Dobutamine 6 uGram/kgBB/menit
- Furosemide 10mEq/jam
- Koreksi Hipokalemia dengan Kalium dalam RL 500 ml,
habiskan dalam 6 jam  periksa post koreksi.

11
i. Analisa Data
No Data Kemungkinan Penyebab dan Dampak Masalah
1 DS: Darah residu pada ventrikel kiri bertambah Gangguan
- Klien mengeluh 
oksigenasi:
sesak saat Tekanan ventrikel kiri 
 difusi
beraktifitas dan
bangun dari tempat Tekanan atrium kiri 
tidur. 
DO: Menghambat darah dari paru-paru
- Frekuensi napas 
Tekanan kapiler paru-paru meningkat
16x/menit. 
- Terpasang O2 Transudat pada jaringan intersitial alveolar
kanul 3 liter/menit. 
- Terdengar rochi Edema paru

basah lembut di Gangguan oksigenasi difusi
2/3 penampang
paru.
- Hasil RX: Adanya
Kardiomegali
dengan Edema
Paru

2 DS:- Resiko
DO: Penyumbatan pada arteri koroner
terjadinya
- Konjungtiva tidak 
Kebutuhan O2 pada ventrikel/atrium Penurunan
tanpak pucat
berkurang
- Tekanan vena curah jantung

jugularis 5 + 0 Disfungsi ventrikel kiri-kanan
cmH2O 
- Kuku tidak tampak Kemampuan otot jantung 
pucat 
- CRT kembali < 2 Kekuatan kontraksi 

detik Cardiac Output 
- Akral teraba
hangat
- TD= 103/63
mmHg
- Suhu 36,00C

12
- Arteri radialis
teraba lemah

3 DS: Suplai darah dan O2 ke tubuh  Intoleransi


- Klien mengeluh  aktivitas
sesak dan mudah Metabolisme 
capek saat 
beraktivitas Energi 
- Klien mengatakan 
Kelelahan dan Kelemahan
aktivitasnya 
dibantu oleh Intoleransi aktivitas
keluarga dan
perawat
DO:
- Klien tampak
berbaring lemah
- Kekuatan otot
4 4
4 4
- TD: 103/63 mmHg
- N: 86 X/menit
- R=16 X/menit

j. Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas Masalah


1. Gangguan oksigenasi: difusi berhubungan dengan peningkatan
tekanan kapiler paru
2. Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan penurunan
kontraktilitas jantung
3. Aktivitas intoleran berhubungan dengan kelemahan akibat
menurunnya suplai O2

13
2. Perencanaan
Diagnosa PERENCANAAN
No
Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1 Gangguan oksigenasi: Tupan: 1. Pertahankan tirah baring dengan 1. Menurunkan konsumsi
difusi berhubungan Proses difusi adekuat head up 300-450 oksigen/kebutuhan dan
dengan peningkatanTupen: meningkatkan inflamasi paru
tekanan kapiler paru Setelah dilakukan maksimal
ditandai oleh : perawatan selama 3 hari, 2. Anjurkan klien batuk efektif, 2. Membersihkan jalan napas dan
DS: oksigenasi ke jaringan napas dalam jika timbul sesak memberikan oksigen
- Klien mengeluhadequat dengan kriteria: 3. Pertahankan oksigen tambahan 3. Meningkatkan konsentrasi
- Klien mengatakan sesak sesuai program yaitu 3 oksigen alveolar yang dapat
sesak saat istirahat,
berkurang liter/menit menurunkan hipoksemia
beraktifitas dan
- suara napas vesikuler jaringan
bangun dari tempat
- frekuensi napas normal 4. Anjurkan klien untuk melakukan 4. Membantu mencegah
tidur.
(12-24 x/menit) perubahan posisi setiap 8 jam atelektasis dan pneumonia
DO:
5. Pantau frekuensi, bunyi napas, 5. Menyatakan adanya kongesti
- Frekuensi napas catat krekels, mengi setiap 8 jam paru/pengumpulan sekret
16x/menit. menunjukkan kebutuhan untuk
- Terpasang O2 kanul intervensi lanjut.
6. Lanjutkan pemberian therapi 6. Memindahkan cairan edema
3 liter/menit. diuresis (Furosemid 10mEq/Jam) paru ke jaringan ektra seluler
- Terdengar rochi sehingga di buang melalui
basah lembut di 2/3 ginjal
penampang paru.
- Hasil RX: Adanya
Kardiomegali dengan
Edema Paru

