HASIL PENELITIAN
A. Posisi Kasus
Sentot Yunarto bin Suripto, lahir di Kota Kediri pada tanggal 09 Maret 1981, berusia
yang bernama ADI TRI WAHONO kepada Polres Kediri Kota tanggal 27 Juni 2016
perihal tentang kekerasan terhadap anaknya yaitu AHMAD HABIBI ADINATA pada
saat di toko milik SENTOT dalam keadaan pingsan dan ada luka memar dikepalanya
sehingga ayah korban melaporkan kejadian tersebut ke Kepolisian Resor Kediri Kota;
Antara ayah korban yaitu ADI TRI WAHONO dengan terdakwa SENTOT
YUNARTO BIN SURIPTO masih ada hubungan keluarga sehingga ketiga anak dari
ADI TRI WAHONO sering bermain di Toko tempat kerja terdakwa di Jalan
Pakunden Gang I No. 58 Kecamatan Pesantren Kota Kediri karena di toko tersebut
Selanjutnya pada hari Senin tanggal 27 Juni 2016 sekira jam 11.00 WIB
sewaktu terdakwa di Toko datang RIZKY dan DESA, lalu terdakwa bertanya kepada
RIZKY datang sama siapa, RIZKY menjawab bahwa ia datang bersama AZHAR dan
HABIBI tapi AZHAR dan HABIBI menunggu dibadukan MBAH DUL saat itulah
RIZKY dan DESA ke badukan MBAH DUL untuk menjemput AZHAR dan
HABIBI, setelah AZHAR dan HABIBI dijemput dan mau diajak ke Toko oleh
terdakwa, lalu DESA pamitan pulang, sehingga terdakwa kembali ke Toko bersama
main sebentar setelah itu RIZKY dan AZHAR minta main play station di rental PS
sekitar 300 meter dari Toko terdakwa dan oleh terdakwa RIZKY dan AZHAR diberi
uang Rp. 10.000,- (sepuluh ribu rupiah) lalu diantar oleh terdakwa ke rental PS lalu
Sesampai di Toko terdakwa menyuapi korban HABIBI yang pada saat itu
mengenakan baju kemeja warna biru motif kotak-kotak dan celana pendek warna
hijau. Selanjutnya setelah selesai disuapi korban HABIBI terdakwa gendong dan
didudukkan dilantai kemudian terdakwa tidurkan tetapi HABIBI berontak dan tidak
mau sambil menangis sehingga korban HABIBI terdakwa paksa dengan cara
terdakwa dorong dadanya hingga HABIBI jatuh dan kepalanya membentur lantai.
Karena HABIBI tetap saja berontak menangis dan berusaha bangun, terdakwa
kemudian menyumpal mulut HABIBI dengan dengan jari jari tangan terdakwa dan
memukul (ngethaki) kepala HABIBI sebanyak kurang lebih 5 (lima) kali; selanjutnya
terdakwa mengambil kabel rool di toko dan solder dengan pegangan plastik warna
biru, lalu solder disambungkan ke stop kontak listrik (PLN) didinding sambil
kuning lalu obeng dimasukkan ke dalam dubur / anus korban HABIBI sedalam
kurang lebih 4 (empat) cm lalu oleh terdakwa digerakkan maju mundur sebanyak
sekitar tiga sampai empat kali setelah itu obeng dicabut dan HABIBI merengek
lalu dibuka tutupnya terdakwa ambil lalu isinya dioleskan ke dubur atau anus korban
HABIBI dan juga dioleskan ke pelipis kanan dan kiri korban HABIBI , beberapa saat
kemudian steker solder dicabut dan ditaruh sebentar selanjutnya ujung solder
mundur sebanyak kira-kira 3 (tiga) kali lalu dicabut dan diletakkan dilantai, tapi
oleh terdakwa dengan posisi nungging karena HABIBI menangis, kadang teriak
dan berontak dengan menggeliatkan badannya, lalu terdakwa mengambil palu dengan
pegangan kayu warna coklat dibawah aquarium lalu oleh terdakwa dipukulkan ke
kepala HABIBI bagian belakang sebanyak 4 (empat) kali dan pangkal jari kaki
sebanyak 4 (empat) kali setelah itu HABIBI tidak berontak dan terdakwa melepas
