MAKALAH
I HAND
UR A
W
YA
T
TU
NI
OLEH :
1
2
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang ahli dalam pekerjaannya yang terdahulu dan menyesuaikan diri pada situasi
yang baru, dan juga dengan transformasi Lorentz seperti yang telah Planck
radiasi benda hitam, Einstein merancang solusi untuk efek fotolistrik, dan dengan
yaitu tiga koordinat ruang (x, y, dan z) dan satu koordinat waktu (t). Koordinat
baru ditandai dengan tanda apostrof diucapkan “abstain,” seperti x’ dibaca “x-
abstain.”
Teori relativitas khusus Einstein sebenarnya ada empat: yaitu yang mencakup:
(Time Dilation), Penambahan Massa (Mass Increase), dan juga hubungan antara
energi dan massa yang terkenal dengan rumusnya. Namun yang paling
Karena saya bukan ahli Fisika, saya mengharapkan jikalau ada kesalahan
dalam tulisan saya ini atau kalau ada yang perlu ditambahkan, terutama mereka
yang ahli fisika, tentu saya sangat berterimakasih atas kontribusinya. Hasil tulisan
saya ini adalah penyederhanaan dari beberapa buku yang saya baca tentang
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai
berikut :
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Telah diketahui bahwa karena dilatasi waktu dua pengamat yang saling
bergerak dengan kelajuan konstan relatif satu terhadap lainnya akan mengukur
selang waktu berbeda diantara dua kejadian. Selang waktu adalah jarak dibagi
kelajuan. Karena kelajuan relatif pangamat satu terhadap pengamat lainnya adalah
sama menurut kedua pengamat itu, maka supaya selang waktu berbeda jarak
menurut kedua pengamat harus berbeda. ternyata panjang benda atau jarak antara
duat titik yang diukur oleh pengamat yang bergeak relatif terhadap benda selalu
lebih pendek daripada panjang yang diukur oleh pengamat yang diam terhadap
Salah satu konsekuensi dari adanya dilasi waktu adalah kontraksi panjang
objek yang diamati, objek itu terlihat lebih besar atau terlihat lebih kecil. Kita
dapat mengetahui jenis kontraksi apa yang terjadi pada pengamatan objek
Pada dasarnya hal ini terjadi pada semua benda yang bergerak terhadap suatu
mendekati kecepatan cahaya. Untuk peristiwa ini, mungkin salah satu yang bisa
kita amati saat ini adalah kereta api. Anggap kita adalah sebagai pengamat yang
berada di samping rel kereta api. Kita tahu panjang satu deret kereta itu sepanjang
apa, tetapi ketika mengamati kereta itu berjalan, tampak seolah-olah kereta
3
6
tersebut lebih pendek dari kenyataannya. Dalam hal ini, kita sebut ukuran kereta
pengamat kelihatannya lebih pendek dari panjang Lo bila diukur dalam keadaan
diam terhadap pengamat. Gejala ini dikenal sebagi pengerutan Lorentz. Panjang
ujung di x2’ dan ujung lain di x1’. Panjang tongkat dalam kerangka ini ialah
panjang propernya Lo= x2’- x1’. Panjang tongkat dalam kerangka S didefinisikan
sebagai L= x2- x1, dengan x2 merupakan posisi satu ujung pada suatu waktu t2
tongkat yang terletak pada sumbu x_ dalam kerangka acuan S_ yang bergerak
adalah x_1 dan x_2. Panjang batang terhadap kerangka acuan S adalah L = x2 –
Rumus :
pesawat angkasa yang bergerak dengan kelajuan 0,6 c relatif terhadap bumi.
Jawab:
L0 = 2 m
v = 0,6 c
Jika pesawat bergerak terhadap bumi. Kita dapat menetapkan bumi sebagai
B. Dilatasi Waktu
Menurut Einstein, selang waktu yang diukur oleh pengamat yang diam tidak
sama dengan selang waktu yang diukur oleh pengamat yang bergerak terhadap
suatu kejadian. Ternyata waktu yang diukur oleh sebuah jam yang bergerak
terhadap kejadian lebih besar dibandingkan terhadap jam yang diam terhadap
Bila dua peristiwa, misalnya letusan dua petasan, terjadi disatu terjadi pada
saat yang berbeda diamati oleh dua orang pengamat, yang satu diam sedang yang
kedua bergerak dengan kecepatan U, maka selisih waktu letusan dua petasan
tersebut akan dicatat oleh pengamat kedua sebesar ∆t yang nilainya lebih besar
dari yang diamati oleh yang diam, dan memenuhi rumus yang uraianya cukup
rumit, yaitu ;
U = kecepatan pengamat ke II
C = kecepatan cahaya.