14
2 Resiko penurunan curah
Tupan : 1. Tingkatkan/ dorong tirah baring 1. Menurunkan volume darah
jantung berhubungan
Perfusi jaringan adekuat dengan kepala ditinggikan yang kembali ke jantung yang
dengan penurunan
Tupen: 30 -45
0 0
memungkinkan oksigenasi,
kontraktilitas jantung
Setelah dilakukan menurunkan dispneu dan
DS:- perawatan selama 3 hari regangan jantung
DO: curah jantung tidak 2. Tinggikan kaki dengan 2. Menurunkan stasis vena dan
- Konjungtiva menurun dengan kriteria :
tidak mengganjal bagian tumit kaki dapat menurunkan insiden
- Tanda-tanda vital dalam dengan bantal/ gulungan kain trombus/pembentukan
tanpak pucat
batas normal : TD embolus
- Tekanan vena 120/80-100/80 mmHg, 3. Pantau haluaran urine, catat 3. Ginjal berespon untuk
jugularis 5 + 0 Nadi 60-100 x/menit, penurunan haluaran dan meningkatkan curah jantung
cmH2O suhu 36,50-370C konsentrasi urine setiap 1 jam dengan menahan natrium dan
- Kuku tidak tampak - Akral teraba hangat cairan. Haluaran urine biasa
- CRT kembali dalam < menurun
pucat 2 detik 4. Pantau TD dan nadi perifer 4. Indikator klinis dari
- CRT kembali < 2 setiap 1 jam keadequatan curah jantung.
detik Pemantauan memungkinkan
- Akral teraba hangat tindakan terhadap
dekompensasi
- TD= 103/63 mmHg 5. Pantau tingkat kesadaran dan 5. Dapat menunjukkan tidak
- Suhu 36,00C GCS setiap 8 jam adequatnya perfusi serebral
sekunder terhadap penurunan
- Arteri radialis teraba curah jantung
lemah
6. Kolaborasi pemeriksaan 6. Peningkatan BUN/Kreatinin
laboratorium contoh BUN, menunjukan hiperfungsi/gagal

15
kreatinin. Pemeriksaan fungsi ginjal. AST/LDH dapat
hati (AST, LDH), meningkat sehubungan dengan
PT/APTT/Pemeriksaan kongesti hati dan menunjukan
koagulasi kebutuhan untuk obat dengan
dosis lebih kecil yang
didetoksikasi oleh hati.
Mengukur perubahan pada
proses koagulasi atau
keefektifan terapi
antikoagulan.
7. Pertahankan pemberian 7. Meningkatkan kekuatan
vasodilato dan inotropin: kontraksi miokard dan
Dobutamin 6 ugram/kgBB/ memperlambat frekuensi
menit, Cardarone 200mg, Calos, jantung dengan menurunkan
Xarax 0,5 mg. konduksi dan memperpanjang
periode refraktori pada
hubungan AV untuk
meningkatkan efisiensi/curah
jantung.
3 Aktivitas intoleran
Tupan : 1. Berikan bantuan untuk 1. Adanya istirahat dapat
berhubungan denganKlien dapat beraktivitas memenuhi aktivitas klien membantu klien untuk tetap
kelemahan akibat
sesuai dengan toleransi diselingi istirahat. melakukan aktivitas dan
menurunnya suplai O2 Tupen : mengurangi beban jantung.
ditandai oleh : Setelah dilakukan 2. Bantu klien dalam 2. Klien akan merasa nyaman
DS: perawatan selama 3 hari perawatan diri sesuai dengan karena kebutuhannya terpenuhi
- Klien mengeluh klien dapat melakukan kemampuan. 3. Untuk mengetahui toleransi
aktivitas sesuai 3. Pantau tanda-tanda vital : klien terhadap aktivitas yang
sesak dan mudah
kemampuan dengan TD, nadi dan respirasi sebelum dilakukan.
capek saat