celananya lalu kemaluan /penis terdakwa dalam keadaan tegang dimasukkan kedalam
dubur/anus HABIBI dan HABIBI menjerit kesakitan dan berusaha melepaskan diri
dengan gerakan maju mundur kira-kira 5 (lima) menit hingga mengeluarkan sperma
dari penis terdakwa dan dikeluarkan di luar anus HABIBI yaitu di lantai; kemudian
terdakwa mengambil lap/kain pembersih dari kaos warna putih yang ada di dalam
Toko setelah itu terdakwa membersihan sperma dilantai dan selanjutnya korban
HABIBI ditidurkan diatas spring bed dengan sprei warna hijau lalu terdakwa
menjemput RIZKY dan AZHAR lalu mereka berdua diajak ke toko tak lama
kemudian korban HABIBI muntah-muntah lalu dibersihkan dengan kaos putih yang
Tak lama kemudian datang ayah korban untuk menjemput anaknya di Toko
terdakwa dan ayah korban melihat anaknya sudah digendong terdakwa dalam
keadaan tidak sadar dengan kondisi kepala bagian atas telinga sebelah kiri belakang
terdapat luka bengkak/lebam dan napasnya mengerang layaknya orang ngorok, lalu
ayah korban (ADI TRI WAHONO) bertanya kepada terdakwa “anakku kenek opo iki
(anak saya terkena apa ini) sambil menunjuk ke luka arah kepala dan oleh terdakwa
dijawab “gak eroh aku, ki maeng bocahe wis turu arep tak terne mulih” (tidak tahu
saya, ini tadi anaknya sudah tidur dan mau saya antar pulang). Selanjutnya ayah
korban mengambil anaknya HABIBI dari gendongan terdakwa dan dibawa kerumah
karena takut ayah korban mengolesi korban HABIBI dengan minyak GPU.
Karena kondisinya tidak sadarkan diri, setelah diganti bajunya lalu dibawa ke
Bhayangkara Kediri diterima dokter jaga dan menjelaskan bahwa korban HABIBI
terdapat luka dibagian kiri atas dan anus dan menyarankan untuk segera melaporkan
perihal tersebut kepihak Kepolisian Resor Kediri Kota. Namun setelah di Rumah
Sakit Bhayangkara Kediri HABIBI meninggal dunia pada tanggal 28 Juni 2016
sesuai dengan surat kematian tanggal 28 Juni 2016 yang dibuat oleh dr. Bayu Mahardi
1. Jenazah laki-laki, umur satu sampai lima tahun, panjang badan delapan puluh
tujuh sentimeter, warna kulit sawo matang, status gizi cukup;
c. Luka lecet di Kepala samping kiri berbentuk garis, di leher sisi bagian depan,
disekeliling anus;
e. Selaput l endir kelopak mata pucat, kuku pucat akibat kehilangan banyak
darah;
a. Resapan darah pada kulit bagian dalam, pada otot perut, rongga perut;
kepala otak.
KESATU:
Bahwa Terdakwa SENTOT YUNARTO BIN SURIPTO pada hari Senin tanggal 27
Juni 2016 sekira jam 11.30 WIB atau setidak-tidaknya pada waktu lain masih dalam
tahun 2016 bertempat di Toko alamat Jalan Pakunden Gang I No. 58 Kecamatan
Pesantren Kota Kediri atau setidak-tidaknyanya pada suatu tempat yang masih
melakukan, menyuruh lakukan, atau turut serta melakukan kekerasan terhadap anak
hingga mati.
Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana Pasal 80 ayat (3) Undang-
DAN
KEDUA:
Bahwa Terdakwa SENTOT YUNARTO BIN SURIPTO pada hari Senin tanggal 27
Juni 2016 sekira jam 11.30 WIB atau setidak-tidaknya pada waktu lain masih dalam
tahun 2016 bertempat di Toko alamat Jalan Pakunden Gang I No. 58 Kecamatan
Pesantren Kota Kediri atau setidak-tidaknyanya pada suatu tempat yang masih
termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Kediri, melakukan kekerasan atau
perbuatan cabul.
Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana Pasal 82 ayat (1)
PEMBUKTIAN
saksi, yaitu Adi Tri Wahono (Ayah kandung korban), Suyatin (Ibu Lik korban) yang
juga tinggal bersama korban, Ahmad Rizky Rullah (Kakak kandung korban), Samsul
Arif bin Suwito (tetangga terdakwa), Mohammad Asad Jarulloh Alfian Putro (Kakak
korban), Riska Hayuningtyas (istri terdakwa), dan Winarsih (tetangga yang tinggal
Adi Tri Wahono, yang merupakan ayah kandung korban, memberi kesaksian
bahwa Pada hari Senin, tanggal 27 Juni 2016, setelah jam 12.00 WIB, ia istirahat
kerja dan pulang ke rumah, melihat anak-anaknya tidak ada di rumah, kemudian ia
tanyakan kepada Bu Lik yang bernama Suyatin, anak-anak dimana dan dijawab di
Terdakwa yang sedang membuka pintu rolling door ruko yang kecil, waktu itu
Ahmad Habibi Adinata digendong Terdakwa dalam keadaan tidak sadarkan diri
sepeda motor. Namun ia melihat tubuh Ahmad Habibi Adinata ada benjolan di
kepala sebelah kiri kemudian ia gosok dengan minyak GPU dan sebelumnya ada
luka di pantat, di paha, dan di punggung; setelah saksi gosok dengan minyak
Balowerti, dan setelah melihat kondisi Habibi oleh petugas Puskesmas disuruh
Lik membawa Habibi ke Rumah Sakit Bhayangkara Kediri. Ahmad Habibi Adinata
masuk Rumah Sakit Bhayangkara Kediri sekitar jam 12.30 WIB, dan meninggal
dunia di Rumah Sakit Bhayangkara Kediri pada hari Selasa, tanggal 28 Juni 2016
terdapat luka benjolan di kepala sebelah kiri dan luka di anus, dan saksi disarankan
untuk datang di Polresta Kediri; keadaan Ahmad Habibi Adinata sebelumnya sehat-
sehat saja;
Sentot di rumahnya Mas Sentot, Habibi dipukul 4 (empat) kali pada bagian
mengepal, posisi Habibi dibawah mas Sentot diatas dan Habibi masih
pintu karena mendengar Habibi menangis. Ia hanya mengintip dari lubang pintu
jenis yang merupakan salah satu bentuk gangguan psikososial. Gangguan ini
termasuk penyakit jiwa, tetapi masih memiliki kesadaran atas perilakunya, masih
tetapi masih tahu akibat dari perbuatannya, hanya saja kontrol Terdakwa atas
sehat.
dr. Tutik Purwanti, Sp.F, Ahli adalah dokter spesialis forensik dan
pemeriksaan luar ditemukan kepala tidak simetris, bengkak dibagian kiri, luka
memar, Luka memar bagian kiri, kula lecet dikepala samping kiri, selaput lender
kelopak mata pucat, kuku pucat, dan ada luka robek pada anus; tidak simetris
pada ujung belakang terdapat patah tulang berbentuk “U” terbalik dan bagian
dibawah selaput tebal otak sebanyak 10 gram, resapan darah pada selaput laba-
laba pada otak bagian kiri seluas 8x6 cm) bukan karena bawaan lahir. Sebab
lukanya tidak bisa menerangkan dengan pasti, tetapi melihat lukanya
dikarenakan kekerasan benda tumpul di kepala yang bisa disebut sebagai gegar
otak, ada luka memar dileher depan bagian tengah, punggung, pinggang, leher