Dari rumus di atas, bila U makin cepat, maka akan diperoleh ∆t’ akan makin
naik. Inilah gejala yang disebut dengan istilah dilatasi waktu (perpanjangan
waktu).
Sebagai contoh praktis, apabila kita meledakkan dua bom atom pada tempat
yang sama jam 06.00 pagi dan yang kedua jam 18.00 ( selisih 12 jam ). Apabila
9
kita mengendarai kendaraan secepat cahaya, maka waktu 12 jam tersebut akan
Dalam jarak waktu yang lainpun akan dirasakan demikian, yaitu dalam waktu
tidak terhingga. Jadi kalau kita mampu membuat kendaraan dengan kecepatan
cahaya, maka menurut rumus di atas, kita dapat merasakan hidup hamper kekal
dan hampir mutlak, dimana konsep waktu menjadi tidak berlaku. Inikalau kita
Oleh karena itu sebaliknya bila kita mati dan menjadi ruh berkecepatan
melampaui kecepatan cahaya itu, jika menuruti hitungan manusia bumi telah
tercatat beribu ribu abad tahun, tetapi pada saat kita di bangkitkan (hari akhirat)
akan mengatakan “baru satu atau setengah hari”, sebagaimana ditegaskan dalam
Dengan rumus di atas akan dengan mudah dicerna adanya alam lain disamping
dunia ini yaitu alam surga dan neraka yang kekal, karena pada saat tersebut kita
berada pada posisi yang serba mutlak, tidak pernah tua dan selalu muda,
bersandingan dengan bidadari yang selalu muda juga, karena kita telah berada
dalam posisi dengan kecepatan ruh atau malaikat, yaitu minimum memiliki
Contoh praktis untuk menggambarkan gejala dilatasi waktu ini adalah sebagai
berikut:
sebesar kecepatan cahaya, maka setelah kita kembali ke bumi menurut catatan
kita baru satu menit perjalan, teman teman kita yang yang sebaya di bumi
barangkali sudah menjadi kakek kakek atau bahkan sudah mati karena tua
bangka. Ini kedengarannya aneh tetapi gejala ini pernah dibuktikan oleh D.H.
Frish dan J.H. Smith ketika melakukan pengukuran jimlah muon dari sinar
cosmos yang terdapat di dua tempat, yang satu dekat permukaan air laut
sedangkan yang lain lagi pada ketinggian 1,9 km. dari pengamatan tersebut
mencapai seratus tahun, maka semua amalan kita tersebut dicatat oleh
malaikat dalam waktu 17,28 detik. Kata malaikat, itu rusan enteng, tidak
perlu capek capek. Dengan adanya gejala dilatasi waktu maka “kerja
Muon adalah partikel yang hanya hidup selama 2μ detik atau 2 x 10 -6 detik.
Muon terbentuk saat sinar kosmik terbentur atmosfir atas bumi dan memiliki
kelajuan sekitar 2,994 × 108 m/s atau 0,998c serta mencapai permukaan laut
dalam jumlah besar. Karena Muon hidup hanya selama 2μ detik atau 2 x 10 -6
11
detik, jika dihitung muon harusnya mereka hanya mampu berjalan dengan
menempu jarak:
Jadi dalam waktu 2 μdetik atau 2 x 10 -6 detik muon hanya mampu bergerak
bumi padahal terbetuknya muon di atas atmosfer bumi yang jaraknya lebih dari
dilatasi waktu. Ingat pada materi sebelumnya yang menjelaskan konsep dilatasi
waktu atau pemekaran waktu, dimana waktu itu bersifat relatif terhadap
muon 2 μs diperoleh oleh pengamat dalam keadaan diam terhadap muon. Karena
muon bergerak ke arah kita dengan kelajuan tinggi 0,998c, umurnya memanjang
Jadi, muon yang bergerak memiliki umur 16 kali lebih panjang daripada
dalam keadaan diam. Dalam selang waktu 31,6 s, sebuah muon yang memiliki
diam, namun muon dapat mencapai tanah dari ketinggian 9.500 m karena dalam
kerangka acuan muon yang bergerak, umur muon adalah 31,6 μs.