16
beraktivitas kriteria : dan sesudah aktivitas. 4. Mengetahui keadaan klien
- Klien mengatakan - Klien berpartisipasi 4. Pantau adanya sesak yang setelah melakukan aktivitas.
dalam aktivitas yang lebih berat, pucat, berkeringat
aktivitasnya dibantu
diinginkan setelah melakukan aktivitas. 5. Mempermudah klien dalam
oleh keluarga dan
- Kebutuhan sehari-hari 5. Lanjutkan pemberian obat BAB, sehingga tidak
perawat
dan perawatan diri klien pencahar: Laxadine 15mg. mengeluarkan energi banyak
DO:
terpenuhi untukmengedan yang akan
- Klien tampak - TTV sebelum dan menyebabkan peningkatan
berbaring lemah sesudah aktivitas dalam kebutuhan O2
- Kekuatan otot keadaan stabil: 6. Menurunkan kekentalan darah
Penurunan TD tidak 6. Lanjutkan pemberian dan mencegah pembekuan
4 4 lebih dari 15 mmHg therapi antikoagulan: CPG 75 darah sehingga darah lebih
4 4 mg, Aspilet 81 mg. cepat dan lancar
- TD: 103/63 mmHg didistribusikan ke arteri
- N: 86 X/menit koronaria jantung.
7. Mencegah penumpukan dan
- R=16 X/menit 7. Lanjutkan pemberian pengerasan kolesterol pada
therapi antikolesterol: arteri agar pembuluh darah
Simvastatin 20 mg. tetap lancar.

17
3. Implementasi dan Evaluasi
Tanggal DP Implementasi dan Evaluasi Paraf
06 - 10 - 3 07.00 1. Berdoa, operan dinas.
2010 Memandikan klien di tempat tidur,
membantu klien gosok gigi,
Mengganti linen. Memberikan posisi
nyaman untuk klien.
Evaluasi: klien tampak segar dan
bersih, linen menjadi bersih dan segar.
Posisi klien menjadi nyaman.
1,2 08.00 2. Mengobservasi TTV
3 Hasil: (T: 110/65 mmHg, N: 83x/mnt,
R: 29x/mnt, S: 36.0oC)
1,2 3. Menghitung intake output cairan.
Hasil: Diuresis (+)
3 4. Membantu klien sarapan pagi.
Hasil: klien makan habis.
1,2 09.00 5. Mengobservasi TTV
3 Hasil: (T: 107/69 mmHg, N: 68x/mnt,
R: 16x/mnt, S: 36.0oC)
1,2 6. Menghitung intake output cairan.
Hasil: Diuresis (+)
1,2 7. Memberikan klien therapi oral (CPG
75mg, Aspilet 81 mg, Amiodarone
200mg, Calos 1 tb).
Hasil: klien meminum obat tsb dan
tidak ada reaksi alergi dari obat tsb.
1,2 10.00 8. Mengobservasi TTV
3 Hasil: (T: 96/60 mmHg, N: 58x/mnt,
R: 21x/mnt, S: 36.0oC)
1,2 9. Menghitung intake output cairan.

18
Hasil: Diuresis (+)
3 10. Membantu klien makan makanan
selingan (Snack).
1,2 11.00 11. Mengobservasi TTV
3 Hasil: (T: 112/79 mmHg, N: 67x/mnt,
R: 17x/mnt, S: 36.0oC)
1,2 12. Menghitung intake output cairan.
Hasil: Diuresis (+)
1,2 12.00 13. Mengobservasi TTV
3 Hasil: (T: 114/78 mmHg, N: 66x/mnt,
R: 19x/mnt, S: 36.0oC)
1,2 14. Menghitung intake output cairan.
Hasil: Diuresis (+)
3 15. Melibatkan keluarga untuk membantu
klien makan siang.
1,2 13.00 16. Mengobservasi TTV
3 Hasil: (T: 106/70 mmHg, N: 69x/mnt,
R: 19x/mnt, S: 36.0oC)
1,2 17. Menghitung balance cairan
Hasil: Balance cairan masih dalam
keadaan ( - ) I: 2003, O: 2037, B: -
34cc dalam 24 jam.

19
Tanggal DP Implementasi dan Evaluasi Paraf
07 - 10 - 3 07.00 1. Berdoa, operan dinas.
2010 Memandikan klien di tempat tidur,
membantu klien gosok gigi,
Mengganti linen. Memberikan posisi
nyaman untuk klien.
Evaluasi: klien tampak segar dan
bersih, linen menjadi bersih dan segar.
Posisi klien menjadi nyaman.
1,2 08.00 2. Mengobservasi TTV
3 Hasil: (T: 110/65 mmHg, N: 83x/mnt,
R: 29x/mnt, S: 36.0oC)
1,2 3. Menghitung intake output cairan.
Hasil: Diuresis (+)
3 4. Membantu klien sarapan pagi.
Hasil: klien makan habis.
1,2 09.00 5. Mengobservasi TTV
3 Hasil: (T: 114/66 mmHg, N: 86x/mnt,
R: 21x/mnt, S: 36.0oC)
1,2 6. Menghitung intake output cairan.
Hasil: Diuresis (+)
1,2 7. Memberikan klien therapi oral (CPG
75mg, Aspilet 81 mg, Amiodarone
200mg).
Hasil: klien meminum obat tsb dan
tidak ada reaksi alergi dari obat tsb.
3 8. Memberikan therapi thrombofob gel di
lengan kanan.
Hasil: menurut klien lengan kanan
yang bengkak dan memerah menjadi
terasa dingin.