bagian belakang, dan panggul bagian depan, luka memar tersebut tidak
mengakibatkan kelainan;
Ahli melihat lukanya di anus diakibatkan karena benda panas, bisa dari
bisa Ahli ambil, penyebab kematian korban Ahmad Habibi Adinata dikarenakan
pendarahan dibawah selaput tebal otak, terdapat juga luka akibat kekerasan
seksual sodomi. Setelah saya buka tulang tengkorak korban mengalami patah
sampai tulang belakang, pendarahan diotak setelah saya buka diotak korban ada
pasal 80 Ayat (3) UU No. 35 Tahun 2014 tentang perubahan atas UU No. 23
ditahan dan Pidana denda sebesar Rp. 200.000.000,00 ( dua ratus juta rupiah )
subsidair enam ( enam ) bulan;
(satu) potong kemeja warna biru motif kotak-kotak, 1 (satu) potong celana
1 (satu) potong sprei warna hijau. 1 (satu) potong kaos warna putih.1 (satu)
buah solder dengan pegangan plastik warna biru.1 ( satu ) buah palu
pegangan warna kuning.1 (satu) buah Balsem Geliga, 1 (satu) tabung berisi
tabung berisi bilasan anus, 1 (satu) lembar kassa ada endapan Centrifuge,
1(satu) buah kabel stop kontak warna merah panjang 7 meter. Dirampas
untuk dimusnahkan;
1 (satu) unit sepeda motor Suzuki Satria FU 150 SCD No Pol AG 5213
BM warna abu abu hitam, 1 (satu) buah kunci kontak sepeda motor Suzuki
seorang anak berusia 2,5 tahun bernama Habibi, yang ia lakukan lebih dari satu
kali, kejadian pertama Terdakwa tidak ingat waktunya, saat itu Terdakwa sedang
Seperti biasa, Habibi main ke tempat Terdakwa bersama dengan kakaknya yang
bernama Rizqi dan Azhar, kadang-kadang mereka datang sendiri, kadang
memukul Habibi dengan cara dijitak (diketak) sebanyak 3 (tiga) kali, karena saat
sebanyak sekitar 5 (lima) kali. Sampai di kios, Desak sudah pulang, yang ada
hanya Rizqi, Azhar, dan Habibi. Rizqi dan Azhar mau main Playstation di
tempat persewaan, lalu Terdakwa memberi mereka uang, lalu Rizqi dan Azhar
pergi dan Habibi tinggal bersama Terdakwa. Awalnya Habibi takut saat ditinggal
Terdakwa menelanjangi Habibi yang saat itu mengenakai baju warna biru motif
garis-garis dan celana pendek, lalu Terdakwa mengambil obeng dengan gagang
berwarna kuning dan memasukkan obeng tersebut ke anus Habibi dalam posisi
teriak;
gulungan. Setelah solder panas, kabel dilepas dan solder dimasukkan ke anus
tangan kanan mengepal sebanyak kurang lebih 2 (dua) kali, lalu Habibi
oleh tetangganya yang ia lupa namanya namun sekarang kabarnya orang tersebut
kepala Habibi di lantai kurang lebih 3 (tiga) kali mengenai kepala bagian
belakang, dengan cara memegangi bagian kanan dan kiri kepala Habibi; setelah
itu Habibi masih sadar dan menangis seperti mau berontak, lalu Terdakwa
memasukkan tangan kanan dan tangan kiri Terdakwa ke mulut Habibi secara
menit kemudian ayah Habibi datang menjemput; melihat Habibi dalam keadaan
tidak sadar dan benjol, ayah Habibi bertanya pada Terdakwa, “iki kenek opo?
