Disusun Oleh :
Agus Julianto (04/XI IPS 3)
Konflik adalah benturan yang terjadi antara dua pihak atau lebih yang disebabkan karena
adanya perbedaan kondisi sosial budaya, nilai, status, dan kekuasaan, dimana masing-masing
pihak memiliki kepentingan terhadap sumber daya alam. Konflik timbul karena
ketidakseimbangan antara hubungan-hubungan sosial, seperti kesenjangan status sosial,
perbedaan kebudayaan, kurang meratanya kemakmuran dan akses yang tidak seimbang yang
kemudian menimbulkan masalah-masalah diskriminasi.
Kabupaten Nganjuk merupakan salah satu daerah di Jawa Timur yang memiliki berbagai
cabang perguruan silat. Dengan adanya berbagai perguruan silat tersebut dapat menimbulkan
gesekan antara perguruan silat yang satu dengan lainnya. Seperti yang terjadi pada bulan
Januari akhir kemarin, di Kabupaten Nganjuk terjadi konflik antara Perguruan Silat Setia Hati
Terate dengan Perguruan Silat Pagar Nusa yang terjadi di Kabupaten Nganjuk.
Puji syukur kami kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas Rahmat dan hidayahnya, peneliti
dapat melaksanakan penelitian sosial dengan judul “Pengaruh Konflik Antar Perguruan Silat
Terhadap Kenyamanan Masyarakat” dengan waktu yang telah ditentukan. Penelitian Sosial
ini disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran Sosiologi
Adapun penelitian ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan
bantuan dari banyak pihak, sehingga dapat memperlancar proses penyusunan makalah
penelitian ini. Oleh sebab itu, kami juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Ibu Sulis yang telah mendukung dan bersedia memberikan masukan sehingga
penelitian sosial ini dapat diselesaikan
2. Orang tua, yang telah memberikan segala fasilitas, dorongan, nasihat dan mendoakan
kami sehingga penelitian sosial ini dapat di selesaikan
3. Teman-teman yang banyak memberikan bantuan dalam penyusunan penelitian sosial
ini.
4. Serta masyarakat sekitar yang mau membantu memberikan jawaban sehingga
penelitian sosial ini dapat diselesaikan
Sekian dan Terimakasih
Peneliti
Agus Julianto
DAFTAR ISI
ABSTRAK............................................................................................................................................2
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................3
DAFTAR ISI........................................................................................................................................4
DAFTAR TABEL................................................................................................................................6
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................................................7
A. Metode Kuesioner....................................................................................................................7
B. Metode Observasi....................................................................................................................7
BAB 1....................................................................................................................................................8
PENDAHULUAN................................................................................................................................8
BAB 2..................................................................................................................................................10
LANDASAN TEORI.........................................................................................................................10
BAB 3..................................................................................................................................................15
Bab 4...................................................................................................................................................17
BAB 5..................................................................................................................................................18
PENUTUP..........................................................................................................................................23
A. Kesimpulan :..........................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................25
Lampiran............................................................................................................................................26
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
A. Metode Kuesioner
B. Metode Observasi
BAB 1
PENDAHULUAN
Perguruan silat merupakan salah satu bentuk seni bela diri yang memiliki
nilai-nilai budaya yang tinggi di Indonesia. Namun, seiring dengan perkembangan
zaman, perguruan silat seringkali terlibat dalam konflik internal yang berdampak
negatif pada masyarakat sekitar. Konflik tersebut dapat berupa perseteruan antara
perguruan silat yang berbeda atau antara kelompok dalam satu perguruan silat yang
sama.
Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian tentang dampak konflik perguruan
silat terhadap kenyamanan masyarakat. Dengan demikian, akan dapat ditemukan
solusi yang tepat untuk mengatasi konflik tersebut dan menjaga keamanan serta
kenyamanan masyarakat di sekitarnya. Selain itu, penelitian ini juga dapat
memberikan gambaran tentang pentingnya menjaga kedamaian dan kerukunan antar
perguruan silat di Indonesia.