20
1,2 10.00 9. Mengobservasi TTV
3 Hasil: (T: 112/65 mmHg, N: 85x/mnt,
R: 29x/mnt, S: 36.0oC)
1,2 10. Menghitung intake output cairan.
Hasil: Diuresis (+)
3 11. Melibatkan keluarga dalam membantu
klien makan makanan selingan
(Snack).
1,2 11.00 12. Mengobservasi TTV
3 Hasil: (T: 106/59 mmHg, N: 82x/mnt,
R: 23x/mnt, S: 36.0oC)
1,2 13. Menghitung intake output cairan.
Hasil: Diuresis (+)
1,2 12.00 14. Mengobservasi TTV
3 Hasil: (T: 107/62 mmHg, N: 80x/mnt,
R: 22x/mnt, S: 36.0oC)
1,2 15. Menghitung intake output cairan.
Hasil: Diuresis (+)
3 16. Melibatkan keluarga untuk membantu
klien makan siang.
17. Menurunkan dosis furosemid menjadi
3mg/jam menggunakan syrinyepump.
Hasil: diberikan furosemid 0,6 cc/jam
via syrinyepump
1,2 13.00 18. Mengobservasi TTV
3 Hasil: (T: 112/69 mmHg, N: 78x/mnt,
R: 20x/mnt, S: 36.0oC)
1,2 19. Menghitung balance cairan
Hasil: Balance cairan masih dalam
keadaan ( - ) I: 674, O: 789, B: -115

21
Tanggal DP Implementasi dan Evaluasi Paraf
08 - 10 - 3 07.00 1. Berdoa, operan dinas.
2010 Memandikan klien di tempat tidur,
membantu klien gosok gigi,
Mengganti linen. Memberikan posisi
nyaman untuk klien.
Evaluasi: klien tampak segar dan
bersih, linen menjadi bersih dan segar.
Posisi klien menjadi nyaman.
1,2 08.00 2. Mengobservasi TTV
3 Hasil: (T: 110/70 mmHg, N: 83x/mnt,
R: 21x/mnt, S: 36.0oC)
1,2 3. Menghitung intake output cairan.
Hasil: Diuresis (+)
3 4. Membantu klien sarapan pagi.
Hasil: klien makan habis.
1,2 09.00 5. Mengobservasi TTV
3 Hasil: (T: 115/73 mmHg, N: 84x/mnt,
R: 22x/mnt, S: 36.0oC)
1,2 6. Menghitung intake output cairan.
Hasil: Diuresis (+)
1,2 7. Memberikan klien therapi oral (CPG
75mg, Aspilet 81 mg, Amiodarone
200mg).
Hasil: klien meminum obat tsb dan
tidak ada reaksi alergi dari obat tsb.
3 8. Memberikan therapi thrombofob gel di
lengan kanan.
Hasil: menurut klien lengan kanan
yang bengkak dan memerah menjadi
terasa dingin.

22
1,2 10.00 9. Mengobservasi TTV
3 Hasil: (T: 116/77 mmHg, N: 80x/mnt,
R: 14x/mnt, S: 36.0oC)
1,2 10. Menghitung intake output cairan.
Hasil: Diuresis (+)
3 11. Melibatkan keluarga dalam membantu
klien makan makanan selingan
(Snack).
1,2 11.00 12. Mengobservasi TTV
3 Hasil: (T: 110/65 mmHg, N: 79x/mnt,
R: 19x/mnt, S: 36.0oC)
1,2 13. Menghitung intake output cairan.
Hasil: Diuresis (+)
1,2 12.00 14. Mengobservasi TTV
3 Hasil: (T: 109/65 mmHg, N: 76x/mnt,
R: 16x/mnt, S: 36.0oC)
1,2 15. Menghitung intake output cairan.
Hasil: Diuresis (+)
3 16. Melibatkan keluarga untuk membantu
klien makan siang.
1,2 13.00 17. Mengobservasi TTV
3 Hasil: (T: 109/78 mmHg, N: 83x/mnt,
R: 23x/mnt, S: 36.0oC)
1,2 18. Menghitung balance cairan
Hasil: Balance cairan masih dalam
keadaan ( - ) I: 1986, O: 2433, B: -497
dalam 24 jam.

23

Anda mungkin juga menyukai