Arti malnutrisi menurut WHO adalah kekurangan, kelebihan, atau ketidakseimbangan dalam
asupan energi maupun nutrisi seseorang. Malnutrition dapat terjadi ketika seseorang
memiliki terlalu banyak atau terlalu sedikit makanan dan nutrisi penting dalam tubuhnya.
Akibat dari malnutrisi mungkin seseorang akan mengalami masalah kesehatan jangka pendek
dan jangka panjang, pemulihan yang lambat dari luka dan penyakit, dan risiko infeksi yang
lebih tinggi.
Gejala malnutrisi tergantung dari jenis malnutrisi yang dialami, apakah kekurangan atau
kelebihan gizi. Berikut ini penjelasan mengenai ciri-ciri dan gejala malnutrisi:
Kurang gizi
Saat seseorang mengalami kekurangan gizi, maka tubuh tidak mendapatkan cukup nutrisi,
sehingga bisa menyebabkan wasting (berat badan rendah menurut tinggi
badan), stunting (tinggi badan rendah menurut umur), dan kekurangan berat badan (berat
badan rendah menurut umur).
Penurunan berat badan sehingga indeks massa tubuh menjadi kurang dari 18.5 m2 per kg.
Penurunan nafsu makanan
Gangguan menstruasi
Perubahan kebiasan makan
Kehilangan lemak dan massa otot
Pipi cekung dan mata cekung
Perut kembung
Rambut dan kulit kering
Penyembuhan luka yang tertunda
Kelelahan
Sulit berkonsentrasi
Sifat lekas marah
Depresi dan kecemasan
Mata kering, rabun senja, peningkatan risiko infeksi karena kekurangan Vitamin A
Jika kekurangan Yodium maka menyebabkan pembesaran kelenjar tiroid (gondok),
penurunan produksi hormon tiroid, masalah pertumbuhan dan perkembangan.
Selain itu, kekurangan gizi juga memicu gangguan kesehatan serius yang menimbulkan
gejala berbeda. Seperti Kwashiorkor (kekurangan protein yang parah) yang menimbulkan
retensi cairan dan perut yang menonjol.
Lalu marasmus, yang diakibatkan oleh kekurangan kalori yang parah di mana kondisi ini
menyebabkan kehilangan lemak dan otot yang signifikan, ditandai dengan tubuh kurus kering
dan tulang yang menonjol, terutama tulang iga dan bahu.
Tanda-tanda kelebihan gizi adalah kelebihan berat badan dan obesitas. Sejumlah penelitian
menunjukkan, saat seseorang mengalami obesitas, maka cenderung memiliki asupan yang
tidak memadai dan kadar vitamin dan mineral tertentu dalam darah menjadi lebih rendah
dibandingkan dengan orang yang memiliki berat badan normal.
Kelebihan berat badan dan obesitas dapat terjadi akibat konsumsi berlebihan makanan cepat
saji dan olahan yang tinggi kalori dan lemak tetapi rendah nutrisi lainnya.
Obesitas atau berat badan berlebih, yang ditandai dengan angka BMI lebih besar dari 25. Jika
angka mencapai 30 atau lebih, artinya sudah masuk ke dalam kategori obesitas yang harus
diwaspadai.
Sering mengalami masalah pada gangguan sendi.
Mudah lelah.
Sulit bernafas atau nafas terengah-engah.
Simak juga Bincang Sehat MIKA dengan tema "Malnutrisi Tidak Pandang Usia?" bersama
dr. Gracia J.M.T. Winaktu, MS, Sp.GK dari Mitra Keluarga Kelapa Gading pada tayangan
berikut:
Penyebab malnutrisi
Asupan makanan yang rendah karena tidak tersedia cukup makanan, atau karena mengalami
kesulitan makan atau menyerap nutrisi. Hal ini dapat terjadi sebagai akibat dari kanker,
penyakit hati, mual sehingga sulit makan atau menelan, minum obat yang membuat susah
makan, serta masalah mulut seperti gigi palsu yang tidak pas.
Kondisi kesehatan mental akibat depresi, demensia, skizofrenia, anoreksia nervosa
Masalah sosial dan mobilitas lainnya seperti hidup sendiri, memiliki keterampilan memasak
yang terbatas, serta masalah ekonomi.
Gangguan pencernaan dan kondisi perut akibat masalah kesehatan seperti Penyakit Crohn,
kolitis ulseratif, Penyakit celiac, serta diare.
Kecanduan alkohol. Hal ini karena alkohol mengandung kalori sehingga seseorang mungkin
tidak merasa lapar setelah meminumnya.
Saat seseorang menunjukkan gejala atau memiliki tanda kekurangan gizi, langkah pertama
yang harus Sahabat MIKA lakukan adalah berkonsultasi dengan Dokter Spesialis Gizi atau
Ahli Gizi untuk mencari tahu alasannya.
Diagnosis
Dokter akan melakukan evaluasi terhadap kondisi pasien, terutama jika dicurigai menderita
penyakit tertentu. Mengobati kondisi yang mendasarinya dapat meningkatkan status gizi
seseorang.
Untuk mendiagnosis malnutrisi juga dengan melihat angka indeks massa tubuh pasien.
Berikut klasifikasi yang ditetapkan oleh Asia-Pacific Task Force:
Indeks massa tubuh <18,5: terlalu kurus, di bawah berat idealnya (underweight)
Indeks massa tubuh 23: berat badan normal
Indeks massa tubuh >23: kelebihan berat badan (overweight).
Indeks massa tubuh 23,0-24,9: berisiko obesitas
Indeks masa tubuh 25,0-29,9: obesitas tingkat I
Indeks massa tubuh >30: obesitas tingkat II
Pengobatan
Jika dokter mendiagnosis malnutrisi, maka selanjutnya akan membuat rencana perawatan
yang tepat. Perawatan akan tergantung pada tingkat keparahan malnutrisi dan adanya kondisi
atau komplikasi lain yang mendasarinya.
Malnutrisi masih menjadi masalah yang memerlukan perhatian di seluruh dunia, termasuk
Indonesia. Pencegahan malnutrisi selalu digalakkan oleh pemerintah, dalam hal ini
Kementerian Kesehatan RI.
Misalnya, untuk mencegah malnutrisi pada anak, Kemenkes sudah menyarankan pencegahan
sedini mungkin bahkan sejak hamil hingga usia 1.000 hari pertama kehidupan si Kecil.
Edukasi tentang gizi kepada populasi yang berisiko kekurangan gizi juga sangat penting.
Sahabat MIKA juga dapat membantu mencegah malnutrisi dengan mengonsumsi makanan
dengan variasi makanan yang cukup mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin,
mineral, dan air. Tak hanya dari asupan makanan, imbangi dengan gaya hidup sehat dan
aktivitas fisik agar upaya pencegahan menjadi lebih maksimal.
Nah, jika menduga bahwa Anda atau seseorang yang mengalami malnutrisi, segera temui
dokter sesegera mungkin. Untuk memudahkan ketika ingin melakukan janji temu dengan
dokter, buat janji konsultasi tanpa antri terlebih dahulu secara online melalui website Mitra
Keluarga.
Sahabat MIKA juga bisa memanfaatkan layanan telemedicine yang dimiliki oleh Mitra
Keluarga.