Menurut Taquiri dan Davis, konflik adalah warisan kehidupan sosial yang
terjadi dalam berbagai keadaan sebagai akibat dari bangkitnya keadaan
ketidaksetujuan, kontroversi, dan pertentangan di antara dua pihak atau lebih secara
terus-menerus.
Menurut Lewis A. Coser, konflik adalah perjuangan nilai atau tuntutan atas
status dan merupakan bagian dari masyarakat yang akan selalu ada, sehingga apabila
ada masyarakat maka akan muncul konflik.
Menurut Robbins, konflik adalah proses sosial dalam masyarakat yang terjadi
antara pihak berbeda kepentingan untuk saling memberikan dampak negatif, artinya
pihak-pihak yang berbeda tersebut senantiasa memberikan perlawanan.
Konflik bukan selalu merugikan atau negatif. Dalam beberapa kasus, konflik
dapat mendorong perubahan positif, memperbaiki ketidakadilan, atau merangsang
inovasi. Namun, jika konflik tidak ditangani dengan baik, itu dapat memperburuk
hubungan, menciptakan ketegangan, dan memicu kekerasan atau perpecahan.
Penting untuk membedakan antara konflik yang konstruktif dan destruktif. Konflik
konstruktif merujuk pada konflik yang ditangani dengan cara yang mempromosikan
dialog, pemahaman, dan penyelesaian masalah yang baik untuk semua pihak yang
terlibat. Di sisi lain, konflik destruktif terjadi ketika konflik dibiarkan tidak terkelola
atau dipicu oleh emosi negatif, agresi, atau kekerasan, yang berpotensi merusak
hubungan dan menciptakan dampak negatif yang lebih besar.
B. Penyebab Konflik
Perbedaan nilai, keyakinan, dan budaya: Ketika ada perbedaan dalam nilai-
nilai, keyakinan agama, atau praktik budaya antara kelompok-kelompok yang berbeda
dalam masyarakat, hal ini dapat menjadi sumber konflik. Perbedaan ini dapat
mencakup isu-isu seperti agama, etnisitas, bahasa, dan gaya hidup.
Persaingan sumber daya: Ketika sumber daya yang langka seperti tanah, air,
atau kekayaan alam menjadi terbatas, persaingan untuk mendapatkan akses dan
kontrol atas sumber daya tersebut dapat menyebabkan konflik. Persaingan ekonomi,
seperti kesenjangan ekonomi yang signifikan antara kelompok-kelompok, juga dapat
menjadi pemicu konflik.
Krisis ekonomi atau politik: Krisis ekonomi yang parah atau ketidakstabilan
politik dapat menciptakan ketidakpastian dan frustrasi di masyarakat, yang dapat
memicu konflik. Ketidakpuasan terhadap kebijakan pemerintah, pengangguran yang
tinggi, atau penurunan standar hidup juga dapat menjadi faktor penyebab konflik.
C. Dampak Konflik
⮚ Dampak Positif:
1. Meningkatkan solidaritas antarindividu atau antarkelompok
2. Membantu menciptakan norma baru dalam masyarakat
3. Adanya penyesuaian norma sosial di masyarakat
4. Termotivasi untuk mempertahankan nilai yang dianggap penting
5. Meningkatkan efektivitas dalam organisasi, perusahaan, atau masyarakat
6. Sebagai penyeimbang dari berbagai kekuatan yang ada.
⮚ Dampak Negatif :
1. Menyebabkan retaknya hubungan antarkelompok sehingga muncul
disintegrasi sosial
2. Kerusakan harta benda dan hilangnya nyawa manusia
3. Perubahan kepribadian individu. Misalnya dari yang semula sopan menjadi
kasar dan tidak ramah
4. Adanya dominasi sebuah kelompok
5. Munculnya aksi balas dendam dan perpecahan
6. Timbulnya aksi kekerasan.
Pendapat yang sama menurut Mr. Wongsonegoro ketua IPSI yang pertama dalam
Sucipto,(2001:26-28) mengatakan bahwa :Pencak adalah gerakan serang bela, berupa
lari dan berirama dengan peraturan adatkesopanan tertentu, yang biasa dipertunjukan
di depan umum. Silat adalah inti sari dari pencak,yakni kemahiran untuk perkelahian
atau membela diri mati-matian yang tidak dapatdipertunjukan di depan umum.