(ini kenapa?)”, Terdakwa menjawab “tadi mainan terus disuapi dan dimandikan,
setelah itu tidak tahu”; tempat kejadian tersebut adalah kios milik bapak
Terdakwa, yang menjual alat eletronik dan alat listrik. Waktu kejadian pintu kios
sengaja Terdakwa tutup supaya Habibi tidak lari; Terdakwa tidak ada niat
kepada Habibi karena Habibi paling kecil sehingga belum bisa cerita apa yang
Terdakwa lakukan, Terdakwa juga tertarik pada Habibi karena anaknya lucu;
mensodomi Habibi setelah ia marah dan teringat kejadian waktu Terdakwa kecil
juga pernah disodomi; ayah Habibi yang bernama Didu tidak pernah
Didu juga tidak ada masalah, walaupun mereka tidak pernah ngobrol tetapi
mereka bertegur sapa saat berpapasan; Terdakwa ada merasakan kepuasan saat
a. 1 (satu) unit sepeda motor Suzuki Satria FU 150 SCD warna abu-abu hitam,
Pada hari Senin tanggal 27 Juni 2016 sekitar pukul 11.30 WIB, saksi Adi Tri
Wahono menjemput anak-anaknya di toko alat elektronik dan listrik milik orang
No. 58, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri. Sampai di depan toko, saksi Adi Tri
Wahono bertemu dengan Terdakwa yang baru keluar dari toko dengan
menggendong anak saksi Adi Tri Wahono yang bernama Ahmad Habibi
Adinata yang biasa dipanggil dengan nama Habibi. Saat itu Habibi dalam
Kemudian saksi Adi Tri Wahono meminta Habibi dari Terdakwa dan
menggendongnya dengan bertanya dalam Bahasa Jawa yang artinya, “Anak Saya
kenapa ini?”, dijawab Terdakwa “tidak tahu, tadi anaknya sudah tidur, mau
Saya antar pulang”, lalu saksi Adi Tri Wahono membawa pulang Habibi dengan
cara digendong mengendarai sepeda motor bersama anak-anak saksi Adi Tri
Saat itu di kepala Habibi terlihat ada be njolan besar di sebelah kiri. Sampai
di rumah, saksi Adi Tri Wahono mengolesi benjolan kepala Habibi dengan
minyak gosok GPU, namun Habibi belum juga sadarkan diri; sekitar pukul
12.30 WIB, saksi Adi Tri Wahono membawa Habibi ke Puskesmas Balowerti,
namun petugas Puskesmas langsung menyuruh agar Habibi dibawa langsung
Habibi meninggal dunia pada hari Selasa tanggal 28 Juni 2016, pukul 02.15
didakwa melakukan perbuatan yang diatur dan diancam pidana dalam Pasal 80
Ayat (3) Undang- undang RI Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
1. Setiap orang;
3. Mengakibatkan mati
Seluruh unsur dari Pasal 80 Ayat (3) UU Perlindungan Anak telah terpenuhi, maka
dakwaan kesatu;
1. Setiap orang;
oleh karena seluruh unsur dari Pasal 82 Ayat (1) UU Perlindungan Anak telah
terpenuhi, maka Terdakwa juga telah terbukti melakukan tindak pidana sebagaimana
Anak adalah pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan/atau denda paling
banyak Rp. 3.000.000.000,00 (tiga milyar rupiah) sedangkan ancaman pidana yang
ditentukan dalam Pasal 82 Ayat (1) UU Perlindungan Anak adalah pidana penjara
paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda
beberapa kejahatan yang diancam dengan pidana pokok yang sejenis, karenanya
diancamkan terhadap perbuatan itu, tetapi tidak boleh lebih dari maksimum pidana
yang terberat ditambah sepertiga, namun dalam Pasal 12 Ayat (4) KUHP
ditentukan bahwa pidana penjara selama waktu tertentu sekali-kali tidak boleh lebih
batas kemanusiaan;
1. Menyatakan Terdakwa Sentot Yunarto bin Suripto terbukti secara sah dan
Anak yang mengakibatkan mati’ dan ‘melakukan kekerasan terhadap Anak untuk
2. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa tersebut oleh karena itu dengan pidana
3. Menjatuhkan pula pidana denda terhadap Terdakwa tersebut dengan denda sebesar
Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah), dengan ketentuan apabila denda tersebut
6. Menetapkan barang bukti berupa: 1 (satu) unit sepeda motor Suzuki Satria FU 150
SCD warna abu-abu hitam, TNKB No. AG 5213 BM, berikut STNKB dan kunci
kontak; 1 (satu) helai kemeja warna biru motif kotak-kotak; 1 (satu) helai celana
pendek warna hijau; 1 (satu) helai sprei warna hijau; 1 (satu) helai kaos warna
putih; 1 (satu) buah kabel stop kontak warna kabel merah, panjang 7 (tujuh) meter;
1 (satu) buah solder dengan pegangan plastik warna biru; 1 (satu) buah palu dengan
pegangan kayu warna cokelat; 1 (satu) buah obeng dengan pegangan warna kuning;
7. Membebankan biaya perkara kepada Terdakwa sebesar Rp. 5.000,00 (lima ribu
rupiah).