D. Teori Kuantum
yang dipancarkan oleh benda mampat. Radiasi inilah yang menunjukan sifat
partikel dari gelombang. Radiasi yang dipancarkan setiap benda terjadi secara
tidak kontinyu (discontinue) dipancarkan dalam satuan kecil yang disebut kuanta
(energi kuantum).
Radiasi panas adalah radiasi yang dipancarkan oleh sebuah benda sebagai
akibat suhunya. Setiap benda memancarkan radiasi panas, tetapi pada umumnya,
Anda dapat melihat sebuah benda, karena benda itu memantulkan cahaya yang
13
datang padanya, bukan karena benda itu memancarkan radiasi panas. Benda baru
terlihat karena meradiasikan panas jika suhunya melebihi 1.000 K. Pada suhu ini
benda mulai berpijar merah seperti kumparan pemanas sebuah kompor listrik.
Pada suhu di atas 2.000 K benda berpijar kuning atau keputih-putihan, seperti
pijar putih dari filamen lampu pijar. Begitu suhu benda terus ditingkatkan,
intensitas relatif dari spektrum cahaya yang dipancarkannya berubah. Hal ini
Secara umum bentuk terperinci dari spektrum radiasi panas yang dipancarkan
oleh suatu benda panas bergantung pada komposisi benda itu. Walaupun
demikian, hasil eksperimen menunjukkan bahwa ada satu kelas benda panas yang
memancarkan spektra panas dengan karakter universal. Benda ini adalah benda
hitam atau black body. Benda hitam didefinisikan sebagai sebuah benda yang
menyerap semua radiasi yang datang padanya. Dengan kata lain, tidak ada radiasi
yang dipantulkan keluar dari benda hitam. Jadi, benda hitam mempunyai harga
absorptansi dan emisivitas yang besarnya sama dengan satu. Seperti yang telah
materi, yang menunjukkan perbandingan daya yang dipancarkan per satuan luas
oleh suatu permukaan terhadap daya yang dipancarkan benda hitam pada
perbandingan fluks pancaran atau fluks cahaya yang diserap oleh suatu benda
sebuah benda hitam. Radiasi ini menjangkau seluruh daerah panjang gelombang.
Distribusi energi pada daerah panjang gelombang ini memiliki ciri khusus, yaitu
suatu nilai maksimum pada panjang gelombang tertentu. Letak nilai maksimum
Hukum Stefan-Boltzmann
Pada tahun 1879 seorang ahli fisika dari Austria, Josef Stefan melakukan
menemukan bahwa daya total per satuan luas yang dipancarkan pada semua
frekuensi oleh suatu benda hitam panas (intensitas total) adalah sebanding dengan
semua frekuensi, T adalah suhu mutlak benda, dan σ adalah tetapan Stefan-
Boltzman, yang bernilai 5,67 × 10-8 Wm-2 K-4. Gambar berikut memperlihatkan
spektrum cahaya yang dipancarkan benda hitam sempurna pada beberapa suhu
gelombang yang diradiasikan dengan suhu benda memiliki hubungan yang sangat
rumit.
15
Untuk kasus benda panas yang bukan benda hitam, akan memenuhi hukum
yang sama, hanya diberi tambahan koefisien emisivitas yang lebih kecil dari pada
1 sehingga:
I total = e.σ.T 4
Intensitas merupakan daya per satuan luas, maka persamaan diatas dapat
ditulis sebagai:
dengan:
e = koefisien emisivitas
“Jumlah energi yang dipancarkan per satuan permukaan sebuah benda hitam
dalam satuan waktu akan berbanding lurus dengan pangkat empat temperatur
termodinamikanya”.
perhitungan teoritis radiasi benda hitam. Menurut Planck, energi yang diserap atau
yang dipancarkan oleh getaran-getaran yang timbul di dalam rongga benda hitam
kelipatan bilangan asli dari hf dengan h adalah tetapan Planck yang besarnya 6,63
E = nhf
Planck membuat aturan bahwa energi setiap modus getar tidak boleh lebih
dari energi rata-rata yang dimiliki radiasi (kT). Akan tetapi, karena energi yang
17
mungkin dimilki oleh modus getar nhf, berarti semakin tinggi frekuensi, semakin
jenis getaran memiliki energi total yang berbeda-beda. Menurut Planck, teori
klasik gagal menjelaskan radiasi benda hitam pada panjang gelombang pendek
karena pada daerah itu kuanta energinya sangat besar sehingga hanya sedikit jenis
mengakibatkan getaran tertekan dan radiasi akan menurun menuju nol pada
frekuensi yang tinggi. Oleh karena itu rumus Planck dapat terhindar dari
catastropi ultraviolet.