Pendapat yang sama M. Atok Iskandar dkk, (1992:11) juga menjelaskan bahwa
“Pencak silat adalah hasil budaya manusia Indonesia untuk
membela/mempertahankan eksistensi (kemandirian) dan integritasnya
(manunggalnya) terhadap lingkungan hidup/alam
Secara umum, Pencak silat atau silat adalah suatu seni bela diri tradisional yang
berasal dari Kepulauan Melayu. Seni bela diri ini secara luas dikenal di Indonesia,
Malaysia, Brunei, dan Singapura, Filipina selatan, dan Thailand selatan sesuai dengan
penyebaran berbagai suku bangsa Nusantara.
E. Faktor penyebab
F. Dampak
1. Banyak fasilitas umum yang rusak, mulai dari rusak ringan maupun berat
2. Banyak rumah masyarakat sekitar yang menjadi sasaran amukan massa
3. Dagangan masyarakat sekitar banyak yang rusak akibat sasaran amukan massa
4. Masyarakat banyak yang takut keluar rumah, terutama malam hari akibat konflik
tersebut
2.2. Hipotesis
Pada penelitian kali ini, penulis mengajukan hipotesis atau jawaban sementara
dari penelitian kali ini. Hipotesis yang diajukan penulis yaitu bahwa konflik antar
perguruan silat ini memiliki dampak negatif terhadap kenyamanan masyarakat, yang
meliputi gangguan keamanan, meningkatnya ketegangan sosial, dan penghambatan
pembangunan komunitas yang harmonis."
Penjelasan:
1. Gangguan keamanan: Konflik antar perguruan silat dapat menciptakan
ketidakamanan di antara anggota masyarakat. Pertikaian antar perguruan silat
yang sering kali melibatkan kekerasan fisik dan ancaman dapat menciptakan
ketakutan, keresahan, dan kekhawatiran di kalangan masyarakat. Akibatnya,
masyarakat mungkin merasa tidak nyaman dan waspada dalam menjalankan
kehidupan sehari-hari.
2. Meningkatnya ketegangan sosial: Konflik antar perguruan silat dapat
memperburuk hubungan antara kelompok-kelompok yang terlibat. Terjadi
polarisasi dan meningkatnya ketegangan sosial antara pendukung perguruan
silat yang berbeda. Hal ini dapat menciptakan konflik antarpersonal,
meningkatnya prasangka, dan kesulitan dalam berkomunikasi serta
berinteraksi antarindividu dan kelompok. Situasi ini akan menghambat
terciptanya keharmonisan dan solidaritas sosial dalam masyarakat.
3. Penghambatan pembangunan komunitas yang harmonis: Konflik antar
perguruan silat dapat menghambat proses pembangunan komunitas yang
harmonis. Masyarakat yang terpecah-belah akibat konflik perguruan silat
cenderung sulit untuk bekerja sama secara efektif. Upaya kolaborasi dan
koordinasi antara kelompok-kelompok masyarakat menjadi terhambat,
sehingga menghambat pencapaian tujuan bersama dan meningkatkan
kesenjangan sosial. Pembangunan sosial, budaya, dan ekonomi dalam
masyarakat akan terhambat akibat perpecahan dan ketidakharmonisan yang
diakibatkan oleh konflik antar perguruan silat.
BAB 3
METODE PENGUMPULAN DATA
A. Kuesioner
kuesioner adalah sebuah teknik menghimpun data dari sejumlah orang atau
responden pmelalui seperangkat pertanyaan untuk dijawab. Dengan memberikan
daftar pertanyaan tersebut, jawaban-jawaban yang diperoleh kemudian
dikumpulkan sebagai data.
⮚ Kelebihan
Kelebihan angket di antaranya tidak memerlukan hadirnya peneliti dalam proses
pengumpulan data dan dapat dibagikan secara serentak kepada responde
⮚ Kelemahan
kelemahan angket antara lain tidak teliti dalam menjawab sehingga ada
pertanyaan yang terlewati atau tak terjawab dan sering kali pengolahan data susah
dilakukan oleh peneliti karena sulit dicari validitasnya.
B. Observasi
Metode observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan
melalui suatu pengamatan yang disertai dengan adanya berbagai pencatatan
terhadap keadaan atau perilaku objek sasaran
⮚ Kelebihan
1. Observasi sangat mudah dilaksanakan
2. Metode pengamatan langsung mampu menjawab atau memenuhi rasa ingin
tahu seseorang, sehingga pada akhirnya proses yang sudah dilalui memberikan
makna atau nilai tersendiri.
3. Dengan metode pengamatan langsung bisa menjadi bukti dan tidak adanya
manipulasi.
4. Observasi bisa membuat seseorang lebih termotivasi dan juga memiliki rasa
ingin tahu yang cukup besar.
5. Metode ini bisa digunakan sebagai alat penyelidikan
⮚ Kekurangan
1. Pengamat membutuhkan waktu untuk menunggu tindakan tertentu.
2. Terdapat beberapa data yang tidak bisa dilakukan dengan observasi, misalnya
rahasia pribadi seseorang.
3. Kecenderungan seseorang yang sedang diobservasi untuk berperilaku atau
bersikap sesuai dengan yang diharapkan pengamat.
Bab 4
Teknik Pengambilan Sampel
Pada penelitian kali ini, peneliti menggunakan dua metode penelitian agar
dapat mendapatkan jawaban yang spesifik dan akurat. Salah satu metode
penelitiannya yaitu dengan menggunakan kuesioner atau angket melalui google
form. Pada kuesioner ini, peneliti mengajukan beberapa pertanyaan yang akan
dijawab oleh sampel yang sudah terpilih sesuai dengan tabel nama diatas.
Pertanyaan yang termuat dalam keusioner adalah sebagai berikut :
1. Apakah kamu mengetahui konflik yang terjadi di Nganjuk yang
melibatkan beberapa perguruan silat pada beberapa bulan yang lalu?
⮚ Adryan Putra Wiranata :
“Iya tahu. Sepengetahuan saya konflik yang terjadi berimbas pada kekerasan
antar 2 perguruan silat dengan anggota dan bagian paling besar di Kabupaten
Nganjuk, yaitu Pagar Nusa (PN) dan Setia Hati (SH) DI Kecamatan Loceret,
Kabupaten Nganjuk pada bulan Maret lalu”
⮚ Zacky Johar Permana :
”Iya tau”
⮚ Nur Hassan R.A. :
“Tentu saya mengetahui, konflik antar perguruan silat PSHT dengan Pagar
Nusa”
⮚ M. Risky Yudha P. :
“Tahu, sehingga menyebabkan aktivitas luar orang lain menjadi terganggu
akibat konflik tersebut contohnya seperti konvoi di sepanjang jalan raya”
⮚ Kayla Happy H. :
“Tau, beberapa perguruan silat yang menyebabkan kericuhan di Nganjuk
beberapa bulan lalu membuat banyak masyarakat yang tidak tau apa yang
terjadi”
PENUTUP
A. Kesimpulan :
Konflik antar perguruan silat yang terjadi di Kabupaten Nganjuk ini dilakukan
oleh dua perguruan silat. Penyebab terjadinya tawuran adalah ketersinggungan antar
kelompok perguruan silat, kesalahpahaman , dan kurangnya rasa toleransi antar
sesama perguruan silat.
Upaya atau yang telah dilakukan oleh aparat kepolisian ataupun pihak yang
berwajib dalam menangngani konflik antar kedua perguruan silat tersebut yaitu
dengan mengamankan barang bukti konflik dan menangkap dalang atau provokator
dalam terjadinya konflik tersebut. Selain itu, pihak polisi atau pihak berwajib juga
menghimbau kepada masyarakat untuk selalu menghindari konflik agar tidak
mengganggu kenyamanan masyarakat .