panjangnya telah diturunkan oleh Max Planck pada 1900 dengan menggunakan
gelombang cahaya dan T adalah suhu mutlak permukaan benda hitam. Konstanta
maks T = 2,898 x 10-3¬¬ mK.lmaks) dan suhu mutlak (T) suatu benda hitam
telah diturunkan oleh Wien yang disebut sebagai hukum pergeseran wien, yakni
Menurut Planck, atom-atom pada dinding rongga benda hitam memiliki sifat
bilangan asli dari hf, yakni hf, 2hf, 3hf, dan seterusnya. Osilator harmonik tersebut
tidak boleh memiliki energi selain harga-harga tersebut. Oleh Planck energi
E. Efek fotolistrik
yang memiliki frekuensi di atas ambang batas permukaan logam. Elektron yang
Percobaan efek fotolistrik terdiri dari dua buah lempengan logam yaitu anoda
katoda, maka elektron tersebut akan dipancarkan anoda sehingga timbul arus pada
rangkaian. Dengan percobaan efek fotolistrik, kita dapat mengukur laju dan energi
kinetik elektron yang terpancar yang bergantung pada intensitas dan frekuensi
gelombang cahaya yang datang. Tidak semua radiasi cahaya dapat menimbulkan
efek fotolistrik.
frekuensi ini fotoelektron tidak bisa terpancar, karena energinya lebih kecil
4. Perbedaan waktu dari radiasi dan pemancaran foto elektron sangat kecil,
mengacu pada hipotesis Max Planck. Jika elektron mendapat energi foton lebih
besar dari energi ambangnya, maka kelebihan energi ini digunakan untuk
Keterangan:
atom;
W0 = hf0; dan
f0 = frekuensi ambang.
▬ Potensial Penghenti ▬
Percobaan efek foto listrik juga merumuskan hubungan antara tegangan dan
arus listrik yang dihasilkan. Dari percobaan tersebut diperoleh bahwa saat
tegangan nol, arus tetap mengalir pada rangkaian. Jika keping katoda diberi
tegangan minus dan anoda diberi tegangan positif maka arus yang mengalir
bertambah besar. Jika tegangan anoda dan katoda dibalik, ternyata arus yang
mengalir akan semakin kecil sampai mendekati tegangan tertentu yang tidak ada
21
arus. Potensial ini disebut sebagai potensial penghenti atau disimbolkan sebagai
vs.
Jika muatan elektron adalah e dan potensial penghentinya adalah V0, maka
Contoh soal
Pada suatu percobaan efek fotolistrik, diketahui fungsi kerja logam yang
digunakan adalah 3 eV. Cahaya yang digunakan sebagai penyinar logam memiliki
Pembahasan
Diketahui:
c = 3 x 108 m/s
h = 6,6 x 10-34 Js
1 eV = 1,6 x 10-19 J
Ditanyakan: W0 ?
Jawab:
Jadi, energi minimum yang dibutuhkan untuk elektron berhenti adalah 4,8 x
10-19 J.
23
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari materi-materi yang telah dibahas dalam makalah ini dapat kita simpulkan
pengamat kelihatannya lebih pendek dari panjang Lo bila diukur dalam keadaan
diam terhadap pengamat. Gejala ini dikenal sebagi pengerutan Lorentz. Panjang
Menurut Einstein, selang waktu yang diukur oleh pengamat yang diam tidak
sama dengan selang waktu yang diukur oleh pengamat yang bergerak terhadap
suatu kejadian. Ternyata waktu yang diukur oleh sebuah jam yang bergerak
terhadap kejadian lebih besar dibandingkan terhadap jam yang diam terhadap
B. Saran
makalah ini dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari bahwa makalah ini masih
perlu ditingkatkan mutunya, oleh karena itu, kritik dan saran sangat kami
harapkan.
21
24
DAFTAR PUSTAKA
Kanginan, Marthen dkk. 2006. Fisika Untuk SMA/MA Kelas XII, Jakarta:
Erlangga
http://www.rumus-fisika.com/2015/06/efek-fotolistrik.html
http://naqiibatinnadliriyah.tumblr.com/post/79434108795/sufisme-dan-fisika-
kuantum