B. Saran
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik
tentang konflik antar perguruan silat dan dampaknya terhadap kenyamanan
masyarakat. Berdasarkan temuan penelitian, kami menyarankan beberapa langkah
yang dapat diambil untuk mengurangi konflik dan meningkatkan kenyamanan
masyarakat:
1. Dialog dan Mediasi : Mendorong dialog terbuka antara perguruan silat yang
terlibat dalam konflik. Mediasi oleh pihak ketiga yang netral dapat membantu
mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan dan menghindari konflik lebih
lanjut.
2. Pembentukan Forum Koordinasi : Membentuk forum koordinasi antar
perguruan silat untuk berbagi informasi, membangun kepercayaan, dan mencari
solusi bersama. Forum ini dapat menjadi wadah bagi para pemimpin dan anggota
perguruan silat untuk berkomunikasi secara teratur.
3. Pendidikan dan Pelatihan : Meningkatkan pendidikan dan pelatihan di bidang
manajemen konflik, komunikasi efektif, dan pemahaman yang lebih baik tentang
nilai-nilai silat. Hal ini dapat membantu anggota perguruan silat untuk mengatasi
perbedaan dan konflik dengan cara yang lebih damai dan konstruktif.
4. Peran Komunitas : Melibatkan komunitas secara aktif dalam mengatasi konflik.
Masyarakat dapat berperan sebagai mediator atau penengah dalam penyelesaian
konflik dan membantu membangun ikatan sosial yang lebih kuat antara perguruan
silat dan masyarakat.
5. Peraturan dan Pengawasan : Memperkuat peraturan dan pengawasan terkait
perguruan silat untuk mencegah terjadinya konflik. Peraturan yang jelas dan
pengawasan yang efektif dapat membantu menjaga ketertiban dan mengurangi
peluang terjadinya konflik yang merugikan masyarakat
DAFTAR PUSTAKA
https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/20409/5/T2_752017012_BAB%20V.pdf
https://www.merdeka.com/trending/5-contoh-kesimpulan-dan-saran-dalam-makalah-bisa-
jadi-referensi-para-pelajar-kln.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Konflik
https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-konflik/
https://eprints.umm.ac.id/35627/3/jiptummpp-gdl-sarjianto-49348-3-babii.pdf
https://www.kompas.com/skola/read/2023/02/06/220000169/4-penyebab-terjadinya-konflik?
page=all
http://repository.stei.ac.id/1653/4/BAB%203.pdf
https://www.scribd.com/doc/292343247/Kelebihan-Dan-Kelemahan-Observasi-Secara-
Umum
https://dosensosiologi.com/pengertian-kuesioner-jenis-dan-contohnya-lengkap/
`
Lampiran
A. Kuesioner
1. Apakah kamu mengetahui konflik yang terjadi di Nganjuk yang
melibatkan beberapa perguruan silat pada beberapa bulan yang
lalu?
⮚ Adryan Putra Wiranata :
“Iya tahu. Sepengetahuan saya konflik yang terjadi berimbas pada
kekerasan antar 2 perguruan silat dengan anggota dan bagian paling
besar di Kabupaten Nganjuk, yaitu Pagar Nusa (PN) dan Setia Hati
(SH) DI Kecamatan Loceret, Kabupaten Nganjuk pada bulan Maret
lalu”
⮚ Zacky Johar Permana :
”Iya tau”
⮚ Nur Hassan R.A. :
“Tentu saya mengetahui, konflik antar perguruan silat PSHT dengan
Pagar Nusa”
⮚ M. Risky Yudha P. :
“Tahu, sehingga menyebabkan aktivitas luar orang lain menjadi
terganggu akibat konflik tersebut contohnya seperti konvoi di
sepanjang jalan raya”
⮚ Kayla Happy H. :
“Tau, beberapa perguruan silat yang menyebabkan kericuhan di
Nganjuk beberapa bulan lalu membuat banyak masyarakat yang tidak
tau apa yang terjadi”